Professional Documents
Culture Documents
Referensi : Artikel Eka Dharma Putera Dasar Yang Teguh (J. Wesley Brill)
WUJUD ALLAH
Alkitab mulai dengan perkataan, "Pada mulanya Allah". Kejadian 1:1 dan Yohanes 1:1,2,3*. Tidak ada penulis Alkitab yang mencoba membuktikan bahwa Allah ada. Manusia di seluruh dunia percaya bahwa Allah ada, karena kepercayaan itu memang diletakkan oleh Allah dalam hati manusia. "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah' (Mazmur 14:1*). Hanya orang bebal yang tidak percaya bahwa Allah ada. Bagi kita sebagai orang Kristen, kenyataan bahwa Allah itu ada diyakinkan di dalam hati kita, sebab kita dapat merasakan persekutuan dengan Allah. Oleh karena itu kita tidak perlu mencari bukti-bukti yang di luar.
Etimologis : Ateis = Atheos ( Yunani) A= tanpa, teos = Allah /dewa Ateis = tanpa Allah Ateis murni : tidak mengakui kehadiran /eksistensi Allah Ateis praktis : Mengakui eksistensi Allah , namun tak menerima Allah dalam Hidupnya
Abad ke- 17 modernisasi bergulir. Lahirlah indutrialisasi, dan perubahan sosial (revolusi politik dan sosial) Abad ini disebut abad pencerahan (aufkalurang/enlightment). Arti pencerahan adalah keluarnya manusia dari ketidakdewasaan. Karena ketidakmampuan menggunakan nalar sendiri dalam bersikap, berpendapat atau bertindak Pencerahan menjadi slogan abad modern ini
Konsekueansi pencerahan menuntut manusia berfikir sendiri dan tidak mempercayai sesuatu yang berada di luar nalar. Hal ini disebut rasionalisme Maka agama dan Tuhan tidak lagi berperan dalam diri manusia melainkan nalar dan rasio Agama dan ketuhanan dipandang skeptis oleh nalar dan berada diluar nalar Muncul ketidakpercayaan pada agama dan ketuhanan
Ludwig Feuerbach
1804-1872
1.
2.
3. 4.
Latar pemikiran Realitas /kebenaran yang tak pernah terbantah adalah pengalaman indrawi. pengalaman indrawi = yang nyata, yang dapat dilihat dan dipegang. Maka dalam dunia yang benar/ yang real adalah manusia daripada Tuhan Bukan Tuhan yang menciptakan manusia melainkan manusia yang menciptakan Tuhan.
SIFAT-SIFAT ALLAH
1. 2. 3. 4. 5.
Allah Maha Tahu (omniscient ) Allah Maha Kuasa (omnipotent ) Allah Maha Hadir (omnipresent ) Allah Maha Suci Allah Maha Kasih
Allah mengasihi segenap isi dunia ini dan setiap orang di dalam dunia ini (Yohanes 3:16; 1Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9*). Allah mengasihi orang berdosa, orang kafir, bahkan Allah juga mengasihi orang-orang yang mati di dalam dosa (Roma 5:6-8; Efesus 2:4,5*; Yehezkiel 33:11*). Akan tetapi kasih Allah kepada orang berdosa tidak sama dengan kasih Allah kepada orang yang di dalam Kristus, yaitu mereka yang percaya kepada Kristus (Yohanes 14:21,23; Yohanes 17:23*; Roma 8:30-39*).
Theodisea
Keadilan Allah Versus
Penderitaan Manusia
Kuliah Agama Fakultas Teknik UGM
A. Pengertian
Theodisea hendak membicarakan persoalan tentang keadilan Allah. Persoalah keadilan Allah dihadapkan pada nasib umat beriman
B. Latar belakang
Sepanjang sejarah umat manusia bergumul dengan masalah sekitar sengsara dan penderitaan. Pertanyaanya: Dimana Peran Allah ketika manusia menghadapi soalsoal itu, terutama bagi mereka yan tak bersalah /saleh ? Persoalan ini ditemukan juga dalam naskah-naskah kuno di timur tengah berdasarkan pengggalianpenggalian. Contoh : naskah yang disebut theodisea dari babel. Naskah ini terdiri dari 27 bait dan masing-masing memiliki 11 ayat. Bentuknya :dialog antar seorang penderita dengan sahabatnya.
Kisah Ayub
Kisah Ayub merupakan bentuk naskah kuno yang sudah lebih dari abad 6 SM berbicara soal Theodisea.
Latar persoalan : # Adanya suatu pemahaman umum dalam tradisi Israel mengenai suatu teori pembalasan di bumi ( setiap perbuatan manusia akan diganjar oleh Allah di dunia) #Teori ini merupakan kesimpulan dari para tua-tua Israel yang disebut guru-guru kebijaksanaan berdasarkan pengalaman dan pengamatan mereka pada lingkungan sekitar.
Lanjutan
# Awalnya, guru-guru kebijkasanan itu hendak membuat sebuah patokan /norma moralreligius untuk generasi muda mereka, agar generasi tersebut dapat hidup dengan bijak dan tidak tersesat. # Cara/metode para guru kebijaksanaan tersebut adalah dengan mengamati keadaan lingkungan hidupnya. # Hasil pengamatan ini menjadi semacam kebijaksanan hidup yang menjadi norma bagi generasi penerus mereka.Hal ini banyak tertuang dalam kitab Amsal. Contoh :
Persoalan tentang pemalas ( Amsal 6 :6-11) Persoalan tentang Istri yang cakap ( 31:10-31)
Lanjutan
Teori pembalasan dibumi merupakan bagian dari norma/patokan tersebut. Mereka mengamati adanya hubungan sebab akibat yang berlaku secara universal. Setiap tindakan baik akan mendatangkan Kebaikan /kemujuran. Sedangkan perbuatan buruk akan mendatangkan malapetaka/bencana. (Amsal 10 :27-31)
Lanjutan
Ayub adalah orang saleh dan jujur (1 :1) Ayub mendapat malapetaka (1: 14-17; 2 :7) Ayub protes : Mengapa malapetaka harus menimpanya , padahal di orang saleh. Sementara ada orang fasik yang hidupnya nyaman :
(Ayub 27: 7-9) 9. Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat?8 Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu mereka diperhatikan.9 Rumahrumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka.
Persoalannya
Kenyataan ini menghancurkan teori pembalasan di bumi. Pertanyaan yang muncul dan menjadi persoalan sampai saat ini : lalu dimana keadilan Allah kepada umatnya yang saleh ketika terjadi bencana/penderitaan menimpanya ?
Beberapa
Teori
Penyakit atau penderitaan adalah suatu akibat dari dosa yang kita lakukan, sebagai hukuman dari Allah yang marah kepada kita Efeknya: yang pertama-tama dilakukan adalah penyembuhan spiritual Konsep tentang Tuhan sangat menentukan pemahaman ini: Allah Maha Baik! Atau Allah Penghukum? Ampunilah dosaku ya Tuhan. Maka aku akan menjadi Tahir
Apa yang dialami oleh manusia pada saat ini adalah buah / turunan dari leluhur kita sebelumnya. Maka Penderitaan / sakit dipandang sebagai sesuatu yang diterima begitu saja tanpa kejelasan penyebab dan cara mengatasinya. Pohon Keluarga ditolak karena tidak logis dan tak sesuai dengan prinsip kebaikan Tuhan
Dunia diciptakan baik adanya, semua teratur dan indah. Manusia pun diciptakan sebagai citra Allah yang sangat baik adanya Exploitasi manusia terhadap dunia menyebabkan dunia menjadi tidak seimbang lagi. Tata bumi, iklim, udara, air dll bisa menjadi suatu pendorong begitu banyak munculnya penderitaan / sakit
Ada beberapa penderitaan yang kadangkala harus kita alami karena kesalahan orang lain dan kita mendapat akibat yang kebetulan / terpaksa kita terima. Dunia ini dipenuhi keteledoran / ketidaksempurnaan dari orang-orang di sekitar kita
Ketika kita mencintai orang tertentu, ada satu dimensi yang tak bisa lepas: PENGORBANAN DIRI. Kita rela menderita bahkan sakit demi orang yang kita cintai itu. Contoh: contoh paling sempurna adalah Tuhan kita Yesus Kristus
Dengan Ke serba Maha-an itu, banyak orang beranggapan bahwa Allah seharusnya dapat mengatasi bencana/penderitaan manusia, apapun yang menjadi penyebab penderitaan manusia.
PERSOALAN UTAMA
Bila Allah mau mengatasi malum mengapa Dia tidak dapat mengatasinya? (berarti Dia lemah, tidak Mahakuasa) Bila Allah dapat mengatasi malum mengapa Dia tidak mau mengatasinya? (berarti Dia jahat, tidak Mahabaik) Bila Allah tidak dapat dan tidak mau mengatasi malum, berarti Dia tidak serba Maha ! Lalu dimana peran (pertolongan) Allah atas umatNya yang menderita dan mohona bantuan ? Apakah Allah melupakan umat-Nya yang menderita?
Solidaritas Allah dalam Penderitaan Seorang teolog Jerman. Helmut Peukert berpendapat : ternyata Allah tidak melupakan umatNya yang tercabik-cabik oleh penderitaan di dunia. Ia hadir sebagai satu-satunya aktor yang bersolider atas penderitaan umat-Nya. Hal tersebut nyata melalui peristiwa kebangkitan yang dulu dialami Yesus. Penderitaan yang dialami Yesus telah dihapus oleh Allah dengan kebangkitan. (Peukert, Helmut Sience, Action, And Fundamental Theology, The MIT Press, Massachuseets, 1984 )
Kuliah Agama Fakultas Teknik UGM
Peukert menyakini hal yang sama juga akan terjadi pada umat-Nya. Kebangkitan merupakan bentuk kado dari Allah sebagai ungkapan solidaritas atas kesetiaan dalam penderitaan oleh umat-Nya. Maka menurutnya dengan adanya kebangkitan menandakan adanya harapan bagi kita ditengah penderitaan. Harapan akan kebangkitan pada saat akhir nanti (eskatologis) merupakan harapan akan sebuah kehidupan harmonis disurga, dimana segenap derita dan luka akan dihapus.
Satu yang tak terlupa bahwa teladan solidaritas Allah hendaknya menjadi sebuah praksis iman umat kristiani. Iman bukan sekadar kepercayaan dan keyakinan, tetapi sebuah tanggapan yang diwujud-nyatakan dalam sebuah tindakan bagi saudara kita yang membutuhkan. Tangan-tangan Allah justru nampak pada tangan-tangan solidaritas yang memberikan sepotong baju bagi yang telanjang, seteguk air bagi yang kehauasan, ataupun sesuap nasi bagi yang kelaparan. Dengan demikian semua pertanyaan tentang keraguan akan eksistensi dan kepasifan Allah ditengah derita umat-Nya, terhapus dengan sendirinya. Sebab Allah hadir, membalut luka dan memberi harapan untuk Umat-Nya yang tersirat lewat buahbuah solidaritas.