Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
PERCOBAAN VI
ADSORPSI ZAT WARNA OLEH KARBON AKTIF
NAMA
: DEFI ANGELIN T.
NIM
: H311 08 259
KELOMPOK/REGU : III/5
HARI/TGL PERCB. : KAMIS/ 21 OKTOBER 2010
ASISTEN : LIANA L. TAUFIQ
MAKASSAR
2010
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 1/28
BAB I
PENDAHULUAN
antara fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan fasa ruah saat
amorf dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-
bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa dan sebagainya) atau dari
karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika
tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-
pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25- 1000%
terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak
digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi karbon aktif di dunia ini
kimia, farmasi dan industri tekstil. Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya
2
memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m , sehingga sangat efektif dalam
menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm.
Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan
karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi
jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya karbon aktif dikemas dalam
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 2/28
Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals
reaksi dibalik, molekul yang terjerap akan terus berkumpul pada permukaan
karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan reaksi sama dengan jumlah zat
pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah tercapai, maka proses adsorpsi telah
selesai.
1. Menentukan model adsorpsi yang sesuai untuk adsorpsi zat warna (metilen
2. Menentukan kapasitas adsorpsi dari adsorpsi zat warna (metilen biru) oleh
karbon aktif.
Prinsip dari percobaan ini adalah menetukan model adsorpsi yang sesuai
untuk adsorpsi zat warna (metilen biru) oleh karbon aktif dengan cara mengukur
konsentrasi larutan zat warna (metilen biru) setelah adsorpsi karbon aktif dengan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 3/28
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 4/28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gas bebas dan gas teradsorpsi berada dalam keseimbangan dinamika, dan
(Atkins, 1997).
tertentu gas atau menyerap zat-zat warna dari larutan. Peristiwa penyerapan suatu
zat pada permukaan zat lain semacam ini disebut adsorpsi. Zat yang diserap
disebut fase terserap sedang zat yang menyerap disebut adsorbens. Adsorben
dapat berupa zat padat maupun zat cair, oleh karena itu adsorpsi dapat terjadi
antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas atau gas dengan zat cair (Sukardjo,
1984).
adalah merupakan suatu penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon,
sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media yang diserap. Pada air
buangan proses adsorbsi adalah merupakan gabungan antara adsorbsi secara fisika
dan kimia yang sulit dibedakan, namun tidak akan mempengaruhi analisa pada
proses adsorbsi. Absorpsi adalah proses adhesi yang terjadi pada permukaan suatu
zat padat atau cair yang berkontak dengan media lainnya, sehingga menghasilkan
isoterm yaitu:
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 5/28
1. Persamaan Langmuir
2. Persamaan Freundlich
4. Persamaan Gibbs
Freundlich karena persamaan BET dan Gibbs berlaku untuk proses penjerapan
Gaya yang berperan dalam adsorpsi tergantung pada sifat dasar kimia
permukaan dan struktur spesies teradsorpsi. Suatu efek elektrostatik yang dapat
dilihat engan jelas juga terlibat dalam adsorpsi ion-ion keatas permukaan zat padat
ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu
1. Adsorpsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan
merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara
zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut
dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan
adsorben.
2. Adsorpsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut
yang teradsorpsi.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 6/28
zat yang diserap masuk kedalam absorbens, misalnya absorpsi air oleh sponge
atau uap air oleh CaCl2 anhidrous. Pada adsorpsi zat terlarut oleh zat padat, arang
dalam larutan. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghasilkan zat-zat warna
dalam larutan. Penyerapan zat dalam larutan, mirip dengan penyerapan gas oleh
zat padat. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut bukan
pelarut. Bila dalam larutan ada dua zat atau lebih, zat yang satu akan diserap lebih
kuat dari zat yang lain. Zat-zat yang dapat menurunkan tegangan muka antara,
lebih kuat diserap. Makin kompleks zat yang terlarut, makin kuat diserap oleh
teradsorpsi pada suatu fasa padat yang berkestimbangan dengan suatu larutan
dengan konsentrasi zat terlarut CL. Satuan yang biasanya dipakai untuk CS adalah
milimol zat terlarut per gram adsorben, dan untuk C L, molaritas; k dan n adalah
pernyataan kesetimbangan lain seperti hukum Henry atau hukum distribusi Nernst
untuk zat terlarut di dalam ekstraksi pelarut. Umumnya n>1 dan karena itu grafik
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 7/28
Konstanta k dan n adalah hanya untuk sistem yang diketahui dan tentu saja, hanya
Jumlah zat yang dapat diserap oleh setiap berat adsorbens, tergantung
konsentrasi dari zat terlarut. Namun demikian, bila adsorbens sudah jenuh,
berlaku untuk larutan, hanya tekanan gas diganti konsentrasi (Sukardjo, 1984):
x/m = K . C b
suatu kesetimbangan antara molekul yang dijerap dengan molekul yang masih
Menurut Freundlich, banyaknya zat padat yang dijerap oleh sejumlah tertentu
menjadi lambat jika permukaan penjerap tertutup oleh molekul gas yang terdapat
1999):
karbon (batubara, kulit kelapa dan sebagainya) atau dari karbon yang
diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 8/28
mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas
pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif
sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif. Karena hal tersebut
maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Dalam satu gram
karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2,
berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan
menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam
biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu
biasanya karbon aktif dikemas dalam kemasan yang kedap udara (Admin, 2008).
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorpsi antara sampel ataupun pembanding (Khopkar, 1990).
describe the adsorption of gas molecules onto metal surfaces. Langmuir’s model
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 9/28
coverage of the adsorbate at the outer surface of the adsorbent. The saturated or
qe = K L.Ce
1+aL.Ce
isotherm constant (L/g), a L is Langmuir isotherm constant (L/mmol) and KL/aL
gives the theoretical monolayer saturation capacity, Q0. The Langmuir equation is
onto the surface has equal sorption activation energy (Chan, dkk., 2010).
equation reduces to Henry’s Law. Hence, the empirical equation can be written:
qe = K F. Ce1/n
surface. The amount adsorbed material is the summation of adsorption on all sites.
adsorption and is not restricted to the formation of the monolayer (Chan, dkk.,
2010).
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 10/28
monolayer pada luar permukaan adsorben. Monolayer jenuh (seperti Ct) kapasitas
qe = K L.Ce
1+aL.Ce
g), Ce adalah fase konsentrasi sorbat air pada kesetimbangan (mmol/L), K L adalah
konstanta isoterm Langmuir (L/g), a L Langmuir isoterm konstan (L/mmol) dan K L
sorbat ke permukaan memiliki penyerapan energi aktivasi yang sama (Chan, dkk.,
2010).
menggeser hukum Henry. Oleh karena itu, persamaan empiris dapat ditulis:
qe = K F. Ce1/n
adalah konsentrasi sorbat fase cair dalam kesetimbangan (mmol/L), K F adalah
Freundlich konstan (L/mg1-1/n/g) dan 1/n adalah faktor heterogenitas. isoterm Ini
merupakan bentuk lain dari pendekatan Langmuir untuk adsorpsi pada permukaan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 11/28
Hal ini menggambarkan adsorpsi reversibel dan tidak terbatas hanya pada
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 12/28
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan warna (metilen
biru 10 ppm dan 100 ppm), karbon aktif, aquadest, tissue roll, kertas saring dan
aluminium foil.
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain labu Erlenmeyer
250 mL, labu ukur 50 mL dan 100 mL, biuret 25 mL, statif + klem, pipet tetes,
kuvet, gelas kimia 50 mL, magnetik stirer, stopwatch, penyaring Buchner, section,
(metilen biru) 100 ppm ke dalam tiap labu ukur 100 mL dengan konsentrasi 5, 10,
15,20 dan 25 ppm sebagai larutan sampel. Kemudian diencerkan lagi larutan zat
warna (metilen biru) 10 ppm sebanyak 50 mL kedalam 5 buah labu ukur 50 mL
erlenmeyer diisi dengan magnetik stirer dan 1 gram karbon aktif dan erlenmeyer
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 13/28
Setelah itu, secara bersamaan magnetik stirer dinyalakan dan dibiarkan larutan
penyaring Buchner dan section serta pompa listrik. Kemudian larutan standar
yang telah dibuat dan filtrat yang dihasilkan diukur adsorbansinya pada panjang
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 14/28
BAB IV
Pada percobaan ini ada beberapa hal yang akan ditentukan, yaitu nilai
kapasitas adsorpsi dan model adsorpsi yang sesuai untuk adsorpsi zat warna
Pada percobaan ini, dilakukan reaksi adsorpsi zat warna oleh karbon aktif
dengan menggunakan bahan dasar metilen biru. Proses pada percobaan ini
dimulai dengan menimbang 1 gr karbon aktif sebanyak lima kali dan dibungkus
dengan aluminium foil. Kemudian mengencerkan larutan metilen biru 100 ppm
kedalam erlenmeyer, selain karbon aktif beberapa contoh adsorben yang umum
yang digunakan yaitu silika gel (SiO 2), alumina, zeolit dan penyaring molekul,
tapi pada percobaan ini digunakan kabon aktif sebagai adsorben karena karbon
aktif baik untuk menyerap metilen biru. Setelah itu masing-masing larutan sampel
agar larutan tidak terkontaminasi dengan yang ada disekitarnya. Sambil larutan
magnetik stirer agar distribusi larutan merata diseluruh larutan, kemudian larutan
mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap pada larutan yang memiliki
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 15/28
konsentrasi lebih rendah, tetapi pada larutan yang memiliki konsentrasi 10 ppm
agak lebih biru dibandingkan dengan yang lain karena konsentrasi larutannya
20 D+ pada panjang gelombang 590 nm. Data pengukuran absornsi dari larutan
Data Absorbansi Metilen Biru Setelah Adsorpsi pada panjang gelombang 590 nm
1
1 gr
gr 15
20 0,652
0,696
1 gr 25 0,865
Konsentrasi
0,5 (ppm) Absorbansi
0,129
1 0,265
2 0,570
4 0,794
Dari data yang diatas, dapat dibuat kurva kalibrasi konsentrasi (x) vs Absorbansi
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 16/28
Oleh karenanya hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa selang nilai absorbansi
yang diperoleh pada larutan standar tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan
larutan sampel setelah adsorpsi. Larutan yang terdiri dari campuran karbon aktif,
metilen biru dan aquadest, sejalan dengan bertambahnya waktu akan mengalami
perubahan warna yang semakin hitam. Hal ini dikarenakan karbon aktif yang
adsorpsi Freundlich:
Co Ce qe ; x/m ce/qe
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 17/28
Dari data diatas maka dapat ditentukan kurva isotermal adsorpsi Langmuir (Ce vs
Ce/qe) :
Slope= 0,1689
Intersep
0,1689 dan intersep sebesar 1,5044. Dari nilai slope dan intersep tersebut dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas adsorpsi (Q 0) dan energi adsorpsi (b). Dari
perhitungan diperoleh nilai untuk kapasitas adsorpsi (Q0) sebesar 5,9207 mg/g
log konsentrasi awal (Ce) dan log efektivitas adsorpsi ( qe; x/m). Berikut ini data
log konsentrasi awal (Ce) dan log efektivitas adsorpsi (qe; x/m):
0,1389 -0,0643
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 18/28
0,4782 0,0790
0,5108 0,2242
0,6172 0,3193
Slope=0,817
1
Intersep=
Dari kurva diatas diperoleh slope sebesar 0,8171 dan intersep sebesar
0,2203. Nilai slope dan intersep dari kurva isotermal Freundlich maka dapat
dihitung kapasitas adsorpsi (k) dan intensitas adsorpsinya (n). Dari perhitungan
diperoleh nilai untuk kapasitas adsorpsi (k) ialah sebesar 1,5126 mg/g adsorben
mg/g adsorben dan nilai kapasitas adsorpsi untuk isotermal adsorpsi Freundlich
sebesar 1,5126 mg/g adsorben. Jadi menurut nilai kapasitas yang diperoleh, model
adsorpsi yang baik digunakan yaitu isotermal adsorpsi Langmuir sebab kapasitas
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 19/28
BAB V
5.1 Kesimpulan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 20/28
adsorpsi yang baik digunakan untuk adsorpsi metilen biru oleh karbon aktif
adalah isoterm adsorpsi Langmuir dan kapasitas adsorpsi metilen biru oleh karbon
aktif dari isoterm adsorpsi Langmuir yaitu 5,9207 mg/g adsorben dan isoterm
5.2 Saran
Saran untuk percobaan ini, sebaiknya digunakan juga adsorben yang lain
DAFTAR PUSTAKA
Wita.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 21/28
Chan, L. S., Cheung, W. H., Allen, S. J. dan Mckay, G., 2010, Adsorption Of
Basic Dyes By Activated Carbon From Waste Bamboo(online) ,
http://archivos.labcontrol.cl/wcce8/offline/techsched/manuscripts
%5Cl4iuz8.pdf , diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 20.23 wita.
Taba, P., Zakir, M. dan Fauziah, S., 2009, Penuntun Praktikum Kimia Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin, Makassar.
LEMBAR PENGESAHAN
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 22/28
Asisten Praktikan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 23/28
Bagan Kerja
Larutan Larutan Metilen
Karbon
Metilen Biru Biru 10 ppm
aktif
100 ppm
Larutan konsentrasi
Sampel
0,5, 1, 2 dan 4
Masing-masing larutan sampel dimasukkan ppm.
Larutan
kedalam erlenmeyer yang berisi karbon aktif Standar
Hasil
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 24/28
Y = 0,1877x + 0,0875
= 0,6899 ppm
= 1,3772 ppm
• Untuk konsentrasi 15 ppm
= 3,0075 ppm
= 3,2419 ppm
= 4,1422 ppm
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 25/28
qe ; x/m = (Co-Ce)V
massa adsorben
Ce = konsentrasi akhir
Langmuir
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 26/28
Q0 = 1
Slope
Intersep = 1,5044
Jadi Q0 = 1
0,1689
b = 1
Q0 x intersep
= 1
5,9207 x 1,5044
= 1
8,9071
= 0,1123 L/mg
Isotermal Freundlich.
a. Kapasitas adsorpsi
K = ln V x log intersep
=(-2,3026) (-0,6569)
b. Intensitas adsorpsi
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 27/28
n = 1
slope
= 1
0,8171
= 1,2238 mg/L
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-a dsor psi-ka rbon-a ktifa c c 28/28