Professional Documents
Culture Documents
Silva
Dosen Pengampu :
Eric Hiariej, Ph. D dan Titik Ferawati SIP, MA
Penulis :
Octa Purnama Sari (08/254590/SP/22562)
b. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah :
Bagaimana perekonomian Brazil dapat bangkit pada masa pemerintahan Presiden
Lula da Silva?
c. Landasan Teori.
Dalam menganalisa permasalahan dalam makalah ini, penulis akan
menggunakan beberapa landasan teori atau konseptual yaitu :
1
http://berdikarionline.com/dunia-bergerak/20101003/lula-presiden-paling-populer-dalam-sejarah-brazil.html ,
yang diakses pada tanggal 13 April 2011 pada pukul 16:32 WIB.
1. Counter-hegemony.
Teori ini diungkapkan pertama kali oleh Antonio Gramsci, yang merupakan
salah satu pemikir “kiri” atau Marxisme Italia. Teori ini diungkapkan oleh
Gramsci sebagai hasil analisisnya terhadap pemikiran tradisional Marxisme,
terutama terkait dengan power dari ruling class. Power ini kemudian digunakan
untuk melakukan kontrol politik yang bersifat koersif. Ia kemudian
mengungkapkan bahwa terdapat dua jenis kontrol politik, yaitu dominasi atau
paksaan secara psikologis dan hegemoni atau kontrol terhadap ideologi atau
kesadaran seseorang.
Gramsci kemudian berpendapat bahwa ruling class dalam kelas sosial
mempertahankan dominasinya melalui hegemoni yang mereka terapkan melalui
nilai-nilai, kepercayaan, moral, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar seluruh
individu menerima status quo kekuasaan ruling class tersebut. Gramsci kemudian
mengungkapkan bahwa cara untuk mematahkan hegemoni tersebut adalah dengan
meng-counter hegemoni itu sendiri.
Counter hegemony atau melawan hegemoni dapat dilakukan apabila terjadi
consciousness atau kesadaran akan hegemoni ruling class tersebut. Hal ini dapat
dilihat dari perubahan struktural dan ideologi yang terjadi. Gramsci kemudian
melihat peran dari kaum intelektual sebagai sesuatu hal yang krusial dalam
konteks menciptakan perlawanan terhadap hegemoni.2 Perlawanan ini kemudian
bukanlah semata perlawanan terhadap ruling class yang berkuasa, akan tetapi
sebagai perlawanan terhadap hegemoni ideologi.
2. National-developmentalist.
National-developmentalist adalah paradigma yang mementingkan aspek-
aspek pembangunan nasional dalam menjalani aktivitas perekonomian di pasar
global. Paradigma inilah yang menjadi acuan bagi kebijakan ekonomi Brazil,
khususnya di bidang perdagangan. Paradigma ini sebenarnya sudah tercermin
sebelum Lula da Silva menduduki kursi pemerintahan pada tahun 1960-an,
dimana paradigma ini sangat mempengaruhi para pembuat kebijakan Brazil.
Prinsip-prinsip dasar dari paradigma ini adalah :
1. Dalam kebijakan perdagangan, obejktif politik luar negeri harus selalu
didahulukan.
2
http://www.infed.org/thinkers/et-gram.htm, yang diakses pada tanggal 13 April 2011 pada pukul 16:41 WIB.
2. Kebijakan ekonomi internasional harus menunjukkan adanya upaya
peningkatan otonomi dan penyediaan “policy space” bagi sektor industri
dan kebijakan pembangunan nasional lainnya.
3. Kebijakan ekonomi internasional harus menunjukkan upaya untuk
“menetralisir” faktor eksternal yang dapat membahayakan perkembangan
ekonomi nasional dan konsolidasi kapasitas industri domestik.3
Paradigma ini sempat memudar saat Cardoso memerintah Brazil dan kembali
menguat saat Lula menjabat sebagai presiden.
d. Hipotesa.
Lula da Silva berhasil membawa Brazil kepada kebangkitan ekonomi melalui
kebijakan-kebijakannya dalam memodernisasi dan integrasi perekonomian Brazil
terhadap pasar global. Di bawah pemerintahannya keterbukaan pasar dan investasi
dilakukan, tanpa mengabaikan aspek-aspek penting dalam proses pembangunan
perekonomian nasionalnya. Melalui kerjasama yang kuat dengan negara-negara
berkembang lainnya dan dengan tekad pembangunan nasional yang kuat, Brazil dapat
meningkatkan independensinya terhadap negara maju seperti Amerika Serikat.
Dipercaya hal inilah yang pada akhirnya membawa negara berekembang seperti
Brazil berhasil menuju kebangkitan ekonomi.
3
Brainard, Lael & Leonardo Martinez-Diaz. (2009). Brazil as an Economic Superpower? Washington,
Brooking Institution Press.