Professional Documents
Culture Documents
Sudrajat Sugiharta
Tahun 2002 negara anggota WHO dalam resolusi World Health Assembly menyetujui adanya Patients Safety (keselamatan pasien) diterapkan di setiap unit pelayanan kesehatan
Diestimasikan 1 dari 10 pasien di negara berkembang terjadi cedera selama mendapatkan perawatan,
WHO melaporkan sebanyak 1,3 juta kematian di rumah sakit disebabkan injeksi yang tidak aman (WHO, 2012)
Pelayanan kesehatan
Keselamatan Pasien
keselamatan pasien menjadi prioritas utama terkait mutu dan citra dari rumah sakit
Badan akreditasi dunia The Joint Commision on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO) mensyaratkan keselamatan pasien (identifikasi dan evaluasi) sebaiknya dilakukan untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan juga organisasinya sendiri,
Patient safety (keselamatan pasien) merupakan bagian penting dalam risiko pelayanan di rumah sakit dimana apoteker memIliki peran yang strategis dalam penerapannya.
Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit merupakan tempat kolaborasi berbagai tenaga professional, padat karya, padat modal, padat teknologi, dan padat pula permasalahan yang dihadapinya.
JCAHO juga menetapkan lingkup sistem keselamatan pelayanan farmasi meliputi : 1. sistem seleksi (selection), 2. sistem penyimpanan sampai distribusi (storage), 3. sistem permintaan obat, interpretasi dan verifikasi (ordering & transcribing), 4. sistem penyiapan, labelisasi, peracikan, dokumentasi, 5. penyerahan ke pasien disertai kecukupan informasi (preparing & dispensing), 6. sistem penggunaan obat oleh pasien (administration), dan monitoring.
Rumah sakit di DKI Jakarta tahun 2011 berjumlah 132 unit dengan rincian sebagai berikut: - RS milik Kemenkes berjumlah 16 unit, - RS milik TNI/Polri berjumlah 9 unit, - RS milik Kementrian lain berjumlah 2 unit, - RS swasta non profit berjumlah 57 unit, - RS swasta profit berjumlah 43 unit, dan - RS milik BUMN berjumlah 5 unit,
(profil data kesehatan Indonesia 2011 Kemenkes RI)
Farmasi rumah sakit unit/bagian di rumah sakit yang merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan seorang Apoteker yang profesional dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang berintikan pelayanan produk dan pelayanan farmasi klinik yang bersifat berorientasi kepada kepentingan penderita.
Seleksi dan pengadaan perbekalan Pengendalian dan penyimpanan Distribusi Produksi Aseptik dispensing
PIO Pelayanan konseling MESO Pemantauan kadar obat dalam darah Ronde/Visite pasien Pengkajian penggunaan obat
FUNGSI IFRS
Pelayanan Klinik
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA INSTALASI FARMASI ADM IFRS
PENGELOLAAN PERBEKALAN
MANAJEMEN MUTU
Kepala Instalasi
Farmasi
Tata Usaha
Waka IF I
- Gudang Farmasi - Depo Farmasi
Waka IF II
- Depo Farmasi Pusat - Depo OK/IBS
Waka IF III
- Depo Farmasi IRNA A Teratai
Waka IF IV
- Depo Farmasi Rawat Jalan
Pegawai
- Produksi Farmasi - PIO/Farmasi Klinis
KUALIFIKASI SDM
JABATAN Kepala Instalasi Farmasi FUNGSI Mengorganisir & mengarahkan KUALIFIKASI Apoteker, Apt S2, Kursus manajemen sesuaikan Akreditasi IFRS Apoteker, Ap S2, Kursus sesuai ruang lingkup Apoteker, Kursus Farmasi Rumah Sakit.
Koordinator
Mengkoordinir beberapa penyelia Menyelia beberapa pelaksana ( 3-5 pelaksana perlu 1 penyelia) Melaksanakan Tugas tertentu
Penyelia / Supervisor.
Beban Kerja.
Berdasar kapasitas tempat tidur & BOR ( 1 apoteker untuk 30 tempat tidur ) Jumlah resep & Formulir per hari. Volume Perbekalan Farmasi.
Waktu Pelayanan.
Pelayanan 3 shiff (24 jam) Pelayanan 2 shiff. Pelayanan 1 shiff.
Jenis Pelayanan
Pelayanan gawat darurat, rawat inap intensif. Pelayanan rawat jalan, rawat inap. Penyimpanan dan pendistribusian. Produksi obat.
FASILITAS RUANGAN
Ruang Kantor : Ruang pimpinan, Staf, Administrasi dan Pertemuan. Ruang Produksi : sedian steril dan non steril. Ruang Penyimpanan : kondisi, sanitasi, temperatur, sinar/cahaya, kelembaban, ventilasi.
Ruang penyimpanan barang umum : obat jadi, produksi, bahan baku dan alat kesehatan. Ruang penyimpanan barang khusus : obat termolabil, alkes suhu rendah, mudah terbakar, bahan berbahaya, barang karantina.
FASILITAS RUANGAN
Ruang distribusi / pelayanan :
Rawat jalan( depo) & rawat inap (satelit). Distribusi ruangan dilengkapi troly.
Ruang konsultasi : rawat jalan & rawat inap. Ruang informasi obat : luas disesuaian jumlah tempat tidur ( 200 tt=20m2, 400-600 tt=40m2, 1300tt=70m2) Ruang arsip dokumen.
PERALATAN
Peralatan penyimpanan, peracikan dan pembuatan obat baik nonsteril maupun aseptik. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip. Kepustakaan yang memadahi untuk pelayanan Informasi Obat. Lemari penyimpanan Narkotika. Lemari pendingin dan AC utk obat termolabil. Penerangan, Sarana Air, Ventilasi dan sistem pembuangan limbah. Alarm dan Alat pemadam kebakaran.
PENGENDALIAN MUTU
Kriteria kualitas pelayanan yang diinginkan. Penilaian kualitas pelayanan berdasarkan kriteria. Pendidikan personel dan peningkatan fasilitas bila diperlukan. Penilaian ulang pelayanan . Up date kriteria.