You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TRANSFUSI ALBUMIN 1.

Pengertian Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri dari rantai polipeptida tunggal dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam amino yang mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips sehingga bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plasma dan terlarut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan ektravaskular. Cadangan total albumin sehat 70 kg dimana 42% berada di kompartemen plasma dan sisanya dalam kompartemen ektravaskular. Human albumin ( Plasbumin ,Albapure ) diproduksi dari pool plasma dengan menggunakan proses automatisasi, yang pada prinsipnya melibatkan proses kromatografi dengan menggunakan dua langkah inaktivasi virus ( protein yang dimurnikan dari plasma manusia ). 2. Fungsi Albumin a. Mempertahankan tekanan onkotik plasma agar tidak terjadi asites. b. Membantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatan dan senyawa endogen dalam tubuh terutama substansi lipofilik (fungsi metabolit, pengikatan zat dan transport carrier). c. Anti-inflamasi d. Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan listrik e. Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit polimorfonuklear.

f. Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah masuknya kuman-kuman usus ke dalam pembuluh darah, agar tidak terjadi peritonitis bakterialis spontan. g. Memiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil melalui banyak gugus bermuatan negatif yang dapat mengikat gugus bermuatan positif pada antitrombin III (heparin like effect). Hal ini terlihat pada korelasi negatif antara kadar albumin dan kebutuhan heparin pada pasien heemodialisis. h. Inhibisi agregrasi trombosit. 3. Kerja obat Memberikan tekanan onkotik koloid yang memobilisasi cairan dari jaringan extra vaskuler. Efek terapiutik, mobilisasi cairan dari jaringan extravaskuler keruang intravaskuler. a. Farmakokinetik : Absorbsi ; setelah pemberian IV absorbsinya sempurna. b. Distribusi : terbatas pada ruang intravaskuler kecuali bila ada peningkatan permermeabilitas kapiler c. Metabolism dan ekskresi: mungkin didegradasi oleh hati d. Waktu paruh : tidak diketahui 4. Indikasi transfusi albumin. a. Expansi volume plasma dan rumatan curah jantung dalam keadaan yang

berhubungan dengan defisit volume cairan termasuk syok, perdarahan dan luka bakar. b. Pengantian sementara albumin pada penyakit berhubungan dengan protein plasma yang rendah seperti syndrome nefrotik, penyakit hati tahap akhir yang dapat mengurangi atau menurunkan edema yang trerjadi. 5. Kontra indikasi dan perhatian. 2

a. Dikontraindikasikan pada : Reaksi alergi terhadap Albumin Anemia berat Gagal jantung kongestif Volume intravaskuler meningkat

b. Gunakan secara hati-hati : Pada penyakit hati atau penyakit ginjal yan parah. Pada dehidrasi perlu mendapatkan cairan

6. Kemungkinan efek samping : a. Susunan saraf pusat : Sakit kepala. b. Kardiovaskuler : Hipertensi,hipotensi, kelebihan cairan, edema pulmoner, takikardi. c. Gastrointestinal : Mual, muntah, peningkatan salifa. d. Integument : Utikaria, ruam. e. Muskuloskeletal : Nyeri punggung. f. Lain-lain : Demam, mengigil, wajah kemerahan. 7. Interaksi dengan obat-obatan : tidak ada yang signifikan. 8. Rute dan dosis Dosis sangat individual dan tergantung kondisi yang ditangani : IV : 25gr dapat diulang dalam 15 sampai 30 menit, tidak boleh lebih dari 125 gr dalam 24 jam atau 250 gr dalam 48 jam. 3

IV (anak-anak) : 25 gr atau 25 sampai 50 % dari dosis dewasa. IV (bayi premature): 1 gr/kgBB sebagai larutan 25 % yang diberikan sebelum tranfusi yang diperlukan.

Sediaan : Injeksi 5% ,25%

9. Implikasi keperawatan a. Pengkajian : Informasi umum : pantau TTV, CVP, serta asupan dan haluaran sebelum dan selama terapi dengan sering, bila terjadi demam, takikardi, hipotensi hentikan infus dan segera beritahu dokter. Antihistamin muingkin diperlukan untuk menekan respon hipersensitifitas ini. Hipotensi juga bisa terjadi akibat pemberian infuse yang terlalu cepat. Kaji adanya tanda-tanda kelebihan beban vaskuler (peningkatan CVP, ronchi/krekles, dipsnea, hipertensi, distensi vena jugularis) selama dan setelah pemberian. Pasien bedah ; Kaji adanya peningkatan perdarahan setelah pemberian akibat peningkatan tekanan darah dan volume darah yang bersirkulasi.Albumin tadak mengandung faktor pembekuan.

Pertimbangan pemeriksaan laboratorium : o o o Kadar protein serum harus meningkat setelah terapi albumin. Pantau natrium serum,dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi . Pemberian infuse albumin dapat menyebabkan peningkatan palsu kadar alkali fosfatase.

Hemorargi : pantau kadar hemoglobin dan hematokrit kadarnya dapat menurun akibat hemodilusi.

10.Diagnosa keperawatan potensial : a. Penurunan curah jantung (indikasi) b. Kurang volume cairan (kehilangan aktif (indikasi) c. Kelebihan volume cairan (efek samping) 11.Implementasi a. Informasi umum : ikuti petunjuk pabrik untuk pemberian dan gunakan set yang disediakan.Berikan dengan jarum /kateter ukuran besar (20 gange). b. Larutan harus kuning jernih : jagan berikan larutan yang keruh / yang mengandung endapan .Simpan dalam suhu kamar. c. Tidak bahaya infeksi hepatitis, albumin serum tidak perlu dilakukan pencocokan silang / HIV d. Albumin serum normal 25gr secara osmotic sama dengan 2 unit plasma beku segar : 100ml albumin serum normal 25% mengandung protein plasma sama dengan 500ml plasma atau 2 kantong darah lengkap .albumin serum normal 5% bersifat isotonis dan secara osmotic sama dengan plasma dengan jumlah sama. Larutan albumin 25% sama dengan 5 kali nilai osmotic plasma tiap liter albumin serum normal mangandung 130 160 mEq natrium. e. Pemberian albumin serum normal dalam jumlah besar perlu disertai pemberian darah lengkap untuk mencegah anemia jika lebih dari 1000ml 5% albumin serum normal yang diberikan / bila telah terjadi perdarahan maka perlu diberikan darah lengkap atau PRC ( paket red blood cell).status hidrasi harus dipantau dan dipertahankan dengan cara tambahan.

f. Infus kontinu; berikan albumin serum normal 5% tanpa diencerkan.albumin serum normal 25% dapat diberikan tanpa diencerkan atau diencerkan dengan NaCl 0,9% atau D5 W.infus harus selesai dalam 4 jam. g. Kecepatan : pemberian ditentukan berdasarkan konsentrasi larutan ,volume darah,indikasi ,respon pasien .pada pasien-pasien dengan volume darah normal ,albumin serum 5% sebaiknya diberikan dalam 2-4 ml/menit dan albumin serum normal 25% dengan kecepatan 1 ml/menit.kecepatan untuk anak-anak biasanya -1/2 kecepatan dewasa. h. Syok dengan hipovelemia penyerta ; albumin serum normal 5%/25% dapat diberikan sesuai toleransi dan diulang dalam 15-30 menit bila perlu. i. Luka bakar kecepatan setalah 24 jam pertama harus ditetapkan kembali untuk mempertahankan kadar albumin plasma 2,5 g/100ml j. Hipoproteinemia ; albumin serum normal 25% adalah larutan terpilih karena konsentrasi ml/menit protein yang tinggi kecepatannya tidak boleh lebih dari 3 untuk larutan 25% atau 5-10ml/menit.Untuk larutan 5%, guna peningkatan sementara protein plasma sampai

mencegah kelebihan beban sirkulasi dan edema pulmoner,terapi ini menghasilkan hipoproteinemia kembali normal. Konpatibilitas tambahan : Albumin serum normal sesuai dengan NaCl 0,9 %, atau D5%. k. Penyuluhan pasien / keluarga : Jelaskan tujuan pemberian larutan ini pada klien.Instruksikan hipersensivitas. 12. Evaluasi Efektifitas terapi ditunjukkan dengan : Peningkatan tekanan darah dan volume darah bila digunakan untuk menangani syok dan luka bakar. Peningkatan haluaran urine yang mencerminkan mobilisasi cairan dari jaringan ekstravasculer. 6 klien untuk melaporkan tanda dan gejala reaksi

Peningkatan

protein

plasma

serum

pada pasien-pasien

dengan

hipoproteinemia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Deglin,Judith hoper,2004 Pedoman Obat untuk Perawat edisi 4,EGC, Jakarta. 2. Hasan, Irsan, dkk.2008. Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirosis Hati. Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta 3. Konsensus FKUI-PPHI. Pemberian albumin pada sirosis hati. Unit PPKB/ CME FKUI 2003.

You might also like