You are on page 1of 8

NAMA NIM SEM/ JUR MT.

KULIAH

: NUR ADILAH : 310927344 : IV/ PAI-9 : ILMU PENDIDIKAN II

ALAT-ALAT PENDIDIKAN
A. Pengertian Alat Pendidikan Secara umum, alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Amir Dien Indrakusuma membedakan faktor dan alat pendidikan. Faktor adalah hal atau keadaan yang ikut serta menentukan berhasil tidaknya pendidikan. Sedangkan alat adalah langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses pendidikan. Sementara itu, Ahmad D. Marimba memandang alat pendidikan dari aspek fungsinya, yakni: alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan (untuk mencapai tujuan selanjutnya). Ahmadi menyatakan bahwa alat pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat kondisikondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan perbuatan dan situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan pendidikan. Muharam A menyatakan bahwa alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk kegiatan pendidikan, baik berbentuk material maupun non material. Indrakusumah menyatakan bahwa alat pendidikan berupa perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan yang secara konkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil. Dalam praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering diidentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas dari pada media. Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.1

Purwanto, M. Ngalim, MP, 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis, PT. Remaja Rosda Karya. Bandung : 1994. hlm., 166-167

B. Jenis Alat Pendidikan Dalam dunia pendidikan terdapat bermacam alat pendidikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, Ahmad D. Marimba membagi alat pendidikan ke dalam tiga bagian : 1. Alat-alat yang memberikan perlengkapan berupa kecakapan berbuat dan pengertian hafalan. Alatalat ini dapat pula disebut alat-alat pembiasaan. 2. Alat-alat untuk memberi pengertian, membentuk sikap, minat dan cara berfikir. 3. Alat-alat yang membawa ke arah keheningan batin, kepercayaan dan pengarahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Disamping pembagian di atas, D. Marimba juga membagi alat pendidikan ke dalam dua bagian yaitu: 1. Ala-alat langsung, yaitu alat-alat bersifat menganjurkan sejalan dengan maksud usaha (alat-alat positif). 2. Alat-alat tidak langsung, yaitu alat-alat yang bersifat pencegahan dan pembasmian hal-hal yang bertentangan dengan maksud usaha. Suwarno membedakan alat-alat pendidikan dari beberapa segi berikut: 1. Alat pendidikan positif dan negatif : positif, jika ditunjukkan agar anak mengerjakan sesuatu yang baik, misalnya : contoh yang baik pembiasaan, perintah, pujian, dan ganjaran. Negatif, jika tujuannya menjaga supaya anak didik jangan mengerjakan sesuatu yang jelek, misalnya : larangan, celaan, peringatan, ancaman, hukuman. 2. Alat pendidikan preventif dan korektif ; preventif jika maksudnya mencegah anak sebelum anak berbuat sesuatu yang tidak baik. Misalnya, pembiasaan, perintah, pujian, ganjaran. Korektif jika maksudnya memperbaiki karena anak telah melanggar ketertiban atau berbuat sesuatu yang buruk. Misalnya. Celaan, ancaman, hukuman. 3. Alat pendidikan yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Menyenangkan yaitu menimbulkan rasa senang pada anak-anak. Misalnya pengajaran dan pujian. Tidak menyenangkan yaitu yang menimbulkan perasaan tidak senang pada anak-anak. Misalnya, hukuman dan celaan. Sedangkan Amir Dien Indrakusuma membagi alat pendidikan kedalam dua kelompok : 1. Alat pendidikan preventif ialah alat pendidikan yang bersifat pencegahaan. Tujuannya agar halhal yang dapat menghambat atau mengganggu kelancaran proses pendidikan bisa dihindari. Misalnya tata tertib, anjuran dan perintah, larangan dan paksaan.

2. Alat pendidikan representatif (kuratif dan kerektif), ialah alat pendidikan yang bersifat penyadaran agar anak kembali kepada hal-hal yang benar, baik dan tertib. Misalnya, pemberitahuan, teguran, hukuman dan ganjaran. Madyo Ekosusilo, mengelompokkan alat pendidikan menjadi dua kelompok yaitu: 1. Alat pendidikan yang bersifat material, yaitu alat-alat pendidikan yang berupa benda-benda nyata untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Misalnya, papan tulis, OHP dan lain-lain. 2. Alat pendidikan yang bersifat non material, yaitu alat-alat pendidikan yang berupa keadaan atau dilakukan dengan sengaja sebagai sarana dalam kegiatan pendidikan. Dalam memilih alat pendidikan manakah yang baik dan sesuai, haruslah memperhatikan empat syarat yang berikut: a. Tujuan apakah yang hendak dicapai dengan alat itu b. Siapa (pendidik) yang menggunakan alat itu c. Anak (si terdidik) yang mana yang dikenai alat itu d. Bagaimana menggunakan alat itu.2 Alat-alat pendidikan yang sangat penting a. Pembiasaan Ahmad tafsir berpendapat bahwa pembiasaan adalah pengulangan terhadap segala sesuatu yang dilaksanakan atau yang diucapkan oleh seseorang. Misalnya, anak-anak dibiasakan bangun pagi atau hidup bersih, maka bangun pagi atau hidup besih adalah suatu kebisaan. Hampir semua ahli pendidikan sepakat untuk membenarkan pembiasaan sebagai salah satu upaya pendidikan .3 b. Pengawasan Purwanto N mengungkapkan bahwa pengawasan penting sekali dalam mendidik anak-anak. Tanpa pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya, anak tidak akan dapat membedakan yang baik dan buruk, tidak mengetahui mana yang seharusnya dihindari atau tidak senonoh, dan mana yang boleh dan harus dilaksanakn, mana yang membahayakandanmanayangtidak. c. Perintah dan larangan Perintah bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain, tetapi termasuk pula peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh anak-anak. Suatu perintah terkadang diikuti oleh larangan, larangan biasanya dikeluarkan jika anak melakukan kegiatan atau perbuatan yang kurang baik, yang merugikan atau bisa membahayakan

H. moh. Kosim, M, Ag, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Pamekasan : STAIN Pamekasan Press, 2006), hlm., 60Ahmad Tafsir, ilmu pendidikan Islam dalam prespektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, hal.144

63.
3

hidupnya. Larangan terkadang menjadi satu-satunya alat pendidikan yang digunakan oleh orang tua dalam mendidik putra dan putrid mereka, ini tidak lah benar sebab larangan yang berlebihan akanmemberikan dampak negative terhadap perkembangan jiwa/ psikologis siswa/anak, anak menjadi penakut, merasa kurang percaya diri, keras kepala, kurang mempunyai rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya. Oleh karena para pendidik janganlah terlalau untuk mengobral larangan terhadap aktivitas anak-anak, tapi mencoba untuk mengubah larangan menjadi sebuah ajakan. d. Ganjaran Ganjaran merupakan penghargaan yang diberikan pendidik kepada anak didik. Jadi dengan sendirinya maksud dari ganjaran adalah agar anak merasa senang, karena perbuatannya atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Sedangkan bagi pihak pendidik ganjaran merupakan penyemangat anak didik untuk menjadi semakin giat lagi dalam usahanya memperbaiki atau mempertinggi hasil belajar yang tela dicapainya. e. Hukuman Hukuman dapat berfungsi sebagai alat dalam pendidikan, yaitu sebagai sala satu langkah yang dapat diambil dan digunakan demi lanarnya proses pelaksanaan pendidikan, termasuk didalamnya pendidikan Islam. Hal ini berarti bahwa hukuman merupakan salah satu langkah yang ditempuh dalam rangka memperlancar proses pelaksaan pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan Islam. f. Keteladanan Telah diakui bahwa kepribadian Rasul sesungguhnya bukan hanya teladan buat suatu masa, satu generasi, satu bangsa, atau satu golongan tertentu, tetapi merupakan teladan universal, untuk seluruh manusia dan generasi. Teladan yang abadi dan tidak akan habis adalah kepribadian Rasul yang didalamnya terdapat segal norma, nilai, dan ajaran Islam. Menurut al-Nahlawi, pendidikan melalui teladan ini dapat diterapkan baik secar sengaja maupun tidak sengaja. Keteladanan yang tidak sengaja adalah keteladanan dalam keilmuan, kepemimpinan, sifat keikhlasan, dan lain-lain. Sedangkan keteladanan yang disengaja adalah memberi contoh membaca yang baik, mengerjakan shalat yang benar, dan sebagainya. Dalam pendidikan Islam kedua macam keteladanan tersebut sama-sama pentingnya.4

C. Karakteristik Alat Pendidikan Karakteristik alat pendidikan menjadi bagian yang perlu dipahami oleh pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan.
Abdurrahman al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Dasar Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah, dan di Masyarakat, Bandung, 1989, hal: 372
4

1. Pengertian Karakteristik Alat Pendidikan Muharam A mengungkapkan bahwa alat pendidikan dapat diartikan sebagai kondisi ideal alat pendidikan baik yang berkaitan dengan alat pendidikan bentuk non-material maupun material yang digunakan dalam kegiatan pendidikan. 2. Karakteristik Alat Pendidikan Non Material Muharam A manyatakan bahwa ada beberapa karakteristik perbuatan atau tindakan sebagai alat pendidikan non material, yakni: a. Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan awal-awal dalam proses pendidikan dengan memikirkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara melakukan sesuatu karena manusia mempunyai sifat konservatif yang cenderung untuk mempertahankan atau tidak merubah kebiasaan. b. Perbuatan atau tindakan hendaknya membiasakan terdidik akan hal-hal yang harus dikerjakan agar menjadi biasa untuk melakukan sesuatu secara otomatis, tanpa harus disuruh lagi orang lain, atau menunggu sampai orang lain merasa tidak senang padanya karena kebiasaan yang buruknya. c. Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan dengan hati-hati, baik dalam frekuensi maupun cara melakukannya. d. Perbuatan atau tindakan hendaknya digunakan dengan diikuti oleh bimbingan apa yang sebaiknya harus dilakukan terdidik. e. Perbuatan atau tindakan hendaknya dilakukan atau diawali dengan memberikan beberapa gambaran yang sesuai sebelum mengajak terdidik untuk melakukannya. f. Perbuatan atau tindakan hendaknya pendidik tidak harus memaksakan diri sedemikian rupa sehingga pendidik tidak lagi hidup wajar sebagai pribadi atau sebagai diri sendiri. g. Perbuatan atau tindakan hendaknya tidak berlebihan, misalnya dalam memuji karena akan berakibat kurang baik, terutama pada pendidik yang sudah lebih mampu menimbang dengan akalnya. h. Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya bijaksana menanggapi kalau ada sesuatu kesalahan dari terdidik, sebab belum tentu suatu kesalahan itu dibuat dengan sengaja.5 3. Karakteristik Alat Pendidikan Material Muharam A meskipun alat pendidikan kebendaan/material seperti: lahan, gedung, prabot dan perlengkapan lebih berkaitan dengan kegiatan pendidikan di sekolah, namun karena sifat pendidikan secara umumpun memanfaatkan pentingnya peran alat pendidikan berbentuk material, maka beberapa
5

Indrakusuma

Amir.

Pengantar

Ilmu

Pendidikan:

Usaha

Nasional,

Surabaya,

1973,

hal.25.

kerakteristik berikut ini perlu dipahami dan dijadikan pertimbangan pendidik dalam menjalankan kegiatan pendidikan seperti: a. Alat pendidikan hendaklah terbuat dari alat yang kuat dan tahan lama dengan memperhatikan keadaan setempat. b. Pembuatan alat pendidikan mudah dan dapat dikerjakan secara masal. c. Biaya alat pendidikan relative murah. d. Alat pendidikan hendaknya enak dan nyaman bila ditempati atau dipakai sehingga tidak mengganggu keamanan pemakainya. e. Alat pendidikan relatif ringan untuk mudah dipanidah-pindahkan. Secara lebih rinci syarat-syarat alat pendidikan yang harus diperhatikan pendidik adalah: a. Ukuran fisik terdidik, agar pemakaianya fungsi dan efektif. b. Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Sesuai dengan aktivitas terdidik dalam proses pendidikan. 2) Kuat, mudah pemeliharaan dan mudah dibersihkan. 3) Mempunyai pola dasar yang sederhana. 4) Mudah dan ringkas untuk disimpan atau disusun. 5) Fleksibel, sehingga mudah digabungkan dan dapat pula berdiri sendiri. c. Kontruksi perabot hendaknya: 1) Kuat dan tahan lama 2) Mudah dikerjakan secara masal 3) Tidak terganggu keamanan terdidik 4) Bahannya mudah didapat di pasaran dan disesuaikan dengan keadaan setempat.6

D. Penggunaan Alat Pendidikan Muharam A mengungkapkan bahwa penggunaaan alat pendidikan dipengaruhi oleh kecakapan pendidik yang harus menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, dan sebagai seorang pendidik sebaiknya harus menghindari tindakan yang memaksa. Penggunaan alat pendidikan juga dipengaruhi oleh pribadi yang akan memakainya. Pemakai alat pendidikan juga harus dapat menyesuaikan diri dengan tujuan yang dikandung oleh alat itu. Penggunaan alat pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan sifat kepribadian pemakainya yang merupakan

Ahmadi Abu dan Uhbiyati Nur.

Ilmu Pendidikan: Rineka

Cipta. Jakarta, 2003, hal. 22.

sifat khas dari alat pendidikan. Di dalam memilih alat-alat pendidikan yang akan digunakan perlu diingat hal-hal berikut: 1. Tujuan apakah yang akan dicapai dengan alat itu 2. Siapakah yang akaan menggunakan alat itu 3. Alat-alat manakah yang tersedia dan dapat digunakan 4. Terhadap siapakah alat itu digunakan.7 Contohnya, penggunaan alat pendidikan non material dalam bentuk paksaan, tentunya tidaklah sama tingkatan paksaan tersebut terhadap anak perempuan dan laki-laki, terhadap kanakkanak dan orang tua, terhadap anak-anak berbakat dan anak-anak malas, terhadap anak jenius dan anak idiot, terhadap anak yang hidup di daerah yang hidup di pegunungan dan anak yang hidup di pantai. Dalam penggunaan alat pendidikan materialpun perlu diperhatikan adanya perbedaan jenis kelamin, usia, bakat dan perkembangan anak didik serta dimana anak didik itu hidup. Contohnya, pelajaran yang menggunakan komputer, bagi anak SD berbeda dengan anak SMP, bagi anak di desa berbeda dengan anak di kota, bagi anak yang kurang mampu status ekonomi orang tuanya berbeda dengan anak yang mampu atau berkecukupan orang tuanya. Penggunaaan alat pendidikan dipengaruhi oleh kecakapan pendidik yang harus menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, dan sebagai seorang pendidik sebaiknya harus menghindari tindakan yang memaksa. Penggunaan alat pendidikan juga dipengaruhi oleh pribadi yang akan memakainya. Pemakai alat pendidikan juga harus dapat menyesuaikan diri dengan tujuan yang dikandung oleh alat itu. Penggunaan alat pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan sifat kepribadian pemakainya yang merupakan sifat khas dari alat pendidikan.

Drs. M. Ngalim Purwanto, Mp. Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung : 1994. hlm., 166-167

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Amir. Uhbiyati 1973. Nur. Pengantar 2003. Ilmu Ilmu Pendidikan:Jakarta Rineka Usaha Cipta.

Indrakusuma

Pendidikan:Surubaya

Nasional.

Sadulloh, dkk. 2009. Pedagogika. Bandung: UPI Press. Purwanto, M. Ngalim, MP, 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis: Bandung PT. Remaja Rosda Karya. H. moh. Kosim, M, Ag, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2006). Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan: SurabayaUsaha Nasional Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam: Bandung Al-Maarif, 1987 Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan Islam dalam Prespektif Islam, Remaja Rosdakarya: Bandung 1991

You might also like