Professional Documents
Culture Documents
KOTA SEMARANG
JAWA TENGAH
KOTA SEMARANG
ADMINISTRASI
Profil Wilayah
Kota Semarang yang merupakan ibukota Propinsi
Jawa Tengah adalah satu-satunya kota di Propinsi
Jawa Tengah yang dapat digolongkan sebagai kota
metropolitan. Sebagai ibukota propinsi, Kota
Semarang menjadi parameter kemajuan kota-kota
lain di Propinsi Jawa Tengah. Kemajuan
pembangunan Kota Semarang tidak dapat terlepas
dari dukungan daerah-daerah di sekitarnya, seperti
Gambar III. 16. Lawang Sewu, Salah Kota Ungaran, Kabupaten Demak, Kota Salatiga dan
Satu Bangunan Tua di Kota Semarang Kabupaten Kendal.
Penggunaan lahan di Kota Semarang dari tahun ketahun mengalami perubahan yang
mengarah dari pertanian menjadi non pertanian, ini merupakan gejala wajar dari
perkembangan kota. Penggunaan lahan pada tahun 1999 diuraikan berikut ini:
Orientasi Wilayah
Secara geografis wilayah Kota Semarang berada antara 6º50’-7º10’ LS dan 109º35’-
110º50’ BT dengan luas wilayah 373,70 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas Utara : Laut Jawa
Batas Selatan : Kabupaten Semarang
Batas Timur : Kabupaten Demak
Batas Barat : Kabupaten Kendal
Kota Semarang terdiri dari 16 kecamatan dan 177 kelurahan dengan luas wilayah
keseluruhan 373,7 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.351.246 jiwa. Kecamatan
yang mempunyai wilayah paling luas yaitu kecamatan Mijen (62,15 km2) sedangkan
kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah kecamatan Candisari (5,56 km2).
Ketinggian Kota Semarang bervariasi, terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di
atas garis pantai.
PENDUDUK
1.360.000
1.290.159
1.340.000
tercatat sebesar 1.350.005 jiwa
JUMLAH PENDUDUK
1.273.550
Tenaga Kerja
Jumlah angkatan kerja di Kota Semarang berdasarkan pada Konvensi ILO tahun 1998
adalah 213.355 orang, terdiri dari 85.306 laki-laki dan 128.049 perempuan. Pada
tahun 1999 menjadi 191.095 orang, terdiri dari 85.306 laki-laki dan 105.789
perempuan. Dilihat dari kelompok usia 15 – 19 tahun terjadi peningkatan dari 83.786
orang pada tahun 1998 menjadi 86.259 orang pada tahun 1999. Sedangkan pada
kelompok usia 20 – 39 tahun terjadi penurunan dari 352.660 orang pada tahun 1998
menjadi 349.716 orang pada tahun 1999.
Angkatan kerja baru ada kenaikan tahun 1998; 18.663 orang menjadi 22.276 orang
pada tahun 1999, yang terinci menurut pendidikan sebagai berikut : Lulusan SD : 5.635
orang , SLTP : 2.232 orang, SLTA : 9.882 orang. Sedang data pencari kerja pada
lulusan Perguruan Tinggi yang cukup besar tidak terekam secara pasti pada Dinas
Tenaga Kerja.
Untuk tahun 2002, TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), yaitu perbandingan
antara angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja sebesar 78,13%. Sedangkan
tingkat kesempatan kerja, yaitu perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan
angkatan kerja pada tahun 2002 adalah sebesar 75,80%
EKONOMI
Keuangan Daerah
Dari sisi penerimaan APBD kota Semarang pada tahun 2001, penerimaan daerah yang
berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 73% atau
sekitar 164,8 milyar dari sekitar 222,9 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 21% atau sekitar 48,7 milyar.
Sedangkan penerimaan lain yaitu sebesar 9,3 milyar yang berasal dari penerimaan
yang sah lainnya.
TABEL III. 70. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2001
PENERIMAAN JUMLAH (Rp)
1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 9,361,510,000.00
2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 48,741,407,000.00
3. Bagian Dana Perimbangan 164,854,612,000.00
4. Bagian Pinjaman daerah
5. Bagian Lain – lain Penerimaan yang Sah -
TOTAL 222,957,529,000.00
PENGELUARAN
1. Belanja rutin 140,988,626,000.00
2. Belanja Pembangunan 62,996,545,000.00
TOTAL 203,985,171,000.00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2001
Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu hampir
sekitar 70% atau sekitar 140,9 milyar, sedangkan untuk belanja pembangunan,
dialokasikan hanya sebesar 62,9 milyar atau sekitar 30%. Belanja pembangunan
difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery. Dengan alokasi dana
pembangunan yang cukup kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja rutin,
salah satu pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan
anggaran belanja seperti sebagai berikut:
Penerimaan PAD kota Semarang perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU
tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama
ini ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari
penerimaan sektor pajak maupun perusahaan daerah.
Pendidikan
Pada tahun 2002 jumlah Taman Kanak-Kanak sebanyak 556 unit, jumlah Sekolah
Dasar sebanyak 670 unit, SMTP sebanyak 162 unit, SMTA sebanyak 79 unit, dan SMK
sebanyak 64 unit. Kota Semarang memiliki perguruan tinggi negeri ternama yaitu
Universitas Diponegoro dan beberapa perguruan tinggi swasta sejumlah 55 unit, yang
terdiri dari universitas, sekolah tinggi, institut dan akademi. Jumlah sekolah pada
masing-masing jenjang pendidikan dijelaskan pada tabel berikut:
Fasilitas Kesehatan
Jumlah RSU pada tahun 2002 sama dengan tahun sebelumnya (2001 dan 2000), yaitu
13 unit yang terdiri dari 3 unit RSU type B, 8 unit type C, dan 2 unit type D. Pada tahun
1999 masih tersedia 1 unit RSU type A. Prasarana/sarana kesehatan lain yang tidak
mengalami perubahan jumlah pada tahun 2002 adalah RSJ = 1 unit,Rumah Sakit
Bedah Plastik =1 unit,Rumah Sakit Bersalin = 4 unit, Rumah Sakit Ibu dan Anak = 3
unit, Puskesmas = 37 unit (11 unit diantaranya dengan perawatan), Puskesmas
Pembantu = 34 unit, Puskesmas Keliling = 19 unit, Sedangkan Apotek, jumlahnya
terus meningkat dari 165 unit pada tahun 2000 menjadi 201 unit pada tahun
2002.Selain itu Laboratorium Klinik dan Rumah Bersalin jumlahnya juga terus
meningkat. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah sarana prasarana kesehatan dapat
dilihata pada tabel berikut.
TABEL III. 72. JUMLAH SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Tahun
No Uraian
2000 2001 2002
1. Rumah Sakit Umum
-Type A 0 0 0
-Type B 3 3 3
-Type C 8 8 8
-Type D 2 2 2
-Type E 0 0 0
2 Rumah Sakit Jiwa 1 1 1
3 Rumah Sakit Paru-Paru 0 0 0
4 Rumah Sakit Kusta 0 0 0
5 Rumah Sakit OP 0 0 0
6 Rumah Sakit Bedah Plastik 0 1 1
7 Rumah Sakit Bersalin 3 4 4
8 Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) 3 3 3
9 Rumah Bersalin 19 31 29
10 Puskesmas 26 26 26
11 Puskesmas Perawatan 11 11 11
12 Puskesmas Pembantu 34 34 34
13 Puskesling 19 19 19
14 Kelurahan PKMD 177 177 177
15 Posyandu Yang Ada 1.344 1.348 1.363
16 Posyandu Yang Aktif 1.337 1.341 1.341
17 Kader Kesehatan Yang Ada 9.214 9.293 8.824
18 Kader Kesehatan Yang Aktif 7.486 7.528 7.664
19 Apotik 165 187 201
20 Pedagang Besar Farmasi 115 115 120
21 Industri Farmasi 25 25 19
22 Laboratorium Klinik Swasta 22 37 41
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam Kota Semarang Dalam Angka 2002
PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN
Air terjual pada tahun 2002 sebanyak 50.336.603 m3, dengan nilai penjualan total
sebesar Rp 27.572.278.000,00.
Jumlah sambungan rumah sebanyak 111.324 sambungan. Jumlah sambungan
terbanyak adalah sambungan rumah tangga sebanyak 102.707 pelanggan. Berikut ini
adalah tabel jumlah sambungan rumah, jumlah air terjual dan nilai penjualan dari
setiap kategori pelanggan.
TABEL III. 74. JUMLAH PELANGGAN AIR MINUM DI KOTA SEMARANG SELAMA TAHUN 2002
Jumlah Air Minum yang Disalurkan
No. Kategori Pelanggan
Pelanggan Volume (m3) Nilai (Rp.)
1. Sosial 2.253 1.239.590 792.118.000
2. Non Niaga (Rumah Tangga) 102.707 26.101.918 20.231.567.000
3. Niaga 5.406 1.832.247 4.162.241.000
4. Industri 171 165.849 605.361.000
5. Lembaga Pendidikan 0 0 0
6. Warung air 0 0 0
7. Instansi Pemerintah 785 1.183.476 1.703.848.000
8. Pelabuhan 2 17.734 77.143.000
9. Lain-lain 0 0 0
10. Susut/Hilang dalam Penyaluran - 19.795.789 -
Jumlah 111.324 50.336.603 27.572.278.000
Sumber: PDAM Kota Semarang dalam Kota Semarang Dalam Angka 2002
Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Metropolitan sebesar 15%,
dan kebutuhan ideal adalah 185 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota
Semarang disajikan dalam tabel berikut ini.
TABEL III. 75. KEBUTUHAN SARANA PRASARANA AIR BERSIH KOTA SEMARANG
Kapasitas Produksi Kebutuhan
Eksisting ideal Kebutuhan Selisih
Jumlah Penduduk
Kota Total (Lt//hr) (Lt//hr)
l/dt l/hari
Metropolitan
1.348.588 2272,53 196.346.592 185 l/orang/hari 249.488.780 53.142.188
Sumber: Analisis
Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu kebutuhan air bersih 185
liter/orang/hari, Kota Semarang dengan jumlah penduduk 1.348.588 jiwa,
membutuhkan 249.488.780 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x
185 liter/orang/hari. Namun PDAM Kota Semarang baru dapat memproduksi sebanyak
196.346.592 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan kapasitas produksi sebanyak
53.142.188 liter/hari.
Komponen Persampahan
Secara formal, badan pengelola kebersihan dalam hal ini masalah persampahan
dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
Subdinas Kebersihan dan Pertamanan.
Timbulan sampah di Kota Semarang setiap harinya mencapai 4.274 m3 yang berasal
dari rumah-rumah penduduk, pasar maupun fasilitas lainnya. Berikut ini adalah tabel
timbulan sampah dirinci menurut sumbernya.
TABEL III. 77. PERALATAN YANG DIMILIKI DINAS KEBERSIHAN S.D TAHUN 2003
TABEL III. 78. LOKASI PENEMPATAN BAK CONTAINER SAMPAH DI KOTA SEMARANG
TAHUN 2002
Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3,5
liter/orang/hari, Kota Semarang dengan jumlah penduduk 1.348.588, menghasilkan
4720,05m3 sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 3,5/1000
liter/orang/hari. Perkiraan timbulan sampah baru dapat mengangkut sebanyak 4153
m3. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 567,05m3.
Komponen Drainase