Professional Documents
Culture Documents
TOPIK:GASTROUROLOGI
Syahmi Amar
MATERI
1.
2.
3. 4. 5.
DYSPEPSIA
Dyspepsia adalah perasaan nyeri atau tidak enak di di epigastrium yang bersifat menetap atau berulang. Disertai perasaan mudah kenyang, mual, muntah. Kriteria rome III: 1. Dirasakan 3 bulan terakhir dengan mulai gejalanya 6 bulan 2. Tidak ada bukti penyakit organik Bila belum memenuhi kriteria rome III gejala tersebut disebut abdominal dyscomfort.
Pembagian dyspepsia:
Dyspepsia ulcer like type: gejala yang utama dirasakan adalah nyeri 2. Dyspepsia dismotility like type: gejala utama yang dirasakan mudah kenyang,mual, muntah 3. Dyspepsia mix type
1.
1.GASTRITIS
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasar pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto ro memperlihatkan iregularitas mukosa. Gastritis Akut ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil gastritis stress akut, gastritis erosive kronis, gastritis eosinofilik, gastritis bakterialis. Gastritis Kronis gastritis sel plasma
Patofisiologi
Faktor agresif Faktor defensif Asam lambung Pepsin Mukus Bikarbonas mukosa
AINS
Empedu Infeksi bakteri(H.pylori)
Prostaglandin mikrosirkulasi
dan virus
Bahan korosif: asam & basa
Diagnosis
Endoskopi dan biopsy (pengambilan contoh lapisan
lambung untuk diperiksa di bawah mikroskop). Sedangkan pada Gastritis akibat bakteri (paling sering protap anak harus ditemukan H. pylori bisa diketahui dengan pemeriksaan darah hitung jenis. Urea breath test
Treatment
Non-medikamentosa edukasi LIFE STYLE.
menghilangkan nyeri. Sitoproteksi Acid blocker : membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksi. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung. Perlu AB ? H. pylori eradication PPI 2x1, amoxicilin 2x1000, klaritomisin 2x500 7 days
2.SIROSIS HEPATIS
Keadaan ireversibel di mana terjadi kerusakan permanen
hati, hepatosit yang nekrose digantikan jaringan fibrotik sehingga terjadi fibrosis dan pengerutan hati, juga proliferasi hepatosit yang dikelilingi fibrous sehingga terbentuk nodul.
ETIOLOGI
Alkoholik Viral Bilier
SIROSIS HEPATIS, berdasarkan gejala: Kompensata mudah lelah, lemas, mual, selera makan menurun Dekompensata gejala-gejala komplikasi gagal hati dan peningkatan tekanan porta Biasanya pasien datang karena SH dekompensata
Diagnosis
Kriteria Haryono-Subandiri
ginecomastia, atropi testis, palmar eritem (hiperestrogenisme) Hipertensi Portal varises esofagus, splenomegali, ascites, hemorhoid (RT), kolateral dinding perut. SH minimal 5.
Pemeriksaan Fisik
Mata: konjunctiva pucat, sklera ikterik Thorax: spider nevi, ginekomastia Abdomen: Inspeksi: ascites, Caput medusa, Venektasi, Auskultasi: normal Palpasi: Hepar(6 poin), lien Perkusi: lapang abdomen, Hepar(ukuran mengecil), lien(area troube) Pemeriksaan ascites: pekak beralih, undulasi, puddle sign.
Pemeriksaan Penunjang
LFT( albumin,globulin, bilirubin direk-indirek, PT,APTT,
KOMPLIKASI
Ascites permagna
Hematemesis melena
Endotoxemia Ensefalopati hepatikum Peritonitis bakterial spontan Hepatoma
TATALAKSANA
Sesuai dengan etiologi dsn komplikasi yang terjadi
3.SYOK
Sindroma yang ditandai kumpulan gejala (subyektif) dan tanda fisik (obyektif) seperti :
Kulit dingin, basah, pucat Gangguan kesadaran Hipotensi Denyut nadi cepat & lemah
SYOK
I.HYPOVOLEMIK II. CARDIOGENIC
Penyebab dari luar : perdarahan, dehidrasi Penyebab dari dalam : inflamasi, anaphylaxis Gagal jantung : Decomp Cordis AMI Aritmia
III. OBSTRUCTIVE
IV. DISTRIBUTIVE
CAIRAN
60% BB adalah cairan
40% ICF
20% ECF
15% ISF 5% IVF
SYOK HIPOVOLEMIK
Penyebab :
Perdarahan
Diare akut dehidrasi berat
DEHIDRASI
PERDARAHAN
IVF
ICF
ISF
IVF
ICF
ISFFF
IVF
SYOK HIPOVOLEMIK
DEHIDRASI (% BB) FLUID LOSS ESTIMATION PIERCE PERDARAHAN (% EBV) BLOOD LOSS ESTIMATION
TRAUMA STATUS
15-30 % EBV
30-40 % EBV
>40% EBV
Gangguan Hemodinamik
VASOKONSTRIKSI SELEKTIF (Protectif Redistribution) Mengorbankan Perfusi Organ Sekunder Demi mempertahankan perfusi organ primer (Cor & Brain)
MENGUNTUNGKAN : - Mempertahankan Coronary Blood Flow Cerebral Blood Flow MERUGIKAN : - Mengorbankan Renal Blood Flow - Gagal ginjal Splanknic Blood Flow - Gagal hati (Hepars, dsb)
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan fisik
Derajat dehidrasi
Trauma status
KELAS I Kehilangan darah Denyut nadi Tekanan darah Tekanan nadi Frequensi pernapasan Produksi urine ( ml/jam ) Kesadaran sp > 750 cc Sp 15% EBV < 100 x/m Normal Normal 14 20 > 30 Sedikit cemas KELAS II 750 cc 1500 cc 15-30 % EBV > 100 x/m Mulai menurun Menurun 20 30 20 30 Cemas KELAS III 1500- 2000 cc 30-40% EBV > 120 x/m Sangat menurun Sangat menurun 5 15 5 - 15 Cemas-bingung Kesadaran mulai menurun Kristaloid + darah KELAS IV > 2000 cc > 40% EBV > 140 x/m Tak terukur Sangat menurun .... > 40 Tidak ada Lesu coma
Replacement therapy
Kristaloid
Kristaloid
Kristaloid + darah
Terapi cairan
Berdasar fungsinya dapat dibagi menjadi: 1. Cairan maintenance: ditujukan untuk mengganti air yang hilang lewat urin, tinja, kulit. Sifat cairan hipotonik. Contoh:D5 NaCl 0,45% 2. Cairan pengganti: ditujukan untuk mengganti kehilangan air tubuh akibat proses patologi. Sifat cairan isotonik. RL, NaCl 0,9%. 3. Cairan khusus: digunakan pada keadaan khusus, misal asidosis. Contoh natrium bikarbonat
Berdasar berat molekul dibagi menjadi: 1. Kristaloid: larutan yang mengandung air dengan elektrolit dan atau dextrose yang tidak mengandung molekul besar 2. Koloid:Larutan yang mengandung molekul-molekul besar> contoh: dekstran, albumin, plasma darah
29
100 cc/kgBB
Cara pemberian : < 1th 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya > 1th 30 cc/kgBB dalam 1/2 jam pertama, dilanjutkan 70cc/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
30
1 1 1 1
1 1 2 2 2 2 2 -1 -2
PADA DEHIDRASI
1.
2.
Atasi syok Cairan infus 20-40 ml/kg dalam 30-60 menit Dapat diulang 40 x 50 = 2000 cc= 2L
Sisa defisit 3 L 50% dalam 8 jam pertama + maintenance therapy 1,5 L 50% dalam 16 jam berikutnya + maintenance therapy 1,5L
3.
2cc/kgbb/jam maintenance
HEMODINAMIK BAIK
Tek. Darah > 100 nadi < 100 perfusi hangat, kering, urine > ml / kg / jam
HEMODINAMIK BURUK
Teruskan cairan 2-4 x estimated loss
Hemodinamik baik
Hemodinamik buruk
ISK
Patogenesis 1. Ascending kejadian paling sering Uretra - prostat- vas deferens - testis buli-buli ginjal 1. Hematogen 2. Limfogen
Gejala tergantung organ yang terkena: 1. Pielonefritis: demam tinggi disertai menggigil, nyeri pada perut/pinggang, mual dan muntah 2. Abses perirenal: demam menggigil dan teraba massa di pinggang 3. Sistitis: jarang disertai demam, frekuensi(anyang-anyangen), disuria 4. Prostatitis: demam, rasa nyeri di perineal dan ada gangguan miksi
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan abdomen ginjal +
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan urin Leukosituria > 10 leukosit per mm3 atau >5 per lapang pandang Bakteriuria jika didapatkan 105 cfu pada urin mid stream dan 103 pada aspirasi suprapubik Pemeriksaan darah dapat terjadi leukositosis dan peningkatan LED Radiologis Diperlukan bila terjadi komplikasi.
Cont
Komplikasi ISK = bersifat ascendens Terapi =
Edukasi (hygiene, banyak minum) ISK bawah: biasanya bakteri gram negatif Antibiotik:trimetoprim-sulfametoksazol ciprofloxacin
5. RETENSI URIN
Retensi urin adalah ketidak mampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui.
Gambaran klinis: Mengeluh kencingnya tertahan atau kencing keluar sedikit-sedikit Ada benjolan kistus pada perut bawah disertai nyeri yang hebat
Penyebab
Faktor buli Batu buli Neurogenic bladder Bladder neck stenosis 2. Faktor Post buli BPH Ca prostat Strictur uretra Ruptur uretra
1.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan abdomen( suprapubik)
batu urethra pimosis/parapimosis, terlihat fistel, terlihat darah di MUE RT: melihat ukuran prostat (BPH), reflekbulbokavernosa
Penatalaksanaan
Terapi awal: mengeluarkan urin Jika tidak akan terjadi infeksi, kelemahan m.detrusor, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal. Caranya: kateterisasi atau sistotomi Batu urethra (dorsal meatotomi), phimosis/paraphimosis dilakukan sirkumsisi.
RETENSI URIN
Retensi Urin
BPH
STRIKTUR URETRA
BATU URETRA
BEKUAN DARAH
Sistostomi
Lubrikasi
Evakuasi Endoskopik
Kateterisasi
Batu Keluar
Poliklinis
QUESTIONS ?
TERIMA KASIH