You are on page 1of 6

RANGKUMAN PRAKTEK IBADAH

NAMA : AHMAD RIZKI RINALDI NIM : 0904105010006

THAHARAH (BERSUCI) 1. Pengertian Thaharah Menurut bahasa = kebersihan atau bersuci. Menurut syara = suatu kegiatan bersuci dari hadats dan najis, sehingga seseorang diperbolehkan untuk mengerjakan suatu ibadah. 2. Hukum-hukum Thaharah Thaharah ditempatkan sebagai amalan terpenting, karena syarah sahnya shalat adalah suci dari hadats dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari najis. Dalil naqli (Asy-syu ara : 88-89), yang artinya : (yaitu dihari harta dan anakanak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih . Dalil aqli (Hadits riwayat Imam Muslim yang bersumber dari Abu Malik AlAsy ari) bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Kesucian itu sebagian dari iman. Bacalah AL HAMDU LILLAAH memenuhi timbangan. SUBHANAALLOOH WAL HAMDULILLAAH memenuhi apa yang berada diantara langit dan bumi, kesabaran adalah cahaya dan Al-Qur an adalah hujjah yang membenarkan dan menyalahgunakan. Setiap orang yang pergi pagi hari dan menjajakan diri (berkorban di jalan Allah), maka ia telah memerdekakan atau justru akan membbinasakannya. 3. Air untuk Bersuci Air hujan Dalil naqli (Al-An fal : 11), yang artinya : Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu . Air laut Dalil aqli (Hadits riwayat Imam Bukhari dan At Tarmudzi), bahwa Nabi Muhammad bersabda: Ia (laut itu) suci airnya, halal bangkainya . Air sungai Air sumur Air sumber (sumber air) Air es (salju) Air embun 4. Macam-macam Air

Air mutlak Air asli yang belum tercampur dengan benda lain dan tidak bernajis. Air musyammas Air yang dipanaskan di terik matahari dalam tempat logam yang dibuat dari seng atau atau besi, tembaga, baja, yang masing-masing benda logam itu berkarat. Air ini makruh. Air musta mal Air yang telah dipakai buat bersuci. Air ini suci tetapi tidak menyucikan, tidak boleh dipakai untuk bersuci. Kalau belum berubah rasa dan baunya, masih tetap suci. Air mustanajis Air yang sedikit atau banyak yang terkena najis sehingga berubah rasa, warna dan baunya. Air ini najis, tidak sah dipergunakan untuk wudhu, atau menyucikan benda bernajis. Apabila air itu banyak (dua qullah atau lebih) walaupun terken najis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya, hukumnya tetap suci dan menyucikan.

WUDHU 1. Pengertian Wudhu Menurut bahasa = bersih atau indah. Menurut syara = membersihkan anggota wudhu dengan air yang suci menyucikanberdasarkan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Perintah wudhu yaitu satu tahun setengah sebelum tahun Hijrah. Dalil naqli (Al-Maidah : 6), yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku-siku dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki . Dalil aqli (Hadits riwayat Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan At-Turmudzi dari Abu Hurairah), Nabi SAW bersabda: Allah tidak menerima shalat salah seseorang diantara kamu, jika ia berhadats, sampai ia berwudhu lebih dahulu . 2. Syarat Wudhu Islam Mumayyiz, artinya orang itu sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk Menggunakan air yang suci menyucikan Tidak ada yang menghalangi sampainya air wudhu seperti cat, getah, dan lain sebagainya Tidak dalam keadaan berhadats besar Mengetahui mana yang wajib dan mana yang sunnat

3. Rukun Wudhu Niat, yaitu membaca : sengaja menghilangkan hadats kecil karena Allah SWT . Niat diucapkan dengan lidah di dalam hati. Waktu niat adalah ketika membasuh bagian pertama dari wajah, karena wajaha adalah awal dari wudhu Membasuh muka, yaitu mulau dari tempat tumbuhnya rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebelah bawah dan dari telinga kanan sampai telinga kiri Membasuh kedua tangan sampai siku-siku Mengusap sebagian rambut kepala, yaitu bagian depan kepala Membasuh kedua kaki sampai mata kaki Tertib, yaitu berurutan. 4. Sunnat Wudhu Membaca Basmallah Membasuh kedua telapak tangan Bersiwak (gosok gigi) Berkumur-kumu Membersihkan lubang hidung dengan air Mengusap seluruh kepala Mendahulukan kanan daripada kiri, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah), Nabi Muhammad bersabda: Apabila kamu berwudhu , maka mulailah dengan anggota kananmu . Dan masih banyak lainnya 5. Hal-hal yang Membatalkan Wudhu Keluarnya sesuatu dari qubul dan dubur Hilang akal Tidur nyenyak yang tidak menetap Bersentuhan, antara kulit laki-laki dan perempuan dewasa dan bukan muhrim Menyentuh kemaluan, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Ibnu Majah dari Ummi Habibah) yang berkata : Saya telah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: Barang siapa menyentuh kemaluannya, hendaklah berwudhu .

TAYAMMUM 1. Pengertian Tayammum Menurut bahasa = menuju

Menurut syara = mengusapkan (meratakan) tanah atau debu yang suci ke muka dan kedua tangan sampai siku sebagai pengganti wudhu dan mandi. Dalil naqli (Al-Maidah : 6), yang artinya: Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak mendapatkan air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih). Sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu . Dalil aqli (Hadits riwayat Imam Muslim), Nabi Muhammad SAW bersabda: Dan bumi seluruhnya dijadikan mesjid bagi kita, sedangkan tanahnya dijaadikan bagi kita sebagai sesuatu untuk bersuci apabila kita tidak mendapatkan air . 2. Syarat Tayammum Telah masuk waktu shalat Telah berusaha mencari air tapi tidak mendapatkannya Menggunakan tanah atau debu yang suci Ada halangan (udzur) Menghilangkan najis terlebih dahulu Berusaha mengetahui arah Kiblat sebelum bertayammum 3. Rukun Tayammum Niat Mengusapkan kedua telapak tangan yang berdebu pada muka seluas yang diwajibkan ketika wudhu dengan dua kali usapan Mengusapkan kedua tangan sampai siku Tertib 4. Sunnat Tayammum Membaca Basmallah Mendahulukan anggota yang kanan, lalu kiri Berturut-turut Membaca dua kalimat syahadat dan berdoa ketika selesai tayammum 5. Hal-hal yang Membatalkan Tayammum Segala yang membatalkan wudhu juga membatalkan tayammum Memperoleh air sebelum shalat Telah mampu menggunakan air, misalnya orang yang baru sembuh dari sakit Murtad

SHALAT BERJAMA AH 1. Pengertian Shalat Berjama ah

Menurut bahasa = shalat yang dikerjakan bersama-sama lebih dari satu orang Menurut syara = shalat yang dikerjakan bersama-sama oleh dua orang atau lebih, dimana salah sorang menjadi imam, dan yang lain menjadi makmum Dalil aqli (Hadits riwayat Abu Dawud dan Nasa im dari Ubay bin Ka bab), ia berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda: Shalat seseorang bersama dengan seorang lainnya lebih baik daripada shalat seorang diri. Jika jama ah itu lebih banyak jumlah pesertanya, maka jama ah itu lebih disenangi oleh Allah SWT . Dalil aqli (Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar ra), ia berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda: Shalat jama ah melebihi keutamaan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat . Nabi Muhammad SAW mulai mendirikan shalat jama ah setelah hijrah ke Madinah 2. Hukum Shalat Jama ah Fardhu Ain, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim), bahwa Nabi Muhammada bersabda: Aku telah bermaksud memerintahkan untuk mendirikan shalat kemudian aku memerintahkan seseorang untuk shalat bersama orang banyak (menjadi Imam banyak), kemudian aku pergi beserta beberapa orang dengan kayu bakar kepada orang-orang yang tidak ikut shalat jama ah, kemudian membakar rumah mereka dengan api . Fardhu Kifayah, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Abu Dawud, Ahmad, An-Nasa I, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim), bahwa Nabi Muhammad bersabda: Siapa yang bertiga, baik di desa maupun di padang tidak melakukan shalat (dengan berjama ah), akan mendapat gangguan syetan, maka berjama ah, sesungguhnya serigala itu makan kambing yang sendirian . Sunnat Mu akkad, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim), bahwa Nabi Muhammad bersabda: Wahai manusia, shalatlah kamu di rumah masing-masing, sesungguhnya sebaik-baik shalat ialah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat fardhu lima waktu . 3. Susunan Shaf Jika makmum seorang, hendak berdiri di sebelah kanan imam Jika makmum banyak, maka imam berdiri di depan sendirian, dengan jarak antara imam dan makmum kira-kira 3 dzira (50 cm) Jika makmum hanya satu orang laki-laki dan satu orang wanita, maka yang laki-laki berdiri di samping imam, dan yang perempuan di belakang Jika jama ah terdiri dari semua perempuan, maka imam berdiri di tengahtengah paling depan Jika jama ah terdiri dari banyak orang yang beda-beda umur, maka pengaturan shafnya adalah di belakang imam shaf laki-laki dewasa kemudian

shaf laki-laki remaja kemudian kanak-kanak kemudian perempuan dewasa, remaja, lalu kanak-kanak. Sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Imam Muslim), disebutkan bahwa : Nabi Muhammad SAW mengatur shaf laki-laki dewasa di depan anak-anak, dan shaf perempuan di belakang shaf laki-laki remaja atau anak-anak . Shaf harus rapat, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Ahmad dari Abu Umamah ra), ia berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda: Penuhkanlah olehmu jarak yang kosong diantara kamum maka sesungguhnya syaitan dapat masuk diantara kamu seperti anak kambing . 4. Hukum Masbuq Dalil aqli (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim), bahwa Nabi Muhammad bersabda: bagaimana keadaan imam ketika kamu dapati, hendaklah kamu ikuti, dan apa yang ketinggalan olehmu hendaklah kamu sempurnakan . Dalil aqli (Hadits riwayat Abu Dawud), bahwa Nabi Muhammad bersabda: Jika salah seorang diantara kamu datang untuk melaksanakan shalat sewaktu kami sujud, maka sujudlah dan janganlah kamu hitung hal yang demikian itu satu rakaat. Siapa yang mendapatkan ruku beserta imam maka ia telah mendapat satu rakaat . 5. Beberapa Udzur Berjama ah Angin yang sangat kencang dan udara yang sangat dingin, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat mam Syafi i), disebutkan bahwa : Sesungguhnya pada suatu malam yang dingin dan berangin badai, Nabi Muhammad SAW menyuruh seseorang supaya mengatakan ke[ada orang-orang : Shalatlah kamu sekalian ditempat tinggal masing-masing . Mengalami sakit, sesuai dengan dalil aqli (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim), disebutkan bahwa : Ketika Nabi Muhammad mengalami sakit, maka beliau tidak shalat berjama ah beberapa hari sampai beliau sembuh . Dan udzur-udzur lainnya yang dapat membawa kesulitan saat shalat berjama ah 6. Hikmah Shalat Berjama ah Menumbuhkan rasa social dan hidup kebersamaan Memupuk rasa persaudaraan dan kesatuan umat Islam Memberi gambaran tentang sikap demokrasi yang bertanggung jawab, dimana imam sebagai pemimpin, disiplin yang paling layak diantara jama ah Mempertunjukkan bagaimana sikap kepemimpinan dalam Islam yang memperlihatkan sikap persamaan derajat daripada perbedaannya

You might also like