You are on page 1of 4

Lampiran 2. Standar Operating Procedur(SOP)/Prosedur tetap pengelolaan limbah padat B3 (medis) di RS Bhayangkara A.

Macam limbah padat B3 (medis) yang diolah adalah : 1. Limbah padat yang sudah diketahui infeksius atau mengandung bakteri yang berbahaya. 2. Limbah padat atau benda yang telah kontak dengan cairan tubuh pasien atau pengobatan pasien. 3. Jaringan tubuh dan specimen laboratorium. 4. Limbah padat B3 yang bersifat toksik. B. Limbah padat B3 tersebut dihasilkan dari ruangan-ruangan antara lain: Ruang perawat diantaranya adalah : 1. Ruang Cempaka 2. Ruang Edelweis 3. Ruang Teratai 4. Ruang Flamboyan 5. Ruang Bersalin 6. Ruang Anak 7. Ruang Neonatus Ruang selain ruang peerawat diantaranya adalah: 1. Poli Umum. 2. Poli Kebidanan. 3. Poli Gigi. 4. Poli Bedah. 5. Poli Mata. 6. Poli Ortopedi. 7. Poli Anak. 8. Poli Akupuntur. 9. Laboratorium. 10. Ruang UGD 11. Ruang Radiologi 12. Ruang Operasi 13. Ruang ICU C. Tujuan pengelolaan. Mengelola limbah padat B sesuai dengan ketentuan Departemen Kesehatan sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi petugas dan pasien serta dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit. D. Peraturan. 1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang peningktan pelayanan mutu Rumah Sakit. 2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang tata cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun. 3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang tata cara perizinan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. 4. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01 Tahun 1995 tentang tata-cara dan persyaratan teknis penyimpanan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3.

5. 6.

7. 8.

9.

Keputusan Kepala Bapedal Nomor 03 Tahun 1995 tentang persyaratan teknis pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 04 Tahun 1995 tentang tata cara persyaratan teknis penimbunan hasil pengolahan, persyaratan lokasi bekas pengolahan, dan lokasi bekas penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 05 Tahun 1995 tentang tata cara pemberian label dan simbol limbah B3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228 Tahun 2002 tentang pedoman penyusunan standar pelayanan minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204 Tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit .

E. Definisi pengelolaan limbah padat B3 (medis) Adalah penanganan limbah padat B3 (medis) yang dimulai sejak dari pewadahan dan pengumpulan hingga pengolahan dan penimbunan/pemusnahan. F. Standart. Mengacu pada standar yang berlaku yaitu : 1. Untuk limbah padat B3 (medis) infeksius dan potensial mejadi berbahaya dimasukkan kontainer anti bocor, anti tusuk dengan lapisan kantong plastik warna kuning dan diikat dengan tali. 2. Untuk limbah padat B3 (medis) logam tajam, benda tajam dimasukkan dalam kontainer khusus (safety box) dan dilapisi plastik warna merah. 3. Wadah yang digunakan diberi simbol, label dan lapisan kantong plastik didalam wadah sesuai dengan tabel berikut ini: No Kategori Warna Kontainer/ Kantong Plastik kuning Lambang Keterangan

Limbah infeksius jenis benda tajam dan limbah infeksius jenis logam tajam. Limbah infeksius bukan benda tajam

Wadah plastik kuat, anti bocor, atau safety box

Kuning

wadah plastik kuat dan anti bocor atau kontainer Wadah plastik atau kontainer

Limbah farmasi bersifat toksik

Merah

4. 5.

Trolly pengangkutan memakai trolly khusus yang telah terdapat wadah limbah yang sesuai komposisi limbah padat dan tertutup. Limbah padat B3 yang berupa sisa produk farmasi yang meliputi obat-obatan kadaluarsa bila memungkinkan dikirim kembali ke agen penyedia.

G. Penanggung jawab pengelolaan limbah padat B3 (medis) 1. Penanggung jawab pengelolaan limbah padat B3 (medis) adalah Kepala Instalasi Olah Limbah. 2. Petugas operasional pengelola limbah padat B3 (medis) adalah petugas yang sudah ditentukan oleh Kepala Instalasi Olah Limbah. 3. Pembagian tugas dan tanggung jawab Petugas operasional pengelola limbah padat B3 (medis) ditentukan oleh Kepala Instalasi Olah Limbah. H. Alur pengelolaan limbah padat B3 (medis). 1. wadah yang ada dimasing-masing ruangan diambil tiap hari atau 2/3 penuh dikumpulkan dalam dua shift, shift 1 dilakukan pada pukul 06.00-09.00 dan shift 2 dilakukan pada pukul 12.00-15.00 oleh petugas. 2. Pengumpulan yang dilakukan mengikuti rute yang sudah ditentukan. 3. Trolly yang digunakan adalah trolly khusus untuk limbah padat B3 (medis). 4. Kontainer yang kotor langsung dicuci kemudian diganti dengan plastik yang baru. 5. Trolly yang berisi limbah padat B3 (medis) langsung menuju tempat penyimpanan sementara untuk bisa dikirim ke pihak rekanan dalam mengelola limbah. 6. Gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis) yang telah terisi limbah padat B3 (medis) sebelum dikirim ke pihak rekanan ditutup rapat dan dikunci oleh petugas yang berwenang. I. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan. 1. Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti : sarung tangan, masker, helm dan sepatu kerja setiap akan memulai melakukan tugas. 2. Pengambilan limbah padat B3 (medis) dilakukan tiap hari. 3. Pembersihan kontainer dilakukan tiap hari beserta trollynya. 4. petugas yang tidak mengenakan alat pelindung diri harus mendapat peringatan atau sangsi yang tegas 5. Pengawasan pelaksana harian meliputi : - Pengawasan pengambilan limbah padat B3 (medis). - Pengawasan pembersihan alat. - Pengawasan gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis). - Pengawasan pemakaian alat pelindung diri. J. Evaluasi. Evaluasi dilakukan rutin berkala. 1. Harian, dengan melihat laporan harian pengawasan kerja dari supervisi di lapangan dengan parameter ada tidaknya sampah yang diangkut, kecukupan kontainer, keamanan gudang penyimpan limbah padat B3 (medis), kepatuhan petugas yang menggunakan alat pelindung diri. 2. Tiga bulan, melalui rapat rutin Kepala Instalasi limbah dengan supervisi dan petugas lapangan. K. Pelaporan. Pada setiap tiga bulan sekali dilaporkan pada : 1. Kepala rumah Sakit. 2. Sekertaris Rumah Sakit 3. Kepala instalasi non perawatan.

Lampiran 1. Tabel perbandingan persentase range data okupansi Rumah Sakit Bhanyangkara Surabaya 2010. Persentase range data okupansi 13,15 11,80 6,44 8,83 7,29 7,85 5,74 7,16 7,10 6,38 7,53 10,74 100

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total

Jumlah pasien 3689 3310 1807 2478 2045 2203 1609 2010 1991 1789 2112 3012 28055

You might also like