Professional Documents
Culture Documents
2
KUAT LENTUR
Standar Kompetensi :
Setelah mengikuti materi ini, pembaca diharapkan memiliki kemampuan untuk
menganalisis dan merencanakan balok beton bertulang penampang segi empat
dan penampang T serta mampu menganalisis dan merencanakan plat lantai satu
arah (one way slab) dan dua arah (two ways slab) yang menerima beban lentur
Telah diketahui bahwa untuk bahan yang homogen dan elastis, distribusi
regangan maupun tegangan adalah linier; nol pada garis netral dan maksimum di
tepi serat terluar penampang. Sehingga, nilai tegangan berbanding lurus dengan
nilai regangan, kondisi ini berlaku sampai batas sebanding (proportional limit).
Dalam kurun waktu yang cukup lama, cara pendekatan linier juga digunakan
untuk beton, yang dikenal dengan metode elastik, cara – n atau metode
tegangan kerja (working stress design). Pada metode ini, beban yang
15
diperhitungkan adalah beban kerja, sedang penampang direncanakan atau
dianalisis berdasarkan tegangan tekan lentur izin, umumnya bernilai 0,45fc’.
Kekuatan yang
Kekuatan diperlukan
tersedia ≥ untuk memikul
beban terfaktor
Kuat teoritis atau kuat nominal diperoleh dari keseimbangan statis dan
kesesuaian regangan-tegangan yang tidak linier di dalam penampang.
16
Berikut adalah tinjauan balok beton bertulang ditumpu sederhana sendi rol
yang menerima beban berangsur meningkat, mulai dari beban kecil.
Kondisi 1
ε’c f’c
C
d g.n
h
As εs Tc
ds T
εc fc
b
Pada beban kecil, beton belum mengalami retak, pada bagian tarik beton
bersama baja menahan gaya tarik dan gaya tekan seluruhnya ditahan oleh beton
tekan. Kasus ini ditemui bila tegangan maksimum pada serat tarik masih cukup
rendah (nilainya 〈 fr).
17
Contoh 1
Hitung tegangan-tegangan yang terjadi pada penampang balok saat beton mulai
retak.
Diketahui mutu beton fc’ = 25 MPa
Es = 200000 MPa
300 309,4
550
600 mm g.n
mm 290,6
3 ∅ 20
ds=50
300
mm
Luas tulangan
As = 3. 41 .π .20 2
= 942 mm 2
E
n= s
Ec
200000
= ≈ 8,5
4700 25
letak garis netral dihitung dengan statis momen terhadap sisi bawah :
b.h. 21 h + (n − 1).As .d s
yb =
b.h + (n − 1).As
300.600. 21 600 + (8,5 − 1).942.50
= = 290,6 mm dari sisi bawah balok.
300.600 + (8,5 − 1).942
I 3 = (n − 1).As .(y b − d s )
2
I total = 5824886063,40 mm 4
18
kuat tarik beton = f r = 0,70 25 = 3,5 MPa
Besar momen yang bekerja pada balok saat beton akan mulai retak,
M .y b
fr = σ b =
I total
f r .I total
M cr =
yb
3,5.5824886063 ,40
= = 70155200,3 5 Nmm
290,6
= 70,16 kNm
Besar tegangan yang terjadi pada tepi atas balok saat beton akan mulai retak,
70155200,3 5.309,4
σa = = 3,73 MPa
5824886063 ,40
Besar tegangan yang terjadi pada tulangan saat beton akan mulai retak,
70155200,3 5.(290,6 − 50 )
σ s = 8,5 = 24,63 MPa
5824886063 ,40
Kondisi 2
ε’c f’c
C
dn = k.d
h
d g.n
≡
As n.As
ds T
εs
b
19
Pada beban sedang, yaitu beban yang menyebabkan tegangan pada serat
tarik lebih besar dari kuat tarik beton, menyebabkan terjadi retak-retak rambut
pada serat tarik. Pada keadaan ini, tegangan beton tekan dapat dianggap
sebanding dengan nilai regangannya.
Saat beban ditambah, tegangan tarik beton mencapai kuat tarik fr ,dan timbul
retak pada daerah tarik. Retak-retak ini merambat ke atas, menyebabkan daerah
tekan beton akan berkurang. Karena itu beton yang sudah retak tidak lagi
memberikan sumbangan untuk menahan gaya tarik, seluruh gaya tarik yang
terjadi ditahan oleh baja tulangan dan gaya tekan ditahan oleh bagian beton
tekan. Penampang dapat diasumsikan dalam keadaan elastis jika tegangan tekan
beton kurang dari 50% dari kuat tekan f’c dan tegangan yang terjadi pada
tulangan σs lebih kecil dari tegangan leleh fy.
A
d n = k .d , dan ρ = s
b.d
2 .b.(k .d ) = n. ρ .b.d .(d − k .d )
1 2
k= (ρ .n )2 + 2.ρ .n − ρ .n
= 31 .b.d n + n.As .(d − d n )
3 2
I cr
Contoh 2
20
Rasio tulangan terpasang,
As
ρ=
b.d
942
= = 0,0057
300.550
k= (0,0057.8,5 )2 + 2.0,0057.8,5 − 0,0057.8,5
= 0,27
= 1618222328 ,25 mm 4
Kondisi 3
ε’c f’c
C
d g.n
h
As
ds T
εs
b
Gambar 2.3 Balok di atas tumpuan sederhana, menerima beban mendekati beban
batas
21
dan baja tulangan mencapai luluh, balok akan hancur. Walaupun tidak dapat
dijamin sepenuhnya untuk dapat terhindar dari keadaan tersebut, dengan
penggunaan beberapa faktor aman, tercapainya keadaan batas dapat
diperhitungkan dan dikendalikan.
2.2. Anggapan-anggapan
a. Penampang tegak lurus sumbu lentur yang berupa bidang datar sebelum
lentur akan tetap berupa bidang datar setelah lentur.
b. Tidak terjadi slip antara beton dan tulangan baja. (Pada level yang sama,
regangan pada beton adalah sama dengan regangan pada baja).
c. Tegangan pada beton dan tulangan dapat dihitung dari regangan dengan
menggunakan hubungan tegangan-regangan beton dan baja.
d. Untuk perhitungan kekuatan lentur penampang, kuat tarik beton diabaikan.
e. Beton diasumsikan runtuh pada saat regangan tekannya mencapai regangan
batas tekan = 0,003.
f. Hubungan tegangan-regangan beton dapat diasumsikan persegi, trapesium
atau parabola atau lainnya.
0,85f’c
f’c ½a
c C a C
h
d g.n ≡
As
ds T T
b
Gambar 2.4 Blok diagram tegangan tekan dan blok diagram Whitney
22
β1 adalah konstanta yang merupakan fungsi dari kuat tekan beton. Menurut
SNI 03-2847-2002 :
0,85f’c
εcu = 0,003 ½a
cb ab Cb
d g.n
h
Asb
ds Tb
εs = εy
b
23
penampang bertulangan kurang (under reinforced) dan penampang bertulangan
lebih (over reinforced).
εcu = 0,003
εy
Asb As As
εs 〈 εy εs 〉 εy
Penulangan Penulangan Penulangan
Seimbang lebih kurang
Over reinforced under reinforced
Gambar 2.6 Diagram regangan dan tampang untuk berbagai kondisi penulangan
Bila :
As 〈 Asb, balok bertulangan kurang (under reinforced) dan dari keseimbangan
gaya-gaya dalam diperoleh :
− c 〈 cb dan a 〈 ab
− baja tarik mencapai regangan leleh terlebih dahulu (εs ≥ εy) sebelum beton
tekan mencapai regangan hancur.
− balok akan memperlihatkan lendutan yang cukup besar sebelum regangan
beton tekan mencapai εcu = 0,003 (keruntuhan daktail).
As 〉 Asb, balok bertulangan lebih (over reinforced) dan dari keseimbangan gaya-
gaya dalam diperoleh :
− c 〉 cb dan a 〉 ab
− beton lebih dahulu mencapai εcu = 0,003, sedang εs 〈 εy
− keruntuhan terjadi secara mendadak dengan beton hancur terlebih dahulu
(getas)
24
Dengan demikian terdapat dua macam cara keruntuhan, cara pertama
keruntuhan diawali dengan lelehnya baja tulangan tarik yang berlangsung secara
perlahan dan bertahap, sehingga memberikan tanda-tanda keruntuhan. Cara
kedua diawali dengan hancurnya beton tekan dan langsung diikuti keruntuhan
secara mendadak tanpa sempat memberikan peringatan. Tentunya dari kedua
cara keruntuhan di atas, maka cara keruntuhan pertama yang disukai karena
memberikan peringatan sebelum struktur runtuh.
As
ρ= (2-5)
bd
dari diagram regangan berimbang
cb ε cu 0,003
= =
d ε cu + ε y 0,003 + (f y / 200000)
cb 600
=
d 600 + f y
C b = Tb
0,85 f ' c b β 1 c b = As f y , maka rasio tulangan berimbang :
0,85 f 'c 600
ρb = β 1
(2-6)
fy 600 + f y
25
Syarat tulangan
Jika baja tulangan yang digunakan untuk menahan lentur jumlahnya terlalu
sedikit, kemungkinan balok akan bekerja dalam keadaan tidak retak. Karena
metode yang digunakan untuk menghitung kekuatan lentur didasarkan anggapan
beton tarik telah mengalami retak, maka terdapat kemungkinan kekuatan nominal
Mn yang dihitung dengan anggapan penampang telah retak dan dengan tulangan
yang sedikit, lebih kecil dari momen retak Mcr beton tanpa tulangan untuk
penampang yang sama.
Kekuatan Kekuatan
balok beton
balok beton
bertulang ≥ polos
(Mn) (Mcr)
fr I g
Untuk beton normal, f r = 0,7 f ' c dan momen retak, M cr = . Untuk
yt
penampang persegi
1
12 bh 3 bh 2
M cr = 0,7 f ' c = 0,7 f ' c
2 h 6
1
a
M n = As f y d −
2
a bh 2
As f y d − ≥ 0,7 f 'c
2 6
bh 2
ρ b d f y (0,95d ) ≥ 0,7 f ' c
6
26
2
0,7 f 'c h
ρ ≥ , untuk d ≅ 0,90h
6.0,95 f y d
0,1516 f 'c
ρ min ≥
fy
fc'
ρ min ≥ (2-7)
4f y
dan tidak lebih kecil dari :
1,4
ρ min ≥ (2-8)
fy
27
Prosedur analisis penampang balok lentur dengan tulangan sebelah adalah
sebagai berikut :
0,85f’c
εc = 0,003 ½a
c a C
d g.n
h
As
ds T
εs ≥ εy
b
a
Mn = T d −
2
(2-11)
a
= C d −
2
M R = φ M R ≥ MU
28
2.5.2. Perencanaan Penampang
a. Hitung momen ultimut (MU)akibat beban-beban luar yang bekerja, dan momen
nominal (Mn).
MU
Mn = (2-12)
φ
b. Tentukan nilai ρ yang dipakai, di mana ρmin < ρ ≤ ρmaks
1,4
ρ min ≥
fy
0,85 f 'c 600
ρb = β 1
fy 600 + f y
ρ maks ≤ 0,75 ρ b
β1 adalah konstanta yang merupakan fungsi dari kuat tekan beton. Menurut
SNI 03-2847-2002 :
c. Hitung m dan Rn
fy
m= (2-13)
0,85 f ' c
R n = ρ f y (1 − 21 ρ m ) (2-14)
29
g. Hitung luas tulangan tarik yang diperlukan
As = ρ b d
h. Pilih/tentukan tulangan
− Gunakan diameter yang kecil, karena untuk memenuhi luas tulangan yang
diperlukan akan diperlukan sejumlah tulangan yang lebih banyak dibanding
bila digunakan diameter yang lebih besar. Ini akan berakibat luas bidang
singgung antara tulangan dengan beton menjadi lebih besar, sehingga
lekatan tulangan ke beton menjadi lebih baik.
− Jumlah tulangan yang digunakan harus sedemikian sehingga tulangan
tersebut dipasang dalam satu lapis/baris, dan bila terpaksa tidak lebih dari
dua baris.
Sengkang
jbd
25 mm
40 mm (penutup beton)
40
30
Contoh 3
Penyelesaian :
0,05 '
β1 = 0,85 − (fc − 30)
7
0,05
= 0,85 − (35 − 30) = 0,814
7
Cc = 0,85.fc’.b.a
T = As.fy
Keseimbangan gaya-gaya dalam
Cc = T
As .f y3300 × 350
a= '
= =110,924 mm
0,85.f .b 0,85 × 35.350
c
a 110,924
c= = =136,270 mm
β1 0,814
kontrol regangan tulangan tarik saat regangan beton desak εcu=0,003
fy 350
regangan leleh, ε y = = =0,00175
Es 200000
31
Kuat lentur nominal, Mn
a
M n = As × f y d −
2
110,924
= 3300 × 350 540 − Nmm
2
= 559,6414 kNm
Mu=1,2MD + 1,6ML
MD=0,6Ms , ML=0,4Ms
Maka :
Mu=1,2(0,6Ms) + 1,6(0,4Ms)
Mu=1,36Ms
Mu 1,36M s
Mn = = =1,7Ms
φ 0,8
M n 559,6414
Ms = = =329,2008 kNm
1,7 1,7
Contoh 4
Tentukan ukuran balok persegi dan tulangan yang dipakai dari balok yang ditumpu
sendi-rol dengan data-data sebagai berikut :
L = 12 m fc’ =30 MPa
qL = 18,5 kN/m fy =450 MPa
qD = 11,5 kN/m bj =23 kN/m3
Penyelesaian :
β1 = 0,85
32
untuk perencanaan, diambil ρ= 0,5ρmaks= 0,0103
fy 450
m= '
= =17,647
0,85 f c 0,85 × 30
ρ×m
Rn = ρ × f y × 1 −
2
0,0103 × 17,647
R n = 0,0103 × 450 × 1 − =4,214 MPa
2
Momen terfaktor :
qbs = 6 kN/m (berat sendiri, ditaksir)
Mbs = 1/8×qbs×L2
= 1/8×6×122 = 108 kNm
MD = 1/8×qD×L2
= 1/8×11,5×122 = 207 kNm
ML = 1/8×qL×L2
= 1/8×18,5×122 = 333 kNm
Mu =1,2(Mbs+MD) + 1,6ML
Mu =1,2× (108+207) + (1,6×333) = 910,8 kNm
Mu 910,8
Mn = = = 1138,5 kNm
φ 0,8
M n 1138,5 × 10 6
bd = 2
= = 270170859 mm3
Rn 4,214
b 270170859
d= (mm)
( mm ) b
300 948,98
350 878,59
400 821,84
450 774,84
dipakai
b = 450 mm h = 900 mm ds =100 mm
d = h – ds = 800 mm
33
luas penampang beton, Ac
Ac = 0,45×0,90 = 0,405 m2
qbs = 0,405×23 = 9,315 kN/m lebih besar dari asumsi awal (6 kN/m)
Mbs = 1/8×9,315×122 = 167,67 kNm
Mu =1,2× (167,67+207) + (1,6×333) = 982,404 kNm
982,404
Mn = =1228,005 kNm
0,8
M n 1228,005 × 10 6
Rn baru = = =4,264 MPa
bd 2 450 × 800 2
Rn baru
ρ baru =ρ
Rn
4,264
= 0,0103 =0,0104
4,214
As =ρbaru×b×d
= 3744 mm2
Sengkang
∅ 10
jbd
25 mm
ds
40 mm (penutup beton)
450 mm
34
Jarak bebas datar, jbd :
450 − (2 × 40) − (2 × 10) − (6 × 25)
jbd =
5
= 40 mm lebih besar dari 25 mm
diameter tulangan
1,33 ukuran agregat terbesar
25 mm
x1
25 25
(6 × 0,25π × 25 2
× 0 ) + 2 × 0,25π × 25 2 × + 25
2 2
x1 =
8 × 0,25π × 25 2
x1 = 12,5 mm
penutup beton, ds
ds = 40 + 10 + ½ 25 + 12,5
ds = 75 mm
d = h – ds = 800 – 75 = 825 mm
35
450
regangan leleh, ε y = =0,00225
200000
825 − 181,176
εs = . 0,003 = 0.01066 〉 εy
181,176
anggapan tulangan tarik sudah leleh, benar.
a
M n = As × f y d −
2
154
= 8 × 0,25π × 25 2.450 825 − Nmm
2
= 1321,83 kNm lebih besar dari momen akibat beban luar 1228,005 kNm
Contoh 5
Tentukan ukuran balok persegi dan tulangan yang dipakai dari balok yang ditumpu
sendi-rol dengan data-data sebagai berikut :
L =7m fc’ =25 MPa
qL = 24 kN/m fy =300 MPa
qD = 13 kN/m bj =23 kN/m3
Penyelesaian :
β1 = 0,85
36
ρ×m
Rn = ρ × f y × 1 −
2
0,0151 × 14,118
R n = 0,0151 × 300 × 1 − =4,047 MPa
2
Momen terfaktor :
qbs = 6 kN/m (berat sendiri, ditaksir)
Mbs = 1/8×qbs×L2
= 1/8×6×72 = 36,75 kNm
MD = 1/8×qD×L2
= 1/8×13×72 = 79,625 kNm
ML = 1/8×qL×L2
= 1/8×24×72 = 147 kNm
Mu =1,2(Mbs+MD) + 1,6ML
Mu =1,2× (36,75+79,625) + (1,6×147) = 374,85 kNm
Mu 374,85
Mn = = = 468,5625 kNm
φ 0,8
M n 468,5625 × 10 6
bd 2 = = = 115780207,6 mm3
Rn 4,047
b 115780207, 6
d= (mm)
( mm ) b
250 680,5
300 621,2
350 575,2
dipakai
b = 350 mm h = 700 mm ds =100 mm
d = h – ds = 600 mm
luas penampang beton, Ac
Ac = 0,35×0,70 = 0,245 m2
qbs = 0,245×23 = 5,635 kN/m lebih besar dari asumsi awal (6 kN/m)
Mbs = 1/8×5,635×72 = 34,5144 kNm
37
Mu =1,2× (34,5144+79,625) + (1,6×147) = 372,1673 kNm
372,1673
Mn = =465,2091 kNm
0,8
M n 465,2091 × 10 6
Rn baru = = =3,692 MPa
bd 2 350 × 600 2
Rn baru
ρ baru =ρ
Rn
3,692
= 0,0151 =0,0138
4,047
As =ρbaru×b×d
= 2898 mm2
Sengkang
∅ 10
jbd
25 mm
ds
40 mm (penutup beton)
350 mm
38
Jika tulangan diganti dengan mutu 400 MPa, maka tulangan terpasang akan
menjadi 5D25.
Sengkang
∅ 10
jbd
ds
40 mm (penutup beton)
350 mm
penutup beton, ds
ds = 40 + 10 + ½ 25
ds = 62,5 mm
d = h – ds = 600 – 62,5 = 637,5 mm
39
Kuat lentur nominal, Mn
a
M n = As × f y d −
2
132
= 5 × 0,25π × 25 2.400 637,5 − Nmm
2
= 561,07 kNm lebih besar dari momen akibat beban luar 465,2091 kNm
Berarti perubahan mutu baja tulangan menyebabkan beban yang dapat ditahan
oleh balok meningkat. Besar peningkatan :
Mu = 0,8 × 561,07 = 448,856 kNm
8 × Mu
qu = = 73,282 kN/m
L2
qu = 1,2(qbs + qD) + 1,6qL
73,282 − 1,2 × (5,635 + 13)
qL = =31,825 kN/m
1,6
40
2.6. Balok Lentur Bertulangan Rangkap
SNI membolehkan penambahan tulangan tarik lebih dari batas nilai ρmaks
bersamaan dengan pemberian baja tulangan di daerah tekan. Penampang yang
demikian disebut balok dengan tulangan rangkap. Akan tetapi, umumnya
penggunaan tulangan tekan dengan tujuan meningkatkan kuat lentur penampang,
terbukti cara yang kurang efisien dan ekonomis. Usaha untuk mempertahankan
ukuran balok tetap kecil, umumnya mengakibatkan masalah lendutan dan geser.
41
0,85f’c
εc = 0,003
dc Cs
εs ’ c a Cc
As ’ Z1 Z2
d g.n
h
Z3
As
ds Ts
εs ≥ εy
b
Cc = 0,85 f 'c b a
C s = As ' f y
Ts = As f y
c. Cek asumsi-asumsi
c − dc
εs'= ε cu ≥ ε y (2-16a)
c
d −c
εs = ε cu ≥ ε y (2-16b)
c
jika semua asumsi terpenuhi, lanjutkan ke langkah d. tetapi jika salah satu
asumsi tidak terpenuhi, maka kembali ke langkah a dengan mengganti salah
satu asumsi.
d. Hitung gaya tekan beton Cc, gaya tekan tulangan tekan Cs, dan gaya tarik
tulangan Ts
Cc = 0,85 f 'c b a
C s = As ' f y
42
Ts = As f y
apabila tulangan tekan belum leleh (εs’≤ εy), maka :
C s = A' s f s = A' s E s ε ' s
e. Hitung
z 1 = c − 21 a (2-17a)
z2 = c − d c (2-17b)
z3 = d − c (2-17c)
d d – ½ a
≡
As As1
T1
ds
Mn2
As ’ Cs
d – dc
+
As1
T2
Gambar 2.9 Penampang balok, gaya dalam akibat tulangan tarik saja dan gaya
dalam akibat tulangan tekan
43
MU
Mn =
φ
Kapasitas penampang : Mn1 〈 Mn
Dengan M n 1 = T1 (d − 21 a ) = As 1 f y (d − 21 a )
Dan luas tulangan yang diperlukan untuk memikul momen sebesar Mn1 :
As1 = ρmaks b d
d. Untuk menjamin regangan tulangan tekan telah mencapai regangan leleh saat
penampang mencapai kekuatan nominal, haruslah dipenuhi :
44
dan
fy d 0,85 fc '
c= ρ − ρ ' 1 −
0,85 β 1 fc ' f y
Contoh 6
Rencanakan balok persegi dengan menggunakan tulangan rangkap bila diket. :
L = 10 m fc’ =40 MPa
qL = 25 kN/m fy =400 MPa
qD = 15 kN/m bj =24,5 kN/m3
Penyelesaian :
0,05
β1 = 0,85 − (40 − 30 ) = 0,779
7
0,85 × 40 600
ρb = 0,779 = 0,0397
400 600 + 400
ρmaks=0,75ρb = 0,0298
1,4
ρ min = = 0,0035
400
untuk perencanaan, diambil ρ= ρmaks= 0,0298
400
m= =11,76
0,85 × 40
0,0298 × 11,76
R n = 0,0298 × 400 × 1 − = 9,83 MPa
2
Momen terfaktor :
qbs = 5 kN/m (berat sendiri, ditaksir)
Mbs = 1/8×5×102 = 62,5 kNm
MD = 1/8×15×102 = 187,5 kNm
ML = 1/8×25×102 = 312,5 kNm
Mu =1,2× (62,5+187,5) + (1,6×312,5) = 800 kNm
800
Mn = = 1000 kNm
0,8
45
1000 × 106
bd 2 = = 101729399,8 mm3
9,83
101729399,8
b d=
( mm ) b
(mm)
300 582,32
350 539,12
400 504,30
dipakai
b = 350 mm h = 600 mm ds =100 mm
d = h – ds = 500 mm lebih kecil dari 539,12 mm
luas penampang beton, Ac
Ac = 0,35×0,60 = 0,21 m2
qbs = 0,21×24,5 = 5,145 kN/m lebih besar dari asumsi awal (5 kN/m)
Mbs = 1/8×5,145×102 = 64,3125 kNm
Mu =1,2× (64,3125+187,5) + (1,6×312,5) = 802,175 kNm
802,175
Mn = =1002,719 kNm
0,8
letak garis netral, c
600 600
c= d = 500 =300 mm
600 + f y 600 + 400
a = β1c = 0,779×300
= 233,7 mm
a
M n1 = As 1 × f y × d −
2
233,7
= 5215 × 400 × 500 − Nmm
2
= 799,2509 kNm lebih kecil dari Mn = 1002,719 kNm
Kekurangan Mn harus ditahan oleh tambahan tulangan tarik dan tulangan tekan.
46
Mn2 = Mn – Mn1
= 1002,719 – 799,2509 = 203,4681 kNm
Mn2 = Cs×(d-dc) atau Mn2 = T2×(d-dc)
Misal dc = 70 mm
M n2
T2 =
d − dc
203,4681 × 10 6
T2 = = 473181,6279 N
500 − 70
Cs = T 2
Periksa regangan tulangan tekan
c − dc
ε sc = × ε cu
c
εcu = 0,003
Es = 200000 MPa
400
εy = = 0,002
200000
300 − 70
ε sc = × 0,003 = 0,0023 lebih besar dari εy
300
berarti baja tekan telah leleh saat regangan desak beton mencapai regangan
hancur 0,003.
Luas tulangan tekan, Asc
C s 473181,627 9
Asc = = = 1182,9541 mm2
fy 400
tambahan luas tulangan tarik, As2
T2 473181,627 9
As 2 = = = 1182,9541 mm2
fy 400
luas tulangan tarik
As = As1 + As2
= 5215 + 1182,9541 = 6397,9541 mm2
Jika dipakai tulangan diameter 32
Kebutuhan tulangan tarik
6397,9541
n= =7,96
0,25π × 32 2
47
dipakai 8D32
Kebutuhan tulangan tekan
1182,9541
n= =1,47
0,25π × 32 2
dipakai 2D32
Periksa rasio tulangan
6397,9541 − 1182,9541
ρ= = 0,0298 sama dengan ρmaks
350 × 500
dsc
600 mm Sengkang
φ 10
jbd
25 mm
ds 40 mm
350 mm
48
Periksa kapasitas penampang
εcu = 0,003
66 mm εsc Cs
a Cc
c
600 mm
d - c
εs T
94,5 mm
350 mm
49
a = 0,779×214,12 = 166,8 mm
Cc = 9270,1×214,12 = 1984913,81 N
Cs = 588709,33 N
a
Mn aktual = Cc d − + C s (d − d c ) Nmm
2
166,8
= 1984913,81 × 505,5 − + 588709,33 × (505,5 − 66 ) Nmm
2
= 1096,60 kNm 〉 Mn = 1002,719 kNm
Contoh 7
Rencanalan balok persegi bila diketahui :
Penyelesaian :
β1 = 0,85
0,85 × 30 600
ρb = 0,85 = 0,0325
400 600 + 400
ρmaks=0,75ρb = 0,0244
1,4
ρ min = = 0,0035
400
Mu = 1,2MD + 1,6ML
= 860 kNm
860
Mn = = 1075 kNm
0,8
50
Direncanakan sebagai balok tulangan sebelah
untuk perencanaan, diambil ρ= ½ ρmaks= 0,0122
400
m= =15,69
0,85 × 30
0,0122 × 15,69
R n = 0,0122 × 400 × 1 − = 4,41 MPa
2
1075 × 10 6
bd 2 = = 243764172,3 mm3
4,41
243764172, 3
b d=
( mm ) b
(mm)
300 901,4
350 834,5
400 780,6
450 736,0
dipakai
b = 450 mm h = 850 mm ds =90 mm
d = h – ds = 760 mm lebih besar dari 736 mm
1075 × 10 6
Rn baru = = 4,14 MPa
450 × 760 2
Rn baru
ρ baru =ρ
Rn
4,14
= 0,0122 =0,0114
4,41
As =ρbaru×b×d
= 0,0114×450×760
= 3898,8 mm2
Jika dipakai tulangan diameter 25 mm, dibutuhkan tulangan sebanyak
3898,8
n=
0,25π × 25 2
= 7,9 ≈ 8 buah
51
Periksa penempatan baja tulangan
dsc
850 mm Sengkang
φ 10
jbd
25 mm
ds 40 mm
450 mm
hitung titik berat kelompok tulangan tarik, statis momen terhadap titik berat
tulangan baris bawah :
25 25
(6 × 0,25π × 25 2
)
× 0 + 2 × 0,25π × 25 2 × + 25 +
2
2
x1 =
8 × 0,25π × 25 2
x1 = 12,5 mm
penutup beton, ds
ds = 40 + 10 + ½ 25 + 12,5 = 75 mm
d = h – ds = 850 – 75 = 775 mm
0,0244 × 15,69
R n = 0,0244 × 400 × 1 − = 7,89 MPa
2
52
1075 × 10 6
bd 2 = = 136248415,7 mm3
7,89
136248415, 7
b d=
( mm ) b
(mm)
350 623,9
400 583,6
dicoba
b = 400 mm h = 650 mm ds =100 mm
dc = 70 mm d = h – ds = 550 mm
letak garis netral, c
600 600
c= d= 550 =330 mm
600 + f y 600 + 400
a = β1c = 0,85×330
= 280,5 mm
a
M n1 = As 1 × f y × d −
2
280,5
= 5368 × 400 × 550 − Nmm
2
= 879,8152 kNm lebih kecil dari Mn = 1075 kNm
Kekurangan Mn harus ditahan oleh tambahan tulangan tarik dan tulangan tekan.
Mn2 = Mn – Mn1
= 1075 – 879,8152 = 195,1848 kNm
Mn2 = Cs×(d-dc) atau Mn2 = T2×(d-dc)
dc = 70 mm
M n2
T2 =
d − dc
195,1848 × 10 6
T2 = = 406635 N
550 − 70
Cs = T 2
53
Periksa regangan tulangan tekan
c − dc
ε sc = × ε cu
c
εcu = 0,003
Es = 200000 MPa
400
εy = = 0,002
200000
330 − 70
ε sc = × 0,003 = 0,0024 lebih besar dari εy
330
berarti baja tekan telah leleh saat regangan desak beton mencapai regangan
hancur 0,003.
Luas tulangan tekan, Asc
C s 406635
Asc = = = 1016,5875 mm2
fy 400
54
Periksa penempatan baja tulangan
dsc
650 mm Sengkang
φ 10
jbd
25 mm
ds 40 mm
400 mm
hitung titik berat kelompok tulangan tarik, statis momen terhadap titik berat
tulangan baris bawah :
32 32
(5 × 0,25π × 32 2
)
× 0 + 3 × 0,25π × 32 2 × + 25 +
2
2
x1 =
8 × 0,25π × 32 2
x1 = 21,375 mm
penutup beton, ds
ds = 40 + 10 + ½ 32 + 21,375 = 87,375 mm
dc = 40 + 10 + ½ 32 = 66 mm
d = h – ds = 650 – 87,375 = 562,625 mm
55
2.7. Balok Tampang T
Komponen plat lantai atau plat atap suatu bangunan, umumnya dicor/dicetak
bersama-sama (monolit) dengan balok pendukungnya. Analisis dan perencanaan
balok yang dicetak menjadi satu kesatuan monolit dengan plat, didasarkan pada
anggapan bahwa antara balok dan plat terjadi interaksi saat menahan momen
lentur positif yang bekerja pada balok. Karena itulah balok dinamakan sebagai
balok T, di mana plat akan berlaku sebagai sayap (flens) tekan dan balok sebagai
badan. Plat yang berfungsi sebagai sayap dari balok T akan berperilaku sebagai
komponen struktur yang bekerja dalam dua arah lenturan yang saling tegak lurus.
Untuk perencanaan dan analisis, SNI menetapkan lebar efektif (bE) untuk
sayap (flens) :
bE bE
hf
bw bo bw bo bw
56
Sedang untuk balok yang khusus dibentuk sebagai balok tampang T, persyaratan
yang harus dipenuhi adalah :
bw
bE ≤ 4bw dan hf ≤
2
57
Kondisi 1. Tinggi blok tekan beton kurang dari tebal sayap (a 〈 hf)
bE 0,003
a = β1.c
hf c
Cc=0,85fc’bE a
h d
As
T = As fy
εs > εy
bw
Persamaan keseimbangan, ∑ H = 0
Cc = T
0,85.fc' .bE .a = As .f y
As .f y
a= (2-19)
0,85.fc' .bE
a
M n = As .f y . d −
2
Kondisi 2. Tinggi blok tekan beton lebih besar dari tebal sayap ( a 〉 hf )
Jika a lebih besar dari hf, maka penampang dianalisis sebagai balok T.
Dalam analisisnya, kontribusi dari gaya tekan bagian sayap dianalogikan sebagai
tulangan tekan imajiner (imaginary compressive reinforcement). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
C n = Tn = Asf .f y
58
As .f y As f y
a= ≥ hf , atau hf < 1,18.ϖ .d = a dengan ϖ =
0,85.f c' .bE b.d fc'
bE 0,003 a = β1 . c
Asf
hf C Cn =Asf.fy
+
d d – ½ hf
h d–½a
As Tn =Asf.fy
As
(As - As f). fy
εy
bw
a a
M n 1 = As 1 .f y . d − = (As − Asf ).f y . d − (2-22a)
2 2
h h
M n 2 = As 2 .f y . d − f = Asf .f y . d − f (2-22b)
2 2
a h
M u = φ .(As − Asf ).f y . d − + Asf .f y . d − f
2 2
Khusus untuk balok tampang T dengan tulangan tarik dan tulangan desak
dan memperhitungkan kontribusi tulangan plat dalam menahan beban luar, maka
analisis kapasitas tampang balok dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
bE
Cc
ts εs1 Ts1
εs2
Ts2
d h
εs3 Ts3
bw
59
Letak garis netral dihitung dengan cara coba-coba dengan langkah-langkah
berikut.
d. cek asumsi-asumsi
asumsi 1, c 〈 d1
d1 − c
asumsi 2, ε s 1 = 0,003. 〈 εy
c
d2 − c
asumsi 3, ε s 2 = 0,003. 〈 εy
c
d3 − c
asumsi 4, ε s 3 = 0,003. 〉 εy
c
Jika salah satu dari asumsi-asumsi di atas tidak terpenuhi, maka
penghitungan letak garis netral diubah kembali ke langkah a.
60
e. Menghitung kapasitas tampang
C c = 0,85.f c' .bE .β 1 .c
d1 − c
Ts1 = As1.fs1 = As 1 .E s .ε c .
c
d2 − c
Ts2 = As2.fs2 = A s 2 .E s .ε c .
c
Ts3 = As3.fy
z1 = c – ½ a
z2 = d 1 – c
z3 = d 2 – c
z4 = d 3 – c
Mn = Cc.z1 + Ts1.z2 + Ts2.z3 + Ts3.z4
Contoh 8
1000
120
510
As
90
300
Diminta :
1. Hitung kapasitas penampang
2. Bila balok tampang T tersebut merupakan tampang dari balok yang terletak
di atas dua tumpuan sederhana dengan L=8000 mm, dan diketahui bahwa
beban mati (tidak termasuk berat sendiri) wD= 20 kN/m, berapa besar
beban hidup wL yang masih dapat dipikul penampang tersebut.
61
Penyelesaian :
0,85fc' 600
ρb = β 1
fy 600 + f y
0,85 × 25 600
= 0,85 = 0,0326
350 600 + 350
ρmaks = 0,75ρb = 0,0244
1,4 1,4
ρ min = = = 0,004
fy 350
1. Kapasitas tampang
bila a=hf=120 mm
keseimbangan gaya dalam T=C
As fy =0,85 fc’bE a
0,85 × fc' × bE × a
As = = 7285,7 mm2 〉 3927 mm2
fy
berarti a 〈 hf
62
εcu
c a C
d–½ a
d
εy T
Kapasitas tampang, Mn
a
M n = A s ×f y d −
2
64,68
= 3927 × 350 510 −
2
= 656519787 Nmm = 656,52 kNm
2. Beban hidup, wL
63
Contoh 9
φ 5,5 - 100
bE
ts
d
h
bw
Penyelesaian :
Letak garis netral dihitung dengan cara coba-coba dengan mengambil asumsi-
asumsi sebagai berikut :
Garis netral berada di atas tulangan plat
Tulangan plat belum leleh
Tulangan desak belum leleh
Tulangan tarik sudah leleh
64
φ 5,5 - 100
bE
Cc
ts
Ts1
Ts2
d h
Ts3
bw
a=β1.c
C c = 0,85.f c' .bE .β 1 .c
= 0,85. 22,64.945.0,85.c = 15457,7430c
Ts1 = As1.fs1
28,25 − c 28,25 − c
= 190,0664.200000.0,003 = 114039,84
c c
Ts2 = As2.fs2
30,36 − c 30,36 − c
= 296,8126 .200000.0,003 = 178087,56
c c
Ts3 = As3.fy
= 296,8126. 410,4 = 121811,8910 N
persamaan kesetimbangan, ΣH = 0
Cc = Ts1 + Ts2 + Ts3
28,25 − c 30,36 − c
15457,7430c = 114039,84 + 178087,56 + 121811,8910
c c
15457,7430c2 +170315,5090c - 8628363,802 = 0
didapat nilai c = 18,7509 mm
65
cek asumsi-asumsi
asumsi 1 terpenuhi, c 〈 28,25 mm
asumsi 2
asumsi 3
30,36 − c 30,36 − 18,7509
ε s 2 = 0,003. = 0,003.
c 18,7509 O K
= 1,8574 × 10 〈 ε y (2,052 × 10 )
−3 −3
Ts3 = 121811,8910 N
= 38,5604 KN-m
66
2.8. Plat
Plat atau slab adalah elemen bidang tipis yang menahan beban-beban
transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan. Saat ini plat beton
bertulang merupakan suatu sistem lantai/atap yang paling banyak digunakan pada
bangunan. Bentuknya bervariasi, tidak hanya berupa panel segiempat, bentuk
panel yang tidak beraturanpun telah dibuat.
Flat slab adalah suatu sistem di mana plat beton bertulang langsung ditumpu
kolom-kolom (tanpa balok-balok). Bagian plat disekitar kolom merupakan bagian
yang kritis karena adanya gaya geser pons. Untuk mengatasinya dilakukan :
− Penebalan plat pada tempat kritis (drop panel)
− Membentuk kepala kolom (column capital)
Bila seluruh slab mempunyai ketebalan yang sama (tanpa drop panel atau column
capital) disebut flat plate.
Sistem flat slab tanpa balok ini memungkinkan ketinggian struktur yang
minimum, fleksibilitas pemasangan saluran AC dan alat-alat penerangan. Dengan
67
ketinggian antar lantai minimum, tinggi kolom-kolom dan pemakaian partisi relatif
berkurang. Untuk bangunan perumahan, plat tersebut juga dapat berfungsi
sebagai langit-langit.
Jika bangunan yang memakai sistim flat slab mengalami pembebanan
horizontal, bagian pertemuan kolom-slab dipaksa untuk menahan momen lentur
yang cukup besar sehingga titik tersebut dapat merupakan sumber kelemahan
struktur. Tebal lantai flat slab umumnya berkisar antara 125 hingga 250 mm untuk
bentangan 4,5 hingga 7,5 m.
Lantai grid (waffle system) merupakan sistem lantai yang mempunyai balok-
balok yang saling bersilangan dengan jarak relatif rapat, yang menumpu plat atas
yang tipis. Sistim ini dimaksudkan untuk mengurangi berat sendiri plat dan dapat
didisain sebagai flat slab atau plat dua arah, tergantung bentuk konfigurasinya.
Sistem ini dianggap efisien untuk bentangan antara 9 hingga 12 m.
68
c. Sistem Plat-balok
Sistem plat balok merupakan sistem yang paling banyak digunakan, di sini
plat ditumpu oleh balok-balok dan balok-balok ditumpu oleh kolom-kolom.
Metode jalur adalah salah satu metode yang digunakan untuk analisis dan
perencanaan plat. Menurut metode ini plat dianggap sebagai dua jalur yang
bersilangan, yang secara proporsional menerima beban merata w yang
mengakibatkan defleksi pada titik silang sama besar.
69
5 w x L4x
Lendutan arah x : δx = (2-23a)
384 EI
4
5 w y Ly
Lendutan arah y : δy = (2-23b)
384 EI
Pada sembarang titik, lendutan arah x sama besar dengan lendutan arah y,
maka :
4
5 w x L4x 5 w y Ly
=
δ = δx =δy ⇒ 384 EI 384 EI
4 4
w x Lx = w y Ly
karena w = wx + wy
maka :
L4y L4x
wx = w dan w y = w 4
L4x + L4y Lx + L4y
Dari penjabaran di atas, terlihat bahwa jalur pendek (Lx) akan menerima beban
yang lebih besar dari pada jalur bentang panjang (Ly).
70
2.8.3. Sistem plat satu arah (one way slab)
Plat satu arah adalah plat yang ditumpu pada dua sisi yang saling
berhadapan, atau pun plat yang ditumpu pada ke empat sisinya tetapi Ly/Lx 〉 2,
sehingga hampir seluruh beban dilimpahkan pada sisi yang lebih pendek.
Analisis dan perencanaan plat satu arah dapat dilakukan sebagaimana balok
persegi dengan tinggi balok adalah setebal plat dan lebar umumnya diambil satu
meter.
balok
Lx
1000
mm Lx
Ly
Beban merata plat umumnya mempunyai satuan kN/m2, tetapi karena dalam
perhitungan ditinjau lebar b = 1 m, maka satuan beban menjadi kN/m.
Ketentuan-ketentuan berdasarkan SNI 03-2847-2002 :
1) Tebal selimut beton minimum yang harus disediakan untuk tulangan harus
memenuhi ketentuan berikut:
Tebal
selimut
minimum,
(mm)
a) Beton yang dicor langsung di atas tanah
dan selalu berhubungan dengan
tanah ................................................................ 70
71
b) Beton yang berhubungan dengan tanah
atau cuaca:
batang D-19 hingga D-56................................. 50
batang D-16, jaring kawat polos atau ulir
W16 dan yang lebih kecil ................................. 40
c) Beton yang tidak langsung berhubungan
dengan cuaca atau tanah:
Pelat, dinding, pelat berusuk:
batang D-44 dan D-56 .................................... 40
batang D-36 dan yang lebih kecil .................... 20
2) Tebal minimum pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung harus memenuhi
ketentuan berikut:
Tebal Minimum, h
3) Tulangan ulir yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu harus paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014 :
72
a) Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir mutu 300 0,0020
b) Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jaring kawat las (polos
atau ulir) mutu 400
... ....................................................................................... 0,0018
Tulangan Tulangan
pokok susut
d
h
ds
s s s
Contoh 10
Suatu plat di atas dua tumpuan sederhana dan terletak di tempat terlindung,
dengan data sebagai berikut :
L =3 QL = 4 kN/m2
fc’ =20 MPa fy = 300 MPa
bj =23 kN/m3
73
Penyelesian :
β1 = 0,85
0,85 × 20 600
ρb = 0,85 = 0,0321
300 600 + 300
ρmaks=0,75ρb = 0,0241
1,4
ρ min = = 0,004667
300
tebal minimum plat :
L f
hmin = 0,4 + y
20 700
3000 300
= 0,4 + = 124,286 mm
20 700
dipakai h = 130 mm
Dipakai tulangan polos diameter 10 (P10) dan penutup beton 20 mm, maka :
d = h – 20 – ½ 10
= 130 – 20 – ½ 10 = 105 mm
11,2365
Mn = = 14,0456 kNm
0,8
300
m= =17,6471
0,85 × 20
14,0456 × 10 6
Rn = = 1,2740 MPa
1000 × 105 2
1 2 m R n
ρ perlu = 1 − 1 −
m f
y
74
1 2 × 17,6471 × 1,2740
= 1 − 1 − = 0,004419 〈 ρmin
17,6471 300
105 130
mm
25
P10-100 P8-125
75
Contoh 11
3500
A A
3500
9000
bj =23 kN/m3
Diminta :
− Rencanakan balok A – A
Penyelesaian :
Plat Lantai
fy =240 MPa
β1 = 0,85
0,85 × 25 600
ρb = 0,85 = 0,0538
240 600 + 240
ρmaks=0,75ρb = 0,0404
76
1,4
ρ min = = 0,0058
240
panjang bentang pendek, Lx = 3500 mm
panjang bentang panjang, Ly = 9000 mm
Ly 9000
= = 2,571 〉 2, didisain sebagai plat satu arah
Lx 3500
Lx f 3500 240
h1 = 0,4 + y = 0,4 + = 108,333 mm
24 700 24 700
Lx f 3500 240
h2 = 0,4 + y = 0,4 + = 92,857 mm
28 700 28 700
1/14 1/16
2 5
3500 3500
77
Bentang bersih plat, Ln
Ln = Lx – b
= 3500 – 300 = 3200 mm
Mu1 = 1
24 ×qu×Ln2 = 1
24 ×17,552×3,22 = 7,489 kNm
Mu2 = 1
14 ×qu×Ln2 = 1
14 ×17,552×3,22 = 12,838 kNm
Mu3 = 1
10 ×qu×Ln2 = 1
10 ×17,552×3,22 = 17,973 kNm
Mu4 = 1
11 ×qu×Ln2 = 1
11 ×17,552×3,22 = 16,339 kNm
Mu5 = 1
16 ×qu×Ln2 = 1
16 ×17,552×3,22 = 11,233 kNm
Dipakai tulangan polos diameter 12 (P12) dan penutup beton 20 mm, maka :
d = h – 20 – ½ 12
= 120 – 20 – ½ 12 = 94 mm
7,489
M n1 = = 9,3613 kNm
0,8
240
m= = 11,2941
0,85 × 25
9,3613 × 10 6
Rn = = 1,0594 MPa
1000 × 94 2
1 2 × 11,2941 × 1,0594
ρ perlu = 1 − 1 −
11,2941 240
= 0,0045 〈 ρmin = 0,0058
As = ρ×b×d
0,25π × 12 2 × 1000
s= = 206,2565 mm
548,3333
78
jarak maksimum = 3×120 = 360 mm
Asusut = 0,0018×1000×120
= 216 mm2
dipakai tulangan diameter 8
jarak tulangan susut, s
0,25π × 8 2 × 1000
s= = 232,7106 mm
216
jarak maksimum = 5×120 = 600 mm
untuk tulangan pokok dipakai P8 – 200
79
P12-200
P12-200
P12-100
P12-100
3500
P8-200
P12-100
P12-100
P8-200
3500
P8-200
P8-200
P8-200 P12-100
P12-100
P8-200
P12-100 P8-200
9000
80
Balok A – A
A A 1750
1750
9000
fc’ = 25 MPa
fy = 400 MPa
β1 = 0,85
0,85 × 25 600
ρb = 0,85 = 0,0271
400 600 + 400
ρmaks=0,75ρb = 0,0203
1,4
ρ min = = 0,0035
400
Balok A – A memikul plat selebar 3,5 m. Dengan demikian beban yang diterima
balok A – A adalah :
Dari plat
Beban hidup, qL = QL×3,5 = 8×3,5 = 28 kN/m
Beban mati, qD = QD×3,5 = 1,2×3,5 = 4,2 kN/m
Beban plat, qplat = Qplat×3,5 = 2,76×3,5 = 9,66 kN/m
Berat balok
Ditaksir ukuran balok, b = 300 mm h = 600 mm
81
Beban rencana
qu = 1,2×( qD + qplat + qbalok) + 1,6×qL = 65,4064 kNm
1 3 4
1/16 1/10 1/11 1/11 1/11
1/14 1/16
Mu1 = 1
16 ×qu×Ln2 = 1
16 ×65,4064×8,62 = 302,3411 kNm
Mu2 = 1
14 ×qu×Ln2 = 1
14 ×65,4064×8,62 = 345,5327 kNm
Mu3 = 1
10 ×qu×Ln2 = 1
10 ×65,4064×8,62 = 483,7457 kNm
Mu4 = 1
11 ×qu×Ln2 = 1
11 ×65,4064×8,62 = 439,7688 kNm
b = 300 mm ds = 90 mm
h = 600 mm dc = 70 mm
d = h – ds = 510 mm
82
Anggap tulangan tarik sudah leleh,
a
M n1 = As 1 × f y × d −
2
260,1
= 3105,9 × 400 × 510 − Nmm
2
= 472,0347 kNm lebih kecil dari Mn = 604,6821 kNm
Kekurangan Mn harus ditahan oleh tambahan tulangan tarik dan tulangan tekan.
Mn2 = Mn – Mn1
= 604,6821 – 472,0347 = 132,6474 kNm
Mn2 = Cs×(d-dc) atau Mn2 = T2×(d-dc)
Misal dc = 70 mm
M n2
T2 =
d − dc
132,6474 × 10 6
T2 = = 301471,3636 N
510 − 70
Cs = T 2
Periksa regangan tulangan tekan
c − dc
ε sc = × ε cu
c
εcu = 0,003
Es = 200000 MPa
400
εy = = 0,002
200000
306 − 70
ε sc = × 0,003 = 0,0023 lebih besar dari εy
306
Periksa regangan tulangan tarik
510 − 306
ε sc = × 0,003 = 0,0020 sama dengan εy
306
berarti baja tekan dan tarik telah leleh saat regangan desak beton mencapai
regangan hancur 0,003.
83
Luas tulangan tekan, Asc
C s 301471,3636
Asc = = = 753,6784 mm2
fy 400
tambahan luas tulangan tarik, As2
T2 301471,3636
As 2 = = = 753,6784 mm2
fy 400
luas tulangan tarik
As = As1 + As2
= 3105,9 + 753,6784 = 3859,5784 mm2
Jika dipakai tulangan diameter 25
Kebutuhan tulangan tarik
3859,5784
n= = 7,8627
0,25π × 25 2
dipakai 8D25
Kebutuhan tulangan tekan
753,6784
n= = 1,5354
0,25π × 25 2
dipakai 2D25
dc 40 mm
300 mm
84
2.8.4. Sistem plat dua arah (two ways slab)
Perencanaan dan analisis pelat dua arah untuk beban gravitasi dapat
dilakukan menggunakan :
a. Metode koefisien momen
b. Metode perencanaan langsung
c. Metode portal ekivalen
d. Metode garis leleh
85
METODE KOEFISIEN MOMEN
Besar momen yang bekerja pada plat dua arah dengan berbagai kondisi
perletakan dan kontinuitas tepi secara matematis sukar diperoleh secara tepat.
Untuk penyederhanaan beberapa peraturan beton menetapkan koefisien momen
untuk berbagai kondisi. Besar momen lentur dalam arah bentang pendek dan
bentang panjang :
Dengan
wu : beban merata
Kondisi tepi dapat dianggap terletak bebas, terjepit elastis atau terjepit
penuh.
− Jepit penuh terjadi bila plat merupakan satu kesatuan monolit dengan balok
pemikul yang relatif sangat kaku, sehingga plat tidak dapat berputar akibat
pembebanan.
− Jepit elastis terjadi bila plat merupakan satu kesatuan monolit dengan balok
yang tidak terlalu kaku, sesuai dengan kekakuannya memungkinkan plat
mengalami rotasi.
− Bila plat menumpu di atas balok atau tembok atau tertanam dalam tembok,
harus dianggap sebagai tepi yang terletak bebas.
86
3 9 9 5 7 1
8 2 8
balok kolom
4 6
Ly/Lx 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0
Mlx 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100
Mly 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37
Mlx = -Mtx 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62
Mly 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
-Mty 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
Mlx = -Mtx 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88
Mly 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49
-Mty 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49
87
Mlx 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85
Mly 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
-Mty 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
Mlx = -Mtx 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63
Mly 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10
Mlx 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92
Mly 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
-Mty 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
Mlx = -Mtx 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90
Mly 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18
Mlx=-Mtx 38 46 53 59 65 69 73 77 80 85 86
Mly 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 49
-Mty 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 49
Mlx=-Mtx 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62
Mly 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
-Mty 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
Catatan :
Terletak bebas
Menerus atau terjepit elastis
Ly/Lx 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0
Mlx 21 25 28 31 34 36 37 38 40 40 41
Mly 21 21 20 19 18 17 16 14 13 12 12
Mtx 52 59 64 69 73 76 79 81 82 83 83
Mty 52 54 56 57 57 57 57 57 57 57 57
Mlx 28 33 38 42 45 48 51 53 55 57 58
Mly 28 28 28 27 26 25 23 23 22 21 19
Mtx 68 77 85 92 98 103 107 111 113 116 118
Mty 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79
Mlx 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85
Mly 32 35 37 39 40 41 41 41 41 40 39
-Mtx 70 79 87 94 100 105 109 112 115 117 119
Mlx 32 34 36 38 39 40 41 41 42 42 42
Mly 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10
-Mtx 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84
88
Mlx 31 38 45 53 60 66 72 78 83 88 92
Mly 37 39 41 41 42 42 41 41 40 39 38
-Mty 84 92 99 104 109 112 115 117 119 121 122
Mlx 37 41 45 48 51 53 55 56 56 59 60
Mly 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18
-Mtx 84 92 98 103 108 111 114 117 119 120 121
Mlx 21 26 31 36 40 43 46 49 51 53 55
Mly 26 27 28 28 27 26 25 23 22 21 21
-Mtx 55 65 74 82 89 94 99 103 106 110 114
-Mty 60 65 69 72 74 76 77 78 78 78 78
Mlx 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41
Mly 21 20 19 18 17 15 14 13 12 12 11
-Mtx 60 66 71 74 77 79 80 82 83 83 83
-Mty 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57
Catatan :
Terletak bebas
Menerus atau terjepit penuh
Pada plat dua arah, tulangan momen positif untuk ke dua arah dipasang
saling tegak lurus. Karena momen positif arah bentang pendek (arah X) lebih
besar dari arah bentang panjang (arah Y), maka tulangan bentang pendek
diletakkan pada lapis bawah agar memberikan d (tinggi efektif) yang besar.
Tulangan Tulangan
arah Y arah X
d1 d2
h
ds1 ds2
89
Distribusi beban plat ke balok tumpuan
balok
½ Lx
½ Lx
45°
½ Lx Ly - Lx ½ Lx
Ly
Bentang pendek
½ Lx
D= 1
2 [ 1
2 . 21 Lx .Lx .w u ] = 81 .w u .Lx
2
wu
M maks = D. 21 Lx − D[31 . 21 Lx ]
2 ½ Lx ½ Lx
M maks = 31 .D.Lx = 31 . 81 .w u .L x .Lx
3 3
= 1
24 .w u .Lx = 0,0417.w u .L x
Bentang panjang
½ Lx
D1 D2 D1
½ Lx Ly - Lx ½ Lx
D1 = 1
2 [ 1
2 . 21 Lx .Lx .w u ] = 81 .w u .Lx
2
90
D2 = 21 L x .[Ly − Lx ].w u
D = 21 .[D1 + D1 + D2 ]
− Untuk αm lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang
dari:
fy
l n 0,8 +
1500
• h= (2-26)
36 + 9 β
• dan tidak boleh kurang dari 90 mm
91
Contoh 12
Suatu sistim plat lantai tergambar terdiri dari panel-panel dengan ukuran 3800 mm
× 6300 mm (jarak pusat ke pusat balok) dan bagian kantilever yang diujungnya
terdapat sandaran. Lantai direncanakan menerima beban mati 1,2 kN/m2 dan
beban hidup 3 kN/m2. Bila digunakan beton mutu 20 MPa dan tulangan mutu 300
MPa, rencanakan plat lantai tersebut.
1500
(1) ( 2) 6300
3800 3800
Penyelesaian
β1 = 0,85
0,85 × 20 600
ρb = 0,85 = 0,0321
300 600 + 300
ρmaks=0,75ρb = 0,0241
1,4
ρ min = = 0,0047
300
92
Bagian kantilever
60
Berat sandaran + beban
(ditinjau selebar 1 m)
900
PD = 0,06×0,9×1×23
= 1,2420 kN
PL = 1,5 kN
1500 PU = (1,2×1,2420)+(1,6×1,5)
= 3,8904 kN
PU
1500
wU
tebal plat = = 150 mm
10
berat plat + beban mati
QD = (0,15×23) +1,2
= 4,65 kN/m2
Dipakai tulangan polos diameter 10 (P10) dan penutup beton 20 mm, maka :
d = h – 20 – ½ 10
= 150 – 20 – ½ 10 = 125 mm
300
m= =17,6471
0,85 × 20
21,8914 × 10 6
Rn = = 1,4010 MPa
1000 × 125 2
ρ perlu =
1
1 − 1 − 2 m Rn
m fy
93
1 2 × 17,6471 × 1,4010
= 1 − 1 − = 0,0049
17,6471 300
dipakai ρ= 0,0049
Panel 1
Ly 6300
6300 = =1,6579 〈 2, didisain sebagai plat dua arah
Lx 3800
3800
94
Koefisien momen (PBI 1971)
1,60 1,70 1,658
Mlx=-Mtx 73,00 77,00 75,320
Mly 51,00 51,00 51,000
Lny 6000
β = = = 1,7143
Lnx 3500
fy
Ln 0,8 +
1500
h=
36 + 9 β
300
6000 × 0,8 +
= 1500
=116,6664 mm
36 + (9 × 1,7143 )
95
Penulangan plat arah X
Mlx = - Mtx
clx = 75,32
Dipakai tulangan polos diameter 10 (P10) dan penutup beton 20 mm, maka :
dlx = h – 20 – ½ 10
= 120 – 20 – ½ 10 = 95 mm
10,3890
M nlx = = 12,9863 kNm
0,8
300
m= =17,6471
0,85 × 20
12,9863 × 10 6
Rn = = 1,4389 MPa
1000 × 95 2
1 2 m R n
ρ perlu = 1 − 1 −
m f
y
1 2 × 17,6471 × 1,4389
= 1 − 1 − = 0,0050
17,6471 300
ρmin (=0,0047) 〈 0,0050 〈 ρmaks (=0,0241)
dipakai ρ= 0,0050
96
luas tulangan susut tumpuan arah X
Asusut = 0,0020×1000×120
= 240 mm2
dipakai tulangan diameter 8
jarak tulangan susut, s
0,25π × 8 2 × 1000
s= = 209,4395 mm
240
untuk tulangan pokok dipakai P8 – 200
Tulangan lapangan
cly = 51
Dipakai tulangan polos diameter 10 (P10) dan penutup beton 20 mm, maka :
dly = h – 20 – 10 – ½ 10
= 120 – 20 – 10 – ½ 10 = 85 mm
7,0345
M nly = = 8,7931 kNm
0,8
300
m= =17,6471
0,85 × 20
8,7931× 10 6
Rn = = 1,2170 MPa
1000 × 85 2
1 2 m Rn
ρ perlu = 1 − 1 −
m fy
1 2 × 17,6471 × 1,2170
= 1 − 1 − = 0,0042 〈 ρmin (=0,0047)
17,6471 300
97
dipakai ρ= 1,33ρmin = 0,0063
Tulangan tumpuan
cty = 51
Dipakai tulangan polos diameter 10 (P10) dan penutup beton 20 mm, maka :
dly = h – 20 – 10 – ½ 10
= 120 – 20 – ½ 10 = 95 mm
7,0345
M nly = = 8,7931 kNm
0,8
300
m= =17,6471
0,85 × 20
8,7931× 10 6
Rn = = 0,9743 MPa
1000 × 95 2
1 2 m Rn
ρ perlu = 1 − 1 −
m fy
1 2 × 17,6471 × 0,9743
= 1 − 1 − = 0,0033 〈 ρmin (=0,0047)
17,6471 300
98
luas tulangan pokok
As = ρ×b×d
0,25π × 10 2 × 1000
s= = 131,2278 mm
598,5
99