You are on page 1of 6

1 Laboratorium Elektronika Analog II Osilator LC

PERCOBAAN 5 OSILATOR LC
I. TUJUAN Menampilkan bentuk tegangan input dan output pada osiloskop dan mengukur frekuensi resonansi untuk beberapa nilai kapasitor yang berbeda. II. DASAR TEORI Pengoperasian Rangkaian LC Frekuensi osilator dengan umpanbalik biasanya ditentukan dengan menggunakan jaringan induktor kapasitor (LC). Jaringan LC sering disebut sebagai rangkaian tangki, karena kemampuannya menampung tegangan AC pada frekuensi resonansi. Untuk melihat bagaimana isyarat AC dapat dihasilkan dari isyarat DC, marilah kita lihat rangkaian tangki LC seperti terlihat pada gambar 1. Pada saat saklar ditutup sementara (gambar 1-a), maka kapasitor akan terisi sebesar tegangan baterai. Perhatikan arah arus pengisian. Gambar 1-c memperlihatkan kapasitor telah secara penuh termuati. Selanjutnya akan kita lihat bagaimana rangkaian tangki menghasilkan tegangan dalam bentuk gelombang sinus. Pertama, kita berasumsi kapasitor pada gambar 2-a telah termuati. Gambar 2-b memperlihatkan kapasitor dilucuti melalui induktor. Arus pelucutan melewati L menyebabkan terjadinya elektromagnet yang membesar disekitar induktor. Gambar 2-c memperlihatkan kapasitor telah terlucuti berakibat terjadinya penurunan elektromagnet di sekitar induktor. Ini menyebabkan arus akan tetap mengalir dalam waktu yang singkat. Gambar 2-d memperlihatkan proses pengisian kapasitor melalui arus induksi dari hasil penurunan medan magnet. Selanjutnya kapasitor mulai dilucuti lagi melalui L. Perhatikan pada gambar 2-e, arah arus pelucutan berkebalikan dari sebelumnya. Elektromagnet mulai membesar lagi (polaritas terbalik). Gambar 2-f menunjukkan kapasitor telah terlucuti dan termuati lagi melalui arus induksi (gambar 2-g). Demikian seterusnya proses ini akan berulang dan menghasilkan tegangan AC. Frekuensi tegangan AC yang dibangkitkan oleh rangkaian tangki akan tergantung dari harga L dan C yang digunakan. Ini yang disebut sebagai frekuensi resonansi dengan harga fr = Dimana : 1 2 LC

( Hz ) )

2 Laboratorium Elektronika Analog II Osilator LC fr L C : adalah frekuensi resonansi dalam hertz (Hz), : adalah induktasi dalam henry : adalah kapasitansi dalam farad.

Resonansi terjadi saat reaktansi kapasitif (Xc ) besarnya sama dengan reaktansi induktif (Xl ). Rangkaian tangkai akan berosilasi pada frekuensi ini.

Saklar OFF

VDC

(a) Saklar O N

VDC

+ ++ + --- -

Arus pengisian Saklar OFF

(b)

VDC

+++ + -- --

(c)

Gambar 1 Rangkaian tangki LC dalam proses pengisian: a) Rangkaian dasar, b) Pengisian dan c) Kapasitor terisi.

3 Laboratorium Elektronika Analog II Osilator LC


Arus pelucutan

+ -

+ -

M edan elektrom agnet m em besar (b)

(a)

+ -

- - -++ + +

M edan elektrom agnet m engecil

(c) Arus pelucutan

(d)

+ -

M edan elektrom agnet m em besar (e)

+ -

(f)

+ -

M edan elektrom agnet m engecil (g)

Gambar 2. Proses pengisian dan pelucutan rangkaian LC. Pada frekuensi osilasi rangkaian tangki LC tentunya memiliki resistansi yang akan mengganggu aliran arus pada rangkaian. Akibatnya, tegangan AC akan cenderung menurun setelah melakukan beberapa putaran osilasi. Gambar 3-a memperlihatkan hasil gelombang rangkaian tangki. Perhatikan bagaimana amplitudo gelombang mengalami penurunan yang biasa disebut sebagai gelombang sinus teredam (damped sine wave). Dalam hal ini, rangkaian telah terjadi kehilangan energi yang diubah dalam bentuk panas. Osilasi rangkaian tangki dapat dibuat secara kontinu jika kita menambahkan energi secara periodik dalam rangkaian. Energi ini akan digunakan untuk mengganti energi panas yang hilang. Gambar 3-b menunjukkan gelombang kontinu (continuous wave-CW) pada rangkaian tangki yang secara periodik ditambahkan energi pada rangkaian.

4 Laboratorium Elektronika Analog II Osilator LC

(a)

(b)

Gambar 3 Tipe gelombang: a) Osilator teredam dan b) Gelombang kontinu Tambahan energi pada rangkaian tangki dengan menghubungkan kapasitor dengan sumber DC, tidak mungkin dilakukan secara manual. Proses pemutusan dan penyambungan dengan kapasitor dilakukan secara elektronik dengan menggunakan jasa transistor. Perlu diingat bahwa induktasi dari kumparan akan tergantung pada frekuensi pengoperasian. Osilator LC biasanya dioperasikan pada daerah RF. III. DAFTAR ALAT DAN KOMPONEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Resistor 5,6 K Resistor 1 K Resistor Variabel 1 K Kapasitor 1 uF Kapasitor 0,47 uF Kapasitor 4,7 uF Kapasitor 10 uF Transformator 1 : 1 Transistor BC 550 Catu Daya DC Osiloskop Dual Trace Multimeter BNC Probe dan penghubung 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah kabel

IV.

LANGKAH PERCOBAAN 1. Susun rangkaian seperti gambar 4, dengan nilai C = 0,47 uF

5 Laboratorium Elektronika Analog II Osilator LC


-

1:1 R1 5K6 Cx 1uF L C VA BC 550

+ 6V

VB

R2 1K

Rv 1K

Gambar 4. Rangkaian Osilator LC Hubungkan dengan osiloskop, Kanal A : Keluaran penguat (VA) dan Kanal B : Penguat (VB) Masukan

Atur potensiometer RV hingga diperoleh osilasi tanpa cacat pada osiloskop. Ukur juga arus I. Catat dan gambar hasil pengukuran yang telah saudara lakukan! 2. Ganti kapasitor C dengan nilai seperti tertera pada tabel di bawah ini. Ukur kembali periode dari osilasi yang terjadi. Perhatikan : setiap kali mengganti kapasitor, atur kembali penguatan dengan mengatur RV sehingga diperoleh osilasi yang tidak cacat. C (uF) T (mS) I (mA) V. TUGAS DAN PERTANYAAN 1. 2. Hitung penguatan tegangan Hitung nilai induktansi L (dari nilai C = 0,47 uF) dengan 1 persamaan L = , dan hitung frekuensi osilasi (fr) 2 4 2 f O .C untuk beberapa nilai C seperti table di atas. Gambar grafik fr = f (C) 0,47 1 4,7 10

3.

6 Laboratorium Elektronika Analog II Osilator LC 4. Buat kesimpulan dari percobaan ini

You might also like