You are on page 1of 9

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

6-21

Korelasi Edge Dynamic Abis Pool (EDAP) dengan Kecepatan Data pada BSS Nokia PT. Telkomsel Jakarta
1

Indah Sulistiyani1, Uke Kurniawan Usman1, Iswandi2


Jurusan Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom - BANDUNG. 2 PT.Telkomsel - JAKARTA. E-mail : uku@stttelkom.ac.id

ABSTRACT
The demand of high-speed data service, the variation of service and its low cost, makes GPRS felt no longer adequate in accommodating these demands . EDGE gives new solution of high-speed data transfer since EDGE have data rate 3 times higher than GPRS. EDGE, newly implements by PT. Telkomsel Jakarta in few part of their regional operates, is being prepared to support high-speed data service which become the main part of wideband services for the next third generation. EDGE implementation at PT Telkomsel needs some upgrading proses in base station. EDGE introduces 8-PSK technique of modulation and EDGE dynamic Abis pool (EDAP) in order to achieve high-speed data rate (throughput). EDAP is a shared extra Abis resources for EDGE channels which reserved only for packet data transfer. The dynamic Abis pool functionality allocates Abis transmission capacity to cells when needed extra transmission link per TRX for EDGE, and its allocation changes dynamically depend on the link quality and MCS request. The throughput measurement results of site ITC Chempaka Indoor and ITC Chempaka Macro, show the average throughput for these sites are 88.8 Kbps and 84.45 Kbps. With the average throughput per timeslot of each site is 44.4 Kbps and 42.23 Kbps. On the whole EDAP performances of both sites show good performance. With the allocation of 4 dedicated timeslots (including 2 dedicated timeslots) and 8 EDAP channels, can achieve the average MCS level of MCS 7 and EDAP slave group consist of three sub timeslots per each group. Keywords: EDGE,EDAP,Throughput,GPRS,GSM

1. PENDAHULUAN Enhanced Data rate for Global Evolution (EDGE) merupakan pengembangan dari jaringan GSM yang didesain untuk membagi sumber daya kanal radio secara dinamis antara layanan packet service dengan layanan circuit switch GSM. Standar EDGE menawarkan akses berbasis packet switch di mana sumber daya kanal fisik yang ada akan dibagi secara efisien antara pemakai yang sedang aktif. Kanal frekuensi yang ada diberikan kepada pelanggan hanya ketika diperlukan oleh user. Dengan menggunakan teknologi ini sejumlah user akan membagi kanal radio dengan mengadaptasikan kecepatan data masing-masing, sehingga kecepatan data yang tinggi akan diperoleh ketika banyak sumber daya yang sedang tidak digunakan. EDGE memberikan akses data rate mencapai 473.6 kbps, 3 kali jika dibandingkan generasi sebelumnya (GPRS) dalam hal pengirimkan data secara paket. Selain itu EDGE sangat mudah di implementasikan sehingga operator tidak perlu membangun jaringan baru yang membutuhkan biaya yang sangat besar. Hal ini dikarenakan EDGE hanya memperkenalkan teknik yaitu modulasi 8-PSK. Dengan adanya EDAP, throughput yang dirasakan user, meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan pada satu fixed (master sub timeslot) EDGE pada Abis interface, dapat memperoleh alokasi tambahan dari EDAP.

2. DASAR TEORI 2.1. EDGE EDGE memiliki arsitektur dan antarmuka yang sama dengan GPRS. Arsitektur GPRS terlihat pada Gambar 1, yang mengalami perubahan adalah pada BTS yakni penambahan sistem modulasi perangkat pemancar dan penerima untuk modulasi 8-PSK pada BTS lama sehingga BTS yang baru dapat melayani sistem EDGE/EGPRS dan juga GSM/GPRS.

Gambar 1. Arsitektur EDGE. [2] Pada BSC, untuk PCU terdapat penambahan software agar dapat berkomunikasi dengan SGSN dan BTS. Serta peng-update-an software pada SGSN.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

6-22

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

2.1.1 Struktur Frame EDGE Struktur frame EDGE dan jumlah timeslot tergantung implementasi dari operator. Ada 2 macam struktur frame yang dapat digunakan, antara lain : Alokasi dedicated timeslot EDGE (tipe ini digunakan oleh vendor nokia), yaitu menempatkan timeslot dedicated EDGE yang khusus untuk data dan common atau default timeslot yang dapat digunakan baik untuk suara atau data dimana jumlahnya lebih besar daripada timeslot dedicated, sedangkan jumlah timeslot dedicated tergantung aplikasi dari operator. Berikut ini Gambar 2. merupakan satu contoh 1 frame dengan 1 timeslot dedicated EDGE:
B
TS0

Tabel 1. Modulation Coding Scheme pada EDGE. [1] Maksimum Throughput Scheme Modulation per timeslot (kbps) MCS-9 8-PSK 59.2 MCS-8 8-PSK 54.4 MCS-7 8-PSK 44.8 MCS-6 8-PSK 29.6 MCS-5 8-PSK 22.4 MCS-4 GMSK 17.6 MCS-3 GMSK 14.8 MCS-2 GMSK 11.2 MCS-1 GMSK 8.8 2.1.3 Link Adaptation EDGE Mekanisme LA EDGE hampir sama dengan LA GPRS yaitu berdasarkan kualitas link yang dideteksi sepanjang waktu. Keputusan LA didasarkan pada laporan pengukuran kanal oleh MS untuk downlink dan BTS untuk uplink. Kondisi radio dalam hal ini harga C/I menentukan coding scheme yang tepat untuk digunakan. Berbeda dengan GPRS, penggunaan MCS pada EDGE dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi radionya atau dengan kata lain MCS dapat beradaptasi sesuai kualitas linknya. Sistem ini dibuat untuk mengatasi masalah pada GPRS. 2.2 Parameter Kualitas Jaringan 2.2.1 Carrier to Interfernce Ratio (CIR) Estimasi nilai CIR diperoleh dari pengukuran level sinyal yang diterima dari sel yang melayani dan sel-sel yang berada disekitarnya. Mobile Station (MS) melakukan pengukuran Broadcast Control Channel (BCCH) melaporkannya kepada jaringan secara berkelanjutan dalam mode aktif. Hal ini merupakan fungsi dasar standar GSM untuk mengetahui informasi path loss yang berguna dalam proses handover 2.2.2 Throughput Throughput didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan banyaknya data atau bit info yang diterima tanpa error dalam setiap satu sekon, dimana cara menghitung prosentasenya :
Pr osentase throughput = Throughput x100% Throughput maksimum

SD
TS1

TCH
TS2

TCH
TS3

TCH
TS4

SW TCH
TS5

E C
TS6

D
TS7

Gambar 2. Struktur Frame Dedicated EDGE. Ket : B = BCCH/CCCH timeslot untuk EDGE/ GPRS/ GSM signaling SD = SDCCH timeslot untuk GSM signaling E = timeslot khusus EDGE G = timeslot khusus GPRS TCH = timeslot yang digunakan untuk circuit switch dan apabila tidak terpakai dapat digunakan untuk packet switch. Sharing/interleaving timeslot EDGE dan GPRS yaitu menempatkan timeslot khusus untuk dipergunakan oleh EDGE dan GPRS. Apabila pada saat timeslot tersebut dipakai oleh EDGE dan ingin digunakan juga oleh GPRS maka akan terjadi sharing penggunaan timeslot, sehingga kecepatan datanya akan menjadi berkurang. Berikut ini pada Gambar 3. merupakan contoh 1 frame dengan 1 sharing/ interleaving timeslot EDGE/GPRS :
B
TS0

SD
TS1

TCH
TS2

TCH
TS3

TCH
TS4

TCH SW
TS5

TCH E
TS6

E/G
TS7

Gambar 3. Struktur Frame sharing EDGE/GPRS. E/G = timeslot sharing EDGE/GPRS 2.1.2 Modulation Coding Scheme (MCS) EGPRS/EDGE memperkenalkan sembilan macam MCS, yaitu MCS-1 sampai MCS-9,seperti terlihat pada Tabel.1. Coding scheme yang baru ini dapat menghasilkan kecepatan data yang lebih tinggi dari GPRS. Dimana dengan adanya EDGE, coding scheme yang dapat digunakan sampai MCS-9 dengan yang sesuai dengan teori bitrate-nya mencapai 59,2 Kbps, sehingga bitrate maksimum yang dapat dicapai dengan alokasi delapan timeslot sebesar 473,6 Kbps.

(1)

Namun definisi yang dipergunakan dalam tugas akhir ini adalah user data throughput. User data throughput adalah throughput sebenarnya yang dirasakan atau diperoleh pengguna. Dapat dikatakan bahwa user throughput merupakan throughput yang terukur pada layer aplikasi. Pada Gambar 4, memperlihatkan perbandingan antara throughput dengan CIR.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

6-23

Throughput (Kbps)
60 MC -1 S MC -2 S MC -3 S MC -4 S MC -5 S MC -6 S MC -7 S MC -8 S MC -9 S

50

40

30

20

10

0 0 5 10 15 20 25 30

CIR (dB)

Gambar 4. Kurva Perbandingan Throughput dengan CIR. [2] 3. EDGE DYNAMIC ABIS POOL (EDAP) 3.1 Nokia UltraSite EDGE Base Station BTS Nokia UltraSite dirancang secara spesifik, sebagai bagian dari suatu solusi untuk jaringan macrosel. Dengan penambahan coverage dan kapasitas, BTS ini sangat cocok digunakan untuk jaringan dengan coverage lebih luas dibandingkan coverage dari BTS MetroSite. BTS Nokia UltraSite sangat flexible dan mudah untuk diperluas ketika kebutuhan layanan data serta suara meningkat. 3.2 Abis Interface Abis Interface adalah interface yang menghubungkan BTS dengan BSC dimana kinerjanya dikontrol oleh PCU. Standar Abis interaface terdiri dari kanal : TCH (trafik channel) untuk komunikasi voice ataupun data TRXSIG (TRX Signalling) untuk signalling dari masing-masing TRX yang ada dalam satu E1 OMUSIG atau BCFSIG untuk signalling E1 tersebut secara keseluruhan. 3.2.1 Alokasi Statis Abis Interface Pada Gambar 5 terlihat mapping statis dari Abis interface untuk satu BTS. Satu buah kanal trafik (16 Kbps) membutuhkan satu buah sub timeslot dalam satu kanal. Dan satu frame atau satu TRX pada air interface terdiri dari 8 timeslot yang direpresentasikan dalam Abis interface kedalam 8 sub-timeslot. Maka untuk satu TRX dalam Abis memerlukan dua buah kanal E1. Jumlah maksimal TRX yang bisa dialokasikan dalam satu buah E1 adalah 12 TRX. Satu kanal E1 (64 Kbps) terdiri dari 8 bit dimana dalam satu kanal tersebut dibagi menjadi 4 buah sub timeslot yang masingmasing besarnya 16 Kbps (2 bit).

Gambar 5. Statis GSM/GPRS Abis Interface. [3] Ket : = TCH TRX atau sub timeslot trafik 16 Kbps = 1 TRX dengan dua timeslot (masingmasing 64 Kbps) = TRXSIG atau timeslot untuk signalling per1 TRX = BCFSIG atau timeslot signalling untuk satu E1

3.3 Persyaratan pada Abis Interface untuk EDGE Pada Air interface, kecepatan transfer data yang tinggi melalui modulasi 8-PSK. Transmision resources yang dibutuhkan 32, 48, 64 atau 80 Kbps. Pengalokasian timeslot pada EDGE berbeda dengan pengalokasian timeslot GPRS. Untuk mendapatkan data rate radio timeslot (RTSL) antara 8.8 sampai 59.2 kbps, pengalokasian Abis secara konvensional (16 Kbps), yang digunakan GPRS, tidak lagi sesuai dalam transmision resouces dan alokasi Abis yang permanen untuk sejumlah link akan sangat tidak fleksibel serta mahal. Oleh karena itu dynamic Abis feature diperkenalkan untuk mendapatkan optimalisasi dalam pengiriman data, dengan pemisahan Pulse Code Modulations (PCM) dalam timeslot permanen yang digunakan untuk signalling dan voice serta menyediakan sebuah dynamic pool untuk data. 3.4 EDGE Dynamic Abis Pool (EDAP) EDGE dynamic Abis pool adalah suatu pool yang terdiri dari sejumlah kanal pada Abis resources yang dialokasikan sebagai tambahan untuk kanal EDGE. Abis pool bersifat dinamik karena besarnya sub timeslot yang dialokasikan atau dipergunakan dapat berubah-ubah bergantung pada kondisi link (CIR) dan

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

6-24

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

MCS pada saat transfer data terjadi. EDAP akan dipakai pada saat suatu sel memerlukan tambahan alokasi kapasitas link transmisi Abis per TRX untuk EDGE, sehingga dapat digunakan bagi semua user yang membutuhkan sambungan EDGE yang berada dalam sel tersebut. Dalam Abis PCM, EDAP dialokasikan berdasarkan estimasi kebutuhan akan throughput yang ingin dicapai untuk suatu sambungan data. Pada Abis PCM, alokasi statis 16 Kbps per TCH masih akan tetap digunakan, baik untuk suara atau data. Didalam suatu panggilan paket data, sub timeslot yang dialokasikan pada TRX EDGE disebut kanal utama (master) Abis, dan apabila dibutuhkan, sistem dapat menyediakan alokasi empat ekstra slave Abis sub timeslot untuk kanal master tersebut dari dynamic pool. Pengalokasian permanen atau master sub timeslot dan pool dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. EDGE Coding Scheme untuk Transmisi Abis Interface (Fixed+Pool). [3]

Ket : TS 1-18

= alokasi statis PCM = TRX trafik sub timeslot = master sub timeslot = kanal tambahan yang diambil dari Abis pool = EDGE dynamic Abis pool

3.4.1 Keutamaan dan Keterbatasan Dynamic Abis Pool EDAP hanya dipergunakan untuk transmisi paket data atau radio timeslot yang membawa trafik GPRS atau EGPRS, karena hanya TRX EDGE yang bisa menggunakan EDAP namun tidak dengan jenis TRX biasa. Dalam satu E1 jumlah time slot maksimal yang dialokasikan untuk EDAP adalah 12 PCM timeslot. Untuk lebih jelasnya,pada Gambar 7 dapat dilihat pada kasus berikut ini, dengan konfigurasi BTS empat TRX per sector.
TS Bits used in timeslot 1 3 5 7 0 link management 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 sector 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5 sector 7 6 6 6 6 2 8 6 6 6 6 9 9 9 9 9 10 9 9 9 9 sector 11 10 10 10 10 3 12 10 10 10 10 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Abis Pool 8 TSLs 24 for TRX 1,2,5,6,9,10 25 26 27 TRXSI TRXSI 28 G32/1 G 32/2 TRXSI TRXSI 29 G 32/5 G 32/6 TRXSI TRXSI 30 G 32/9 G 32/10 OM USI 31 G TS 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bits used in timeslot 1 3 5 7 link management 3 3 3 3 3 3 3 3 sector 4 4 4 4 1 4 4 4 4 7 7 7 7 7 7 7 7 sector 8 8 8 8 2 8 8 8 8 11 11 11 11 11 11 11 11 sector 12 12 12 12 3 12 12 12 12

Radio timeslot untuk data GSM/GPRS dapat dialokasikan pada 1 sub timeslot 16 Kbps dalam Abis interface. Abis pool dapat dibagi dalam sambungan dasar untuk meningkatkan kapasitas diatas 16 Kbps per timeslot, yaitu dengan mengalokasikan ekstra slave sub timeslot sampai dengan 4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.

TRXSIG

TRXSI G 32/7 TRXSI 30 G 32/11

TRXSI G 32/4 TRXSI G 32/8 TRXSI G 32/12

31

Gambar 6. Dynamic Abis Pool dalam Abis PCM. [3]

Gambar 7. Abis interface setelah upgrading EDGE.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

6-25

Keterangan : Dedicated EDGE Data Channel for EDGE Common EDGE TCH Signali/ Controlling BTS Signalling Traffic Channel Untuk konfigurasi 4/4/4 (terdapat 3 sektor dengan masing-masing 4 TRX) diperlukan 24 kanal (64 Kbps), tetapi karena dengan adanya pengunaan EDAP maka splitting E1 atau penambahan E1 yang baru diperlukan. EDAP memiliki ketentuan yang penting yang harus diperhatikan, yaitu : Abis pool ini dapat dibagi untuk sejumlah TRX dalam cabinet Base Station yang sama, tetapi tidak dapat dibagi antara TRX pada cabinet yang berlainan EDAP dapat dipetakan secara bebas asalkan tetap dalam satu PCM, sehingga memungkinkan adanya beberapa pool dalam satu PCM tersebut Untuk sub timeslot master dan slave (pool), harus diletakkan pada PCM yang sama Dan untuk timeslot penyusun pool tersebut harus saling berurutan Timeslot trafik dan signaling termasuk EDAP harus berada dalam dalam frame E1 yang sama dan tidak dapat didistribusikan secara silang dengan E1 yang berbeda. Dari Gambar 7 dan ketentuan diatas, TRX EDGE dan EDAP diletakkan pada E1 yang sama. Sedangkan untuk TRX GSM biasa di-splitting pada E1 yang lain. Dedicated adalah subtimeslot dedicated khusus dan harus ada untuk data, sedangkan default dapat dipergunakan untuk data ataupun suara berrgantung pada jenis layanan yang banyak dipakai oleh user. Dedicated sub timeslot termasuk dalam default. Abis pool dengan 6 timeslot memadai untuk kebutuhan 12 sub timeslot data karena sifatnya yang dinamis yaitu bergantung pada kondisi link pada saat hubungan data terjadi, dan dengan asumsi bahwa tidak semua user akan melakukan transfer data pada saat yang bersamaan. 3.4.2 Pengaturan Dynamic Abis Pool Pengaturan dynamic Abis pool ini berfungsi karena : EDAP berdasarkan penjadwalan TRX untuk EDGE Pengaturan sumber daya (pada arah downlink, radio timeslot untuk MCS menjadi terbatas apabila tidak cukup tersedia EDAP resources) Untuk mengoptimalkan Abis maka pointer retransmission digunakan untuk retransmisi EDGE. 3.4.2.1 Penjadwalan Data Arah Downlink dengan EDAP Aliran data EDAP pada arah downlink pada EDAP terdapat dua contoh kasus yang sering terjadi, yaitu :

1. No Need to Share Case Pada kasus ini, Abis memiliki EDAP resources yang cukup untuk digunakan untuk semua frame dan permintaan MCS. 2. Sharing Case Karena EDAP resources dibagi untuk banyak timeslot EDGE, maka bukan tidak mungkin menghadapi kondisi dimana EDAP resources yang tersedia tidak lagi mampu mencukupi. Frame request TRX 1 tersedia 6 kanal EDGE yang aktif dengan jumlah sub timeslot EDAP yang dibutuhkan lebih banyak daripada EDAP resources yang tersedia. 3.4.3 Besarnya EDAP yang Dialokasikan EDAP adalah common resources yang dibagi secara dinamis oleh beberapa TRX EDGE. Trafik data yang lebih banyak membutuhkan kanal aktif EDGE lebih banyak, sehingga dibutuhkan pool yang lebih besar. 3.4.3.1 Pemodelan EDAP Dalam format dasarnya, besarnya probabiltas untuk harus membagi sumber daya EDAP dapat dikalkulasi dengan adanya pengertian mengenai utilisasi dari radio timeslot (RTSL), yaitu utilisasi dari kanal slave EDAP yang berkorespondensi dan ukuran dari EDAP pool. Utilisasi yang dimaksud disini adalah besarnya prosentase EDAP pool yang dialokasikan dari jumlah yang seharusnya disediakan untuk EDAP. Utilisasi memiliki keterkaitan dengan faktor reduksi. Keterkaitan ini berpengaruh dalam perhitungan user throughput sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab 2.3.2. Pada umumnya besarnya utilisasi RTSL yang sering digunakan adalah 50 persen (50 %). Sebagai contoh untuk 2 TRX dengan satu TRX khusus EDGE per sektor. 4. ANALISA KORELASI EDAP DENGAN KECEPATAN DATA (THROUGHPUT) 4.1. Pengambilan Data Pada sub-bab ini yang diamati adalah data yang digunakan untuk analisis korelasi antara EDGE Dynamic Abis Pool (EDAP) dengan kecepatan data. Data yang digunakan berasal dari pengukuran yang dilakukan oleh pihak Nokia Indonesia pada 2 site PT.Telekomunikasi Seluler Indonesia (Telkomsel), yaitu ITC Chempaka indoor dan ITC Chempaka Macro. Data yang diambil berupa data throughput pada saat site masih menggunakan GPRS dan setelah implementasi EDGE.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

6-26

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

4.1.1 Abis PCM Site ITC Chempaka Indoor dan ITC Chempaka Macro. Site ini memakai BTS jenis UltraSite dengan konfigurasi 4 TRX per sektor (4/4/4) dan dengan upgrading dua TRX EDGE untuk setiap sektor. Pada Gambar 8 dibawah ini adalah gambar mapping Abis PCM untuk site ITC Chempaka indoor.

4.1.3 Data Throughput Site ITC Chempaka Macro. Pengambilan data pada site ini juga dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda dalam area jangkauan site Macro. Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengukuran Throughput site ITC Chempaka Macro.

4.1.4 Data Perbandingan dengan EDGE

Throughput

GPRS

Untuk memperoleh perbandingan throughput antara kondisi sebelum dan sesudah implementasi EDGE pada site ITC Indoor, maka dilakukan pengkuran throughput pada food court area saat site GPRS enable dan setelah EDGE enable seperti terlihat pada Tabel 5. Gambar 8. Mapping Abis PCM Site ITC Chempaka Indoor dan Macro.[6] Dari Gambar 8. diatas dapat dilihat bahwa, dalam 1 TRX EDGE dialokasikan 4 sub timeslot digunakan untuk default dengan 2 sub timeslot dedicated termasuk didalamnya untuk setiap sektor. Dan dynamic Abis resources (Abis pool) dialokasikan 8 kanal untuk seluruh timeslot EDGE dalam 1 E1. Pengambilan data throughput dilakukan dengan melakukan download internet pada tiga lokasi dalam area yang layanan site ITC Chempaka indoor. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan handset Nokia 6220 yang mampu mendukung 2 timeslot downlink. 4.1.2 Data Throughput Site ITC Chempaka Indoor Pengukuran throughput dilakukan pada tiga lokasi dalam jangkauan site seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Throughput Site ITC Chenpaka Indoor. 4.2. Analisa Data Analisa yang dilakukan meliputi alokasi EDAP pada Abis PCM dan Throughput yang didapat dari data. 4.2.1 Analisa EDAP Analisa EDAP ditinjau dari performansi sinyal untuk seluruh lokasi pengukuran, kecuali pada lokasi car park outdoor untuk site ITC Chempaka Macro, dan mapping Abis PCM yang sama untuk kedua site. 4.2.1.1 Performansi EDAP untuk Site ITC Chempaka Indoor dan Macro Dari keseluruhan analisa performansi EDAP terhadap kualitas sinyal meunjukkan bahwa performansi EDAP rata dari kedua site baik. Pada lokasi car park outdoor 1 menunjukkan penurunan performansi EDAP dan throughput sebesar 10.18 % terhadap throughput ratarata site ITC Chempaka Indoor. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan outdoor yang sangat rentan terhadap gangguan atau interferensi. Tabel 5. Perbandingan Throughput EDGE dengan GPRS.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

6-27

4.2.1.2 Performansi EDAP Ditinjau dari Mapping Abis PCM Site ITC Chempaka Indoor dan ITC Chempaka Macro Karena jumlah timeslot EDGE dan EDAP resources yang dialokasikan pada Abis PCM pada kedua site sama, maka analisa alokasi EDAP kedua site juga sama. Pada site ini terdapat 2 TRX EDGE, tetapi hanya 1 TRX EDGE saja yang digunakan untuk alokasi default timeslot. Satu TRX EDGE sisa dipersiapkan untuk penambahan kapasitas apabila jumlah user EDGE meningkat dan jumlah kanal EDGE yang tersedia tidak lagi mampu menanganinya. Jumlah kanal yang seharusnya dialokasikan untuk Abis pool adalah 12 kanal, tetapi hanya dialokasikan 8. Hal ini disebabkan oleh penggunaan utilisasi pada kanal dynamic Abis pool, yaitu sebesar : Utilisasi EDAP =

Kondisi ini menggambarkan terjadinya kasus sharing akibat penggunaan utilisasi kanal EDAP. Hal ini disebabkan karena PT. Telkomsel masih memprioritaskan voice call sebagai prioritas utama, adanya keterbatasan perangkat PCU dan jumlah T1 pada GB link yang dimiliki oleh PT. Telkomsel. Apabila jumlah timeslot EDGE yang dialoksikan tidak banyak dan jumlah kanal dalam Abis dynamic pool tersedia cukup atau bahkan lebih, maka proses sharing akan berkurang jarang terjadi. Sehingga throughput yang diperoleh lebih tinggi untuk masing-masing kanal. Namun apabila, jumlah timeslot EDGE yang dialokasikan sangat sedikit dan jumlah kanal dalam Abis dynamic pool terbatas, maka apabila kanal dalam kondisi yang padat maka sedangkan kualitas link dalam keadaan sangat baik, kasus sharing semakin sering terjadi. Sehingga mengakibatkan turunnya throughput yang dapat diperoleh oleh timeslot EDGE. 4.2.2 Analisa Throughput Analisa throughput dari kedua site ini dilakukan untuk masing-masing site. 4.2.2.1 Analisa Throughput Site ITC Chempaka Indoor Dari Tabel 3 dan 4. dapat dilihat bahwa pada tiga lokasi pengukuran throughput memberikan hasil pengukuran yang berbeda. Dengan alokasi 2 TS EDGE, dari data tersebut dapat diukur throughput per timeslot, yaitu : 45.2 Kbps, 44.4 Kbps dan 43.6 Kbps. Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa nilai-nilai tersebut berada di atas peak throughput MCS 6 (29.6 Kbps) dan MCS-7 (44.8 Kbps). Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk site ITC Chempaka Indoor, skema pengkodean yang digunakan adalah MCS-7. Hal ini sesuai dengan standar Telkomsel yang memang telah mengeset agar skema pengkodean yang digunakan saat pertama kali terkoneksi adalah MCS-7. Dan Dari data tersebut diperoleh throughput rata-rata sebesar 88.8 Kbps atau 44.4 Kbps untuk satu timeslot, dengan prosentase sebesar 99.12 persen dari throughput maksimum. Apabila throughput EDGE dibandingkan dengan GPRS, seperti terlihat pada Tabel 5, akan diperoleh throughput per timeslot untuk EDGE sebesar 44.4 Kbps dan GPRS sebesar 10.13 Kbps. Hal ini disebabkan oleh GPRS hanya mengalokasikan fixed sub timeslot (master sub timeslot) tanpa adanya Abis pool, sedangkan EDGE memiliki alokasi fixed dan dynamic pada Abis PCM. Dengan adanya Abis pool (EDAP) dengan jumlah rata-rata 3 sub timeslot untuk satu group slave EDAP untuk MCS 7, maka throughput yang dihasilkan EDGE 3 kali lipat lebih tinggi daripada GPRS dengan kenaikan throughput sebesar 50 sampai dengan 60 Kbps.

8 100 % = 66.667 % 12

Sehingga jumlah kanal yang alokasinya dapat ditoleransikan adalah sebesar 8 kanal. Perhitungan ini juga didasari oleh asumsi bahwa user tidak mengakses jaringan EDGE dalam waktu yang bersamaan dan PT. Telkomsel masih memberikan prioritas utama untuk voice call. Untuk mengetahui jumlah sub timeslot dalam satu kelompok EDAP (EDAP slave group) dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : diketahui : jumlah kanal dalam EDAP = 8 Jumlah sub timeslot maksimum dalam 1 timeslot = 4 Jumlah sub timeslot default dalam 1 E1 = 12 maka : Jumlah sub timeslot untuk MCS = (4 x 8)/12 = 2.667 3 sub timeslot. Dari perhitungan diatas diperoleh EDAP slave group dalam Abis PCM ini sebesar 3 sub timeslot untuk setiap kelompok. Hal ini berarti terdapat 10 kelompok dengan 3 sub timeslot untuk setiap kelompok dan 1 kelompok dengan 2 sub timeslot. Dengan mengacu pada Tabel 2, maka MCS yang dapat diperoleh oleh kanal EDGE adalah MCS 7. Kondisi EDAP group slave ini terlihat pada Gambar 9, sebagai berikut :
1 1 2 4 5 6 8 9 10 1 3 4 5 7 8 9 11 2 3 4 6 7 8 10 11

20
21 22 23 24 25 26 27

P C M T S L

2 3 5 6 7 9 10

Gambar 9. EDAP Slave Group dalam PCM Abis untuk Data.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

6-28

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

4.2.2.2 Analisa Throughput Site ITC Chempaka Macro Dari Tabel 4. tersebut dapat diukur throughput per timeslot, yaitu : 43.6 Kbps, 39.88 Kbps dan 43.2 Kbps. Maka dari itu, throughput rata-rata dari site Macro adalah 42.23 Kbps dengan prosentase sebesar 94.26 persen dari throughput maksimum. Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa nilai-nilai tersebut berada di atas peak throughput MCS 6, yaitu 29.6 kbps, dan di bawah peak throughput MCS-7, yaitu 44.8 kbps. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk site ITC Chempaka, skema pengkodean yang digunakan adalah MCS-7. Hal ini sesuai dengan standar PT. Telkomsel yang memang telah mengeset agar skema pengkodean yang digunakan saat pertama kali terkoneksi adalah MCS-7. Jika dibandingkan dengan site ITC Chempaka Indoor, throughput per timeslot untuk site ITC Chempaka Macro lebih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi link pada daerah outdoor yang lebih banyak mengalami interferensi dan trafik voice call dalam site Macro sangat tinggi. 4.3. Analisa Penambahan Trafik Data pada Site ITC Chempaka Indoor dan ITC Chempaka Macro Analisa ini dilakukan untuk kedua site dengan konfigurasi site yang tetap sebagaimana telah dijelaskan pada subbab 4.1.1 Apabila site mengalami penambahan jumlah user atau trafik data EDGE dan dengan jumlah trafik voice yang cukup padat, maka site ini akan menggunakan sumber daya EDAP yang dimilikinya secara maksimal untuk memberikan throughput yang tetap tinggi untuk setiap usernya. Apabila terdapat 4 user EDGE pada sektor 1 sedangkan pada sektor lain tidak terdapat user EDGE, maka tingkat MCS request dari masing-masing user akan terjaga pada kisaran MCS 7 (dengan 3 sub timeslot per EDAP slave group) seperti terlihat pada Gambar 10 dan jumlah sub timeslot EDAP yang tidak terpakai masih cukup untuk memberikan alokasi untuk sektor lain. Hal ini juga tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan apabila terdapat tambahan 4 user EDGE pada sektor 2 dan 3 user EDGE untuk sektor 3. Throughput yang diperoleh oleh masing-masing user dan tingkat MCS request dari masing-masing kanal EDGE dalam air interface akan menurun apabila jumlah trafik data meningkat secara signifikan dengan disertai jumlah trafik voice yang cukup padat. Jika jumlah user yang mengakses EDGE untuk setiap

sektornya lebih dari 4 user, maka alokasi sub timeslot dalam EDAP slave group berkurang bersamaan dengan penambahan jumlah user EDGE yang diakomodasikan oleh site tersebut. Kondisi diatas disebabkan oleh proses sharing TS oleh sejumlah user, dimana proses sharing akan menyebabkan throughput yang diperoleh masing-masing user dan MCS request dari setiap kanal akan menurun..Tingkat MCS request dari masing-masing kanal EDGE dalam air interface dapat menurun dari level MCS 7 ke level MCS 6 atau MCS 5. Kondisi MCS request ini akan terjaga kestabilannya apabila didukung oleh kondisi link yang baik pula, sehingga level MCS tidak akan turun hingga MCS 4. Maka mapping dari EDAP untuk kondisi tingkat MCS 5 dan 6, dapat dilihat pada Gambar 10.
1 1 3 5 8 10 12 14 16 2 4 6 8 10 12 14 16 2 4 7 9 11 13 15 17 20 21 22 23 24 25 26 27

P C M T S L

3 5 7 9 11 13 15

Gambar 10. EDAP Slave Group dalam PCM Abis untuk Data. Kondisi seperti Gambar 10. diatas akan berubah bergantung pada jumlah trafik yang diakomodasikan oleh setiap sektor dalam site. Level MCS 5 akan terjadi pada saat satu TS diduduki oleh user yag banyak. 4.4. Hasil Analisa dan rekomendasi Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, secara keseluruhan didapatkan bahwa dengan adanya 2 dedicated dan 4 default timeslot serta alokasi 8 kanal EDAP dengan jumlah rata-rata 3 sub timeslot untuk satu group slave EDAP, kenaikan throughput EDGE pada kedua site dapat diperoleh dan telah mampu memberikan layanan transfer data dengan kecepatan yang lebih tinggi bagi user. Dengan adanya EDAP, dapat memberikan kenaikan throughput secara signifikan sesuai dengan banyaknya alokasi dedicated dan default dari Abis fixed sub timeslot, serta jumlah kanal dalam Abis dynamic pool.. Semakin banyak jumlah timeslot dedicated EDGE dan jumlah kanal EDAP, maka throughput yang diperoleh juga akan semakin besar. Kenaikan throughput, sangat dipengaruhi oleh kualitas link dan jenis coding scheme yang dipergunakan.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

NETWORK AND MOBILE COMPUTING

6-29

Dari pengamatan di lapangan, maka rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan performansi EDGE dari site ITC Chempaka Indoor dan ITC Chempaka Macro adalah: menyediakan paling sedikit dua timeslot dedicated dan lebih untuk timeslot default sesuai dengan kebutuhan PT. Telkomsel dan untuk percobaan pengukuran lebih lanjut. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Abis pool bersifat dinamik karena besarnya sub timeslot yang dialokasikan atau dipergunakan dapat berubah-ubah bergantung pada kondisi link (CIR) dan MCS pada saat transfer data terjadi. 2. Abis PCM site ITC Chempaka Indoor dan ITC Chempaka Macro untuk konfigurasi site masingmasing 4 TRX (dengan 2 TRX EDGE) setiap sektor dengan alokasikan 4 default timeslot (termasuk 2 timeslot dedicated) dan 8 kanal EDAP, mampu mendukung 2 timeslot downlink. Dengan utilisasi sebesar 66.667 % pada kanal EDAP dalam Abis PCM seperti dijelaskan di atas, memberikan alokasi rata-rata MCS 7 dengan jumlah sub timeslot pada EDAP slave group sebanyak 3 sub timeslot dan menunjukkan adanya proses sharing EDAP resaurces. Sehingga direkomendasikan sedikitnya 2 timeslot dedicated dan lebih untuk default sesuai dengan kebetuhan PT. telkomsel dan untuk percobaan pengukuran lebih lanjut. 3. Performansi EDAP untuk site ITC Chempaka Indoor secara keseluruhan, dengan dukungan kualitas sinyal yang baik, menunjukkan performansi yang baik sehingga diperoleh throughput rata-rata yang tinggi. Pada site ITC Chempaka Macro, kualitas performansi EDAP kurang optimal karena kualitas sinyal yang kurang baik. Sehingga diperoleh throughput rata-rata lebih rendah jika dibandingkan dengan site ITC Chempaka Indoor. 4. Throughput rata-rata yang terukur untuk site ITC Chempaka Indoor lebih tinggi 5.11 persen (%) dari pada site ITC Chempaka Macro. Secara keseluruhan, performansi throughput site ITC Chempaka Macro menunjukkan hasil yang bagus walaupun terdapat trafik voice call yang cukup tinggi. 5. Kenaikan throughput dipengaruhi oleh banyaknya alokasi timeslot dedicated dan default dari Abis fixed sub timeslot, serta jumlah kanal dalam Abis dynamic pool. Semakin banyak jumlah timeslot dedicated EDGE dan jumlah kanal EDAP, maka throughput yang diperoleh juga akan semakin besar. Kenaikan throughput, sangat dipengaruhi oleh kualitas link dan jenis coding scheme yang dipergunakan.

DAFTAR PUSTAKA [1] Nokia, NOKIA EDGE, Solution Description, 2002 [2] Nokia,EDGE Rnp Customer. May 23, 2003. [3] Nokia,EDGE TRS Dim Bangkok. March 15, 2004. [4] Nokia,BTS Abis Standardization Ver2. [5] Radhiah, Dewi :Kajian Implementasi Upgrading GPRS ke EDGE pada Jaringan GSM PT. Telkomsel Jakarta. STTTelkom. Bandung, 2004. [6] Reneta, Severine : Pengukuran dan Analisis Kinerja EDGE. Institut Teknologi Bandung. September, 2004. [7] Telkomsel : Test report Phase II (Live Network) EDGE Trial Nokia. November 16, 2003. [8] T. Halonen, J. Romero, J. Melero, GSM, GPRS and EDGE performance, Wiley, 2002.

Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology (SIIT 2005)

You might also like