Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Pembimbing Residen:
dr. Rufik Tejo Pramono
Konsulen Pembimbing :
dr. Zatriani, Sp.Rad, M.Kes.
i
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran.
Universitas : Universitas Hasanuddin
Konsulen Penguji
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
1.1 Anamnesis 1
1.3 Laboratorium 2
1.4 Radiologi 3
1.5 Diagnosis 4
1.6 Terapi 4
2.1 Pendahuluan 5
2.3 Spondylolisthesis 9
2.5 Spondylosis 27
BAB 3 DISKUSI 30
DAFTAR PUSTAKA 32
iii
BAB 1
LAPORAN KASUS
1.1 Anamnesis
Usia : 72 tahun
No. RM : 196937
Nyeri punggung yang bersifat ngilu dan keram, terjadi secara terus
Kesadaran : Composmentis.
Tanda vital :
1
Nadi : 78 x/menit.
Suhu : 36°C.
Pernapasan : 18 x/menit.
Nyeri : NRS 6.
Primary survey
Secondary survey
Darah Rutin
2
RBC 4,86 x 106/uL 4-6 x 106/uL
HCT 44 % 37-48 %
MCV 91 fL 80-97 fL
3
• Alignment columna vertebra lumbalis berubah listhesis L4 terhadap
Kesan:
Meyerding)
- Fraktur Kompresi CV L1
- Spondylosis Thoracolumbalis
- Osteoporosis Senilis
1.5 Diagnosis
1.6 Terapi
Tidak diketahui.
4
BAB 2
DISKUSI
2.1 Pendahuluan
atau tidak. Berdasarkan ada tidaknya gerakan yang terjadi, sendi dibedakan
jaringan fibrosa dan jaringan tulang rawan. Sendi ini memiliki dua
5
Persendian diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa yang
disebut kapsul sendi (articular capsule). Kapsul terdiri dari dua lapisan,
yaitu lapisan fibrosa eksternal dan lapiran sinovial internal atau yang sering
yang tebal dan tidak beraturan, namun fleksibel dan kuat. Fleksibilitas ini
sinovial. Bagian permukaan tulang satu dengan yang lain tidak berhubungan
atau sendi gerak jenis articulatio trochlearis/sendi engsel. Fungsi sendi siku
adalah untuk melakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada extremitas atas.
Sehingga jika terjadi gangguan pada sendi siku maka akan terjadi
siku itu sendiri, salah satunya adalah dislokasi pada sendi siku. Dislokasi
ini dihasilkan oleh gaya yang menyebabkan sendi melampaui batas normal
6
anatomisnya. Kejadian dislokasi harus segera di tangani untuk mencegah
dibentuk oleh tulang yang disebut vertebra dan diantara tiap dua ruas
yaitu terdiri atas tujuh vertebra servikalis, dua belas vertebra thorakalis,
badannya lebih besar dari pada vertebra lainnya dan berbentuk seperti
berbentuk bulat telur dengan diameter lateral lebih panjang dari diameter
7
bertanggung jawab untuk terjadinya kecembungan kesebelah anterior di
goncangan yang terjadi bila menggerakkan badan seperti waktu berlari dan
8
Gambar 2. Anatomi lumbosacral.
2.3 Spondylolistesis
sebagai retrolisthesis.
9
(central spinal stenosis) atau penekanan atau kompresi dari radix
(congenital).
football linemen.
lebih tua.
10
4. Traumatic spondylolisthesis : Traumatic spondylolisthesis
spine.
11
lain termasuk spasme dari otot hamstrings dan jangkauan gerakan
jika salah satu dari vertebra telah bergeser kedepan dibanding pada
12
Derajat V, atau spondyloptosis terjadi ketika vertebra telah
perut.
epidural (cortisone).
13
Pasien-pasien dengan isthmic spondylolisthesis mungkin
vertebra, atau reparasi pars. Jika MRI scan atau PET scan
14
meningkat dari luka pada syaraf dengan menggerakan vertebra
yang kronis pada tulang belakang bagian bawah atau kaki-kaki, serta
15
2.4 Fraktur Kompresi
16
a) Trauma langsung (direct)
Fraktur yang disebabkan oleh adanya benturan langsung
pada jaringan tulang seperti pada kecelakaan lalu lintas, jatuh
dari ketinggian, dan benturan benda keras oleh kekuatan
langsung.
b) Trauma tidak langsung (indirect)
Fraktur yang bukan disebabkan oleh benturan
langsung.Fraktur ini dapat disebabkan oleh proses penyakit
seperti osteoporosis, penderita tumor dan infeksi.
17
umum dalam infeksi kronis adalah stafilokokus atau streptokokus.
Tuberkulosis bisa terjadi pada tulang belakang dan disebut penyakit
Pott.2,3
a) Fleksi
Trauma terjadi akibat fleksi dan disertai dengan sedikit
kompresi pada vertebra. Vertebra mengalami tekanan terbentuk
remuk yang dapat menyebabkan kerusakan atau tanpa kerusakan
ligamen posterior. Apabila terdapat kerusakan ligamen posterior,
maka fraktur bersifat tidak stabil dan dapat terjadi subluksasi.
18
Gambar 3. Fraktur Akibat Fleksi
b) Fleksi dan rotasi
Trauma jenis ini merupakan trauma fleksi yang bersama-
sama dengan rotasi. Terdapat strain dari ligamen dan kapsul,
juga ditemukan fraktur faset. Pada keadaan ini terjadi
pergerakan ke depan/ dislokasi vertebra diatasnya. Semua
fraktur dislokasi bersifat tidak stabil.
19
Biasanya terjadi hiperekstensi sehingga terjadi
kombinasi distraksi dan ekstensi. Keadaan ini sering
ditemukan pada vertebra servikal dan jarang pada vertebra
torakolumbal. Ligamen anterior dan diskus dapat mengalami
kerusakan atau terjadi fraktur pada arkus neuralis. Fraktur
ini biasanya bersifat stabil.8
e) Fleksi lateral
Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan fleksi
lateral akan menyebabkan fraktur pada komponen lateral yaitu
pedikel, foramen vertebra dan sendi faset.
20
sering menyebabkan iskemia otot. Gejala dan tanda yang menyertai
peningkatan tekanan kompartemental mencakup nyeri, kehilangan
sensasi dan paralisis. Hilangnya tonjolan tulang yang normal,
pemendekan atau pemanjangan tulang dan kedudukan yang khas
untuk dislokasi tertentu menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
(deformitas). Trauma dapat mengakibatkan cedera pada medula
spinalis secara langsung dan tidak langsung. Fraktur pada tulang
belakang yang menyebabkan instabilitas pada tulang belakang
adalah penyebab cedera pada medulla spinalis secara tidak langsung.
Apabila trauma terjadi di bawah segmen cervical dan medula
spinalis tersebut mengalami kerusakan sehingga akan berakibat
terganggunya distribusi persarafan pada otot-otot yang disarafi
dengan manifestasi kelumpuhan otot-otot intercostal, kelumpuhan
pada otot-otot abdomen dan otot-otot pada kedua anggota gerak
bawah serta paralisis sfingter pada uretra dan rektum. Distribusi
persarafan yang terganggu mengakibatkan terjadinya gangguan
sensoris pada regio yang disarafi oleh segmen yang cedera tersebut.8
21
a) Roentgenography : pemeriksaan ini dilakukan untuk
melihat tulang vertebra untuk melihat fraktur dan pergeseran
tulang vertebra
b) Magnetic Resonance Imaging : pemeriksaan ini memberi
informasi detail mengenai jaringan lunak di daerah vertebra.
Gambaran yang akan dihasilkan adalah 3 dimensi. MRI sering
digunakan untuk mengetahui kerusakn jaringan lunak pada
ligament dan diskus intervertebralis dan menilai cedera medulla
spinalis
c) CT- Scan : CT scan sangat berguna dalam menggambarkan
adanya fraktur dan dapat memberikan informasi jika tentang
adanya kelainan densitas tulang. CT scan dan MRI juga sangat
penting dalam menentukan diferensial diagnosis karena adanya
penyempitan kanalis spinal, dan komposisi spesifik vertebra
dapat digambarkan.
d) Single-Photon Emission Computed Tomography (SPECT) :
Dapat juga digunakan dalam menentukan adanya fraktur dan
tingkat adanya osteoporosis karena kemampuannya dalam
menggambarkan densitas tulang.
e) Scintigraphy : Merupakan suatu metode diagnostik yang
menggunakan deteksi radiasi sinar gamma untuk
menggambarkan kondisi dari jaringan atau organ, juga
merupakancmetode yang penting untuk memprediksikan hasil
9
(outcome) dari beberapa teknik operasi.
22
Menghindari bedrest terlalu lama
Bahaya dari bedrest yang terlalu lama pada orang tua
adalah, meningkatkan kehilangan densitas tulang,
deconditioning, thrombosis, pneumonia, ulkus dekubitus,
disorientasi dan depresi.
Analgetik
Analgetik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri,
biasa diberikan sebagai terapi awal untuk menghindari dari
bedrest yang terlalu lama.
Calcitonin
Diberikan secara subkutan, intranasal, atau perrektal
mempunyai efek analgetik pada fraktur kompresi yang
disebabkan oleh osteoporosis dan pasien dengan nyeri tulang
akibat metastasis.
Bracing
Bracing merupakan terapi yang biasa dilakukan pada
manegemen akut non operatif. Ortose membantu dalam
mengontrol rasa nyeri dan membantu penyembuhan dengan
menstabilkan tulang belakang. Dengan mengistirahatkan
pada posisi fleksi, maka akan mengurangi tekanan pada
kolumna anterior dan rangka tulang belakang.Bracing dapat
digunakan segera, tetapi hanya dapat digunakan untuk dua
sampai tiga bulan. Terdapat beberapa tipe ortose yang
tersedia untuk pengobatan.8
Vertebroplasty
Vertebroplasty dilakukan dengan menempatkan jarum
biopsy tulang belakang kedalam vertebra yang mengalami
kompresi dengan bimbingan fluoroscopy atau computed
tomography. Kemudian diinjeksikan Methylmethacrylate
kedalam tulang yang mengalami kompresi. Prosedur ini
dapat menstabilkan fraktur dan megurangi rasa nyeri dengan
cepat yaitu pada 90% 100% pasien. Tetapi prosedur ini tidak
23
dapat memperbaiki deformitas yang terjadi pada tulang
belakang.9
Gambar 7. Vertebroplasty
Kypoplasty
Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan jarum
yang berisikan tampon kedalam tulang yang mengalami
fraktur. Insersi jarum tersebut akan membentuk suatu kavitas
pada tulang vertebra. Kemudian kavitas tersebut diisi dengan
campuran methylmetacrylate dibawah tekanan rendah.8
Gambar 8. Kypoplasty
24
Nyeri kronis umumnya biasa dialami oleh pasien
dengan multipel fraktur, penurun tinggi badan, dan
kehilangan densitas tulang. Pada pasien-pasien ini, sangat
dianjurkan untuk tetap aktif melakukan pelemasan otot dan
program peregangan, seperti program yang berdampak ringan
seperti berjalan dan berenang. Sebagai tambahan obat
penghilang rasa sakit, pemeriksaan nonfarmakologis seperti
stimulasi saraf listrik transkutaneus, aplikasi panas dan dingin,
atau penggunaan bracing, dapat menghilangkan rasa sakit
sementara. Aspek psikologis dari rasa nyeri yang kronis dan
kehilangan fungsi fisiologis harus diterangkan dalam konseling,
jika perlu, dapat diberikan antidepresan.9
c) Pencegahan fraktur tambahan
Sebagian besar pasien dengan fraktur akibat
osteoporosis akut harus diberikan terapi osteoporosis secara
agresif.
a) Biomekanik
Pada beberapa pasien yang mengalami pemendekan
segmen torakolumbal yang signifikan, costa bagian terbawah
akan bersandar pada pevis, menyebabkan terjadinya abdominal
discomfort. Gejala-gejala pada gangguan abdomen dapat berupa
anoreksia yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan,
terutama pada pasien yang berusia lanjut. Konsekuensi pada
paru akibat adanya fraktur kompresi pada vertebra dan kyposis
umumnya ditandai dengan penyakit paru restriktif dengan
penurunan kapasitas vital paru. Dalam persamaan, setiap fraktur
25
menurunkan kapasitas vital 9%. Meningkatkan resiko
terjadinya fraktur. Karena terjadinya kyposis, maka beban
berlebih akan ditopang oleh tulang disekitarnya, ditambah lagi
dengan adanya osteoporosis semakin meningkatkan resiko
terjadinya fraktur. Adanya satu atau lebih vertebra
mengalami fraktur kompresi semakin meningkatkan adanya
fraktur tambahan lima kali lipat dalam satu tahun.8
b) Fungsional
Pasien yang mengalami fraktur kompresi memiliki level
yang lebih rendah dalam performa fungsional dibandingkan
dengan kontrol, lebih banyak membutuhkan pembantu,
pengalaman lebih sering mengalami sakit saat bekerja, dan
mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Penelitian terbaru pada pasien-pasien ini memiliki nilai yang
rendah pada indeks kulalitas hidup yang berhubungan dengan
kesehatan berdasarkan fungsi fisik, status emosi, gejala klinis
dan keseluruhan performa fungsional. Oleh karena itu,
banyak pasien yang mengalami fraktur kompresi vertebra
akan menjadi tidak aktif, dengan berbagai alasan antara lain
rasa nyeri akan berkurang dengan terlentang, takut jatuh
sehingga terjadi patah tulang lagi. Sehingga kurang aktif atau
malas bergerak pada akhirnya akan mengakibatkan semakin
buruknya kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.8
c) Psikologis
Kejadian depresi meningkat sampai 40% pada pasien yang
menderita fraktur kompresi vertebra, akibat nyeri kronis,
perubahan bentuk tubuh, detorientasi dalam kemampuan untuk
merawat diri sendiri, dan akibat bedrest yang lama. Pasien yang
mengalami depresi biasanya yang mengalami lebih dari satu
fraktur dan akan menjadi cepat tua dan terisolasi secara sosial.8
26
2.5 Spondylosis
stabilisasi.14
a) Fase Disfungsi
b) Fase Instabilitas
27
Perubahan struktur kolagen membuat berkurangnya
menipis.14
c) Fase Restabilisasi
28
Gambar 10. Gambaran radiologi X-ray Spondylosis
29
BAB 3
DISKUSI
Pasien an. Ny. WSA datang ke Poli Bedah Orthopedi Spine pada
tanggal 4 April 2019 dengan keluhan nyeri pada punggung. Nyeri dirasakan
bersifat ngilu dan keram terjadi secara terus menerus dan diperberat dengan
foto polos x-ray thoracolumbal dan lumbosakral, CT-Scan, dan MRI. Serta
diagnosis secara pasti mengenai penyebab utama dari lowback pain yang
semua dalam keadaan normal kecuali pada White blood cell mengalami
30
peningkatan, sedangkan dari pemeriksaan radiologi pada foto thoracolumbal
bedah juga dilakukan apabila terdapat gejala yang menetap dan terjadi
lumbosacral AP/Lateral.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Jong WD, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 2005. Hal 870-
874
2. Andrew L Sherman, MD, MS; Chief Editor: Rene Cailliet, MD. Lumbar
Compression Fracture. (diakses tanggal 17 Juli 2014). Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/309615-overview
4. Young W. Spinal cord injury level and classification (serial online) 2000
(diakses 10 April 2012); Diunduh dari: URL:
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml
8. Apley graham and Solomon Louis. 1995Ortopedi Fraktur System Apley; edisi
ketujuh. Jakarta: Widya medika.
10. Wang R dan Ward MM. Arthritis of the Spine. Springer, 2015
32
11. Kenneth L, Bonthrager. Textbook of Radiographic Positioning and Related
Anatomy. 2001.
12. Bajpai. 1991. Osteologi Tubuh Manusia. Binarupa Aksara; Jakarta. De Wolf;
J.M.A. Mens. 1994
15. Herkowitz HN, Garfin SR, Eismont FJ, Bell GR, Balderston RA. 2011.
Rothman-Simeone The Spine 6th Edition Volume 1. Elsevier Saunders
33