You are on page 1of 6

What Weapon You Have?

(1Sa 13:19-14:15) Seorang tukang besi tidak terdapat di seluruh negeri Israel, sebab
orang Filistin berkata: "Jangan-jangan orang Ibrani membuat pedang atau tombak." Jadi
semua orang Israel harus pergi kepada orang Filistin untuk mengasah mata bajaknya,
beliungnya, kapaknya atau aritnya masing-masing--adapun bayarannya ialah dua pertiga
syikal untuk mata bajak dan beliung, dan sepertiga syikal untuk mengasah kapak dan
untuk memasang kusa--sehingga pada hari pertempuran itu sebilah pedang atau
lembingpun tidak terdapat pada seluruh rakyat yang ada bersama Saul dan Yonatan.
Tetapi Saul dan Yonatan, anaknya itu, masih mempunyainya. Dan suatu pasukan
pengawal orang Filistin telah keluar ke pelintasan gunung di Mikhmas... Pada suatu hari
Yonatan bin Saul berkata kepada bujang pembawa senjatanya: "Mari kita menyeberang
ke dekat pasukan pengawal orang Filistin yang di sebelah sana." Tetapi tidak
diberitahukannya hal itu kepada ayahnya. Adapun Saul duduk di ujung Gibea di bawah
pohon delima yang di Migron. Dan rakyat yang ada bersama-sama dengan dia itu, kira-
kira enam ratus orang banyaknya. Ahia, anak Ahitub, saudara Ikabod, anak Pinehas, anak
Eli, imam TUHAN di Silo, dialah yang memakai baju efod pada waktu itu. Tetapi rakyat
tidak tahu tentang perginya Yonatan itu. Di antara pelintasan-pelintasan bukit, yang
dicoba Yonatan menyeberanginya ke arah pasukan pengawal orang Filistin, ada ujung
bukit batu di sebelah sini dan ada ujung bukit batu di sebelah sana: yang satu bernama
Bozes, yang lain bernama Sene. Ujung yang satu berdiri di sebelah utara di tentangan
Mikhmas, yang lain di sebelah selatan di tentangan Geba. Berkatalah Yonatan kepada
bujang pembawa senjatanya itu: "Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal
orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab
bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan
sedikit orang." Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya: "Lakukanlah niat
hatimu itu; sungguh, aku sepakat." Kata Yonatan: "Perhatikan, kita menyeberang ke
dekat orang-orang itu dan memperlihatkan diri kepada mereka. Apabila kata mereka
kepada kita begini: Berhentilah, sampai kami datang padamu, maka kita tinggal berdiri
di tempat kita dan tidak naik mendapatkan mereka, tetapi apabila kata mereka begini:
Naiklah ke mari, maka kita akan naik, sebab kalau demikian TUHAN telah menyerahkan
mereka ke dalam tangan kita. Itulah tandanya bagi kita." Ketika mereka keduanya
memperlihatkan diri kepada pasukan pengawal orang Filistin, berkatalah orang Filistin
itu: "Lihat, orang-orang Ibrani keluar dari lobang-lobang tempat mereka bersembunyi."
Orang-orang dari pasukan pengawal itu berseru kepada Yonatan dan pembawa
senjatanya, katanya: "Naiklah ke mari, maka kami akan menghajar kamu." Lalu kata
Yonatan kepada pembawa senjatanya: "Naiklah mengikuti aku, sebab TUHAN telah
menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel." Maka naiklah Yonatan merangkak
ke atas, dengan diikuti oleh pembawa senjatanya. Orang-orang itu tewas terparang oleh
Yonatan, sedang pembawa senjatanya membunuh mereka dari belakangnya. Kekalahan
yang pertama ini, yang ditimbulkan Yonatan dan pembawa senjatanya itu, besarnya kira-
kira dua puluh orang dalam jarak kira-kira setengah alur dari sepembajakan ladang. Lalu
timbullah kegentaran di perkemahan, di padang dan di antara seluruh rakyat. Juga
pasukan pengawal dan penjarah-penjarah itu gentar, dan bumi gemetar, sehingga
menjadi kegentaran yang dari Allah.

1
Kalau kita mempelajari ayat-ayat di atas kita akan mengerti bahwa di dalam segala hal, peran
pemimpin di dalam suatu pergerakan dan kelompok adalah sangat penting, terutama di dalam
persenjataan dan keberanian. Inilah yang menjadikan seorang pemimpin berbeda.

Senjata Seorang Pemimpin


Seorang pemimpin harus memiliki senjata lebih dari umat yang lain, dikarenakan dia memiliki
tanggung jawab kemenangan dan keberhasilan di dalam peperangan dan segala sesuatu yang
menjadi tanggung jawabnya.

Israel pernah memasuki suatu keadaan yang fatal di dalam salah satu bagian sejarahnya, yaitu
tidak seorangpun memiliki senjata untuk berperang dan mempertahankan diri jika diserang
oleh bangsa lain, selain daripada Saul dan Yonathan. Jika hal ini terjadi di zaman sekarang pada
suatu bangsa atau bahkan secara rohani gereja Tuhan tidak memiliki persenjataan, maka masa
depan gereja itu tinggal menunggu penghitungan waktu mundur sehingga benar-benar hancur
suatu saat – hilang dari pandangan Tuhan.

Di dalam kondisi seperti ini, Israel tidak memiliki pilihan lain, seorang pemimpin yang memiliki
senjata harus bangkit dan mangambil tanggung jawab kemenangan, karena ini adalah
tanggung jawabnya terhadap Tuhan dan rakyat. Walau harus mengorbankan nyawa sekalipun.
Yonathan mengambil bagian ini.

Senjata-senjata yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin


rohani.
1. Bergerak dengan waktu yang tepat

(1Samuel 14:1 – KJV) Now it came to pass upon a day, that Jonathan the son of Saul said
unto the young man that bare his armour, Come, and let us go over to the Philistines'
garrison, that is on the other side. But he told not his father.

Seorang pemimpin harus peka dengan waktu Tuhan, dia harus tahu kapan dia harus bertindak
dengan tepat. Di dalam 1Samuel 14:1 diawali dengan kalimat “Now it came to pass” – kalimat ini
dituliskan dengan pengertian yang mengandung arti: bersifat tegas dan ini adalah waktu yang
ditetapkan untuk mengambil suatu langkah.

Seorang pemimpin yang tahu harus mengambil tindakan pada waktu yang tepat sangat diperlukan
agar setiap pergerakannya tepat pada waktu yang Tuhan tetalah tetapkan, sehingga setiap
pergerakan yang dikerjakan di dalam waktu yang tepat tidak akan gugur dan gagal.

2. Memiliki Firman Tuhan yang hidup

(1Samuel 14:9-12) Apabila kata mereka kepada kita begini: Berhentilah, sampai kami
datang padamu, maka kita tinggal berdiri di tempat kita dan tidak naik mendapatkan

2
mereka, tetapi apabila kata mereka begini: Naiklah ke mari, maka kita akan naik, sebab
kalau demikian TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita. Itulah
tandanya bagi kita." Ketika mereka keduanya memperlihatkan diri kepada pasukan
pengawal orang Filistin, berkatalah orang Filistin itu: "Lihat, orang-orang Ibrani keluar
dari lobang-lobang tempat mereka bersembunyi." Orang-orang dari pasukan pengawal
itu berseru kepada Yonatan dan pembawa senjatanya, katanya: "Naiklah ke mari, maka
kami akan menghajar kamu." Lalu kata Yonatan kepada pembawa senjatanya: "Naiklah
mengikuti aku, sebab TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel."

Dengan caranya sendiri berdasarkan pengenalannya akan Tuhan selama ini, Yonathan mengambil
suatu keputusan berdasarkan perkataan Tuhan yang dikenalnya. Dia memiliki pengalaman Tuhan
yang berfirman kepadanya dengan cara yang unik yang hanya untuk dia sendiri dengan Tuhan.

Di dalam hal ini setiap pemimpin rohani harus memiliki pengenalan dan pengalaman dengan Tuhan
yang solid, sehingga dia selalu tahu bagaimana Tuhan berbicara dengannya dan dia dapat meresponi
dengan tepat setiap perkataan Tuhan itu.

Tanpa pengenalan dan pengalaman pribadi dengan Tuhan sendiri, seorang pemimpin tidaklah layak
untuk memimpin, karena akan membahayakan seluruh kelompok dan pergerakan.

Memiliki Firman Tuhan sama dengan memiliki senjata utama untuk berperang, yaitu Pedang Roh.

3. Memiliki iman yang benar

(1Samuel 14:12,13) Orang-orang dari pasukan pengawal itu berseru kepada Yonatan
dan pembawa senjatanya, katanya: "Naiklah ke mari, maka kami akan menghajar kamu."
Lalu kata Yonatan kepada pembawa senjatanya: "Naiklah mengikuti aku, sebab TUHAN
telah menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel." Maka naiklah Yonatan
merangkak ke atas, dengan diikuti oleh pembawa senjatanya. Orang-orang itu tewas
terparang oleh Yonatan, sedang pembawa senjatanya membunuh mereka dari
belakangnya.

Di dalam situasi-situasi kritis seorang pemimpin harus memiliki iman untuk melangkah sesuai dengan
Firman Tuhan yang dia dengar dan yakini kebenarannya. Di sinilah iman kita diuji habis-habisan
dengan Tuhan sendiri. Apakah setelah kita meminta tanda kepada Tuhan dan Tuhan memberikan
tandanya, kita tetap melangkah atau menunda-nunda.

Iman di sini sama dengan iman untuk mengayun pedang, melempar lembing, melentur busur. Saat
iman seperti bergerak Tuhan pasti akan turut campur di dalam segala yang diperlukan untuk
mengerjakan semua itu.

(Mzm 18:30-36) Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dan
dengan Allahku aku berani melompati tembok. Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji
TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita?
Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata;
yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang
mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga.

3
Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku,
kemurahan-Mu membuat aku besar.

(Mzm 144:1) Dari Daud. Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku
untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang;

Kalau seseorang tidak mengambil langkah berani terlebih dahulu, maka akan kehilangan kesempatan
untuk mengalami kedahsyatan iman bersama Tuhan, bahkan Tuhan tidak akan menurunkan
anugerah apapun bagi mereka.

Seorang pemimpin yang memiliki kebiasaan menunda pekerjaan Tuhan karena mudah merasa
bimbang, tidak layak menjadi pemimpin, karena dia akan selalu mengacaukan rencana dan
perencanaan waktu Tuhan bagi segala sesuatu.

4. Memiliki roh keberanian yang dari Tuhan (God’ heroic spirit)

Iman yang benar akan mengerjakan roh keperkasaan sehingga keberanian dilahirkan dengan luar
biasa, bahkan akan membangkitkan keberanian untuk memberikan nyawa sekalipun.

(1Samuel 14:6-7) Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: "Mari
kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini.
Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk
menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang." Lalu jawab
pembawa senjatanya itu kepadanya: "Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku
sepakat."

(Wahyu 12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh
perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke
dalam maut.

Roh keperkasaan akan mengerjakan segala sesuatu tepat seperti yang Tuhan kehendaki dan tepat
pada waktu yang telah ditetapkan Tuhan.

Tanpa semangat dan roh keperkasaan ini di dalam seorang pemimpin, maka tidak akan terlaksana
proyek-proyek besar Tuhan di dalam kehidupan pergerakan kita.

Kepemimpinan Masa Depan


1. Kepemimpinan yang selalu mendengar perintah Tuhan dan tetap taat – Prophetic
Leadership

(1Samuel 15:1-7) Berkatalah Samuel kepada Saul: "Aku telah diutus oleh TUHAN untuk
mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah
bunyi firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa
yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-
halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah
orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan
kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun

4
anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai." Lalu Saul
memanggil rakyat berkumpul dan memeriksa barisan mereka di Telaim: ada dua ratus
ribu orang pasukan berjalan kaki dan sepuluh ribu orang Yehuda. Setelah Saul sampai ke
kota orang Amalek, disuruhnyalah orang-orang menghadang di lembah. Berkatalah Saul
kepada orang Keni: "Berangkatlah, menjauhlah, pergilah dari tengah-tengah orang
Amalek, supaya jangan kulenyapkan kamu bersama-sama dengan mereka. Bukankah
kamu telah menunjukkan persahabatanmu kepada semua orang Israel, ketika mereka
pergi dari Mesir?" Sesudah itu menjauhlah orang Keni dari tengah-tengah orang Amalek.
Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di
sebelah timur Mesir.

Jika setiap pemimpin rohani tahu membangun kerjasama yang kuat dan erat dengan para nabi,
sebenarnya itu adalah sesuatu yang luar biasa, karena pergerakan akan selalu tiba tepat pada waktu
Tuhan, tetapi dibutuhkan ketaatan sepenuhnya, dan jangan kuatir akan anugerah Allah yang
berlimpah-limpah selalu akan ada. Dan tiba tepat juga pada waktu Tuhan. Kepemimpinan yang
profetik akan membidani kelahiran pelayanan apostolik.

(KPR 13:1-5) Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar,
yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem
yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika
mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah
Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka
berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang
itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan
Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis
mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan
Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.

2. Kepemimpinan yang meletakkan/memperbaiki dasar dan membangun – Apostolic


Leadership

Kepemimpinan Yosafat menjadi salah satu contoh kepemimpinan apostolik, Tuhan memberi
anugerah yang berlimpah-limpah bagi Yosafat untuk mengatur, memperbaiki dan membangun
segala sesuatu demi mengokohkan kerajaan Yehuda. Ketaatan kepada setiap perintah Tuhan akan
membuat kita memperoleh hikmat seperti yang didapat oleh Yosafat.

(2Tawarikh 17:5-13) Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah
kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia
menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang
ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan
tiang berhala. Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus beberapa pembesarnya,
yakni Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha untuk mengajar di kota-kota
Yehuda. Bersama-sama mereka turut juga beberapa orang Lewi, yakni Semaya, Netanya,
Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia disertai imam-imam
Elisama dan Yoram. Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab
Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.
Ketakutan yang dari TUHAN menimpa semua kerajaan di negeri-negeri sekeliling
Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat. Dari antara orang-
orang Filistin ada yang membawa kepada Yosafat persembahan, dan perak sebagai

5
upeti. Juga orang-orang Arab membawa kepadanya kambing domba, domba jantan
tujuh ribu tujuh ratus ekor dan kambing jantan tujuh ribu tujuh ratus ekor. Yosafat
makin lama makin kuat, menjadi luar biasa kuat. Di Yehuda ia membangun benteng-
benteng dan kota-kota perbekalan. Banyak perbekalannya di kota-kota Yehuda. Orang-
orang perangnya ada di Yerusalem, semuanya pahlawan yang gagah perkasa.

(2Tawarikh 19:11) Dengan ini imam kepala Amarya diangkat sebagai ketuamu dalam
segala perkara ketuhanan dan Zebaja bin Ismael, pemuka kaum Yehuda, dalam segala
perkara kerajaan, sedang orang Lewi akan melayani kamu sebagai pengatur.
Bertindaklah dengan tegas! Kiranya TUHAN menyertai orang yang tulus ikhlas."

Kalau kita memperhatikan di ayat yang disebutkan di atas, kita temukan bahwa disebutkan “seluruh
Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat” ini dikarenakan Yosafat memiliki proyek dari
Tuhan yang harus dikerjakan. Kalau kita memiliki proyek Tuhan, percayalah!..., bahwa saat kita taat
dengan iman memulai dan mengerjakan proyek itu, maka Tuhan akan mengambil tanggung jawab
pula untuk menurunkan anugerah sehingga “Proyek Tuhan” itu terlaksana, DIA akan mengirimkan
anugerah dan berkat, DIA akan mengirimkan orang-orang suku Yehuda (para raja) untuk mendukung
penyelesaian proyek itu hingga selesai. Tanpa iman dan ketaatan apalagi tanpa proyek Tuhan, maka
tidak akan ada berkat-berkat besar masuk ke dalam lumbung-lumbung kita. Perhatikan pula proyek
Tuhan melalui Salomo untuk mendirikan Bait Allah, Allah bertanggung jawab penuh hingga Bait Allah
terselesaikan dengan luar biasa. Sesuai dengan desain Tuhan bagi Bait Allah itu.

Yosafat diberkati Tuhan dengan luar biasa dikarenakan dia konsisten mengerjakan proyek Tuhan
dengan setia, salah satu proyek pembangunan yang dikerjakan Yosafat adalah pembangunan proyek
rohani di seluruh penjuru kerajaan – pelatihan dan pendidikan jemaat. Dan perhatikan pula ternyata
hasil dari pelatihan dan pendidikan jemaat itu menghasilkan umat yang mengenal Allah dan takut
akan Tuhan yang ternyata mendatangkan takut akan Tuhan menimpa semua kerajaan di negeri-
negeri sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat, bahkan ini
mendatangkan berkat secara jasmani karena orang-orang Filistin dan Arab memberikan
persembahan dan upeti.

Ternyata segala yang dilakukan Yosafat menjadikan kerajaannya semakin kuat dan mendatangkan
hikmat Tuhan di dalam cara Yosafat memerintah Yehuda, sehingga dia banyak membangun benteng-
benteng dan kota-kota perbekalan, dengan demikian kerajaannya melahirkan lebih banyak lagi
orang-orang yang gagah perkasa.

Ini adalah proyek besar Tuhan melalui Yosafat. Bagaimana dengan kita? Proyek besar apa yang
Tuhan dengan kita untuk direalisasikan, sehingga nama Tuhan dipermuliakan?

You might also like