Professional Documents
Culture Documents
Penelitian
Reni Akbar Hawadi (1998) yang menyatakan bahwa pada 20 SMA Unggulan di 16 Propinsi terdapat 21.75% siswa SMA Unggulan hanya memiliki kecerdasan umum yang berfungsi pada taraf di bawah ratarata, sedangkan mereka yang tergolong anak memiliki kecerdasan dan bakat istimewa sesuai persyaratan hanya 9.7%
Penelitian
Di Amerika, menurut penelitian Utami Munandar (1989) 25% dari siswa yang putus sekolah adalah anak-anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat yang istimewa. Yaumil (1990) menemukan bahwa 30% siswa SMA di Jakarta yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa hanya mencapai prestasi di bawah potensi yang dimiliki. Sementara itu penelitian Herry (1993) menunjukkan bahwa anak berbakat suka usil dan mengganggu temanteman karena mereka cepat bosan dengan penjelasan guru. Kondisi ini dapat mengakibatkan mereka menjadi anak underachiever. Penelitian Herry (1996) yang dilakukan di Jabar, Jatim, Kalbar dan Lampung menemukan bahwa 22% siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa beresiko tinggi tinggal kelas.
DEFINISI
PUSKUR Konsep Renzulli (The Three Rings dari Renzulli Konsep Renzulli Mnks (The Triadich dari RenzulliMnks Marland
PUSKUR
Anak Berbakat adalah mereka yang
oleh orang-orang profesional di identifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk mengembangkan diri sendiri
Creativity
Ability
Konsep Renzulli
Sekolah
Task
Keluarga
Comitment
Creativity
Ability
Masyarakat
The Triadich of Renzulli-Mnks Potensi berkecerdasan istimewa (giftedness) yang dikemukakan oleh Renzulli itu tidak akan terwujud jika tidak mendapatkan dukungan yang baik dari sekolah, keluarga, dan lingkungan dimana si anak tinggal (Mnks & Ypenburg, 1995).
mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar Mempunyai enerji yang luar biasa sehingga menyebabkan ia selalu melakukan observasi, eksplorasi Mempunyai jam tidur yang lebih sedikit daripada anak-anak normal
berbeda-beda sekalipun ia mempunyai ketahanan kerja yang tinggi dan mempunyai konsentrasi yang intens pada satu kegiatan/tugas Dapat memberikan perhatian ke berbagai hal sekaligus dengan kualitas yang sama baik Daya ingat yang luar biasa dan minat yang luas, serta rasa humor yang besar Mempunyai sifat perfeksionis, kemandirian, dan menginginkan kerja menurut caranya sendiri
tidak masuk akal karena keinginannya mempelajari berbagai hal dari dasar yang membawanya kepada cara-cara berpikir yang sangat berkelanjutan dan dalam Sejak dini sekali seringkali mereka sudah belajar membaca dan menulis dengan caranya sendiri, tanpa diajari belajar tentang pemahaman angka dan berhitung dengan caranya sendiri tanpa diajari
mengalami perkembangan bicara yang sekalipun mendahului teman sebayanya namun kemudian seringkali berlanjut pada perkembangan berbahasa pasif perkembangan nalar yang cepat dan sangat baik, mampu memahami hubungan, sebab akibat dan perbedaan ketertinggalan dalam fase object permanent perkembangan psikomotor yang cepat
Anak-anak yang mempunyai kemampuan, baik secara potensial maupun yang nyata merupakan salah satu kemampuan intelektual umum, kemampuan akademis khusus, dan kemampuan berpikir kretif dan produktif. Pada umumnya mempunyai sifat-sifat rasa ingin tahu yang besar, mempunyai pandangan jauh ke depan, dan superior dan penyesuaian emosional dan sosial.
Prosedur identifikasi
Tahap penjaringan
Coloured Progressive Matrics dari Raven yang digunakan untuk mengukur tingkat Intelegensi Menggunakan angka Raport dalam mata pelajaran Matematika, IPA, dan bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar Nominasi oleh guru berdasarkan hasil observasi
Tahap seleksi
WISC asli adaptasi Indonesia yang digunakan untuk mengukur intelegensi Tes kreativitas lingkaran yang digunakan untuk mengukur kreatifitas.
Kriteria hasil
Penjaringan
termasuk dalam golongan 1 pada tes PM nilai rapor rata-rata 7 tes PM golongan II, dengan nilai ratarata 7 tes PM golongan II, dengan nominasi guru.
Seleksi
IQ 130 ke atas IQ 125 129 dan skor tes kreativitas lingkaran minimal golongan III IQ 120 124 dan skor tes kreativitas lingkaran minimal golongan II
Bakat Intelektual umum Bakat Akademik khusus Bakat Kreatif Produktif Bakat Kepemimpinan Bakat Seni Visual dan Pertunjukan Bakat Psikomotor
Penyaringan
tes kreativitas verbal tes Intelegensi menggunakan tes Stanford Binet dan Tes Wechsler Intellegence Scale For Children (WISC)
pengukuran IQ
bertujuan mengukur kapasitas untuk berprestasi baik di sekolah
Bakat Kepemimpinan
faktor yang paling erat kaitannya dengan kepemimipinan menurut Stogdill adalah :
kapasitas, prestasi, tanggung jawab, peran serta, Status dan situasi.
Bakat Psikomotor
Identifikasi untuk kemampuan psikomotor memerlukan :
inovasi, dan tingkat perkembangan keseluruhan badan atau bagian badan yang berhubungan dengan kemampuan yang dicari (misal kekuatan, kecepatan, koordinasi, kelenturan, dll)
Program pendidikan
Program percepatan (akselerasi) Program pengayaan (enrichment)
Akselerasi
cara percepatan dengan meloncatkan anak pada kelas-kelas yang lebih tinggi dianggap kurang baik, antara lain karena timbulnya masalah-masalah sosial, baik di sekolah, keluarga maupun lingkungan sosialnya. Kecuali norma yang di pakai adalah norma dari kelas tinggi, yang belum tentu sesuai seluruhnya bagi anak karena norma yang di ikuti bukan norma dari anak berbakat itu sendiri Percepatan yang diberikan kepada anak berbakat untuk menyelesaikan bahan pelajaran dalam waktu yang lebih singkat sesuai dengan kemampuannya yang istimewa. Cara seperti ini oleh Samuel A. Klik dan James Glagher disebut sebagai Telescoping Grudes, sebenarnya cara ini tergolong cara yang baik karena diberikan dan diselesaikan berdasarkan keadaan, kebutuhan, dan kemampuan anak itu sendiri.
Model A : kelas biasa penuh ditambah kelas khusus mini Model B : pada model ini anak mengikuti kelas biasa tetapi tidak seluruhnya (bisa hanya 75%, 60%, atau 50%) dan ditambah dengan mengikuti kelas khusus Model C : pada model ini semua anak berbakat dimasukan dalam kelas secara penuh Model D : pada model ini merupakan sekolah khusus yang hanya mendidik anak berbakat
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat