You are on page 1of 1

ANEMIA PENYAKIT KRONIK

Pendahuluan

Banyak penyakit kronik yang berhubungan dengan anemia berat atau moderat. Sebagian
besar disebabkan oleh inflamasi kronik, kanker dan penyakit hati. Anemia pada gagal ginjal
kronik mempunyai patofisiologi yang berbeda dan gejalanya lebih berat.
Yang mendasari patogenesis anemia pada penyakit kronik adalah survival sel darah merah
yang menurun dan gagalnya sumsum tulang mengkompensasi kekurangan dengan
meningkatkan produksi sel darah merah. Kegagalan peningkatan produksi sel darah merah
sebagian besar disebabkan oleh sequestration besi pada sisitem retikuloendotelial. Penurunan
eritropoietin jarang menjadi penyebab penurunan produksi eritrosit selain pada gagal ginjal.
Semua proses diatas diduga karena adanya perubahan sitokin-sitokin pada pasien yang
menderita penyakit kronik.
Etiologi :
Blok penggunaan kembali besi pada eritropoiesis.
Survival eritrosit yang menurun.
Inhibisi langsung eritrosit.
Defisiensi eritropoietin.
(Hematologi Hoffman)

Manifestasi Klinik

Gejala dan tanda-tanda


Temuan klinik pada anemia jenis ini bergantung pada penyebabnya. Diagnosis yang harus
dilakukan pada suspek yang menderita penyakit kronik adalah mengkonfirmasi penurunan
serum besi, penurunan TIBC, dan normal atau meningkatnya serum feritin. Selain itu juga
perlu dilakukan pemeriksaan penyerapan asam folat dan besi. Karena pada penyakit kronik
sering ditemukan gangguan penyerapan besi dan folat, dan hal ini diperparah dengan
perdarahan saluran pencernaan. Pada penderita yang ”cuci darah” biasanya terjadi
kekurangan besi dan asam folan selama cuci darah berlangsung.
Temuan Laboratorium.
Hematokrit jarang kurang dari 60%. MCV biasanya normal atau menurun sedikit. Morfologi
sel darah merah tidak bisa dijadikan untuk diagnosis dan retikulosit kadang meningkat dan
kadang menurun. Serum besi mungkin tidak teratur. Penurunan transferin sangat extrim, oleh
karena itu sering terjadi salah diagnosis dengan anemia defisiensi besi. Perbedaan dengan
anemia defisiensi besi adalah serum feritin yang normal atau meningkat. Serum feritin yang
kurang dari 30 ug/L menunjukkan defisiensi besi.

Penatalaksanaan

Rekombinan erytropoietin(epoetin alfa) efektif untuk pengobatan anemia pada gagal ginjal
dan anemia sekunder yang disebabkan kanker atau inflamasi kronik. Pada gagal ginjal,
respons optimal terhadap epoetin alfa membutuhkan intensitas dialisis yang lebih banyak.
Epoetin alfa diberikan secara subcutan dan harganya sangat mahal. Obat ini hanya digunakan
jika pasien bergantung pada transfusi dan ada respons terhadap terapi.

You might also like