You are on page 1of 16

PERPINDAHAN PANAS PADA TANGKI BERJAKET BERPENGADUK

(STIRRED TANK REACTOR)

TUJUAN PERCOBAAN

a. Memahami proses perpindahan panas di dalam tangki


berjaket berpengaduk yang tergolong dalam kelompok
proses unsteady state
b. Memahami perpindahan panas pada tangki berjaket dan
berpengaduk dengan memvariasi kecepatan putaran
c. Menghitung koefisien keseluruhan perpindahan panas pada
tangki berpengaduk

DASAR TEORI

Stired Tank (tangki berpengaduk) dalam industri kimia


digunakan untuk reaksi-reaksi batch (tumpak) dalam skala
kecil. Alat ini terdiri dari tangki silindris yang dilengkapi dengan
agitator (pengaduk). Tangki ini digunakan untuk pemanasan
atau pendinginan, dipakai jaket sehingga air panas atau air
dingin dapat dialirkan (dipindahkan).
Pengadukan dipakai dalam berbagai aplikasi, misalnya :
Dispersi suatu zat terlarut dalam suatu pelarut, penyatuan dua
cairan yang dapat dicampur , produksi slurry dari padatan halus
didalam suatu cairan, pengadukan suatu cairan homogen untuk
meningkatkan heat transfer ke cairan.
Peralatan pengaduk mempunyai berbagai macam variasi
menurut aplikasinya.
- Axial flow impeler untuk cairan viskositas sedang yang
memerlukan gerakan cepat.
- Flat blade turbine yang menghasilkan aliran turbulen
pada arah radial, tetapi memerlukan power yang lebih
besar.

Laporan Praktikum Stirred Tank 1


- Turbin yang digunakan sebagai Agitator.
- Anchor impeller untuk tingkat turbulensi rendah dan
efektif digunakan untuk tangki yang dipanaskan atau
didinginkan dengan jaket.
- Helical impeller untuk pengadukan padat cair atau
untuk mengadauk pasta, lumpur, atau adonan.

Konsep Dasar dan Teori Perpindahan Panas


Panas adalah energi yang dipindahkan oleh karena perbedaan
suhu.
Proses perpindahan panas dapat berlangsung secara :
- konduksi : perpindahan panas dari suatu bagian lain
dari benda yang sama, atau antara dua benda yang
berhubungan fisik, tanpa pertukaran partikel-partikel
dari benda-benda tersebut.
- Konveksi : berpindahnya panas dari satu titik ke titik
yang lain didalam suatu fluida, atau antara satu fluida
dan zat padat atau fluida lain oleh karena gerakan
atau pencampuran fluida-fluida tersebut.
- Radiasi : berpindahnya panas oleh karena
penyerapan pancaran energi.
Perpindahan panas dan energi pada proses tangki
berpengaduk berjaket pada praktikum ini terjadi sangat
berbeda dengan proses perpindahan panas yang sering kita
jumpai Hal ini disebabkan karena proses yang terjadi adalah
proses tak tetap (unsteady state). Jadi koefesien perpindahan
panas (U) tidak dapat digunkan dalam persamaan Fourier, yaitu
Q = U.A.∆ T. Persamaan Fourier tersebut hanya bisa digunakan
bila tangki beroperasi secara sinambung/steady state. Dalam
semua kasus, laju total perpindahan panas dapat diekspresikan
dalam bentuk daya gerak penurunan temperatur dan
hambatan.

Laporan Praktikum Stirred Tank 2


Persamaan Fourier
Q = U . A . (T1 – T2)
Dimana:
Q = laju perpindahan panas ;
T1 = temperatur pada titik 1 ;
T2 = temperatur pada titik 2 ;
U = koefisien keseluruhan perpindahan panas ;
A = luas permukaan yang dilalui panas.
Hubungan perpindahan panas dari cairan yang teraduk di dalam
tangki ke dinding berjaket adalah:

h=
(
ak L2 N ρ ) (c µ) ( µ)
b 1/ 3 m

Df ( µ)b ( k )1/ 3 ( µw ) m

Dimana, h = koefisien film untuk dinding dalam (W/m2.K)


Df = diameter dalam tangki (m)
L = diameter pengaduk (m)
N = jumlah putaran pengaduk per unit waktu (rps)
ρ = density rata-rata cairan (kg/m3)
µ = viskositas cairan (Pa.s)
k = konduktivitas thermal (W/m.K)
µw = viskositas pada temperatur permukaan (Pa.s)

ALAT DAN BAHAN

a. Tangki berpengaduk
b. PCT 10 dan Termokopel
c. Ember 15 L
d. Air ledeng 100 L /100 g

LANGKAH KERJA

1. Buka katup udara tekan


2. Hidupkan tombol kontrol udara tekan
3. Hidupkan tombol utama (Main switch)

Laporan Praktikum Stirred Tank 3


4. Peralatan PCT 10 untuk pengukuran T1,T2, dan t
5. Buka kran utama air yang menuju ke pengembun kecil
(dari tangki utama air)
6. Pompa sirkulasi air di dalam jaket dihidupkan
7. Katup steam dibuka
8. Dilakukan pengesetan suhu T1 sebesar 60 o
C. Katup
utama steam diatur supaya T1 cepat tercapai, dan setelah
suhu penyetingan tercapai dilakukan supaya kondisi tetap
konstan (60 oC).
9. Sambil menunggu tercapainya suhu 60 o
C, dilakukan
penentuan putaran pengaduk pada 80 rpm.
10. Pengaduk dimatikan, air umpan dimasukan
sebanyak 100 liter.
11. Jalankan pengaduk dan dilakukan pencatatan suhu T1(air
pemanas masuk), T2 (air pemanas keluar), dan t (suhu air
dalam tangki) dengan selang waktu 2 menit. Dilakukan
sampai T1 sama dengan t.

Lakukan langkah diatas untuk kecepatan putaran 80, 90, dan


100 rpm, dengan mengkondisikan umpan di dalam tangki pada
saat awal pencatatan sekitar 30 oC.

Laporan Praktikum Stirred Tank 4


DATA PERCOBAAN

Data Run I (80 rpm)

Waktu Temp, t Inlet, T1 Outlet, T1 – t T1 – T2


(min) (°C) (°C) T2 (°C) (°C) (°C)
0 27,9 60,0 55,7 32,1 4,3
2 36,8 58,8 53,1 22,0 5,7
4 41,1 60,8 55,2 19,7 5,6
6 44,7 60,9 55,8 16,2 5,1
8 47,8 62,7 57,3 14,9 5,4
10 50,4 59,1 54,8 8,7 4,3
12 52,2 62,0 57,8 9,8 4,2
14 54,1 59,9 55,9 5,8 4,0
16 55,3 62,1 58,0 6,8 4,1
18 56,8 60,3 56,7 3,5 3,6
20 57,8 61,4 57,7 3,6 3,7
22 58,5 60,0 56,6 1,5 3,4
24 59,3 62,1 58,7 2,8 3,4
26 59,9 61,2 57,9 1,3 3,3
28 60,4 60,4 57,3 0 3,1

Data Run II (90 rpm)

Waktu Temp, t Inlet, T1 Outlet, T1 – t T1 – T2


(min) (°C) (°C) T2 (°C) (°C) (°C)
0 30,9 60,0 56,4 29,1 3,4

Laporan Praktikum Stirred Tank 5


2 38,0 59,1 53,1 21,1 6,0
4 41,2 56,9 51,6 15,7 5,3
6 44,1 61,2 56,0 17,1 5,2
8 46,5 58,0 53,0 11,5 5,0
10 48,0 57,4 53,8 9,4 3,6
12 49,9 61,6 57,1 11,7 4,5
14 51,9 61,7 57,2 9,8 4,5
16 53,5 60,3 56,1 6,8 4,2
18 54,5 60,6 57,2 6,1 3,4
20 56,0 62,3 58,2 6,3 4,1
22 57,0 60,5 56,8 3,5 3,7
24 57,5 59,3 56,1 1,8 3,2
26 58,5 59,4 56,5 0,9 3,3
28 58,7 60,2 57,9 1,5 2,3
30 59,2 61,4 58,0 2,2 3,4
32 59,6 60,2 57,1 0,6 3,1
34 59,8 59,8 56,8 0 3

Laporan Praktikum Stirred Tank 6


Data Run III (100 rpm)

Waktu Temp, t Inlet, T1 Outlet, T1 – t T1 – T2


(min) (°C) (°C) T2 (°C) (°C) (°C)
0 31,0 60,0 56,6 29 3,4
2 39,0 59,1 52,9 20,1 6,2
4 43,1 60,1 55,2 17 4,9
6 46,5 61,4 56,1 14,9 5,3
8 49,1 60,5 56,0 11,4 4,5
10 51,1 61,5 57,1 10,4 4,4
12 52,9 60,6 56,4 7,7 4,2
14 54,4 60,1 56,4 5,7 3,7
16 55,6 59,4 55,9 3,8 3,5
18 57,0 62,7 58,9 5,7 3,8
20 57,6 61,2 57,6 3,6 3,6
22 58,9 60,0 56,8 1,1 3,2
24 59,6 61,8 58,9 2,2 2,9
26 60,1 61,3 57,7 1,2 3,6
28 60,5 60,5 57,5 0 3

PERHITUNGAN
N = 80 rpm , pada waktu 8 menit dan 10 menit

Kondisi fluida didalam tangki :


t8 = 47,8 °C
t10 = 50,4 °C

Laporan Praktikum Stirred Tank 7


Kondisi fluida di dalam jaket :
T110 = 59,1 oC T210 = 54,8 oC

Δt = 50,4 – 47,8 = 2,6 oC  H1 = 10,52 kJ/kg


(interpolasi)
ΔT10 = 59,1 – 54,8 = 4,3 oC  H2 = 18,46 kJ/kg
(interpolasi)

m1 . H1 = m2 . H2

V1 = 100 liter = 0,1 m3 , ρ = 983,24 /m3


kg

m1 = V1 x ρ
= 0,1 m3 x 983,24 kg
/m3
= 98,324 kg
m1 × H 1
m2 =
H2

98,324 kg × 10,52 kJ / kg
=
18,46 kJ / kg
= 56,032 kg (selama 2 menit)
W 56 ,032 kg
= 120 det ik = 0,467 /dtk
kg
S
W 1
Q = ×
S ρ
1
= 0,467
kg
/ dtk × = 4,748 x 10-4 m3/dtk
983 ,24 kg / m 3

Q
V =
A

4,748x10−4 m 3 / dtk
= = 5,28 x 10-4 m/dtk
0,9 m 2

Laporan Praktikum Stirred Tank 8


N = 90 rpm , pada waktu 8 menit dan 10 menit

Kondisi fluida didalam tangki :


t8 = 46,5 °C
t10 = 48,0 °C
Kondisi fluida di dalam jaket :
T110 = 57,4 oC T210 = 53,8 oC

Δt = 48,0 – 46,5 = 1,5 oC  H1 = 5,276 kJ/kg


(interpolasi)
ΔT10 = 57,4 – 53,8 = 3,6 oC  H2 = 15,096 kJ/kg
(interpolasi)
Dengan cara yang sama pada perhitungan sebelumnya kita
dapat mengetahui:
m2 = 34,36 kg (selama 2 menit)
W/s = 0,286 kg/det
Q = 2,912 x 10-4 m3/det
V = 3,235 x 10-4 m/det

N = 100 rpm , pada waktu 8 menit dan 10 menit

Kondisi fluida didalam tangki :


t8 = 49,1 °C
t10 = 51,1 °C
Kondisi fluida di dalam jaket :
T110 = 61,5 oC T210 = 57,1 oC

Δt = 51,1 – 49,1 = 2,0 oC  H1 = 8,366 kJ/kg


(interpolasi)
ΔT10 = 61,5 – 57,1 = 4,4 oC  H2 = 18,464 kJ/kg
(interpolasi)
Dengan cara yang sama pada perhitungan sebelumnya kita
dapat mengetahui:

Laporan Praktikum Stirred Tank 9


m2 = 44,55 kg (selama 2 menit)
W/s = 0,371 kg/det
Q = 3,77 x 10-4 m3/det
V = 4,195 x 10-4 m/det

Koefisien film perpindahan panas untuk dinding dalam (h) dan


luar (ho)
Data dari Literatur :
 Dj (Diameter dalam tangki) = 0,60 m
 D (Tebal jaket) = 0,05 m
 L (Diameter pengaduk) = 0,58 m
 a untuk agitator jenis anchor = 0,36
 b untuk agitator jenis anchor = 2/3
 ρ = 983,24 kg
/m3
 k = 0,6559 W
/m.K
 c = 4,186 kJ/kg.K
 D’ (Diameter Luar jaket) = 0,7 m
 µ = 0,4283 x 10-3

untuk N = 80 rpm = 1,33 rps

h=α k
( L N ρ ) ( cµ ) ( µ )
2 b
1
/3 m

( µ ) ( k) / ( µ ) m
b 1
3

Laporan Praktikum Stirred Tank 10


( )( )
1 1
/3 − 3 /3
0,3 × 0,6 6 0,5 × 1,385× 9 ,239 8 4,1 ×30,48 × 1 26 0 8 3
2
× 1
( )
h =

0,6 0,4 × 1 2− 3 /3 0 8 (30.6 ) /3 5 5 9


1 1

h = 560,146 W/m2K

k C ( ρν Do ) ( c µ)1/ 3
m
ho =
Do ( µ) ( k )1/ 3
m

0,6559 × 0,193 × (983,24 × 5,28 .10 −4 × 0,7 ) ( 4,186 × 0,4283 .10 )


0 ,18 −3 1 / 3
ho = = 0,0500 W
/ m2 K
0,7 × ( 0,4283 .10 ) × ( 0,6559 )
−3 1/ 3

d i a m de at el ar m
h o= ih ox
d i a m l eu tae r

0,6
hoi = 0,0500 × = 0,0428
0,7
h x hoi
U =
h + hoi
560 ,146 × 0,0428
U = = 0,0427 W
/ m2 K
560 ,146 + 0,0428

untuk N = 90 rpm = 1,5 rps


dengan cara yang sama menggunakan perhitungan diatas
didapat :
h = 596,84 W/m2 K
ho = 0,0541 W
/m2 K

hoi = 0.0463
U = 0,0462 W
/m2 K

untuk N = 100 rpm = 1,67 rps

Laporan Praktikum Stirred Tank 11


dengan cara yang sama menggunakan perhitungan diatas
didapat :
h = 652,44 W/m2 K
ho = 0,0774 W
/m2 K

hoi = 0.0663
U = 0,0662 W
/m2 K

VII. KURVA

Grafik Kurva W aktu Δt


Vsdan ΔT (80 rpm)

35
30
Δt dan ΔT

25
20 Dt
15 DT
10
5
0
0

8
12

16

20

24

28

Waktu (s)

Laporan Praktikum Stirred Tank 12


Grafik Kurva W aktu Δt
Vsdan ΔT (90 rpm)

35
30
Δt dan ΔT

25
20 Dt
15 DT
10
5
0
0
4
8
12

20
24
28
32
16

Waktu (s)

Δt dan ΔT (100 rpm)


Grafik Kurv a W aktu Vs

35
30
25
Δt dan ΔT

20 Dt
15 DT
10
5
0
0
4
8
12

20
24
28
16

Waktu (s)

VIII. PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

Laporan Praktikum Stirred Tank 13


yang mempengaruhi dalam proses pengadukan. Dimana yang
dapat kita gunakan sebagai variable yang dapat kita amati
misalnya adalah kekentalan, suhu, bentuk pengaduk dan lain-
lain.
Dalam praktikum ini harus mengendalikan proses yang terjadi,
yaitu perpindahan panas antara lingkungan ke jaket, jaket
dengan steam, steam dengan tangki pengaduk, tangki
pengaduk ke cairan, dan akumulasi panas yang dtsebabkan
oleh pengaduk.
Pengesetan suhu pada cairan tangki sebesar 60 derajat
celcius disebabkan beberapa hal. Karena kita ingin mengetahui
hubungan panas yang terhadap perubahan waktu, maka
variable lain yang ada harus dibuat konstan. Sesuai dengan
rumus:
Q = m Cp ∆T

Q = panas
m = massa
Cp = kapasitas panas zat
∆T = perbedaan panas

Untuk mengetahui faktor perpindahan panas yang ada


dengan tetap menjaga massa. Untuk menjaga massa air pada
tangki dengan tekanan yang lebih rendah dari 1 atm dengan
mengeset suhu pada 60 °C. Alasan pengesetan suhu T1 pada
angka 60 °C adalah agar tidak terjadi perubahan fasa dari air
yang dapat menyebabkan perubahan massa.
Pengaruh kecepatan pengadukan pada perpindahan panas
dalam tangki berpengaduk dan berjaket dengan sistem batch
untuk masing kecepatan pengaduk yaitu 80, 90, dan 100 rpm.
Cairan yang dipanaskan berupa air ledeng dalam tangki
tersebut dengan volume pada masing-masing RUN sebesar 100

Laporan Praktikum Stirred Tank 14


L (100 kg) dan temperatur operasi dijaga 60 °C. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi pengurangan jumlah cairan
dalam tangki tersebut sehingga parameter jumlah cairan tidak
mempengaruhi dalam perpindahan panas yang dilakukan.
Media pemanas yang digunakan adalah air yang dipanaskan
dengan steam dengan temperatur ketika masuk jaket
dikendalikan pada 60 °C sebagai nilai acuan (set point). Tangki
tersebut dselimuti dengan jaket dimaksudkan agar tidak ada
kehilangan panas ke lingkungan.
Untuk mengatahui seberapa besar panas yang
dipindahkan dari air dalam jaket atau yang diserap oleh cairan
(air) dalam tangki maka digunakan parameter suhu. Suhu air
dalam tangki diukur, begitu juga suhu air pemanas masuk dan
keluar jaket. Perbedaan suhu antara suhu air dalam tangki dan
air masuk jaket (T1-t) diplotkan terhadap waktu sampai waktu
tertentu dan beda suhunya mendekati nilai set point atau sama
dengan set point.
Dari data-data praktikum yang di peroleh didapat
pengaruh hubungan kecepatan putaran pengaduk terhadap
lamanya perpindahan panas yang terjadi yaitu semakin cepat
pengdukan yang dilakukan maka akan semakin cepat pula
perpindahan panas yang terjadi (cepat menacapai keadaan set
point), seperti terlihat dalam grafik hubungan ∆ T (T1-t) Vs
Waktu pada masing-masing kecepatan putaran pengaduk
(agitator). Hal ini disebabkan karena dengan adanya
pengadukan yang semakin cepat maka perpindahan panas pun
akan semakin cepat homogen dan sudah tentu lajunya pun
akan semakin cepat. Disamping itu juga dengan adanya
pengadukan maka kluas permukaan kontak untuk perpindahan
panas semakin besar. Pembesaran luas kontak dapat dilakukan
berbagai cara yaitu dengan mengubah jenis stirred yang bisa
menyebabkan kehomogenan dapat cepat tercapai dalam cairan

Laporan Praktikum Stirred Tank 15


tsb.

IX. KESIMPULAN

1. Semakin besar kecepatan pengadukan maka waktu yang


dibutuhkan untuk mencapai set point semakin cepat, koefisien
perpindhan panas semakin besar sehingga proses perpindahan
panas semakin baik.
2. Nilai koefisien film perpindahan panas pada dinding dalam (h)
dan dinding luar (ho) serta koefisien perpindahan panas
keseluruhan (U) yang diperoleh pada percobaan ini adalah:
N (rpm) h (W/m2K) ho (W/m2K) U (W/m2K)
80 560,146 0,0500 0,0427
90 596,84 0,0541 0,0462
100 652,44 0,0774 0,0662

X. DAFTAR PUSTAKA

Job sheet praktikum ‘Tangki Berpengaduk’, Laboratorium Pilot


Plant. Jurusan Teknik Kimia. PEDC.
Geankoplis, Christie J. ‘Transport Process and unit Operation’.
Prentice – Hall. Third edition.

Laporan Praktikum Stirred Tank 16

You might also like