You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“KEBUTUHAN NUTRISI”

A. KONSEP DASAR NUTRISI


1. Definisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat
lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2010 ).

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan metabolik . ( Nanda, 2017)

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya.

2. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi :
a. Fisiologis
1) Intake nutien

1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan

2) Pengetahuan

3) Gangguan menelan

4) Perasaan tidak nyaman setelah makan

5) Anoreksia

6) Nausea dan vomitus


7) Intake kalori dan lemak yang berlebih

2) Kemampuan mencerna nutrient

1) Obstruksi saluran cerna

2) Malaborbsi nutrient

3) DM

3) Kebutuhan metabolism

1) Pertumbuhan

2) Stres

3) Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)

4) Kanker

4) Gaya hidup dan kebiasaan

Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler

5) Kebudayaan dan kepercayaan

Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok

6) Sumber ekonomi

7) Tinggal sendiri

Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas


memasak untuk menyediakan makanannya.

8) Kelemahan fisik

Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan


kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu
merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
9) Kehilangan

Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan
yang gizinya seimbang.

10) Depresi

Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah


berbelanja, memasak atau memakan makanannya.

11) Pendapatan yang rendah

Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk


meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.

12) Penyakit saluran pencernaan

Termasuk sakit gigi, ulkus

13) Obat

Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok


usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

3. Faktor Predisposisi

Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah berkurangnya nafsu makan


yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :

a. Rasa nyeri

b. Depresi

c. Perubahan situasi lingkungan

d. Ansieotas

e. Perbedaan makanan

f. Gangguan intake makanan

g. Waktu pemberian makanan tidak tepat


4. Patofisiologi

Berkurangnya makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang disebabkan


oleh pola makanan yang tidak teratur ataupun dipengaruhi oleh factor nyeri karena
kesulitan saat menelan makanan. Hal tersebut akan menimbulkan rasa yang tidak
nyaman, sehingga menyebabkan nafsu makan menurun, timbulnya gangguan pada
makan dan selanjutnya menyebabkan gangguan nutrisi.

5. Gejala Klinis

Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh menurut buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain :

a. Subjektif

1) Kram abdomen

2) Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.

3) Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.

4) Melaporkan perubahan sensasi rasa.

5) Melaporkan kurangnya makanan.

6) Merasa kenyang segrav setelah mengingesti makanan.

b. Objektif

1) Tidak tertarik untuk makan.

2) Diare.

3) Adanya bukti kekurangan makanan.

4) Kehilangan rambut yang berlebiahan.

5) Busing usus hiperaktif.

6) Kurangnya minat pada makanan.

7) Luka,rongga mulut inflamasi.


6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)

2) Transferin (N:170-25 MG/100 ML)

3) Hb (N: 12 MG%)

4) BUN (N:10-20 mg/100ml)

5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100


ML,WANITA: 0,5 1,0 MG/ 100 ML)

b. Pengukuran antropometri :

1) BB ideal : (TB – 100) ± 10 %

2) Lingkar pergelangnan tangan

3) Lingkar lengan atas (LLA)

Nilai normal wanita : 28,5 cm

Pria : 28,3 cm

4) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)

Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm

Pria : 12,5 -. 16,5 cm

c. Clinis

Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan


dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
seperti : kulit, rambut, dan mata.

d. Diet

Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya.


7. Theraphy

Nutrisi yang baik penting bagi kesehaan dan penyakit, tetapi pola asupan
diet yang spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus
dimodifikasi dengan klien yang berpenyakit khusus. Modifikasi diet penting untuk
menyesuaikan dengan kemampuan tubuh untuk metabolism nutren tertentu,
memeriksa defisiensi nutrisi yang berhubungan dengan penyakit, dan
mengeliminasi makanan yang memperburuk gejala penyakit.

8. Penatalaksanaan

a. Medis

1) Nutrisi enternal

Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan


nutrisi meliputi metode enternal (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enternal
juga disebut sebagai nutrisi enternal total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan
atas dalam transport makanan ke usu halus terganggu.

2) Nutrisi parentral

Nutrisi parentral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total


(TPN) atau hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro intestinal
tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau
karena kemampuan penyerapan terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intervena seperti melalui kateter vena sentral ke vena keva superior, makanan
parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan
unsure renik.

b. Keperawatan

1) Menstimulasikan nafsu makan

a) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang di
sesuaikan dengan kondisi klien.

b) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksia.
c) Hindari terapi yang tidak menenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau sesudah makan.

d) Berikan lingkungan rapid an bersih yang bebas dari pengelihatan dan bau
yang tidak enak.

e) Kurang stress psikologi.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas

Kaji identitas pasien dengan meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, bahasa yang dimengerti, tanggal MRS, No.Registrasi.

b. Keluhan utama

Tidak nafsu makan, mual, muntah.

c. Riwayat penyakit

d. Status gizi pasien

e. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat nutrisi klien yang meliputi
evaluasi keseluruhan sistem pencernaan. Teknik inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.

1) Inspeksi, perawat melakukan observasi dari kepala – sampai ke ujung kaki


klien untuk mengkaji adanya kelainan.

2) Palpasi kulit terhadap kehilangan turgor dan terhadap tanda – tanda edema.

3) Perkusi adalah tindakan mengetuk – ngetuk objek untuk menentukan


bagaimana pergerakan peristaltic usus.

4) Auskultasi digunakan perawat untuk mengidentifikasi bunyi pergerakan


usus dalam mencerna makanan yang masuk.
f. Data Fokus

1. Data Subjektif

a) Kebiasaan dan pola makan

b) Faktor – factor terjadinya gangguan masalah nurisi (Obesitas, anoreksia,


dispagia, nausea)

c) Kondisi kesehatan seperti penyakit kronis : DM, kanker, ginjal, paru-


paru,jantung

d) Kaji nafsu makan

e) Tanyakan factor yang mempengaruhi nutrisi : kebudayaan, kepercayaan,


ekonomi, pengguanaan obat – obatan.

2. Data Objektif

a) Pemeriksaan fisik (head to toe)

b) Pengukuran antopometri meliputi : TB, BB

c) Kondisi mulut

d) Kemampuan menelan

e) Pemeriksaan Lab : Hb, Ht, albumin turun


2. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang)
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Kaji kebutuhan nutrisi pasien. 1. Mengetahui keadaan pasien.


2. Sajikan makanan yang mudah 2. Meningkatkan selera makan dan
dicerna dalam keadaan hangat, intake makan.
tertutup dan diberikan sedikit –
sedikit tapi sering.
3. Beri KIE tentang pentingnya 3. Meningkatkan pengetahuan agar dx
nutrisi proses penymbuhan. lebih kooperatif.
4. Ukur intake makanan dan timbang 4. Mengevaluasi efektifitas dari asupan
berat badan. makanan.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi 5. Memberi informasi tentang diet
tentang diet. yang tepat dan sesuai dengan pasien.

2. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan (pola
makan yang berlebihan)
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Beri KIE tentang diet sehat dan 1. Memberikan informasi dan


akibat yang mungkin timbul pada mengurangi komplikasi.
orang yang mengalami kelebihan
nutrisi.
2. Ukur intake makanan dalam 24 2. Mengetahui kalori yang masuk
jam.
3. Beri motivasi untuk menurutkan 3. Membanu memecahkan masalah.
berat badan.
4. Buat program latihan untuk 4. Maksimalkan fungsi energy
olahraga
5. Kolaborasi dengan ahli gizi. 5. Memberi informasi tentang diet
yang tepat untuk pasien
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrient, anoreksia, ditandai dengan lidah kotor, mual, muntah.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Lakukan pendekatan pasien dengan 1. Pasien dan keluarga koperatif dalam


keluarga pasien tindakan keperawatan.
2. Berikan penjelasan kepada pasien 2. Penelasan tersebut bisa membuat
dan keluarga tentang manfaat cairan pasien mengerti dan memahami
dan nutrisi bagi tubuh. sehingga kebutuhan nutrisi dapat
terpenuhi.
3. Pemberian nutrisi yang sesuai 3. Pemberian bubur halus sangat
dengan keadaan pasien penting untuk pemenuhan kebutuhan.
4. Observasi intake dan output cairan 4. Untuk mengetahui perkembangan
dan nutrisi pasien keseimbangan cairan dan nutrisi dalam
tubuh.
5. Untuk menghindari mual dan
5. Memberikan makanan sedikit demi muntah pada pasien.
sedikit tapi sering

4. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan intake yang tidak adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Kaji pola nutrisi 1. Mengetahui pola makan, kebiasaan


makan, keteraturan waktu makan.
2. Kaji makan yang disukai dan tidak
disukai pasien 2. Meningkatkan status makanan yang
disukai
3. Anjurkan tilah baring / pembatasan
aktivitas selama fase akut. 3. Mengurangi ketegangan
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 4. Mengetahui makanan apa saja yang
pemberian diet dianjurkan dan tidak dianjurkan.

5. Mengetahui adanya kenaikan atau


5. Timbang berat badan tiap hari
penurunan berat badan.
3. Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi yang di atas.

4. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nutrisi dilakukan dengan menilai masalah
keperawatan yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat
dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap keperawatan
yang diberikan.
Langkah-langkah pasien:
a. Daftar tujuan pasien
b. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
c. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
d. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak
dapat tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar
yang terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Mujianto. 2012. gizi Seimbang Pada Remaja Dan Dewasa. Jakarta: Adventure
Works.

NANDA. 2015-2017. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika

Ratnadharma. 2013. Faktor Gizi Pada Remaja. Bandung: EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan .
Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta

Wiwidamity. 2013. Gizi Pada Remaja. Jakarta.

You might also like