You are on page 1of 18

Jumat, 12 September 2008

HARGA DIRI RENDAH


HARGA DIRI RENDAH DEFINISI Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998). Aktualisasi diri Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif. Konsep diri positif Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan. Harga diri rendah Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan. Kerancunan identitas Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain lain. Dipersonalisasi Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain. Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut : Konsep diri posistif Gambaran diri yang tepat dan positif Ideal diri yang realistis Harga diri yang tinggi Penampilan diri yang memuaskan Identitas yang jelas FAKTOR PENYEBAB Teori penyebab Situasional Yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN). HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh : Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter). Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya. Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan. Kronik Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar

mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan. Faktor Predisposisi Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah Faktor Presipitasi Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi Konflik peran Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan Peran yang tidak jelas Kurangnya pengetahuan individu tentang peran Peran yang berlebihan Menampilkan seperangkat peran yang konpleks Perkembangn transisi Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri Situasi transisi peran Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu Transisi peran sehat-sakit Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan. Tanda dan Gejala Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa apa. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan. Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda tanda sebagai berikut : Produktivitas menurun. Mengukur diri sendiri dan orang lain. Destructif pada orang lain. Gangguan dalam berhubungan. Perasaan tidak mampu. Rasa bersalah. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan. Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan. Pandangan hidup yang pesimis. Keluhan fisik. Pandangan hidup yang bertentangan.

Penolakan terhadap kemampuan personal. Destruktif terhadap diri sendiri. Menolak diri secara sosial. Penyalahgunaan obat. Menarik diri dan realitas. Khawatir. Akibat harga diri rendah berkepanjangan (kronis). Klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain. HDR kronis berlangsung lama tanpa adanya intervensi yang terapeutik dapat menyebabkan terjadinya kekacauan identitas dan akhirnya terjadi di personalisasi. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrogasikan aspek aspek. Identitas masa kanak kanak ke dalam kematangan aspek psikologi psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis. Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat meredakan dirinya dengan orang lain. Mekanisme koping individu tidak efektif. Masalah Keperawatan Gangguan konsep diri : HDR DS : - Adanya ungkapan yang menegatifkan diri. - Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya. - Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri. DO : - Kontak mata kurang, sering menunduk. - Mudah marah dan tersinggung. - Menarik diri. - Menghindar dari orang lain. 2. Perubahan penampilan peran DS : - Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. DO : - Adanya keluhan fisik. - Perubahan dalam tanggung jawab. 3. Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri. DS : - Ungkapan yang terbatas pada ya atau tidak tahu. DO : - Tidak adanya kontak mata, selalu menundukkan kepala. - Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri. - Menolak diajak berbincang bincang. - Posisi tidur janin. 4. Keputusasaan DS : - Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi pikiran. - Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya. - Mengungkapkan keputusan. - Mengatakan kata kata pesimis. - Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan orang lain. DO : - Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat. - Kurang berenergi. - Pasif tampak apatis. - Lebih banyak tidur menarik diri. - Marah. Kerusakan komunikasi

DS : - Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi. - Mengungkapkan hal hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya. DO :- Menolak berkomunikasi - Berbicara dengan nada yang tidak jelas. - Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal Resiko tinggi intoleran aktivitas DS : - Klien mengungkapkan menolak aktivitas DO :- Pasif - Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain. - Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari hari. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : halusinasi DS : - Klien mengatakan mendengar suara, melihat sesuatu, mengucap rasa, sesuatu, mencium bau yang nyata. DO : - Klien berbicara, senyum senyum, tertawa sendiri. - Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan. - Berbicara kacau, kadang kadang tidak masuk akal. - Tidak dapat membedakan hal hal yang nyata dan tidak nyata. Defisit perawatan diri DS : - Klien mengatakan malas untuk beraktifitas mandi, makan ganti pakaian dll. DO : - Pakaian kotor, penampilan tidak rapi. - Rambut kusut, kotor, bau tidak sedap. - Personal hygiene yang kurang. - Makan tak mau / menolak. - BAB / BAK tidak terkontrol. Resiko perilaku pada diri sendiri, orang lain / lingkungan DS : - Mengatakan mendengar suara yang negatif tentang orang lain, ancaman, ejekan. DO : - Mudah tersinggung, jengkel, marah. - Ekspresi wajah tegang. - Memukul atau menyakiti orang lain. Merusak lingkungan sekitar. Diagnosa Keperawatan Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR. HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif. HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh. HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR. Keputusan berhubungan dengan hdr. Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR. Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR. Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri. Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri. Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi. Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. Rencana Keperawatan Diagnosa : Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR. Tujuan umum : Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab. Tujuan khusus :

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada. Intervensi : Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik. Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti. Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau menyetujui. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita. Sediakan waktu untuk mendengarkan. Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap aspek positif klien. Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya penampilan klien dalam self care latihan fisik dan ambulasi serta aspek aspek. Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien. Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas kebersihan klien. Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah. 6.1 Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR. 6.2 Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. 6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah. Rasional Membina hubungan perawat klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi. Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya. Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara. Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri. Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain. Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.

Dapat di ketahui kegiatan kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri, memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan aktivitas tersebut. Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan pujiannya akan meningkatkan harga diri klien. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke masyarakat. Hasil yang diharapkan. Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita. Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem pendukung). Klien berperan serta dalam perawatan di derita. Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang realistis. Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke - 1 (pertama) Proses Keperawatan Kondisi Klien Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun. Diagnosa Keperawatan Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR. Tujuan Khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki. Tindakan Keperawatan Bina hubungan saling percaya. Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif. Utamakan memberi nilai yang realitas. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik. - Selamat pagi mas ? - Perkenalkan nama saya Jepi dari AKPER Ngudi Waluyo Ungaran, saya dinas disini 4 minggu. - Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ? Evaluasi / validasi - Bagaimana perasaan mas kali ini ? - Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini ! Kontrak - Topik : Bagimana kalau kita bincang bincang sebentar tentang hal hal positif yang bisa mas lakukan sehari hari ? - Waktu : jam berapa kita akan berbincang bincang ?gimana kalu waktunya 10 menit saja ? - Tempat : mas mau bincang bincang dimana ? Kerja Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri, memandang ke bawah terus ? Kegiatan apa yang masa lakukan sehari hari ? Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ? Terminasi

Evaluasi subjektif Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang saat ini ? Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak mau bicara ? Rencana tindak lanjut Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan positif yang mas miliki. Kontrak Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ? Tempat : mas nanti minta kita bincang bincang dimana ? Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ? Waktu : jam berapa kita akan berbincang bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang aja mas? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke 2 (Kedua) Proses Keperawatan Kondisi klien Pasien murung, sering tiduran di kamar, jarang bicara sama orang lain. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. Tindakan keperawatan Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif. Utamakan memberi pujian yang realistis. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan saya ? Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan mas hari ini Mas masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemasin ? Kontrak Kita kemarin sudah kontrak, bahwa hari ini kita akan berbincang bincang tentang bagaimana mas dapat menilai kemampuan yang mas miliki ? Mas ingin kita bincang bincang berapa lama ? Mau dimana mas tempatnya ? Oh ya kemarin kita sudah sepakat kita bincang bincang di ruang makan selama 10 menit ya mas ? mas mau kan ? Kerja Selama mas disini kegiatan apa saja yang mas lakukan. Sebelum mas disini, mas pernah punya ketrampilan ? bisa mas sebutkan ketrampilan yang pernah mas miliki tersebut ? Mas pernah mendapatkan penghargaan tentang ketrampilan yang mas miliki ini ? Mas bisa memanfaatkannya kembali ? Terminasi

Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan mas saat ini setelah kita bincang bincang banyak tentang kegiatan yang mas miliki tadi ? Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan lagi kegiatan apa saja tadi yang mas miliki ? Rencana tindak lanjut Mas masih ingat dengan topik yang kita bicarakan tadi ? untuk pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan tentang bagaimana merencanakan kagiatan sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kan ? Kontrak Untuk pertemuan besok kita akan berbincang bincang tentang merencanakan kegiatan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kita berbincang bincang dimana ? Gimana kalau waktunya pagi jam 09.00 aja masnya setuju kan ? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke 3 (Ketiga) Proses Keperawatan Kondisi klien Klien sudah mau berkumpul sama teman temannya. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Tindakan keperawatan Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. Kegiatan mandiri. Kegiatan dengan bantuan sebagian. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas, mas masih ingat nama saya mas ? Evaluasi / validasi Bagaimana mas apa masih ingat tentang pembicaraan kita kemarin mas? Kontrak Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan membicarakan & membahas tentang rencana yang akan kita lakukan mas ? Waktu : jam berapa mas, kita akan berbincang bincang lagi mas ? berapa lama mas ? Tempat : mau di tempat ini atu mau bincang bincang dimana mas? Kerja Pada pertemuan pertama mas menyatakan bisa memotong rambut, lalu kemampuan tersebut dapat mas lakukan disini maupun setelah mas pulang dari sini, mas bisa mengekspresikan perasaan mas dengan momotong rambut temannya. Dengan memotong rambut perasaan mas agak terhibur. Dan nanti kalau mas sudah pulang mas bisa membuka salon dan mas bisa mempunyai penghasilan sendiri dari hasil memotong rambut. Terminasi Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang selama ini ?

Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan kemampuan apa yang bisa dilakukan mas ? Rencana tindak lanjut Bagaimana perasaan mas setelah kita membicarakan topik ini sekarang bandingkan perasaan mas sebelum dan sesudah berbincang bincang. Kontrak yang akan datang Topik : untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan selama mas sakit, mas setuju tidak ? Waktu : jam berapa mas kita nanti bisa berbincang bincang lagi ? mau berapa lama ? Tempat : dimana mas kita nanti mau berbincang bincang ? mas mau ditempat mana ? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke 4 (Keempat) Proses Keperawatan Kondisi klien Tampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka menyendiri. Diagnosa keperawatan Isolasi : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Tindakan keperawatan Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas keberhasilan klien. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ? Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin. Kontrak Topik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai dengan kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ? Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi? Waktu : jam berapa mas bisa bincang bincang lagi ? mas mau berapa lama ? Kerja Coba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus kali ini mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa melaksanakannya dirumah, bagaimana mas setuju ? Terminasi Evaluasi subyektif Coba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang bincang ? Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan lagi kegiatan kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ? Rencana tindak lanjut Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang kali ini coba nanti mas ingat ingat lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi . Kontrak Topik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang ada, kalau mau nanti kita bisa bincang bincang.

Waktu : jam berapa mas mau bincang bincang dengan saya ? mau berapa lama ? Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke 5 (Kelima) Proses Keperawatan Kondisi klien Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang klien memberi senyum. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Tindakan keperawatan Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ? Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan mas pagi ini ? Apakah saran saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ? Kontrak Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang bincang tentang sistem pendukung yang ada dalam keluarga mas ? Waktu : jam berapa mas kita akan bincang bincang ? Tempat : mas mau bincang bincang dimana ? Kerja Coba ceritakan pada saya tentang saran saran saya yang sudah mas lakukan. Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ? Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ? Terminasi Evaluasi subyektif Setelah berbincang bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi ini ? Evaluasi obyektif Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ? Rencana tindak lanjut Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga. Kontrak yang akan datang Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.
(http://asuhanjiwa.blogspot.com/2008/09/harga-diri-rendah.html)

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

GAMBARAN KASUS
Nn. D umur 20 tahun yang beralamat di jalan Mawar no.3, Cilandak, Jakrta Selatan. Ia dibawa ke RSJ Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 2403-2009, dengan alas an kakak klien mengatakan bahwa Nn.D sering berteriak sering memukul dirinya sendiri. Sebelumnya sekitar 8 bulan yang klien pernah dibawa oleh

keluarganya ke paranormal dengan alasan yang sama, tetapi klien tidak kunjunng sembuh. Keluarga klien mengatakan juga bahwa klien

mengalami gagguan jiwa sejak ia diceraikan oleh suaminya. Dan selama klien berumahtangga dengan mantan suaminya, klien juga sering mendapat perilaku kekerasan dari suaminya, seperti dipukul atau diinjak perutnya saat klien sedang hamil 4 bulan. Saat dilakukan pengkajian klien tampak berantakan, tekanan darh klien 140/90 mmHg, Nadi 89 x/menit, suhu 37o C, dan RR 24 x/menit. Mata klien juga melotot dan dengan pandangan yang tajam, nada suara klien juga tinggi, tangan sering mengepal, tampak tegangn saat bercerita dan pembicaraan klien kasar.

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN


A. Proses keperawatan 1. Kondisi klien

a. Data subyektif : 1) Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan 2) Klien mengatakan merasa orang lain mengancam 3) Klien mengatakan orang lain jahat b. Data objektif : 1) Klien tampak tegang saat bercerita 2) Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya 3) Mata melotot, pandangan tajam 4) Mengancam secara verbal dan fisik 5) Nada suara tinggi 6) Tangan mengepal 7) Berteriak/menjerit 8) Memukul 2. Diagnosa keperawatan Risiko tinggi perilaku kekerasan 3. Tujuan keperawatan a. Tujuan umum :

Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan baik secara fisik, sosial atau verbal, spiritual, dan terapi

psikoformatika. b. Tujuan khusus : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya 2) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan 3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan 4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dapat dilakukan 5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan 6) Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan 7) Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan 8) Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian. 4. Tindakan keperawatan a. Bina hubungan saling percaya b. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya c. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya

d. Diskusikan denngan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini e. Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada : 1) Diri sendiri 2) Orang lain/keluarga 3) Lingkungan f. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan g. Tentang mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik h. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian B. Strategi komunikasi 1. Fase orientasi a. Salam : Assalamualaikum, Selamat pagi? b. Evaluasi : Bagaimana perasaan Mba saat ini? Apa yang sedang Mba rasakan saat ini? Perkenalkan Mba Nama saya Suster S. Mba namanya

siapa?biasanya dipanggil apa? c. Kontrak 1) Topik : Baiklah Mba D, saat ini kita akan membahas tentang penyebab Mba marah dan mengontrol rasa marah secara fisik. 2) Waktu : Mba D ingin berapa lama kita akan berbincangbincang? 3) Tempat : Dimana tempat Mba D inginkan untuk kita berbincang-bincanng? 2. Fase kerja a. Identifikasi penyebab perilaku kekerasan : Apa yang menyebabkan Mba D marah? b. Identifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan Saat Mba D sedang marah apa yang akan Mba rasakan? Apakah dada Mba berdebar-debar lebih kencang? Atau Mata melotot? . c. Identifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan Saat Mba D marah apa yang Mba lakukan?

d. Identifikasi akibat risiko tinggi perilaku kekerasan Apakah dengnan cara itu marah/kesal Mba dapat

terselesaikan? Ya tentu tidak, apa kerugian yang Mba D alami? Betul Mba jadi masuk ke ruang Isolasi. e. Menyebutkan cara mengontrol risiko tinggi perialu kekerasan Pertama mari kita coba melakukan latihan tarik napas dalam. Sekarang Mba D bisa berdiri atau duduk rilexs, lalu tarik napas dalam dari hidung tahan sebentar, lalu keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Ini dilakukan sebanyak 5 kali ya Mba? f. Membantu klien mempraktekkan cara latihan cara mengontrol fisik Sekarang coba Mba lakukan bagaimana latihan napas dalam? Pertam tarik napas melalui hidung, ya seperti itu Mba bagus, kemudian hembuskan melalui mulut. Ini dilakukan selam 5 kali ya Mba. Ayo sekarang lakukan kembali, tarik napas dalam-dalam melalui hidung, Mba D rasakan betapa sejuknya udara bersih yang masuk ke paru-paru kita, kemudian hembuskan pelan-pelan melalui mulut, ya seperti itu Mba, Bagus.. g. Membantu klien memasukkan kegiatan sehari-hari

Nah..Mba D tadi telah melakukan latiahan teknik relaksasi napas dalam, bagaimana kalau latihan ini kita buat jadwal kegiatan sehari-hari Mba? Baik kita masukkan ya ke jadwal kegiatan sehari-hari Mba? Kapan waktu yang Mba D inginkan untuk melakukan latihan ini? Bagaimana kalau setiap jam 09.00 pagi? 3. Fase terminasi a. Evaluasi Bagaiman perasaan Mba setelah melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya..betul, dan kelihatannya Mba terlihat sudah lebih rileks. Kalau begitu coba Mba praktikkan lagi latihan teknik napas dalam yang saya ajarkan tadi. . b. RTL (Rencana Tindak Lanjut) Ya..Bagus Mba. Mba telah bisa melakukannya dengan baik. Besok kita akan bertemu kembali untuk mengajarkan Mba D teknik relakasasi lain yang dpat membantu mengontrol rasa marah Mba. Tapi sebelumnya Mba D harus bias mengatasi rasa marah Mba dengan teknik relaksasi napas dalam yang telah saya ajarkan tadi. c. Kontrak waktu yang akan datang

Baik Mba D kita sudah selesai berbincang-bincangnya, besok saya akan menemui Mba kembali untuk melihat perkembangan kondisi Mba D dan mengajarkan teknik relaksasi yang lain. Mba D mau jam berapa kita ketemunya? Baik jam ya Mba , sesuai kesepakatan kita. Tempatnya di sisni ya Mba? d. Antisipasi maslah Mba, jika Mba D ingin merasa marah lagi pada saat saya tidak ada, Mba dapat melakukan sendiri teknik relaksasi napas dalam yang telah saya ajarkan tadi, atau jika dengan teknik ini rasa marah Mba D tidak berkurang Mba bias memanggil perawat yang ada di sini. Baik Mba, kalau begitu saya permisi dulu, sampai jumpa. Assalamualaikum..
(http://akhtyo.blogspot.com/2009/04/strategi-pelaksanaan-klien-dengan.html#)

You might also like