You are on page 1of 25

Interaksi Radiasi dengan Materi

Karakteristik daya tembus radiasi

Partikel Alpha
Dibandingkan dengan partikel-partikel yang lain, partikel alpha secara fisik maupun elektris relatif besar, terdiri dari 4 nukleon (2 proton dan 2 neutron).

Selama melintas di dalam materi, partikel alpha ini sangat mempengaruhi elektron-elektron orbit atom materi tersebut karena adanya gaya Coulomb. Elektron-elektron tersebut dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (eksitasi) atau terlepas sama sekali dari atom dan terbentuklah pasangan ion (ionisasi).
Partikel alpha dengan energi sebesar 3,5 MeV mempunyai jangkauan di udara sejauh 20 mm dan mampu menghasilkan 100.000 pasangan ion. Partikel alpha yang sama mampu melintas di jaringan tubuh manusia sejauh 0,03 mm saja

Jarak Tembus

MEDIA UDARA PD 1ATM, 15OC R = 0,56 E (cm) UNTUK E< 4 MeV. R = 0,31E1,5 (cm) UNTUK E> 4 MeV

KEPERLUAN PROTEKSI RADIASI RUD.UD = RJAR. JAR

Partikel Beta (1)


Dibandingkan dengan partikel alpha, partikel beta adalah sangat kecil. Partikel beta (negatif) ini memiliki satu satuan muatan elementer negatif dan massanya dapat diabaikan terhadap massa partikel alpha. Interaksi partikel beta identik dengan elektron di atom penyerap (dengan muatan listrik yang sama), dapat menyebabkan terjadinya ionisasi langsung dengan gaya tolak coulomb terhadap elektron yang mengorbit tersebut. Partikel beta ini dapat pula menyebabkan terjadinya eksitasi bila energinya tidak cukup besar untuk dapat membuat elektron orbit lepas dari sistem atom (ionisasi). Partikel beta dapat menimbulkan ionisasi langsung lebih sedikit dari pada partikel alpha dan dapat bergerak lebih jauh di dalam bahan penyerap. Partikel beta dengan energi sebesar 3,5 MeV dapat melintas di udara sejauh sekitar 11 meter dan apabila di dalam jaringan tubuh manusia dapat mencapai jarak sekitar 15 mm. Partikel beta berenergi rendah 0,157 MeV yang dipancarkan oleh Carbon-14 hanya mampu melintas di udara sejauh 30 cm dan apabila di jaringan tubuh manusia sekitar 0,8 mm.

Partikel Beta (2)


Partikel beta yang berenergi lebih tinggi dapat melintas sampai dekat ke inti atom dari bahan penyerap. Partikel ini kehilangan sebagian energinya karena mengalami pelambatan (pengereman) di dalam medan listrik inti. Energi pengereman yang terambil dari energi kinetik partikel beta tersebut, akan muncul sebagai sinar-X. Radiasi tipe ini yang disebut sebagai bremsstrahlung, yang dalam bahasa Jerman berarti radiasi pengereman.
Radiasi Bremsstrahlung merupakan hal yang penting di dalam proteksi radiasi. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus bagi organisasi/perorangan pemilik pesawat sinar-X untuk berusaha meminimalkan munculnya radiasi bremsstrahlung di ruang pesawat sinarX dalam rangka keselamatan radiasi terhadap operator dan konsumen yang dilayani.

Jarak Tembus

HAMPIR TIDAK TERGANTUNG JENIS MATERIAL (Z), KOMPETISI ANTARA DAYA TEMBUS DAN HAMBURAN R = 0,4 E1,38 (gram/cm2) UNTUK E<0,8 MeV R = (0,542E 0,133) (gram/cm2) UNTUK E0,8 MeV

Radiasi Gamma

Berkurangnya energi dari sinar gamma dan sinar- X pada saat melewati suatu materi terjadi karena tiga proses utama, yaitu : - efek fotolistrik - efek Compton - efek produksi pasangan Efek fotolistrik dan efek Compton timbul karena interaksi antara sinar gamma atau sinar-X dengan elektron-elektron dalam atom materi, sedangkan efek produksi pasangan timbul karena interaksi dengan medan listrik inti atom.

Efek Fotolistrik (1)


Pada efek fotolistrik, energi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan akibat efek fotolistrik disebut fotoelektron. Efek fotolistrik terutama terjadi pada foton berenergi rendah yaitu antara energi + 0,01 MeV hingga + 0,5 MeV. Disamping itu efek fotolistrik banyak terjadi pada material dengan Z yang besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29).

Efek Fotolistrik (2)

E = hv = Q + Ek

E = ENERGI RADIASI GAMMA h = TETAPAN PLANCK Q = ENERGI IKAT ELEKTRON TARGET Ek = ENERGI KINETIK ELEKTRON

Efek Compton (1)

Pada efek Compton, foton dengan energi hv berinteraksi dengan elektron terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi hv dihamburkan dan elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom dan bergerak dengan energi kinetik tertentu.

Efek Compton

TUGAS RUMAH, UNTUK MENGURAIKAN PERSAMAAN NERACA ENERGI PADA EFEK COMPTON

Produksi Pasangan (1)

Proses produksi pasangan hanya terjadi bila foton datang / 1,02 MeV. Apabila foton semacam ini mengenai inti atom berat, foton tersebut akan lenyap dan sebagai gantinya timbul sepasang elektron-positron. Positron adalah partikel yang massanya sama dengan elektron dan bermuatan listrik positif yang besarnya juga sama dengan muatan elektron. Proses ini memenuhi hukum kekekalan energi:

Produksi Pasangan (2)

Oleh karena itu proses ini hanya bisa berlangsung bilamana energi foton yang datang minimal

mo adalah massa diam elektron dan c adalah kecepatan cahaya. Berkaitan dengan uraian ini maka nilai atau besaran absorpsi linier akan bergantung pada energi foton yang datang disamping bergantung pada jenis media/materi/zat yang dilaluinya atau bergantung pada nomor atom (Z) media/materi yang dilaluinya

Radiasi Neutron

Neutron merupakan salah satu partikel pembentuk inti atom yang tidak bermuatan listrik. Neutron dapat dihasilkan dalam reaksi fisi dan reaksi-reaksi nuklir lainnya. Pada umumnya neutron bebas yang berasal dari reaksi nuklir tersebut berenergi tinggi, dengan energi lebih besar dari 0,10 MeV. Energi ini akan makin menurun selama gerakannya di dalam bahan penyerap, karena tumbukan dengan atom-atom bahan tersebut. Neutron-neutron tersebut akan menjadi neutron thermal (dengan energi sekitar 0,025 eV). Interaksi neutron dengan materi dapat terjadi dengan tiga cara : - tumbukan elastis - tumbukan tak elastis - penangkapan Tumbukan elastis dan tak elastis antara neutron dengan atom-atom bahan penyerap menyebabkan energi neutron-cepat maupun neutron-sedang makin berkurang dan akan mencapai daerah energi neutron thermal (lambat). Neutron-lambat inilah yang berpeluang dapat ditangkap oleh inti atom bahan penyerap.

Tumbukan Elastis
Dalam tumbukan elastis antara neutron dengan atom bahan penyerap, sebagian energi kinetik neutron diberikan ke inti atom terkait dalam bentuk energi kinetik, dan berarti inti atom yang ditumbuk tersebut bergerak. Sementara itu neutron penumbuk dibelokkan/dihamburkan. Energi neutron yang dialihkan ke partikel yang ditumbuk antara lain ditentukan oleh massa dari partikel yang ditumbuk. Neutron akan kehilangan paling banyak energi kinetiknya bila bertumbukan dengan partikel yang sama atau hampir sama massanya (misalnya neutron atau proton) atau setidak-tidaknya yang massanya tidak jauh berbeda. Di dalam aplikasinya, air, beton dan parafin merupakan bahan yang baik untuk perisai terhadap radiasi neutron.

Tumbukan Tak Elastik

Interaksi yang lebih rumit adalah interaksi antara neutron-cepat atau yang berenergi sedang dengan target yang massanya jauh lebih besar dari pada neutron sendiri. Dalam hal ini neutron dapat terserap oleh inti atom target. Inti atom penyerap neutron tersebut menjadi tereksitasi. Pada saat inti atom tereksitasi tersebut kembali ke keadaan semula, terpancarlah sinar gamma. Tumbukan semacam inilah yang disebut tumbukan tak elastis. Kebolehjadian terjadinya tumbukan tak elastis ini bergantung kepada energi kinetik neutron penumbuk. Makin besar energi neutron, maka makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan tak elastis tersebut.

Tangkapan Neutron (1)


Neutron-cepat dan neutron-sedang yang diperlambat melalui tumbukan elastis dan tak elastis akan menjadi neutron thermal dengan orde sekitar 0,025 eV. Neutron ini berpeluang besar untuk ditangkap oleh inti atom bahan penyerap. Inti atom baru yang dalam keadaan tereksitasi dari hasil penyerapan neutron, dengan nomor massa (A+1), dapat memancarkan sinar gamma untuk menuju ke keadaan yang lebih stabil (A = nomor massa inti atom sebelum menyerap satu neutron). Penangkapan neutron dapat juga menghasilkan reaksi-reaksi sebagai berikut : 1. Penangkapan neutron oleh inti atom ringan dapat menghasilkan emisi proton 2. Penangkapan neutron oleh inti atom boron dan lithium dapat menghasilkan emisi alpha. 3. Penangkapan neutron oleh inti atom berat dapat menghasilkan fisi / pembelahan inti (seperti pada uranium-235, plutonium-239, dan uranium-233).

Tangkapan Neutron (2)

Penangkapan neutron oleh inti atom stabil dapat menghasilkan isotop radioaktif seperti pada proses aktivasi neutron. Contoh: aktivasi neutron terhadap iridium stabil Ir-191 menghasilkan radioisotop Ir-192 (pemancar radiasi beta dan gamma), yang biasa digunakan dalam kegiatan radiografi. Kemampuan bahan penyerap untuk menangkap neutron bergantung kepada penampang lintang penangkapan (capture cross section) dari masing-masing bahan, dengan satuan barn.

Tangkapan Neutron (3)

Cadmium, lithium dan boron merupakan penyerap neutron thermal yang baik, akan tetapi penyerapan neutron oleh inti atom cadmium dan boron diikuti oleh radiasi gamma yang harus diperhitungkan pada desain pembuatan perisai radiasi. Kombinasi antara polyethylene dengan boron atau lithium merupakan perisai radiasi neutron yang baik. Atom-atom hidrogen di dalam polyethlene memperlambat neutron, yang selanjutnya mudah ditangkap oleh inti atom boron atau lithium. Partikel alpha yang terbentuk akibat reaksi neutron dengan inti atom boron atau lithium ini cepat teratenuasi (menurun intensitasnya), sehingga bahaya yang ada tinggal dari sinar gamma dengan energi 0,48 MeV yang berasal dari interaksi boron serta kemungkinan sinar gamma dengan energi 2,26 MeV yang merupakan hasil apabila terjadi interaksi antara hidrogen dengan neutron yang terserap. Penyerapan neutron thermal oleh hidrogen tidak lazim, karena penampang lintangnya (cross section) relatif kecil

Pembentukan Radikal

Ionisasi spesifik (SPI): banyaknya ion yang terbentuk setiap panjang jejak SPI= (E/(W.R)) E : Energi partikel radiasi (alpha atau beta) W : energi rerata yang digunakan untuk membentuk satu pasang ion R : jarak tembus atau jangkau partikel radiasi

Radikal Bebas

H2O + radiasi H2O+ + eH2O + radiasi OH* + H* OH* + OH* H2O2 H* + H* H2 RH (molekul organik) + OH* R* + H2O

You might also like