You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN

Sepsis adalah Suatu gambaran respon sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir ( Behrman et al, 2000 : 653). Sepsis adalah infeksi sistemik berat pada masa neonatal dengan tanda-tanda klinis sepsis (minimal 4 gejala) dan kultur / perbenihan darah didapatkan kuman (+), (Abdurachman Sukadi, 2002 :125). 1. Etiologi Sepsis 1. Faktor host (penjamu) a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. Kemampuan kemotaksis leukosit belum sempurna. Kemampuan fagositosis dan digesti leukosit belum sempurna. Komplemen serum dan aktifitas opsonisasi masih rendah. Kemampuan detoksifikasi endotoksin rendah. Kadar IgA dan IgM rendah. Si-IgA masih kurang. Imunitas seluler masih belum sempurna. Refleks muntah dan menghisap belum sempurna. Luka tali pusat (belum sembuh). Kulit BBL tipis dan mudah lecet. Trauma lahir. Manipulasi dan tindakan invasif pada BBL. Nutrisi parenteral. Asfiksia neonatorum.

o. p. 2.

Bayi laki-laki. Bayi dengan ibu DM.

faktor agen. Streptococcus group B (SGB) dan bkteri enteric dari saluran kelamin ibu, bakteri,

virus, jamur dan protozoa, infeksi dari candida dan stafilococus koangulase-negatif (CONS). 3. Faktor environment (lingkungan). a. Faktor predisposisi ibu. 1) KPSW. 2) Partus lama. 3) Infeksi peripartum. 4) Infeksi intrapartum. 5) Perawatan antenatal yang tidak baik. b. Faktor lingkungan pascanatal. 1) Lingkungan perawatan bayi yang tidak baik. 2) Manipulasi pemeriksaan. 3) Tindakan invasif. 4) Kesadaran dan tindakan petugas yang kurang baik. 5) Pemberian minum bayi dengan formula. 4. Manifestasi Klinik Kejang Demam a. Gejala umum : Bayi tampak tidak sehat, tidak mau minum, suhu labil biasanya hipotermi dan jarang hipertermia, pengerasan tubuh mulai dari ekstremitas bawah.

b.

Gejala susunan saraf pusat : Letargi, iritabel, kejang, ubun-ubun menonjol, hipotermi, hipertermi, refleks primitif menghilang.

c. d. e.

Gejala saluran pernafasan : dispnoe, takipneu, apneu dan sianosis. Gejala sistem kardiovaskuler : Takikardi, hipotensi, edema, dehidrasi, sianosis. Gejala gastrointestinal : Muntah, diare, hepatomegali, perut kembung / distensi abdomen, feses berdarah.

f.

Gejala hematologis : Ikterus, pucat, ptekiae, ekimosis, purpura, perdarahan difus, splenomegali.

g.

Gejala kulit : ikterus, pucat, sianosis, perdarahan.

5.

Patofisiologi Endotoksin merupakan suatu kompleks lipopolisakarida yang membentuk sebagian dinding sel dan mikroorganisme terutama kuman gram negatif. Lipid A terdiri atas asam lemak rantai panjang yang berikatan dengan disakarida komponen aktifnya dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Polisakarida merupakan antigen utama yang sifatnya berbeda pada setiap kuman / mikroorganisme. Endotoksemia dapat melalui tiga cara yaitu bila kuman dalam fokus septik mati, maka komponen endotoksin akan dikeluarkan ke dalam sirkulasi darah sehingga menimbulkan kerusakan organ tubuh. Kuman gram negatif dari usus besar bisa masuk ke dalam sirkulasi portal melalui barier mukosa usus yang mengalami kerusakan akibat proses inflamasi iskemia. Apabila timbul gangguan hati yang hebat ataupun jika ada hubungan portasistemik maka akan banyak endotoksin yang mencapai sirkulasi.

6.

Pemeriksaan Penunjang 1) Didapatkan dari biakan darah biasanya ditemukan kuman (+). 2) Adanya leukositosis (> 24 000/mm3) atau leukopeni (< 3000/mm3). 3) Ditemukan anemia. 4) Trombositopenia (< 100 000/mm3). 5) Laju endap darah meninggi. 6) Toraks foto menunjukan adanya pneumonia. 7) Pemeriksaan terhadap igM dan igA dapat menunjang adanya infeksi antenatal, tetapi tidak spesifik. 8) Adanya riwayat selama kehamilan, persalinan misalnya infeksi ibu selama kehamilan atau saat persalinan, umur kehamilan / berat badan lahir, kelahiran banyak, lama robekan membran, persalinan dengan penyulit, takikardia janin (distress).

You might also like