You are on page 1of 2

1.

Pengertian Persepsi Interpersonal


Jalaluddin Rachmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyatakan persepsi interpersonal
adalah peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperolah dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli). Sedangkan menurut Arni Muhammad dalam bukunya Komunikasi
Organisasi, interpersonal mempunyai pengertian yaitu komunikasi antara individu, faktor
personal dan situasional mempengaruhi seseorang dalam komunikasi. Jika ditarik kesimpulan,
persepsi interpersonal adalah Memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari
seseorang (partner komunikasi), yang berupa pesan non verbal maupun verbal.

2. Komunikasi Interpesonal
Persepsi interpersonal memiliki peran yang sangat penting dalam komunikasi karena
keberhasilan komunikasi tergantung kepada kecermatan dalam mempersepsi stimulus inderawi
sehingga bisa dikatakan bahwa persepsi adalah inti dari komunikasi. Konsep persepsi dalam
komunikasi yaitu bagaimana mempersepsikan keadaan individu lain sesuai dengan perilaku
atau kesan-kesan yang diperlihatkan oleh individu dalam kehidupan sosialnya. Sedangkan
prinsip persepsi dalam komunikasi yaitu semakin positif gambaran kita terhadap individu yang
menjadi partner komunikasi, maka komunikasi yang dilakukan akan semakin efektif. Bisa
dikatakan juga jika persepsi merupakan salah satu tahap dalam komunikasi yang berhubungan
dengan memberi penilaian ke lawan bicara.

3. Perbedaan Persepsi Interpersonal dengan Persepsi Objek


Secara umum, persepsi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu persepsi interpersonal dan
persepsi objek. Persepsi interpersonal merupakan persepsi terhadap manusia dan persepsi
objek yaitu persepsi terhadap benda. Persepsi yang dibahas di pertemuan sebelumnya yaitu
persepsi warna, persepsi objek, dan persepsi gerak merupakan bagian dari persepsi objek.
Perbedaan persepsi interpersonal dengan persepsi objek garis besarnya ada 4 poin. Pertama
pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh indra. Sedangkan pada persepsi interpersonal tidak
seluruh stimuli dapat ditangkap oleh indra. Contohnya, tentang perasaan manusia atau
pembicaraan oleh lawan bicara yang dilakukan di dalam hati, kedua hal itu tidak dapat dilihat
oleh panca indra.
Kedua, pada persepsi objek hanya menggunakan sifat-sifat luarnya saja. Sedangkan pada
persepsi interpersonal, harus memahami apa yang tidak sempat dan tidak tertangkap oleh indra.
Seperti pada contoh sebelumnya, banyak perasaan, pembicaraan, dan sifat yang disembunyikan
oleh setiap manusia sehingga tidak bisa ditangkap oleh indra.
Ketiga, pada persepsi objek ketika ditafsir objek tetap diam atau tidak bereaksi. Sedangkan
pasa persepsi interpersonal, manusia akan dinamis ketika ditafsirkan. Reaksi itu dapat
mempengaruhi persepsi yang sudah didapatkan sebelumnya. Sehingga bisa saja, reaksi yang
muncul setelah dipersepsi akan mengelabui dan membelokkan ketepatan dan kecematan dalam
persepsi.
Keempat, pada persepsi objek, objek relatif tetep. Sedangkna pada persepsi interpersonal,
manusia dapat berubah-ubah. Perubahan ini bisa dilihat dalma banyak aspek. Seperti sifat,
persamaan, keinginan, pandangan, dan lainnya. Sehingga pada persepsi interpersonal sangat
bersifat dinamis dan subjektif.

4. Proses Persepsi Interpersonal


Proses persepsi interpersonal terbagi menjadi 5 tahap. Dimulai dari stimulasi, organisasi,
interpretasi dan evaluasi, memori, sampai pengingatan. Untuk tahap pengingatan, tidak secara
langsung masuk ke dalam proses persepsi interpersonal. Karena tahap pengingatan tidak
dilakukan saat itu juga tetapi pada komunikasi selanjutnya.
Tahap pertama yaitu stimulasi. Stimulasi merupakan proses mengambil stimuli dengan panca
indra. Hanya stimuli tertentu yang akan diambil bergantung kepada lingkungan. Stimuli yang
diambil hanya yang menarik panca indra atau stimuli yang dapat menguatkan pandangan
sebelumnya. Contoh, A akan berkomunikasi dengan B yang baru ditemui pertama kalinya.
Mata A menangkap pakaian yang B kenakan yaitu sangat berwarna, topi merah, baju kuning,
celana hijau, dan sepatu ungu.
Tahap kedua yaitu organisasi. Organisasi merupakan tahap pengelolaan stimuli yang
didapatkan dari tahap stimulasi. Bentuk organisasi yang dilakukan bisa dalam bentuk
persamaan, perbedaan, keinginan, dll. Contoh, A merasa mempunyai perbedaan dengan B di
pakaiannya karena A lebih menyukai warna pakaian yang monoton atau berwarna gelap. A
juga lebih ingin berkomunikasi dengan orang yang pakaiannya nyaman dilihat olehnya.
Sehingga hasil dari tahap organisasi ini, A mendapatkan perbedaan selera pakaian dan A tidak
mau berkomunikasi dengan A karena pakaiannya.
Tahap ketiga yaitu interpretasi dan evaluasi. Tahap ini sangat bersifat subjektif karena
dilakukan berdasarkan faktor individunya masing-masing. Dipengaruhi oleh penalaman,
kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, pernyataan fisik, emosi, dll dari orang yang melakukan
persepsi. Melanjutkan contoh sebelumnya, hasil dari tahap ini yang dipengaruhi oleh
keinginan, emosi, dan pernyataan fisik, A dapat menyimpulkan jika dia tidak menyukai B.
Tahap keempat yaitu memori. Tahap ini merupakan tahap mengingat hasil interpretasi yang
akan masuk ke memori jangka pendek untuk memulai komunikasi dengan orang yang menjadi
lawan bicara. Keluaran tahap ini bisa disebut kesan pertama. Lanjut dari contoh sebelumnya,
akhirnya selama proses komunikasi saat itu, A bersikap acuh kepada B karena kesan pertama
yang didapat A dari B yaitu perbedaan selera pakaian yang menyebabkan A menganggap B
“norak”.
Tahap terakhir yaitu pengingatan. Tahap ini merupakan tahap pengingatan kesan pertama yang
didapat dari tahap keempat dan akan diterapkan saat komunikasi setelahnya. Jadi bisa dibilang
tahap pengingatan tidak masuk ke dalam proses persepsi saat ini. Contohnya, di minggu setelah
pertemuan pertama A dan B, A tidak sengaja bertemu dengan B. A masih merasa tidak
menyukai B karena kesan pertama yang didapatkannya buruk.

You might also like