You are on page 1of 11

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PADA DRAMA BERJUDUL ADUH KARYA PUTU WIJAYA

SMA SANTA URSULA 2010-2011

Oleh: Felicia Alvina XI IPA 2 / 13

BAB 1 BAB 1.1 SINOPSIS


Di dalam drama yang berjudul ADUH ini diceritakan terdapat sekelompok orang yang tidak mengenal satu sama lain tetapi setelah bunyi sirine yang lewat dan menginggalkan seseorang yang sakit mereka pun mulai bertanya-tanya kepada si sakit dan tanpa mengetahui nama satu sama lain mereka pun berdebat tentang perlu atau tidaknya mereka membantu orang yang sakit tersebut. Karena perdebatan mereka yang terlalu panjang dan tidak berujung maka orang sakit itu pun mati. Mereka pun tercengang. Setelah mereka menyadari bahwa orang sakit itu benar-benar mati mereka mencari cara untuk menguburnya. Mereka berkali-kali mencoba mengangkat mayat orang sakit itu tetapi tidak bisa karena mereka tidak bersungguh sungguh. Mereka selalu berdebat tentang segala hal, tentang jenis kelamin mayat orang sakit tersebut, bau yang dihasilkan oleh mayat tersebut, tentang setan yang dilihat oleh salah seorang dari mereka, dan lain-lain. Tiba tiba ada seorang dari mereka yang kesurupan, dirasuki oleh roh si orang sakit itu. Setelah semua orang itu terkejut dengan perkataan orang kesurupan itu, seorang dari mereka maju menjadi pemimpin dan mencoba untuk memberikan komando untuk mengangkat mayat itu, dan berhasil. Mayat itupun terangkat sampai selutut. Kemudian salah seorang dari mereka keluar dan menawarkan diri untuk menjadi perintis, dan mereka pun terus berjalan dengan masih tetap mengangkat mayat itu dan dengan seorang perintis berjalan di depan mendahului yang lain. Tetapi tidak lama mayat itu jatuh lagi dan si perintis yang berjalan di depan tidak tahu dan melanjutkan perjalanannya. Si pemimpin duduk dan kemudian berbaring. Perbuatannya itu diikuti oleh orang yang lainnya. Tiba tiba orang kesurupan itu melonjak dan mengerang

kembali. Ada yang tidak tahan dan menyadarkan orang yang kesurupan itu. Setelah sadar orang yang baru saja sadar dari kesurupannya itu menyesal. Si pemimpin yang menyadarkan orang yang kesurupan pergi meninggalkannya dan sesudah yang lain tidur pemimpin itu menghampiri mayat dan mencuri dari mayat itu. Di tempat lain si perintis sudah menemukan tempat yang tepat untuk menguburkan mayat tersebut dan ia pun berjalan kembali sambil bernyanyi. Ia sampai dan si pemimpin sudah selesai merampok mayat itu. Setelah beberapa perdebatan mereka pun melanjutkan mengangkat mayat itu. Sambil menggotong itu merka mulai bertentangan tentang tempat. Perintis jalan tampak kebingungan, setelah dilempar batu oleh salah satu dari mereka si perintis pun lari kebingungan ke tempat angker dan mereka pun berebutan menunjukan arah, kemudian saling tarik dan pada akhirnya hanya tinggal berdua saja. Si Yang Satu dan Yang Lain. Dan pada saat itu anjing datang mengendus-endus mereka dan berlalu. Dan pada akhirnya mereka berdua berhasil memasukan mayat itu ke dalam lubang yang adalah sumur. Di situ Yang Lain jatuh. Kakinya terperosok. Ia pun mengaduh kesakitan dan terus begitu. Yang Satu mencoba untuk membantu Yang Lain. Di saat itu terdengar bunyi suara sirine seperti di awal dan mereka pun mulai panik. Yang Satu pun meninggalkan Yang Lain. Dan Yang Lain berusaha berjalan, tak berbeda juah dari orang sakit yang muncul ke depan mereka dan yang sekarang terkubur dalam sumur. Pagi hari mereka kembali, semua ada terkecuali Yang Satu dan Yang Lain. Setelah mereka berdebat tentang bau busuk mayat itu yang masih tertinggal di tubuh mereka. Tetapi tiba tiba mereka mendengar suara aduh dari kejauhan dan mereka pun mulai ketakutan. Setelah beberapa saat muncul Yang Satu tampak ketakutan dan berlari, walaupun ditahan tetap saja ia berlari. Dan tiba tiba muncullah dari arah Yang Satu berlari, Yang Lain dengan kaki terbebat, ia mengaduh aduhdan kemudian kejadian pun terulang.

BAB 1.2 PENOKOHAN


SALAH SEORANG Salah Seorang bukan hanya satu orang tetapi terdapat beberapa orang dan mereka memiliki peran sendiri sendiri yang akan terungkap dalam lakon. SI SAKIT Sifat dari Si Sakit adalah ia sangat senang mengerjai orang. Hal ini ditunjukkan pada kalimat: SALAH SEORANG: Waduh, waduh! Ini air apa! Cuh! Dia masih bias kencing! SALAH SEORANG: YANG SIMPATI Sifat Yang Simpati adalah ia memberikan simpati kepada Si Sakit yang mati. Ditunjukkan pada kalimat: YANG SIMPATI: Benar. Tak pelak lagi. Saudara saudara telah terlibat perkara membunuh dengan komplot, seorang yang membutuhkan pertolongan. YANG USUL Yang Usul memiliki sifat pelupa, malu, dan senang mengusulkan berbagai hal. Sifat pelupanya ditunjukkan dalam kalimat: YANG USUL: Boleh saya usul mumpung ingat? , sifat malunya ditunjukkan pada kalimat: YANG USUL: Tapi saya agak malu sedikit. Sedangkan sifat senang member usul ditunjukkan pada: YANG USUL: Begini. Pertanyaan saya, sebelum dikubbur harus jelas, apa si Anu ini laki laki seperti yang kita sangka dari semula kan kesannya begitu. Kalau betul, kenapa matanya mirip wanita, ya inilah! Cobalah lihat! Masih bisa jahil juga.

PEMILIK BALSEM Sifat pemilik balsam adalah pelit dan penakut. Sifat pelit ditunjukkan pada saat:PEMILIK BALSEM: Balsem cap macan mau? SALAH SEORANG: mana, bawa sini! PEMILIK BALSEM: Tapi jangan dihabiskan. Dan SALAH SEORANG: Sudah habis. PEMILIK BALSEM: iya, tapi kalengnya bisa dipakai tempat simpan jarum. Sedangkan sifat penakutnya ditunjukkan pada:Tiba tiba yang punya kaleng berteriak ketakutan dalam gelap. Kemudian dia berlari kembali masuk kelompok. YANG BERANI Sifat Yang Berani adalah pemberani. Ditunjukkan pada:Orang itu tak menjawab. Ia masuk ke dalam gelap. Kelompok itu mengganggunya. YANG IRI Sifat yang iri adalah ia selalu iri kepada yang lain. Ditunjukkan pada:YANG IRI: Biasa, orang sok jago! Dia kan selalu begitu, pamer punya sabuk, ah! Buat apa! Tidak satu orang yang punya, tapi tidak semua orang suka pamer pamer seperti itu. Kalau memang berani, kalau memang betul betul jago. Menunjuk yang mati. Bereskan itu sekarang! YANG KESURUPAN Sifat Yang Kesurupan adalah ia gampang merasa bersalah. Ditunjukkan pada:YANG KESURUPAN: Aku menyesal Menangis. PEMIMPIN Sifat Pemimpin adalah ia rajin. Ditunjukkan dalam:PEMIMPIN: Ayo saudara saudara, jangan bermalas malas. Mari garap! Tanggung jawab di tangan kita. Mulai saat ini pimpinan dan komando ada di tangan saya. Saya di tengah, mari kita garap!

PERINTIS Sifat perintis adalah sabar. Ditunjukkan pada:PERINTIS: Dari luar. Ini dia baru ketemu. Kalau tidak sabar tidak akan ketemu. Tunggu sampai rampung dulu! Ini dia jalannya YANG MARAH Sifat Yang Marah adalah pemarah. Ditunjukkan pada:YANG MARAH: Bangsat! Mayat ini baik baik saja sebelumm kami tidur. Waktu dia datang dan kita bangun dia sudah dirampok. Dan kamu tidak mengaku itu salah kamu sendiri. Malah menuduh! WAKIL Sifat Wakil adalah pengertian. Ditunjukkan pada:WAKIL: Begini. Meskipun saya bukan mewakili kawan kawan tetapi mereka lebih suka diam, saya mereasa perlu menjelaskan, apa isi hati mereka. Boleh? YANG LAIN Sifat Yang Lain adalah tidak mudah menyerah dan ceroboh. Sifat tidak mudah menyerah ditunjukkan dalam:Yang lain terus mengerang. Ia berguling-guling kemudian berusaha bangun. Meskipun dengan susah payah berhasil juga. Ia berusaha berjalan tak ubahnya seperti orang sakit yang muncul ke depan kelompok dan yang kini berkubur dalam sumur itu. Dan sifat cerobohnya ditunjukkan dalam:YANG LAIN: Aduh! Aku terperosok. Ini apa? Waduh! YANG SATU Sifat Yang Satu adalah gigih dan tidak setia kawan. Sifat gigihnya ditunjukkann dalam:YANG SATU: ya, kalau dirasakan memang sakit. Tapi coba. Aku tahu, sakit, aku bisa merasakan, aku juga pernah sakit. Tapi ini sudah hamper pagi. Kalau terus di sini, kita bisa ketahuan. Kalau kita tertangkap, tertangkap basah, wah payah. Ayo. Ia memaksa

temannya tanpa memperhatikan keluh kesahnya. Ia memapah berjalan. Gerakkan sedikit kaki yang sebelah, di sini jalannya sulit. Waduh, jangan mengaduh terus. Diam. Diam. Wah! dan sifatnya yang tidak setia kawan ditunjukkan dalam:Yang lain melepaskan pegangannya. Sirine makin dekat. Yang satu bimbang menolong atau meninggalkan kawan. Ia sudah melangkah hendak pergi. Tapi kembali lagi karena kasih. Tiba tiba pula suara sirine itu berhenti sunyi tapi menakutkan. Hari telah pagi, daerah itu mulai dirayapi terang. Cepat yang satu melarikan dirinya

BAB 1.3 ALUR

BAB 1.4 SETTING LATAR


Setting latar pada drama ini ada beberapa tetapi semua masih tetap berhubungan. Setting 1: Pinggir jalan raya Hal ini ditunjukkan pada kalimat : Mereka tiba tiba menghentikan kegiatannya tatkala terdengar suara sirine. Hal ini menunjukkan adanya kendaraan yang memiliki sirine di dekat tempat itu. Setting 2: di hutan bambu yang gelap Ditunjukkan pada kalimat : SALAH SEORANG : Dekat rumpun bambu itu kan tempat itu, keponakan penjual sate Madura itu bunuh diri! Ya memang! Tempat itu memang angker!

BAB 1.5 AMANAT


Drama ADUH ini memiliki beberapa amanat yang menurut saya menarik. Disini banyak terjadi perdebatan. Dan sebagian dari perdebatan itu tidaklah perlu ada sebenarnya. Hal pertama yang dapat saya ambil adalah berdebat harus di saat yang tepat dan dengan alasan tepat. Karena di lakon ini mereka memperdebatkan untuk menolang si sakit atau tidak tapi mereka terlalu banyak dan berdebat sampai pada akhirnya si sakit itupun mati. Adapula saat dimana mereka mencoba mengangkat mayat si sakit itu tetapi tidak berhasil. Tapi kemudian salah satu dari mereka maju dan menjadi pemimpin. Dan pada saat itu mayat pun dapat terangkat walaupun hanya selutut dan tidak lama kemudian jatuh lagi. Hal yang dapat saya ambil adalah jika kita melakukan sesuatu yang besar bersama sama tanpa komando itu sama saja dengan sia sia karena itu tidak akan berhasil. Harus ada ketua atau pemimpin yang maju dan dapat diandalkan untuk mengatur segala sesuatunya dan menyatukan orang orang yang banyak itu untuk melakukan satu tujuan yang sama agar tujuan itu dapat tercapai.

BAB 2 UNSUR EKSTRINSIK


Pada novel drama yang berjudul ADUH ini saya ingin melihat dari sisi psikologis. Disini banyak terjadi adegan yang diceritakan di malam hari daan tempat gelap yang angker. Orang pada umumnya pasti akan sudah takut. Apalagi mereka sedang bersama mayat seseorang yang mereka saksikan kematiannya. Di drama ini pun demikian. Suasana itu pun membuat adanya rasa ketakutan kepada para lakon lakon di drama ADUH ini . adapula dimana mereka merasa mendapatkan tekanan dari rasa bersalah mereka yang telah membiarkan orang yang sakit itu mati. Dan mereka juga mendapatkan tekanan karena mereka takut kejadian ini tidak sengaja diketahui oleh pihak ketiga atau pihak lain. Karena jika dilihat dari sisi hukum mereka akan menjadi tersangka atas kasus pembunuhan yang akan menyebabkan mereka mendapatkan hukuman penjara jika tertangkap. Hal yang sama juga pasti akan terjadi di dunia kita yang sebenarnya. Jika seseorang melakukan kesalahan, sekecil apapun itu, mereka pasti akan cepat cepat menutupinya agar hanya dia seorang yang tahu kesalahannya itu dan agar tidak menimbulkan kecurigaan kecurigaan yang dapat mencoreng nama baiknya di hadapan umum. Dan jika dilihat dari sisi sosial budaya dalam drama ini hal itu tidak begitu aktual. Mereka melihat orang yang kesakitan di depan mereka, tetapi mereka tidak membantunya sama sekali sampai orang itu pun akhirnya meninggal. Hal ini tidak sesuai dengan budaya dan perilaku sosial di kehidupan kita yang sehari hari. Di kehidupan sehari hari memang masih mungkin terjadi kejadian yang sama tetapi kecil kemungkinannya. Karena budaya dan perilaku sosial di kehidupan kita sehari hari rasa tolong menolong dan gotong royong masih ada.

You might also like