You are on page 1of 7

I.

Tujuan Percobaan Mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ekstraksi

II.

Dasar Teori Ekstraksi merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa kimia dari suatu

bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi. Untuk mengekstraksi senyawa utama yang terdapat dalam bahan tumbuhan dapat digunakan pelarut yang cocok. Ekstraksi komponen senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti: maserasi, perkolasi, digesti, infusa, dekokta, dan sokletasi ( Djamal, 1990: 7 )

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. Ekstraksi bahan makanan biasa dilakukan untuk mengambil senyawa pembentuk rasa bahan tersebut. Misalnya senyawa yang menimbulkan bau dan/atau rasa tertentu. Ada dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala laboratorium, yaitu ekstraktor Soxhlet dan ekstraktor Butt (Ansel, 1989: 27 ). Sokletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat soklet. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah. Sokletasi digunakan untuk simplisia dengan khasiat yang relatif stabil dan tahan terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi adalah penyarian secara terus menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan

membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon (www.scribd.com).

III.

Bahan dan Alat - Cengkeh - Petroleum eter - Natriun Sulfat Anhidrous

3.1 Bahan :

3.2 Alat :

-Timbangan - Kertas saring - kapas - labu godok - soxhlet

- Pemanas - Oven - desikator - mortar

IV.

Prosedur Kerja 1 Proses ekstraksi soxhletasi


Cengkeh Dimasukkan ke dalam kertas saring dan ditutup kapas pada kedua ujungnya Ditimbang Disiapkan alat soxhlet Dimasukkan cengkehnya ke dalam alat soxhlet Dimasukkan petroleum eter 30 ml ke dalam labu godok Dipanaskan Ditunggu sampai 1,5 jam

Hasil 2 Perhitungan rendemen 1 ( minyak cengkeh ) Minyak cengkah


Ditambah natrium sulfat anhydrous Dimasukkan dalam oven selama 1 hari Dimasukkan dalam desikator selama 1 jam Ditimbang minyak yang ada dalam labu Dicuci labumya hingga bersih Ditimbang labu yang telah dicuci bersih Dihitung minyaknya saja

Hasil

3 Penghitungan rendemen 2 ( cengkah dalam kertas saring )


Cengkeh yang telah diekstraksi

Di oven selama 1 hari Diletakkan dalam desikator selama 1 jam Dicatat hasilnya Dibandingkan dengan berat cengkeh sebelum ekstraksi Dihitung selisihnya

Hasil

V.

Hasil Percobaan dan Pembahasan 5.1 Hasil Percobaan Hasil percobaan berupa minyak Berat Bentuk fisik Warna : 1,57 gr : cair : kuning

5.2 Pembahasan Senyawa-senyawa kimia dapat dicari/diperoleh dari bahan-bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu dan menggunakan proses pemisahan tertentu yang sering disebut dengan proses ekstraksi. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Pada praktikum ini ekstraksi yang dilakukan adalah ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi komponen senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti: maserasi, perkolasi, digesti, infusa, dekokta, dan sokletasi. Cara yang digunakan pada praktikum kali ini adalah dengan cara Soxhletasi. Sokletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat soklet. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara

terpisah. Sokletasi digunakan untuk simplisia dengan khasiat yang relatif stabil dan tahan terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi adalah penyarian secara terus menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut ( petroleum eter ) dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel ( cengkeh )dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Cara ekstraksi soxkletasi ini dipilih karena beberapa faktor, antara lain proses ekstraksi simplisia sempurna, pelarut yang digunakan sedikit, dan proses isolasinya jugalebih cepat. Namun selain kelebihan, cara soxhlet juga memiliki kekurangan seperti tidak dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa yang termolabil atau tumbuhan yang peka terhadap suhu dan cara ini juga memerliukan energy listrik. Pada praktikum ini bahan/sampel yang digunakan adalah cengkeh, cengkeh dipilih karena cengkeh merupakan bahan yang di dalamnya terkandung minyak atsiri yang terbentuk oleh unsur C, O, S, H,dan berbagai senyawa lainnya. Hampir 70-93% senyawa yang terkandung adalah eugenol (senyawa yang mirip dengan fenol). Adanya ikatan rangkap dan rantai R panjang yang mengakibatkan senyawa ini memiliki sifat kepolaran yang rendah sehinnga cocok untuk ekstraksi yuang menggunkan pelarut petroleum eter. Pelarut dalam praktikum ini adalah dengan menggunakan PEA (petroleum eter), hal ini disebabkan PEA memiliki titik didih yang rendah sehingga mudah disingkirkan. Selain itu PEA juga dapat melarutkan berbagai senyawa organik. Setelah proses soxhletasi selesai, minyak hasil dari ekstraksi ditambah dengan magnesium sulfat anhydrous dengan tujuan untuk mengikat eter yang bercampur dengan minyak. Sehingga akan didapat minyak cengkehnya. Setelah proses penambahan magnesium sulfat snhidrous, minyak tersebut dimasukkan dalam oven selama 1 hari dan kemudian dipindahkan ke dalam desikator selama 1 jam. Selanjutnya, setelah proses selesai semua minyak hasil ekstraksi dan sampel yang telah diekstraksi ditimbang, dan mendapat data sebagai berikut:

y y

Berat sampel awal (A)

= 5,82 gr

Berat sampel yang telah diekstraksi (B) = 4,70 gr

Randemen sampel

=
=
= 19,25

y Berat minyak+labu (C ) y Berat labu (D)


y Berat minyak (E)

=25,95 gr = 24,38 gr =C D = 25,95 = 1,51 gr

24,38

Randemen hasil minyak

= =
= 25,95 gr

Dari data dan perhitungan di atas diketahui bahwa randemen hasil minyak = 25,95 %, sedangkan randemen sampel (cengkeh) = 19,25 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil dari keduanya sangat berbeda jauh, sedang menurut teori yang ada hasil minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi seharusnya sama dengan hasil sampel cengkeh yang telah diekstraksi. Kejadian semacam ini dapat terjadi karena setelah proses soxhletasi selesai hasil minyaknya tidak melalui tahap destilasi, dan hanya menggunakan oven dan didesikator. Karena apabila melalui proses destilasi akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Sehingga hasil pada praktikum ini pun tidak seakurat jika melalui tahap destilasi.

VI.

Kesimpulan Dari percobaan dan pembahasan di atas, dapat di simpulkan bahwa: 1. Ekstraksi merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa kimia dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. 2. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. 3. Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mempunyain titik didih rendah sehingga mudah menguap dan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
4. Sokletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan

memakai alat soklet. Prinsip sokletasi adalah penyarian secara terus menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit. 5. Cengkeh merupakan bahan yang di dalamnya terkandung minyak atsiri yang terbentuk oleh unsur C, O, S, H,dan berbagai senyawa lainnya. 6. Petroleum eter memiliki titik didih yang rendah sehingga mudah disingkirkan dan juga dapat melarutkan berbagai senyawa organik. 7. Penambahan magnesium sulfat anhydrous pada praktikum ini adalah dengan tujuan untuk mengikat eter yang bercampur dengan minyak, sehingga akan didapat minyak cengkehnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4.Jakarta: UI Press Djamal.1990.Prinsip-Prinsip Bekerja dalam Bidang Kimia Bahan Alam. Padang: Fakultas MIPa Team organic.2011.Penuntun Praktikum Kimia Organik.Jember: Universitas Jember Utami, Devinadya.2009.Ekstraksi.www.Scribd.com(Diakses 15 April 2011 pukul 12.30)

You might also like