You are on page 1of 4

Material cetak alginat berubah dari fase sol ke fase gel karena reaksi kimia.

Setelah proses menjadi gel selesai, material tersebut tidak dapat diubah kembali ke bentuk sol. Hidrokoloid ini disebut dengan hidrokoloid ireversibel untuk membedakan dengan hidrokoloid reversibel. Material cetak alginat banyak digunakan untuk rencana perawatan, memantau perubahan, dan untuk proses pencetakan guna pembuatan mahkota sementara (Craigs, 2009). Alginat merupakan polimer dari anhidra 1-4--D mannuronat dan asam L-guluronat, berbahan dasar kelompok polisakarida alami yang diekstrak dari rumput laut coklat

Gambar 7. Struktur kimia dari asam alginat (Philips, 2003, hal. 240) Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid irreversibel adalah salah satu alginat yang larut air, seperti natrium, kalium, atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air dicampur dengan air, bahan tersebut membentuk sol. Sol sangat kental meskipun dalam konsentrasi yang rendah. Alginat dapat larut membentuk sol dengan cepat bila bubuk alginat dan air dicampur dengan kuat. Berat molekul dari campuran alginat amat bervariasi, bergantung pada buatan pabrik. Semakin besar berat molekul, semakin kental sol yang terjadi (Phillips, 2003). Bubuk alginat yang diproduksi pabrik mengandung sejumlah komponen:

Material Potasium Alginat

Jumlah (%) 18

Tujuan Untuk menguraikan di air dan bereaksi dengan ion kalsium

Kalsium Sulfat Dihidrat

14

Untuk bereaksi dengan potasium alginat untuk membentuk gel kalsium alginat yang tidak dapat larut

Potasium sulfat, potasium zinc

10

Untuk menetralkan efek penghambatan hidrokoloid pada seting gipsum,

fluorida, silikat, atau borat Sodium fosfat 2

memberikan permukaan berkualitas tinggi untuk die Untuk lebih cenderung bereaksi dengan ion kalsium untuk menyediakan waktu kerja sebelum gelation

Diatomaceus earth atau bubuk silikat

56

Untuk mengontrol konsistensi dari alginat yang sudah dicampur dan fleksibilitas dari set impression

Organic glycols

Small

Untuk mengurangi debu ketika bubuk ditangani

Wintergreen, peppermint, anise Pigmen Disinfektan (quaternary ammonium salts dan chlorhexidine)

Sedikit

Untuk membuat rasanya lebih enak

Sedikit 1-2

Untuk memberikan warna Untuk membantu disinfeksi organisme yang dapat bertahan

Tabel 2.1 Komposisi Bahan Material Cetak dan Fungsinya (Craigs, 2009)

Proporsi yang tepat dari masing-masing bahan kimia yang digunakan bervariasi sesuai dengan jenis bahan mentah yang digunakan. Tujuan ditambahkannya tanah diatoma adalah untuk berfungsi sebagai pengisi. Bila bahan pengisi ditambahkan dengan jumlah yang tepat, akan dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan gel alginat, menghasilkan tekstur yang halus, dan menjamin permukaan gel padat, yang tidak bergelombang. Bahan tersebut juga membantu pembentukan sol dengan menghamburkan partikel bubuk alginat dalam air. Tanpa suatu bahan pengisi, gel yang terbentuk tidak kuat dan menunjukkan permukaan yang lengket tertutupi dengan eksudat hasil dari sineresis. Oksida seng juga berfungsi sebagai bahan pengisi dan mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel. Kalsium sulfat apapun dapat digunakan sebagai reaktor. Bentuk dihidrat umumnya digunakan, tetapi untuk keadaan tertentu hemihidrat menghasilkan waktu penyimpanan bubuk yang lebih lama serta kestabilan dimensi gel yang lebih memuaskan. Fluoride, seperti kalium

titanium fluorid ditambahkan sebagai bahan mempercepat pengerasan stone untuk mendapat permukaan model stone yang keras dan padat terhadap cetakan. Potasium dan garam sodium dari asam alginik mempunyai sifat yang cocok untuk pencampuran bahan material cetak gigi. Asam alginik yang didapat dari rumput laut mengandung anhydro--d-mannuronic acid dan anhydro--d-guluronic acid. Sifat dari bahan mentah alginat sangat tergantung pada tingkat polimerisasi dan rasio dari guluronan dan mannuronan pada molekul polimer. Guluronan yang lebih tidak fleksibel dari mannuronan cenderung berikatan dengan ion kalsium. Itulah mengapa alginat yang kaya akan guluronan akan membentuk cetakan yang lebih kuat dan alginat yang kayak akan mannuronan akan membentuk cetakan yang lebih lemah (Craigs, 2009). Setting reaksi alginat secara sederhana dapat dituliskan sebagai berikut. Alginat (larut dalam air) + kalsium sulfat kalsium alginat (tidak larut) Alginat dapat berupa kalium atau natrium. Alginat bereaksi cepat dengan kalsium sulfat menjadi kalsium alginat. Produksi kalsium alginat ini sangat cepat sehingga tidak cukup waktu kerja, maka ditambah garam yang larut dalam air, misalnya trinatrium fosfat (Na3PO4) untuk memperpanjang waktu kerja. Reaksi yang terjadi bila sejumlah kalsium sulfat, kalium alginat, dan trinatrium fosfat dicampur dan sebagian atau seluruhnya dilarutkan dalam air dengan proporsi yang tepat, yaitu sebagai berikut. 2Na3PO4 + 3CaSO4 Ca3 (PO4) 2 + 3Na2SO4 Bila pasokan trinatrium fosfat menipis, ion kalsium mulai bereaksi dengan kalium alginat, membentuk kalsium alginat. Setelah itu, mulailah terjadi inisial setting time, yang diikuti dengan final setting time dan peningkatan viskositas material secara cepat. K2nAlg + nCaSO4 nK2SO4 + CanAlg Garam yang ditambahkan sebagai penghambat yaitu trisodium fosfat, Na/K fosfat, K oksalat atau K karbonat. (Philips, 2003, hal. 241)

Bahan cetak alginat memiliki sifat elastis, akan tetapi sifat elastis ini tidak sesempurna bahan cetak elastomer sehingga jika mendapatkan tekanan dan saat dilakukan pelepasan tekanan tersebut dimensinya akan berubah. Besarnya toleransi yang dapat dilakukan oleh alginat ini dinamakan recovery deformation. Pada laporan praktikum ini, kami akan melakukan percobaan untuk mengukur besarnya recovery deformation yang dimiliki oleh alginat. Recovery deformation adalah(bagiane endah)

You might also like