You are on page 1of 38

DOSIS OBAT

Departemen Farmasi Komunitas


Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
SURABAYA 2014
Definisi
A dose is the quantity or amount of a drug or
drug formulation taken by or administered to a
patient to achieve a therapeutic outcome
Istilah-istilah
Single dose: dosis sekali pemakaian
Dosis Mebendazole 100 mg tiap 6 bulan (Anthelmintika)
Dosis Parasetamol 500 mg sekali (Analgetika Antipiretika)
Daily dose: dosis pemakaian dalam sehari
Dosis Amoxicillin 1500 mg per hari
Daily divide dose: dosis pemakaian dalam sehari
yang dibagi dalam beberapa kali pemberian
Dosis Metronidazol 7,5 mg/kg BB per hari dalam empat
kali pemberian
Istilah-istilah
Dosis regimen: jadwal waktu pemberian setiap
dosis obat
Dosis Sefadroksil diberikan dalam dosis 500 mg
setiap 12 jam
Dosis lazim/terapetik/medicalis: dosis untuk
tercapainya efek terapi obat dosis lazim harus
terlampaui
Dosis Antalgin 500 mg sekali
Dosis maksimum: dosis tertinggi yang aman
Dosis Benzidamin-HCl 36 mg sehari
Istilah-istilah
Initial/loading dose: dosis awal pengobatan
untuk mempercepat tercapainya kadar efektif
minimal
Dosis Ampisilin 1000 mg
Maintenance dose: dosis pemeliharaan
Dosis Ampisilin 500 mg
Dosis toxic: dosis yang melebihi dosis maksimal
dan menimbulkan keracunan
Dosis letal: dosis yang melebihi dosis maksimal
dan menimbulkan kematian
Istilah-istilah
Faktor
2
mempengaruhi dosis
Obat:
Sifat fisika: kelarutan, koefisien partisi
Sifat kimia: pH, pKa, asam, basa, garam
Index terapi
Toksisitas
Rute pemakaian: oral, topical, parenteral, rectal
Pasien:
Umur, berat badan
Jenis kelamin
Obesitas
Kondisi patofisiologis tertentu
Dosis pediatrik
Permasalahan pada keadaan:
Prematur
Baru lahir organ belum sempurna
Bayi
Sistem hepar belum sempurna
Filtrasi glomerulus pada ginjal kurang sempurna
Koordinasi SSP & SS Otonom belum sempurna
Anak usia < 1 thn memerlukan air 4-6 x orang dewasa
per satuan berat badan
hepar, ginjal, SSP, cairan tubuh
Dosis pediatrik
Faktor penyebab perbedaan respon:
1. Pola ADME
Perbedaan absorpsi perbedaan relatif kepadatan sel
Perbedaan distribusi persentase cairan ekstrasel & cairan
tubuh total relatif lebih tinggi
Perbedaan metabolisme proses enzimatik belum sempurna
Perbedaan ekskresi glomerulus & tubuli di ginjal belum
sempurna
2. Perbedaan sensitifitas intrinsik reseptor terhadap obat
3. Redistribusi sel endogen
Dosis pediatrik
Penentuan:
1. Perbandingan terhadap dosis dewasa
Perbandingan umur
Dewasa: 20 24 tahun tidak tepat
Perbandingan berat badan
Dewasa: 70 kg
Perbandingan luas permukaan tubuh
Dewasa: 1,73 m
2
2. Ukuran fisik secara individual
Berat badan anak dalam kg
Luas permukaan tubuh anak dalam m
2
RUMUS PERHITUNGAN DOSIS ANAK :
UMUR

n
Young : DI = Dd (untuk anak < 8 tahun)
n + 12


n
Dilling : DI = Dd
20
n + 1
Cowling : DI = Dd
24

DI = dosis infans (anak)
Dd = dosis dewasa
n = tahun
BERAT BADAN
W a
Clark : DI = Dd
Wd

Wa = BB anak / kg
Wd = BB dewasa /kg

L P T (Luas Permukaan Tubuh) :
Crawford-Terry-Rourke :
LPTa
DI = ------------- Dd
LPTd

LPTa = nomograph
LPTd = 1,73 m2
Dosis pediatrik
Penentuan:
Dosis pediatrik
Perhatian:
Perbandingan umur sebenarnya kurang tepat umur
sama, BB atau LPT beda
Perbandingan BB anak dan dewasa tidak berlaku untuk
semua obat
Obat golongan narkotika dosis anak < dosis dewasa
Phenobarbital, atropine dosis anak > dosis dewasa
Perhitungan ukuran fisik anak secara individual lebih
tepat, tetapi perhitungan LPT yang akurat sulit dilakukan
Dosis geriatrik
Lansia: usia > 60 tahun
Permasalahan:
Perubahan fisiologi & patofisiologi


Perubahan pola LADME


Perubahan konsentrasi obat dalam tubuh
Dosis geriatrik
Liberasi
Sekresi HCl menurun kecepatan disolusi obat
menurun

Absorpsi
Perubahan mukosa GI proses absorpsi berkurang
Kecepatan pengosongan lambung menurun
Motilitas usus menurun
Aliran darah mesenterik menurun
Dosis geriatrik
Distribusi
Cairan tubuh total menurun volume distribusi cairan
tubuh menurun konsentrasi obat dalam tubuh
meningkat
Kadar albumin menurun konsentrasi obat bebas
dalam tubuh meningkat

Metabolisme
Fungsi hepar tidak banyak berubah
Perlambatan metabolisme pada obat
2
tertentu
Dosis geriatrik
Ekskresi
Kecepatan filtrasi glomerulus < 0,66%
Transport maksimum untuk sekresi < 0,62%

Proses eliminasi lebih lambat
t lebih panjang
Efek obat lebih lama

Pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi akumulasi
Efek samping meningkat
Dosis geriatrik
Perhatian:
Dosis obat dikurangi (50 80% dari dosis dewasa)
Interval waktu diperpanjang
Kombinasi keduanya

Contoh obat yang sering diberikan:
- Alopurinol
- Digoxin
- Aminoglikosida
- Piroksikam & derivatnya
Dosis pasien obesitas
Obesitas: BB > 20% BB ideal
Perhitungan BMI: BB (kg) dibagi tinggi (m)
Pria > 27,8
Wanita > 27,3
BB ideal (Ritschel):
(T 100) x 0,9 kg, dimana T = tinggi dalam cm
Masalah:
Daya larut obat dalam lemak
Distribusi obat dalam jaringan lemak & cairan tubuh
Dosis pasien obesitas
Obat lipofilik:
Distribusi obat dalam tubuh besar
Waktu paruh eliminasi meningkat
Penentuan dosis berdasar BBN (berat badan nyata)
Contoh: Benzodiazepin

Obat lipofobik:
Penentuan dosis berdasar BBTL (BB tanpa lemak)
Contoh: Digitoxin, Streptomisin, Gentamisin
Dosis pasien obesitas
Penentuan BBTL:
Tahap 1: menentukan kepadatan tubuh
Tahap 2: menghitung % lemak
Tahap 3: menghitung BBTL

Terkait:
ASF = Abdominal Skinfold Thickness (mm)
BSF = Back Skinfold Thickness (mm)
D
B
= densitas tubuh (g/ml)
Dosis sinergis
Beberapa obat mempunyai sinergisme kerja
dalam tubuh
Perhitungan dosis maksimum digabungkan
Contoh:
Atropin sulfas (DM 1 mg / 3 mg)
Extract belladone (DM 20 mg / 80 mg)
Dalam resep:
R/ Atropin Sulfas 0,4 mg
Extract Belladonae 5 mg
m.f.l.a. pulv da in caps d.t.d No. XII
Pemakaian dtd dalam resep
Jika dalam R/ terdapat dtd
jumlah obat yang tertera
dimaksudkan untuk satu unit
sediaan (bungkus/kapsul)
Jumlah obat yang disiapkan
dikalikan dengan jumlah
sediaan yang dikehendaki
Mempermudah penulisan
dosis pada resep
Mempermudah perhitungan
dosis
drg. Abiyanto Nugroho
Jl. Merdeka no. 210 Surabaya
031 5790512
SIP: 3456/IPDU/90

Surabaya, ..................


R/ Spiramisin 250 mg
Metronidazol 125 mg
m.f.l.a. caps. dtd No. XII
S 4 d d caps I


















Nama : ......................................................
Usia : ................... BB : ..................
Alamat : ......................................................
00/00/00
Ny. Hartati
Alat penakar dosis obat
Sendok takar:
C = cochleare = 15 ml
cth = cochleare theae = 5 ml
Ingat! Sendok takar di rumah
tidak ada ukuran baku

Penetes obat:
1 ml = 20 tetes air suling pada
suhu 20C
Hindari penggunaan jumlah tetes
jika alat penetes tidak tersedia
pada kemasan sediaan
PERHITUNGAN DOSIS
DOSIS MAKSIMAL
DOSIS LAZIM dilihat dari tabel dalam
Farmakope

Contoh :
R/ Asetosal 500 mg
m.f.l.a. Caps. dtd No. X
s. 3.dd.Caps.I
-#- ----
DOSIS MAKSIMUM

Takaran Maksimum : (FI ed III)
Asetosal 1 g / 8 g

Dosis sekali pakai = 500 mg
(p.k.) = 500 mg/ 1000 mg x 100 % = 50 % (<100 %)
tidak over dose

Dosis pemakaian sehari = 3 x 500 mg = 1500 mg
(p.e.) = 1,5 g/ 8g x 100 % = 18,75 % (<100 %)
tidak over dose
DOSIS LAZIM

Asetosal : 500 mg 1g / 1,5 g 3 g (FI III)

Dosis sekali pakai : 500mg/ 500 mg x 100 % = 100 %
Tidak under dose

Dosis pemakaian sehari : 1,5 g/ 1,5 g x 100 mg = 100 %
Tidak under dose

TAKARAN MAKSIMUM DENGAN ATURAN
PEMAKAIAN SENDOK
Contoh :
R/ Aminophillin syr 50 mg/5 ml fl.I
s. 3 dd C I

DM Aminophillin: 500 mg/1,5 g (FI III)
DL Aminophillin:
100 mg-200 mg /300 mg-600 mg
DM atau TM
p.k. = (3x50) mg/ 500 mg x 100 % = 30 % (<100 %)
p.e. = 3 x(3x50) mg / 1500 mg x 100 % = 30% (<100 %)
Tidak over dose
DL
p.k. = 150mg / 100mg x 100 % = 150 % (>100%)
p.e. = 450 mg/300 mg x 100 % = 150 % (>100 %)
Tidak under dose
Jika signa : p.r.n.
untuk perhitungan dosis sehari ditanyakan kepada
penulis resep berapa maksimal diperbolehkan
LATIHAN
1. Drg. Abiyanto
Jl. Merdeka 120 Surabaya
SIP.123/X/2000
---------------------------------------------------------------
Surabaya, 11 April 2014

R/ Phenobarbital Na 10 mg
Ascorbic acid 50 mg
Gluc. qs
m.f.l.a. pulv dtd No. X
s. b.dd caps I

Pro : An. Dika (10 th)
Hitunglah dosis obat dalam resep dibandingkan dengan dosis
maksimum dan dosis lazim
2. Drg. Abiyanto
Jl. Merdeka 120 Surabaya
SIP.123/X/2000
---------------------------------------------------------------
Surabaya, 11 April 2014

R/ Atropin Sulfat 0,4 mg
Extrac Bellad 5 mg
Glucose qs.
m.f. pulv da in caps. dtd No. XII
s 4 dd caps I
Pro. Tn Ari.
Hitunglah :
- Dosis sekali pakai dan dosis sehari dari masing-masing obat !
- Dosis sinergisme !
3. Drg. Abiyanto
Jl. Merdeka120 Surabaya
SIP.123/X/2000
---------------------------------------------------------------
Surabaya, 11 April 2014

R/ Theophyllin 4
Propilenglikol 2
Syr. simpleks 20
Aqua ad 100 ml
m.f. sol
s. 3.dd.Cth. I

DM Theophyllin 500 mg/1 g (FI III)
DL Theophyllin 200 mg /500 mg

You might also like