Professional Documents
Culture Documents
DEMENSIA
Definisi Demensia adalah suatu deteriorasi progresif dari kapasitas intelektual yang disebabkan karena penyakit yang mengenai otak. Pada demensia dua domain fungsi kognitif, salah satunya memori, selain itu juga mengenai bahasa, persepsi, fungsi visuo-spasial, kalkulasi, judgment, abstrak dan ketrampilan memecahkan masalah.
DEMENSIA
Pembagian: 1. Demensia reversible: bila diobati dengan cepat dapat pulih; disebabkan oleh: Drug intoxication-Emotional disorderMetabolic &endocrine disorder-Eyes&earsNutritional & Normal Presure Hydrocephalus-Tumor& Trauma-Infection-Atherosclerosis D- E M E- N- T- I- A 2. Demensia ireversible: demensia diakibatkan oleh penyakit neurodegeneratif, progresif lambat
DEMENSIA
Klasifikasi berdasarkan lokasi kortikal/subkortikal 1. Demensia Kortikal Degeneratif DA, Nondegeratif:infark kortikal multipel 2. Demensia Subkortikal Nondegeneratif:DVa,D.ok infeksi, DM-ok MS 3. Demensia Campuran Kortikal/Subkortikal Degeneratif:DLB,FTD,Corticobasal deg Nondeneratif:MID,Toksik-Metabolik,def.B12 4. Lainnya:Penyakit Prion
DEMENSIA
Secara klinis , demensia hendaknya dibedakan dengan : Delirium dan Depresi Sedapat mungkin, tentukan penyebab demensia yang reversibeltangani dengan segera Sebaiknya pada demensia ireversible/degeneratif usahakan diagnosa dinitangani secara HOLISTIKusahakan memperlambat penyakit dan mempertahankan Quality of Life
DEMENSIA
Demensia Alzheimer Terbanyak dijumpai,terutama dinegara Barat Insidious,progresif,diawali ggn.memori, kemudian afasia,aparksia,agmosia &apati NI:awal normallanjut:atrofi medial temporal,termasuk hipokampus Pemeriksaan lain:normal Lokalisasi:hipokampus,n.basalis,neokorteks temporal&parietal,cingulate anterior
DEMENSIA
Demensia Alzheimer [Lanj] Kriteria DX a.l.DSM IV.1994: 1. Gangguan memory + salah satu atau lebih domain dibawah ini 2. Gangguan berbahasa [afasia] 3. Gangguan aktivitas motorik [apraksia] 4. Gangguan persepsi visual [agnosia] 5. Gangguan fungsi eksekutif
DEMENSIA
Demensia Vaskular [DVa] Di Asia dikatakan lebih banyak dari DA Lebih mendadak, dengan stepwise deterioration dan dijumpai faktor risiko vaskular Adanya gejala fokal neurologi dan yang khas ggn.langkah:small-stepping gait [marche a petit pas] Gangguan fungsi eksekutif menonjol, memori dapat terganngu akan tetapi kurang nyata bila dibandingkan domain lainnya NI:CT/MRI: bermakna
DEMENSIA
Demensia Vaskular [Lanj[ Kriteria Dx al. DSM IV 1. Hampir sama kriteria pada DA, hanya: 2. Dijumpai gejala fokal neurologi atau NI adanya infark otak multipel Kriteria ICD 10: 1. Riwayat TIA/minor stroke 2. Faktor risiko vaskular 3. Gangguan neurologi fokal 4. NI: adanya lesi vaskular
DEMENSIA
Demensia dengan Lewy bodies [DLB] Riwayat keluhan psikiatrik:halusinasi visual, flutuasi kognisi Parkinsonism, kadang mioklonus Defisit visuospasial,visuoperseptual,frontal, ggn.memori pada awal penyakit NI:seperti pada DA, disertai perubahan white matter Yang dengan Parkinsonism, bila diobati L-Dopa akan membaik motoriknya,akan tetapi ggn.kognitif dan halusinasinya bertambah.
DEMENSIA
Frontotemporal dementia Sangat insidious, dgn.ggn personalitas dan bahasa yg.samar, jarang mengalami disorientasi,perubahan pola makan:makan berlebihan, suka makanan manis Adanya refleks primitif pada awal penyakit, apraksia dan adanya fasikulasi otot[deltoid] Progresif afasia,ggn.memori sematik,defisit frontalis,ggn asimetris atau progresi fokal NI:CT idealnya MRI: atrofi fokal/asimetris di frontal dan/atau temporal EMG: fasikulasi otot.EEG:normal
DEMENSIA
Demensia Penyakit Parkinson PP ditandai dengan adanya Lewy bodies di subs.nigra&inti lain dibasal gangliamenyebar kebatang otak& korteks Gambaran DPP serupa DLB Meningkatnya mental inflexibilityggn. Fungsi eksekutif, flutuasi, dan halusinasi visual Halusinasi meningkat dgn.antikolinergik&agonis dopamin Depresi sering dijumpai
DEMENSIA
Terapi Demensia a. Terapi non-farmakologik
Tujuan: 1. Merubah sikap pengasuh dan penyesuaian lingkungan hidup 2. Terkait dengan terapi farmakologik ialah untuk mengurangi dosis obat dan bila mungkin memaksimal -kan hasil terapi farmakologik 3. Intervensi psikoterapi mencegah gangguan kognitif dan penurunan daya ingat
DEMENSIA
Terapi Demensia a. Terapi non-farmakologik Macamnya:
Merubah lingkungan hidup Merubah aktivitas penderita Terapi musik Olah raga Konseling keluarga Support group
DEMENSIA
Terapi Demensia b. Terapi Farmakologik
1. 2. Disease modifying treatment: Antioxidan alpha tocopherol (vit E) Selegeline Cholinesterase inhibitor therapy Tacrine (Cognex) hepatotoksik Donepezil (Arisept) Galatamine (Reminyl) Rivastigmine ( Exelon)
DEMENSIA
Terapi Demensia b. Terapi Farmakologik
2. Cholinesterase inhibitor therapy Tacrine (Cognex) hepatotoksik Donepezil (Arisept) Galatamine (Reminyl) Rivastigmine ( Exelon) Cholinesterase inhibitor: memperbaiki , secara temporer menstabilkan atau mengurangi penurunan gangguan kognitif
DEMENSIA
Terapi Demensia
b. Terapi Farmakologik 2. Cholinesterase inhibitor therapy Donepezil (Aricept): Acetylcholinesterase inhibitor Klas: piperazine Reversibel Bioavailabilitas:100% Waktu maksimum konsentrasi serum: 3-5 jam Pengaruh absorbsi ok makanan: tidak ada Half serum: 70-80 jam Metabolisme: Hepatik (CYD2D6,3A4) Dosis awal: 5 mg/hr Dosis akhir: 10 mg/hr
DEMENSIA
Terapi Demensia
b. Terapi Farmakologik 2. Cholinesterase inhibitor therapy Galatamine (Reminyl) Acetylcholinesterase inhibitor & allosteric nicotinic modulator Klas: phenanthrene alkoloid Reversibel Bioavailabilitas:80% Waktu maksimum konsentrasi serum: 30-60 menit Pengaruh absorbsi ok makanan: ada Half serum: 5-7 jam Metabolisme: Hepatik (CYD2D6) Dosis awal: 4 mg bid Dosis akhir:8- 12 mg bid
DEMENSIA
Terapi Demensia
b. Terapi Farmakologik 2. Cholinesterase inhibitor therapy Rivastigmine (Exelon) Acetylcholinesterase inhibitor &butyrylcholinesterase inhibitor Klas: Carbamate Pseudo-reversibel Bioavailabilitas:40% Waktu maksimum konsentrasi serum:0.5-2 jam Pengaruh absorbsi ok makanan: ada Half serum: 2 jam-serum; 8 jam - otak Metabolisme:Non hepatik Dosis awal: 1.5 mg bid Dosis akhir :3- 6 mg bid
DEMENSIA
Terapi Demensia b. Terapi Farmakologik
3. Psikotropik untuk gangguan perilaku . 4. Kerjasama dengan care-givers untuk membantu memperbaiki kebutuhan emosi penderita. Dan ingat kita harus juga mengingat beban care giver
DEMENSIA
Terapi Demensia b. Terapi Farmakologik Petunjuk farmakoterapi pada demensia:
1. Tegakan dx setepat mungkin 2. Minimalkan penggunaan obat obatan dan usahakan terapi non-farmakologik bila mungkin 3. Tanyakan serinci, selengkap mungkin obat obat yang telah diminum 4. Review respons terhadap obat yang telah digunakan 5. Pilih target keluhan perilaku yang ingin diperbaiki dan monitor
DEMENSIA
Terapi Demensia b. Terapi Farmakologik Petunjuk farmakoterapi pada demensia:
6. Tulis secara jelas dan mudah dimengerti dan juga terangkan secara jelas kepada care-giver/pengasuh 7. Mulailah dosis 1/3-1/2 dosis yang dianjurkan pada penderita yang muda 8. Optimalkan dosis, secara pelan pelan 9. Kenalilah farmokologi, eso dan interaksi obat 10. Hindari pemakaian obat yang terlalu banyak 11. Bila menggunakan polifarmasi, gunakan secara serasional mungkin
DEMENSIA
Terapi Demensia b. Terapi Farmakologik Petunjuk farmakoterapi pada demensia:
12. Review kembali obat obatan yang diminum, hentikan obat yang tidak diperlukan dan sederhanakan dosisnya 13. Evaluasi ketidak sesuaian dengan petunjuk yang diberikan 14. Periksa kadar serum obat, bila memungkinkan 15. Monitor efek samping obat secara reguler 16. Jangan menghindari farmakoterapi hanya karena telah lanjut usia atau karena telah pikun
PENYAKIT PARKINSON
Etiologi : idiopatik 80% Parkinsonism Onset:
> 50 tahun Puncak 70-an tahun
GEJALA PARKINSON
GEJALA PARKINSON
Tremor: Resting tremor, postural tremor Kasar , 3 7 getara / detik Di-tangan , kaki, badan, detik Pill rolling movement Rigidity : Cogwheel phenomena Di-leher , tangan, tungkai dan badan
GEJALA PARKINSON
Akinesia : Lama tidak bergerak atau menjadi lambat (bradikinesia) Muka seperti topeng Gerakan volunter lambat, sulit, terutama gerakan halus, seperti menulis, mengancing, baju dll Gerakan asosiatif berkurang jalannya khas: marce a petit pas Postural Instability: Mudah terjatuh, propulsi , lateropulsi Sulit / tidak dapat berbalik dengan cepat
GEJALA PARKINSON
GEJALA LAINNYA
Otonomik: Kulit kasar Air liur berlebihan / hipersekresi kelenjar ludah dan komposisinya berubah Gangguan vasomotor (hipotensi ortostatik) Mental / Emosional: Drive berkurang Intelegensi tidak berubah Afek berubah, cenderung depresi, cemas, melankolia, bersamaan dengan isolasi yang bertambah
GEJALA PARKINSON
GEJALA LAINNYA
Okular: Blepharospasm Oculogirik krisis ( hanya parkisonism postencefalitik dan pada penderita yang diberi neurolep-tik) Sensori: Spasm yang menyakitkan (muscle cramps) Kadang timbul gangguan sensorik Gejala lainnya: Nyeri kepala, nggliyeng, imsomnia Akathasia (kegelisahan motorik berkelebihan) Tasikinesia (keinginan untuk bergerak tidak terkontrol) Mikrografia
Obat
Selegeline Amantadine
Dosis awal
5mg 100 mg q.d
Dosis akhir
5mg 2X/hr 100 mg 2/3 X /hr
levodopa Sinemet CR
Parlodel
1.25 mg bid
30-40 mg/hr
Pramipexole
0.125 tid