Professional Documents
Culture Documents
dengan metode Lowenthal. Pendahuluan: Teh merupakan minuman berkhasiat yang dibuat dari daun, pucuk daun maupun tangkai daun Camellia sinensis yang dikeringkan kemudian diseduh dengan air panas. Teh juga digunakan sebagai istilah untuk menyebut minuman dari tumbuhan lain seperti rosela yang dikeringkan dan diseduh. Teh yang berasal dari tanaman Camellia sinensis secara umum dapat dibagi menjadi empat jenis berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hitam (teh yang mengalami fermentasi), teh oolong (teh yang mengalami fermentasi sebagian), teh putih (teh yang dibuat dari pucuk daun yang dikeringkan sehingga berwarna putih keperakan), dan teh hijau (teh yang tidak mengalami fermentasi, namun dikontakkan dengan uap air pada suhu tinggi).Kandungan utama pada teh antara lain catechin berupa EGCG (epigallocatechin gallate) yang merupakan zat antikanker dan tanin yang memberikan rasa sepat dan sedikit pahit pada teh. Tanin merupakan antioksidan yang paling banyak jumlahnya di dalam asupan makanan manusia. Sumber utama tanin antara lain buah-buahan, sayuran dan olahan tanaman. Tanin merupakan komponen polifenol yang mengikat dan mengendapkan protein dan juga komponen organik lain seperti asam amino dan alkaloid. Selain terdapat pada teh, tanin juga terdapat di berbagai macam tumbuhan lain dalam jumlah yang bervariasi. Tanin juga merupakan salah satu parameter utama dalam menentukan kualitas teh karena kadar tanin mempengaruhi rasa teh. Karena kadar tanin memberikan kontribusi yang besar terhadap kualitas produk akhir minuman teh, maka diperlukan suatu cara untuk menetapkan kadar tanin dalam teh sebagai bagian dari proses pengendalian mutu bahan baku dan produk jadi industri teh. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar tanin dalam sampel teh yaitu dengan cara titrasi permanganat (metode Lowenthal). Metode ini didasari oksidasi fenolat oleh larutan kalium permanganat dengan adanya indigo carmine sebagai indikator redoks untuk menunjukkan titik akhir titrasi.
Pada percobaan penetapan kadar tanin dalam sampel teh yang dilakukan, sampel teh diekstrak dengan air panas, kemudian disaring. Ekstraksi dilakukan dengan pelarut air karena tanin dapat larut dalam air, selain itu air juga digunakan karena kadar tanin yang hendak ditetapkan adalah tanin yang larut dalam air dan bukan dalam pelarut organik. Pengukuran analit dilakukan dengan cara titrimetri dengan kalium permanganat 0,1 N yang telah distandardisasi sebagai titrannya. Pengukuran ini didasarkan pada teroksidasinya komponen fenolat pada sampel teh dalam pelarut air. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan adalah: Indigo carmine Indigo carmine (nama IUPAC: 3,3-dioxo-2,2-bis-indolyden-5,5-disulfonic acid sodium salt) berwujud padatan biru keunguan yang tidak berbau, dengan titik leleh di atas 3000 C dan bobot molekul 466,36 g/mol. Rumus molekul senyawa ini adalah C16H8N2Na2O8S2.
O S -O O N H O S O -O O O H N
indigo carmine
Kalium permanganat (KMnO4) Senyawa ini berwujud padatan jarum berwarna ungu yang tidak berbau, dengan bobot molekul 158,034 g/mol, kerapatan 2,7 g/cm3 dan terdekomposisi pada suhu 2400 C atau lebih. Kelarutan kalium permanganat dalam air sebesar 6,38 g/100 mL (200 C) dan 25 g/100 mL (650 C).
O O Mn O OK+
potassium permanganate
Gelatin
Gelatin merupakan derivat dari kolagen yang terdapat pada tulang dan kulit hewan. Gelatin diperoleh dengan cara menghidrolisis kolagen tersebut. Gelatin berwujud padat, tembus pandang, tidak berwarna dan tidak berasa. Gelatin digunakan sebagai gelling agent dalam bebagai bidang industri. Fungsi gelatin pada percobaan ini adalah sebagai pengikat tanin. Kaolin Kaolin adalah mineral silikat yang berbentuk padatan dan berasal dari lempung, dan kaolin juga digunakan di berbagai bidang industri. Natrium klorida (NaCl) Natrium klorida berwujud padaran kristal tak berwarna, tidak berbau, dengan rasa asin. Senyawa ini meleleh pada 8010 C, mendidih pada 1415 K, dan dapat larut lebih banyak dalam air daripada di dalam pelarut organik. NaCl mempunyai bobot molekul sebesar 58,44 g/mol dan kerapatan sebesar 2,165 g/cm3. Air suling Air suling merupakan cairan tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Senyawa ini bersifat polar dengan densitas 0,99 g/cm3, mempunyai rumus molekul H2O dengan bobot molekul sebesar 18 g/mol. Prinsip: Penetapan kadar tanin dalam sampel teh dapat dilakukan dengan metode Lowenthal. Tanin dalam sampel teh diekstrak dengan air, kemudian filtrat dititar dengan KMnO4 0,1 N. Reaksi:
Standardisasi KMnO4 0,1 N MnO4- + 8H+ + 5eC2O42Mn2+ + 4H2O 2CO2 + 2e2Mn2+ + 8H2O
Alat-alat
Erlenmeyer 100 mL Piala gelas Gelas ukur 50 mL Pipet volumetrik 5 dan 10 mL Pipet tetes Labu ukur 100 mL Buret makro Batang pengaduk Botol semprot Statif dan klem Neraca analitik
Bahan-bahan
Sampel daun teh KMnO4 0,1 N Indigo carmine Air suling NaCl Gelatin Kaolin Kertas timbang
Cara Kerja: 1. Ditimbang 2,0 g sampel daun teh, kemudian dimasukkan ke piala gelas 100 mL. 2. Ditambahkan air mendidih hingga volume 50 mL, kemudian dimasukkan ke labu takar 100 mL dan ditera dengan air suling, kemudian dihomogenkan. Didiamkan selama 20 menit, kemudian disaring. 3. Dipipet 5 mL filtrat ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 75 mL air dan 5 mL indigo carmine.
4. Campuran dititar dengan KMnO4 0,1 N (yang telah distandardisasi) hingga warna biru
larutan berubah menjadi kuning.Volume titran yang diperoleh dicatat sebagai A. 5. Dipipet 10 mL filtrat ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 10 mL NaCl asam, 5 mL gelatin dan 2 gram kaolin, diaduk hingga homogen dan disaring. 6. Dipipet 5 mL filtrat ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 75 mL air dan 5 mL indigo carmine.
7. Campuran dititar dengan KMnO4 0,1 N (yang telah distandardisasi) hingga warna biru
larutan berubah menjadi kuning.Volume titran yang diperoleh dicatat sebagai B. 8. Hasil uji dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Tanin (mg/L) =
9. Pembuatan pereaksi:
mL H2SO4 pekat, lalu ditambahkan air suling hingga volume 100 mL.
NaCl asam: tambahkan 25 mL H2SO4 pekat ke dalam 975 mL NaCl jenuh. NaCl jenuh: jenuhkan 1 L air dengan NaCl. Larutan gelatin: ditimbang 1,25 g gelatin, tambahkan 50 mL NaCl jenuh,
Ditimbang 630 mg asam oksalat, Dilarutkan dalam labu takar hingga volume 100 mL Larutan asam oksalat dipipet 25 mL ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 25
mL H2SO44 N
Campuran dipanaskan hingga suhu 700 C Campuran dititar dengan KMnO4 0,1 N hingga terbentuk warna merah muda.
Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh kadar tanin dalam sampel teh sebesar 210, 3662 mg/L. Pada percobaan penetapan kadar tanin dalam sampel teh, metode yang digunakan adalah metode Lowenthal-Procter yang dilakukan dengan mengekstrak tanin dalam sampel eh dengan air suling dan menganalisis kadar tanin yang diperoleh dengan titrasi permanganat berdasarkan oksidasi fenolat oleh kalium permanganat. Preparasi sampel dilakukan dengan menyeduh 2,0 gram sampel dengan 50 mL air panas, kemudian didekantasi, dimasukkan ke labu takar 100 mL dan ditambahkan air suling hingga volume 100 mL. Cara penyeduhan tersebut dimaksudkan untuk membuat volume sampel yang terekstrak menjadi kuantitatif. Pada titrasi ini, indigo carmine digunakan sebagai indikator redoks, di mana indikator ini berubah warna menjadi kuning pada reduksi. Sebelum titrasi, warna larutan sampel adalah biru tua, dan selama titrasi warna larutan akan berubah menjadi kehijauan. Setelah warna larutan menjadi hijau kekuningan, proses titrasi diperlambat hingga mencapai titik akhir titrasi berupa warna kuning, lalu dilakukan pembacaan dan pencatatan volume titran. Volume titran (a) mewakili seluruh komponen dalam sampel yang dapat dioksidasi oleh permanganat, dan volume titran (b) mewakili komponen sampel selain tanin yang dioksidasi oleh permanganat, sehingga volume titran yang digunakan untuk mengoksidasi
tanin dalam sampel dapat dihitung. Volume titran (b) diperoleh setelah sampel ditambahkan gelatin, kaolin dan NaCl asam. Gelatin dalam percobaan ini berfungsi untuk mengendapkan tanin, karena seperti yang kita ketahui, tanin dapat mengkomplekskan dan mengendapkan protein. Untuk mencegah pelarutan kelebihan gelatin dalam air, ditambahkan NaCl asam. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa protein dapat diendapkan dengan tanin dengan adanya garam dan asam mineral. Endapan yang terbentuk dari reaksi tersebut seringkali sangat sulit disaring dan menghasilkan filtrat yang masih keruh, sehingga pada modifikasi metode Lowenthal oleh Procter, ditambahkan kaolin untuk membantu mengikat endapan hasil reaksi yang masih terlarut dalam larutan sampel, kemudian diaduk hingga homogen, dan disaring. Hasilnya, penyaringan endapan menjadi jauh lebih mudah dan diperoleh filtrat yang lebih jernih. Pada penetapan tanin dalam sampel teh metode Lowenthal-Procter, 1 mL larutan KMnO4 0,1 N setara dengan 0,004157 gram tanin (dalam bentuk asam galotanat). Kesimpulan: Penetapan tanin dalam sampel teh dapat dilakukan dengan metode titrasi permanganometri. Pada penetapan ini, diperoleh kadar tanin dalam sampel teh sebesar 210,3662 mg/L. Daftar Pustaka
http://www.forumsains.com/kesehatan/teh-hijau/?wap2 (diakses pada 12 Juli 2011) Jacobs, Morris B. The Chemical Analysis of Foods and Food Products. 1938. New York: D. Van Nostrand Company. http://chestofbooks.com/food/beverages/Tea-Coffee-Cocoa/Analytical-Methods.html (diakses pada 14 Juli 2011) http://www.scribd.com/doc/53263688/Praktikum-Biokimia-Isolasi-Protein-Kelompok-1 (diakses pada 14 Juli 2011) M. Atanassova, V. Christova-Bagdassarian, Determination of Tannins Content by Titrimetric Method for Comparison of Different Plant Species, Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 44,4, 2009, 413-415
http://www.cider.org.uk/tanmeths.htm (diakses pada 12 Juli 2011) Lampiran Tabel Data Standardisasi KMnO4 0,1 N Baku primer Bobot zat baku Volume Konsentrasi
= 0,0915 mgrek/mL.
= 0,0913 mgrek/mL
= 0,0914 mgrek/mL Tabel Data Penetapan Tanin Volume sampel (mL) 5 10 Volume titran (a) (mL) 4,00 Volume titran (b) (mL) Biru hijau kuning 2,63 Titik akhir titrasi
= 210,3662 mg/L