You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KELAINAN JATUNG BAWAAN

oleh : Syafrini agustine Umrotus saidah Fajar adi lukito Dedi kurniawan Rico dwi hengki Nur maysaroh Nor rosdiana dewi

Program studi D3 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya 2010

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan petunjuknya kami dapat menyelesaikan makala tentang KELAINAN JANTUNG BAWAAN . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KEPERAWATAN ANAK di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bepartisipasi dalam memberikan masukan yang bermanfaat demi tersusunnya makalah ini. Kami menyadari bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini bukanlah sempurna,untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membacanya

Surabaya , 13 Maret 2010

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman Judul..................................................................................................... Kata Pengantar..................................................................................................... Daftar Isi.............................................................................................................. BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1.3 Tujuan............................................................................................... i ii iii 1 1 1 2

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 pengertian kelainan jantung bawaan.............................................. 2.2 Etiologi kelainan jantung bawaan................................................... 2.3 manifestasi klinis kelainan jantung bawaan 2.4 pemeriksaan diagnostik.. 2.5 Pengkajian 2.6 Diagnosa keperawatan 2.7 interevensi 2.8 Evaluasi.. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan........................................................................................ 3.2 Saran.................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ada banyak sekali kelainan jantung, mungkin ada belasan macam. Beberapa kasus kelainan jantung yang pernah kami temui: ASD (Atrial Septal Defect) bocor pada bagian atas, VSD (Ventrical Septal Defect) bocor pada bagian bawah, PDA (Patent Ductus Arteriosus), TOF, pembuluh darah terbalik, dan lain-lain. Bahkan banyak juga kasus, seorang mengalami beberapa kelainan. Kali ini yang akan dibahas adalah kelainan jantung bawaan. Kebanyakan orang atau orang tua kurang mengetahui tentang penyakit ini Karena Dari informasi yang kami peroleh, penyebab kelainan jantung bawaan mungkin dari faktor genetik (turunan), pengaruh minum banyak antibiotik atau obat-obatan lain saat hamil, makanan (makanan yang banyak pengawet dan pewarna buatan), polusi, serta faktor X (yang sampai sekarang belum diketahui). Gejalanya sekalipun seperti Pada anak penderita kelainan jantung bawaan, sulit di duga dan tidak banyak yang mengerti seperti gejala ada yang mempunyai gejala biru (terlihat biru pada kuku) tapi ada pula yang tidak disertai biru. Seorang pasien kelainan jantung bawaan dengan ciri warna biru pada kuku jari tangan dan kaki, mengalami perubahan yang menggembirakan setelah dioperasi. Warna daging (di bawah kuku) mulai berubah ke warna cerah (merah seperti orang normal) beberapa hari setelah dioperasi. Dalam penanganan masalah penyakit ini pun ada hal yan g harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan sehari- hari seperti :Bila diberi minum susu, bayi penderita kelainan jantung bawaan mudah lelah. Minumnya hanya sedikit. Disarankan memberi susu bukan langsung dari botol tapi dengan sendok atau bisa juga dengan pipet (alat untuk meneteskan obat ke mulut bayi). Jadi bayi dapat minum lebih banyak tanpa harus banyak menguras tenaganya saat mengisap susu dari botol. Karena penyakit ini sangat mengancam jiwa karena organ yang diserang adalah organ terpenting dealam tubuh yaitu jantung kami akan membahas lebih dalam masalah ini dengan harapan para orang tua

dapat menangani dengan tepat putra putrinya yang mengalami penyakit atau mengurangi resiko terjadinya penyakit kelainan jantung bawaan ini. 1.2 RMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian kelainan jantung bawaan ? 2. Apa etiologi dari kelainan jantung bawaan? 3. Bagaimana manifestasi klinis dari kelainan jantung bawaan? 4. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang harus dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan jantung bawaan? 5. Bagaimana pengkajian pada pasien dengan kelainan jantung bawaan? 6. Apa saja diagnose yang timbul dari kelainan jantung bawaan? 7. Bagaimana intervensi dari pasien dengan kelainan jantung bawaan? 8. Bagaimana evaluasi dari asuhan keperawatan pada klien dengan kelainan jantung bawaan? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian kelainan jantung bawaan 2. Untuk mengetahui etiologi dari kelainan jantung bawaan 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari kelainan jantung bawaan 4. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic yang harus dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan jantung bawaan 5. Untuk mengetahui pengkajian pada pasien dengan kelainan jantung bawaan 6. Untuk mengetahui diagnose yang timbul dari kelainan jantung bawaan 7. Untuk mengetahui intervensi dari pasien dengan kelainan jantung bawaan. 8. Untuk mengetahui evaluasi dari asuhan keperawatan pada anak dengan keleinan jantung bawaan.

BABII PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227) Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235) Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

2.2

Etiologi Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan : 1. Faktor Prenatal :

Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella. Ibu alkoholisme. Umur ibu lebih dari 40 tahun. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu. 2. Faktor Genetik :

2.3

Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-

masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF) Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)

Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg) Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah Apnea Tachypnea Nasal flaring Retraksi dada Hipoksemia Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)

Komplikasi

Endokarditis Obstruksi pembuluh darah pulmonal CHF Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur) Enterokolitis nekrosis Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner) Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit Hiperkalemia (penurunan keluaran urin. Aritmia Gagal tumbuh

Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin

(inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.

Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.

2.4

Pemeriksaan Diagnostik Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan) Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.

2.5

Pengkajian
1.

Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas) Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.

2.

Ada hipoksia kronis : Clubbing finger hiperemia pada ujung jari

3.

Pengkajian psikososial ditemukan : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.

2.6

Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung. 2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal. 3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel. 4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan. 5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori. 6. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan. 7. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekhawatiran terhadap penyakit anak.

2.7

PERENCANAAN

Dx: penurunan curah jantung b/d malformasi jantung. TUJUAN : Mempertahankan curah jantung yang adekuat dalam waktu 124 jam. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing) Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali) Kolaborasi pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas. Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload Berikan diuretik sesuai indikasi.

Dx 2: gangguan pertukaran gas b/d kongesti pulmonal . TUJUAN: Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru dalam waktu 124 jam.

Monitor kualitas dan irama pernafasan Atur posisi anak dengan posisi fowler Hindari anak dari orang yang terinfeksi Berikan istirahat yang cukup Berikan nutrisi yang optimal Berikan oksigen jika ada indikasi Dx 3: intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan antara pamakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel. TUJUAN: Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat dalam waktu 124 jam.

Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat tidur Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak. Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan / kecemasan pada anak Dx 4: perubahan pertumbuhan dan perkembangan b/d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan. TUJUAN: Memberikan support untuk tumbuh kembang dalam waktu 224 jam.

Kaji tingkat tumbuh kembang anak Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game, nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.

Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat Dx 5: Perubahan nutrisi kurang dari keb tubuh b/d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori. TUJUAN: Mempertahankan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sesuai.

Sediakan diit yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat Monitor tinggi badan dan berat badan, dokumentasikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui kecenderungan pertumbuhan anak Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama Catat intake dan output secara benar Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari kelelahan pada saat makan Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat haus, oleh karena itu cairan tidak dibatasi. Dx 6: resiko infeksi b/d menurunya status kesehatan. TUJUAN: Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi

Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi Berikan istirahat yang adekuat Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal Dx 7: Perubahan peran orang tua b/d hospitalisasi anak, kekhawatiran terhadap penyakit anak. TUJUAN: Memberikan support pada orang tua

Ajarkan keluarga / orang tua untuk mengekspresikan perasaannya karena memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskudikan rencana pengobatan, dan memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan

Ekplorasi perasaan orang tua mengenai perasaan ketakutan, rasa bersalah, berduka, dan perasaan tidak mampu Mengurangi ketakutan dan kecemasan orang tua dengan memberikan informasi yang jelas Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit Memberikan dorongan kepada keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain dalama perawatan anak.

2.8 EVALUASI 1. Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung 2. Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru 3. Anaka akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat 4. Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan 5. Anaka akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk mempertahankan berat badan dan menopang pertumbuhan 6. Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi 7. Orang tua akan mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.

Perencanaan Pemulangan

Kontrol sesuai waktu yang ditentukan Jelaskan kebutuhan aktiviotas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usia dan kondisi penyakit Mengajarkan ketrampilan yang diperlukan di rumah, yaitu :
o o o

Teknik pemberian obat Teknik pemberian makanan Tindakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal yang mencemaskan tandatanda komplikasi, siapa yang akan dihubungi jika membutuhkan pertolongan.

BABIII PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir, dan Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, yang biasanya ditandai dengan adanya: Machinery mur-mur persisten,Tekanan nadi besar Takhikardia,Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal, Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah, Apnea, Tachypnea, Nasal flaring, Retraksi dada, Hipoksemia.penyakit jantung bawaan dapat dilakukan pemeriksaan diagnostic seperti:Foto Thorak ,Ekhokardiografi ,Pemeriksaan dengan Doppler berwarna, Elektrokardiografi (EKG).dalam pembuatan asuhan keperawatan perlu dilakukan pengkajian meliputi: Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas) Ditemukanya: tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edera tungkai, hepatomegali.,adanya hipoksia kronis : Clubbing finger, adanya hiperemia pada ujung jari, dan tidak lupa pula pengkajian pola makan dan perubahan psiko social. Dari pengkajian didapatkan diagnose sesuai prioritas : 1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung. 2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal. 3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel. 4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.

Dengan tujuan: 1. Mempertahankan curah jantung yang adekuat. 2. Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru. 3. Mempertahankan tingkat aktifitas yang adekuat. 4. Memberikan support untuk tumbuh kembang. Dan intervensinya yang harus dilakukan adalah: 1. Mempertahankan curah jantung yang adekuat 2. Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru 3. Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat 4. Memberikan support untuk tumbuh kembang. Dan tindakan yang terakhir adalah evaluasi setelah implementasi atau tindakan dilakukan, yang didasarkan atas SOAP.

3.1 SARAN Kami menyarankan kepada khususnya teman- teman calon perawat ataupun para tenaga kesehatan yang lain untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan ilmunya untuk masalah-masalah kesehatan yang sekarang ini berkembang dan belum ada obatnya maupun belum mengetahui apa penyebabnya seperti kelainan jantung bawaan ini yang belum diketahui penyebabnya.kami berharap agar para orang tua lebih deteksi dini terhadap perubahan yang terjadi pada putra putrinya dan bias mengantisipasi untuk mengurangin adanya suatu kelainan2 khusus nya kelainan jantung bawaan.

DAFTAR PUSTAKA Hendy silcozwei (2008).http://kelainan jantung bawaan pada anak,blog

spot.com.kelainan jantung bawaan.akses pkl.18.00.tgl 30 mei 2010.

You might also like