You are on page 1of 14

337 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL …, NOMOR … JUNI 2013

ANALISIS MANAJEMEN SISTEM PELAYANAN


KEGAWATDARURATAN OBSTETRI DI PUSKESMAS PONED
WILAYAH KABUPATEN KUPANG
TAHUN 2011

Tirza Vivianri Isabela Tabelak

ABSTRACT

PONED Health Center is a health center that has the facilities


and the ability to provide services to tackle case of emergency
obstetric and neonatal care for 24 hours. Kupang district has 5
health centers capable PONED. Generally, this study aims to
describe the management system of emergency obstetric care at
the PONED health center Kupang regency in 2011.
This is a qualitative research method. Subjects were PONED
doctor, chief health center, head of environmental health and
postpartum mothers pathology. The data was collected through in-
depth interviews, observations using the check list and study
documentation.
The results showed that the management of emergency
obstetric care system of planning, organizing, implementation and
evaluation has not been running well because there are still aspects
of the input limitations include human resources, finance, facilities,
legal basis, Standard Operating Procedures or SOP, guidelines,
technical guidelines, as well as stakeholders. Human recourses or
team PONED not stay at the health center, learning tasks, there are
doctors who are from other health centers, health centers do not
even have a doctor. Finance is reserved for activities PONED not
exist. Most of the infrastructure has not met the standards. The legal
basis in the form of a decree legalizing PONED team perform not
action, which is available only Standard Operating Procedures or
SOP that must be carried out every team in service. Government
support is not optimal. Donor agency is also limited. Health distric
who always supported health centers so impressed that more health
personnel work. The policies of Comunnity Health Centre PONED
already contained in the Governor Regulation Number 42 Year 2009
on Mother and Child Health Revolution.
Management system of emergency obstetric care at the health
center PONED Kupang regency can be run either by way of setting
up as needed number, competence and qualifications, there are
funds specifically designated for basic emergency services, there is
a decree legalizing PONED team to provide services at the health
center, the job description clear, coordination, guidance,

*) Dosen Jurusan Kebidanan-Poltekkes Kemenkes Kupang


Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 338
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

mobilization and evaluation by involving local governments and the


realignment of the revolution policies regarding human resources,
finance and infrastructure and create local regulations regarding the
administration of mother and child health revolution.

Keywords: PONED services health centers, Management

Pendahuluan Angka Kematian Ibu di


Salah satu indikator utama Propinsi NTT menurut SDKI
derajat kesehatan suatu negara tahun 2007 sebesar 306/100.000
adalah Angka Kematian Ibu kelahiran hidup. Sementara
(AKI).1 Angka Kematian Ibu laporan dari Dinas Kesehatan
adalah jumlah wanita yang Kabupaten/Kota se-Propinsi NTT
meninggal mulai dari saat hamil sebesar 247/100.000 kelahiran
hingga 6 minggu setelah hidup dan meningkat tahun
persalinan per 100.000 2008 menjadi 332/100.000
2
persalinan. Angka Kematian Ibu kelahiran hidup. 6

menunjukkan kemampuan dan Hasil Riskesdas tahun 2010


kualitas pelayanan kesehatan, juga menunjukkan bahwa
kapasitas pelayanan kesehatan, persentase persalinan oleh
kualitas pendidikan dan tenaga kesehatan turun menjadi
pengetahuan masyarakat, 64,2% dan persentase ibu
kualitas kesehatan lingkungan, melahirkan di fasilitas kesehatan
sosial budaya serta hambatan sejumlah 24,2%, di polindes atau
dalam memperoleh akses poskesdes sejumlah 8,4% dan di
terhadap pelayanan kesehatan.3 rumah atau tempat yang lainnya
Berdasarkan Survey sejumlah 67,4%.7
Demografi dan Kesehatan Kematian Ibu di Propinsi NTT
Indonesia (SDKI) tahun 2007, paling tinggi disumbang oleh
Angka Kematian Ibu di Indonesia Kabupaten Kupang. Untuk tahun
228 per 100.000 kelahiran hidup 2007, jumlah absolut kematian
dan Angka Kematian Bayi (AKB) ibu di Kabupaten Kupang
34/1000 kelahiran hidup.4 Sesuai sebesar 27 ibu atau AKI 379 per
dengan target MDG,s (Millenium 100.000 kelahiran hidup,
Development Goals), hasil kematian bayi 108 bayi. Untuk
8

tersebut masih jauh diatas tahun 2008, jumlah absolut


target yaitu Angka Kematian Ibu kematian ibu meningkat tajam
(AKI) tahun 2015, 102 per menjadi 71 ibu atau AKI 880 per
100.000 kelahiran hidup, dan 100.000 kelahiran hidup, jumlah
Angka Kematian Bayi baru lahir absolut kematian bayi 38 bayi
(AKB) 23 per 1.000 kelahiran atau AKB 47 per 1000 kelahiran
hidup.5 hidup9 Tahun 2009, jumlah
Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 339
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

absolut kematian ibu 18 ibu atau Pemerintah Propinsi Nusa


AKI 283,29 per 100.000 Tenggara Timur melalui Dinas
kelahiran hidup, kematian bayi Kesehatan Propinsi dan institusi
112 bayi atau AKB 26,5 per 1000 pemerintah terkait lainnya serta
kelahiran hidup.10 Tahun 2010, institusi swasta melakukan
jumlah absolut kematian ibu sebuah upaya yang luar biasa
turun menjadi 14 ibu dan untuk percepatan penurunan
kematian bayi malah meningkat angka kematian ibu dan bayi
menjadi 176 bayi.11 Semua dengan program revolusi
kasus kematian ibu terbanyak kesehatan ibu dan anak.12
terjadi saat persalinan, dimana Revolusi KIA adalah salah
persalinan tidak dilakukan di satu bentuk upaya percepatan
fasilitas kesehatan dan tidak penurunan kematian ibu
ditolong bidan.11 melahirkan dan bayi baru lahir
Kondisi ketenagaan dengan cara-cara yang luar
kesehatan di 23 Puskesmas biasa melalui persalinan pada
wilayah Kabupaten Kupang juga fasilitas kesehatan yang
masih kurang dari segi kuantitas memadai. Fasilitas kesehatan
maupun kualitas. Jumlah dokter yang memadai dalam hal ini
sebanyak 26 orang, bidan 191 adalah Puskesmas mampu
orang (bidan koordinator 23 Pelayanan Obstetri Neonatal
orang, bidan di desa 108 orang Emergensi Dasar (PONED).12
untuk 177 desa, tapi hanya 84 Kabupaten Kupang sampai
orang bidan yang tinggal di desa, tahun 2010 dengan jumlah
yang telah mengikuti pelatihan penduduk 302.687 orang,
APN 87 orang, yang memiliki memiliki 1 Rumah Sakit namun
bidan kit 117 orang), perawat belum beroperasi, 23 Puskesmas
135 orang. Untuk tenaga dukun di 23 kecamatan, 5 diantaranya
sebanyak 636 orang dan dukun adalah Puskesmas mampu
yang bermitra hanya 433 PONED yaitu Puskesmas Oesao,
orang. 11 Untuk dokter spesialis Puskesmas Oekabiti, Puskesmas
kebidanan kandungan dan Takari, Puskesmas Uitao dan
dokter spesialis anak, Kabupaten Puskesmas Lelogama.
Kupang belum memiliki, Implementasi kinerja
sehingga bila membutuhkan pelayanan kesehatan ibu dan
konsultasi maka pasien langsung anak di Puskesmas dapat dilihat
dirujuk ke Rumah Sakit dari hasil cakupan Pemantauan
Propinsi. 11 Wilayah Setempat (PWS) di
bawah ini :

Tabel 1.1. Data Cakupan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan


Ibu dan Anak (PWS-KIA) di Kabupaten Kupang Tahun 2007 – 2009

Tahu K1 K4 Kunjunga Deteksi Deteksi Pertolong

*) Dosen Jurusan Kebidanan-Poltekkes Kemenkes Kupang


Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 340
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

n (%) (%) n Risti Risti Oleh an


Neonatus Oleh Masyarak Persalina
(%) Bidan at n
Desa (%) Oleh
(%) Bidan
(%)
Targ 95% 95% 90% 30% 10% 90%
et
2007 100 77,31 65,31 15,07 6,44 87,03
2008 93,47 75,07 98,17 13,5 6,35 74,16
2009 94,04 80,12 78,65 12,93 5,11 75,63
Sumber : Laporan Seksi KIA Tahun 2007 - 2009, DKK Kupang8-10
Kondisi penanganan risiko tinggi pada ibu di Kabupaten Kupang
adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2. Data Penanganan Risiko Tinggi di Kabupaten Kupang


Tahun 2007 – 2009

Bumil Bumil
No Tahu Jumlah Jumlah Risti/komplik Risti/komplik
n Ibu Bumil asi Yang asi Yang
Hamil Risti/ Ditangani Tidak
Komplikasi Ditangani
∑ % ∑ %
1 2007 8.615 365 365 100 0 0
2 2008 9.793 1.325 627 47,4 698 52,6
3 2009 7.635 987 221 22,4 766 77,6
Sumber : Laporan Seksi KIA Tahun 2007 - 2009, DKK Kupang8-10
Data tentang penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada ibu
hamil di Puskesmas PONED adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3. Data Penanganan Risiko Tinggi di Puskesmas PONED
Kabupaten Kupang Tahun 2008-2010

Puskesmas
Tahu Jumla
Keterangan Oekab Oesa Takar Leloga
n h
Uitao iti o i ma
Jumlah Bumil 412 397 1192 521 364 2886
Jlh. Kasus
Risti/Komplikasi 114 71 350 92 16 643
2008
Jlh. Yang ditangani 79 39 98 26 0 242
(32,6 (16,12 (40,4 (10,7 (37,6
% Yang ditangani 5) ) 9) 4) (0) 3)
Jumlah Bumil 170 404 912 527 353 2366
2009
Jlh. Kasus 26 78 118 30 21 273
341

Risti/Komplikasi
Jlh. Yang ditangani 0 34 38 21 1 94
(36,17 (32,2 (22,3 (34,4
% Yang ditangani (0) ) ) 4) (1,06) 3)
Jumlah Bumil 174 424 1097 524 384 2603
Jlh. Kasus
Risti/Komplikasi 21 104 99 132 47 403
2010
Jlh. Yang ditangani 21 69 89 104 47 330
(6,36 (26,9 (31,5 (81,8
% Yang ditangani ) (20,9) 6) 1) (100) 8)
Sumber : Laporan Seksi KIA Tahun 2008 - 2010, DKK Kupang 9-11

Selanjutnya data tentang rujukan kasus risti dan komplikasi


pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4. Data Rujukan Kasus Risiko Tinggi/Komplikasi Ibu Hamil di


Puskesmas PONED Kabupaten Kupang Tahun 2008 – 2010
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
Kasus Yang Kasus Yang Kasus Yang
Risti/ diruju Risti/ diruju Risti/ diruju
Komplika k Komplika k Komplika k
N
Pusk. si (%) si (%) si Yg (%)
o
Yg Yg Ditangan
Ditangan Ditangan i
i i (%)
(%) (%)
1 Uitao 69,30 30,7 0 100 30 70
2 Oekabit 54,93 45,0 43,59 56,41 30,8 69,2
i 7
3 Oesao 28 20,5 32,2 67,8 42,85 57,1
2 5
4 Takari 84,37 15,6 54,54 45,46 41,66 58,34
3
5 Leloga 0 100 4,76 95,24 0 100
ma
Sumber : Laporan Seksi KIA Tahun 2008 - 2010, DKK Kupang9-11
Selanjutnya data kematian ibu yang terjadi di 3 Puskesmas
PONED adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5. Data Jumlah Kematian Ibu di Puskesmas PONED


Kabupaten Kupang Tahun 2009 – 2010

N Pusk. Tahun 2009 Tahun 2010

*) Dosen Jurusan Kebidanan-Poltekkes Kemenkes Kupang


Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 342
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

o Jumla Penyebab Jumla


h Kematian h Penyebab Kematian
Kasu Kasu Perdarah Emboli Air
s Perdarahan s an Ketuban
1 Uitao 1 1 - - -
2 Oekabit 1 1 - - -
i
3 Oesao 2 2 1 1 -
4 Takari - - 2 1 1
5 Leloga 3 3 - - -
ma
Jumlah 7 7 3 2 1
Sumber : Laporan Seksi KIA Tahun 2009 - 2010, DKK Kupang10-11

Hasil studi pendahuluan dilakukan cross-chek kepada 5


yang dilakukan menunjukkan orang keluarga ibu hamil yang
bahwa monitoring dan evaluasi berdomisili pada 5 Puskesmas
pelayanaan dari Pemerintah mengenai pelayanan
Daerah tidak ada, sosialisasi, kegawatdaruratan obstetri,
monitoring dan evaluasi yang diperoleh informasi antara lain
dilakukan merupakan inisiatif petugas kadang lambat dalam
dari Dinas Kesehatan Kabupaten memberikan pelayanan, petugas
dan donor agency, pendanaan kadang menelantarkan pasien,
berasal dari APBD dan sebagian petugas dalam memberikan
besar masih didanai oleh donor pelayanan kadang kurang baik.
agency, standar Operasional
Prosedur (SOP) atau protap Rumusan Masalah
belum sepenuhnya dijalankan, Berdasarkan identifikasi dari
petugas ada yang tidak tinggal latar belakang, maka diketahui
dekat Puskesmas, dokter yang bahwa manajemen sistem
telah dilatih bukan dari pelayanan kegawatdaruratan
Puskesmas yang bersangkutan obstetri di Puskesmas PONED
tapi berasal dari Puskesmas belum berjalan sesuai dengan
tetangga, tidak semua bidan yang diharapkan.
menggunakan kantong
persalinan, peralatan yang ada Tujuan Penelitian
di Puskesmas jumlahnya kurang Menjelaskan tentang
dan gedung yang ada belum manajemen sistem pelayanan
memenuhi standar, pencatatan kegawatdaruratan obstetri di
dan pelaporan bidan masih Puskesmas PONED wilayah
kurang baik dan kadang tidak Kabupaten Kupang tahun 2011.
tepat waktu.
Selanjutnya untuk klarifikasi Manfaat Penelitian
informasi dari petugas maka
343

Sebagai bahan Hasil penelitian dan


pertimbangan dan masukan pembahasan :
untuk Pemerintah Daerah NTT 1. Ketersediaan Aspek Input
khususnya Kabupaten Kupang atau Masukan Dalam
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Manajemen Sistem
Kupang dalam menentukan Pelayanan
strategi manajemen pelayanan Kegawatdaruratan
kegawatdaruratan obstetri di Obstetri
Puskesmas PONED wilayah
Kabupaten Kupang. a. Sumber Daya
Manusia (SDM)
Variabel Penelitian :
Aspek input atau
Variabel penelitian ini terdiri
masukan yang terdiri
dari ketersediaan aspek input
dari SDM atau tim
(SDM, keuangan, perbekalan
PONED dalam sistem
kesehatan atau sarana
pelayanan
prasarana, SOP atau protap,
kegawatdaruratan
juklak, juknis, keterjangkauan
obstetri sudah tidak
lokasi, stakeholder, kebijakan
lengkap lagi karena
dan dasar hukum), perencanaan,
dokter yang ada berasal
pengorganisasian, pelaksanaan
dari Puskesmas lain,
dan evaluasi dalam manajemen
petugas tidak semuanya
sistem pelayanan
tinggal disekitar
kegawatdaruratan obstetri di
Puskesmas, ada tim yang
Puskesmas PONED wilayah
sedang tugas belajar
Kabupaten Kupang.
sehingga pelayanan
yang diberikan
Bahan dan cara penelitian :
menggunakan sistem on
Jenis penelitian ini
call.
merupakan penelitian kualitatif.
Tingkat pendidikan
Pendekatan waktu pengumpulan
dokter S1 tetapi untuk
data adalah cross sectional
tenaga bidan, sebagian
(potong lintang) yaitu semua
besar DI kebidanan dan
variabel diamati pada waktu
perawat sebagian besar
yang sama (point time
SPK.
approach). Metode pengumpulan
Pelatihan yang sudah
data antara lain data primer
diikuti oleh semua
yaitu data primer dikumpulkan
petugas yakni PONED,
melalui wawancara mendalam
sedangkan jenis
dengan menggunakan pedoman
pelatihan lain seperti
wawancara terbuka dan
manajemen asfiksia, APN,
observasi atau pengamatan
MTBS belum semua
dengan menggunakan chek list.
petugas diikutkan.
Data sekunder dikumpulkan
Menurut Buku
melalui studi dokumentasi.
Panduan Peserta

*) Dosen Jurusan Kebidanan-Poltekkes Kemenkes Kupang


Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 344
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

Pelatihan PONED, jumlah Pembiayaan dari DIPA


dan jenis tenaga untuk keseluruhan
kesehatan yang dapat kegiatan di Puskesmas.
memberikan pelayanan
kebidanan dan neonatal c. Sarana Prasarana
serta telah dilatih PONED Untuk sarana
minimal 3 orang yang prasarana dan
tinggal disekitar lokasi perbekalan kesehatan
Puskesmas PONED yaitu masih mengalami
seorang dokter umum, keterbatasan. Puskesmas
bertugas sebagai belum sepenuhnya
operator, seorang bidan, memiliki sarana
memberikan pelayanan prasarana dan
asuhan kebidanan dan perbekalan kesehatan
seorang perawat, sesuai standar minimal
memberikan pelayanan Puskesmas PONED.
asuhan keperawatan.12-13 Menurut Winarno,
Menurut Undang- pencapaian sebuah
Undang Republik tujuan kebijakan harus
Indonesia Nomor 36 didukung oleh
Tahun 2009 tentang ketersediaan alat atau
Kesehatan, pada Pasal sarana prasarana.15
22 ayat 1, bahwa tenaga
kesehatan harus d. Kebijakan dan Hukum
memiliki kualifikasi dasar
minimum yaitu DIII (Ahli Kebijakan mengenai
Madya Kesehatan),14 dan PONED sudah tertuang
menurut Buku Pedoman dalam Peraturan
Program Revolusi KIA, Gubernur NTT Nomor 42
petugas PONED juga Tahun 2009 Tentang
harus memiliki keahlian Revolusi KIA. Dasar
sesuai tugas tanggung hukum tertulis yang
jawabnya dengan melegalkan tim PONED
mengikuti pelatihan melaksanakan pelayanan
antara lain APN, PONED, belum ada. Dasar hukum
PPGDON, PONEK, PI, yang ada hanya berupa
ACLS, ATLS dan BTLS. 12
SOP atau protap yang
harus dijalankan oleh
semua tim dalam
b. Keuangan melaksanakan pelayanan.
Terkait dengan SOP atau protap, juklak
keuangan, belum ada dan juknis tersedia di
alokasi khusus bagi setiap Puskesmas,
kegiatan PONED. namun belum semua
345

petugas taat wilayah Amfoang


menjalankan. berbukit-bukit dan
e. Stakeholder bergunung-gunung serta
Sistem pelayanan minimnya sarana
kegawatdaruratan transportasi.
obstetri, belum berjalan
optimal karena g. Proses perencanaan
keterbatasan dukungan Perencanaan
stakeholder. Dukungan kegiatan PONED dimulai
dari Pemerintah Daerah, dari Puskesmas.
terutama Pemerintah Perencanaan yang dibuat
Kecamatan masih kurang. meliputi SDM, keuangan,
perti adanya KLB. sarana prasarana,
Dukungan dari SpOG dan kebijakan dan hukum
SPA di RS. PONEK dasar tertulis, SOP atau
dengan konsultasi protap, juklak dan juknis.
langsung jika ada Semua perencanaan ini
masalah dibuat sesuai standar
kegawatdaruratan dalam POA tahunan.
obstetri di Puskesmas. Selanjutnya POA
Dukungan dari donor diserahkan ke DKK.
agency yang masih ada Perencanaan dalam
hanya AIPMNH. bidang manajemen
menspesifikasikan apa
f. Keterjangkauan yang harus dicapai atau
Lokasi dilakukan dimasa yang
Sebagian besar jarak akan datang serta
pemukiman masyarakat bagaimana hal tersebut
dengan Puskesmas akan dapat dilaksanakan.
PONED dan RS PONEK Fungsi perencanaan
dapat dijangkau. Namun mencakup aktivitas-
ada juga desa yang jauh aktivitas manajerial yang
dari Puskesmas dan menentukan sasaran dan
jalannya rusak, apalagi alat yang tepat untuk
saat banjir maka lebih mencapai sasaran.
sulit untuk dicapai. Saat Beberapa faktor untuk
musim hujan ada perencanaan antara lain
beberapa daerah yang sasaran, tindakan-
sulit dijangkau karena tindakan, sumber-
terjadi gelombang laut sumber daya yang
yang besar seperti di diperlukan dan
implementasi. 16
Puskesmas Uitao dan
daratan Amfoang yakni
Puskesmas Lelogama. h. Proses
Selain itu, topografi pengorganisasian

*) Dosen Jurusan Kebidanan-Poltekkes Kemenkes Kupang


Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 346
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

Puskesmas PONED Kurangnya motivasi dan


belum mempunyai job minat petugas mungkin
description yang jelas, juga karena harus bekerja
hanya penanggung rangkap tetapi tidak
jawab program yang ada. mendapatkan insentif
Pembagian kerja yang tambahan.
terstruktur juga belum Terkait dengan SOP
dibuat. Pembagian kerja atau protap, juklak, juknis
antara tim PONED sesuai tersedia, tetapi belum
tupoksi. Petugas PONED sepenuhnya dilaksanakan
juga merangkap karena pihak Puskesmas
pelayanan di ruang rawat mengalami kekurangan
umum. tenaga. Tenaga PONED
Penentuan relasi dan juga melayani pasien
koordinasi belum baik. umum sehingga
Semua kegiatan pelayanan
dilakukan bersama baik kegawatdaruratan kadang
oleh tim yang telah dilakukan oleh petugas
dilatih PONED maupun atau tim yang belum
yang belum karena tim dilatih.
di Puskesmas juga Pada umumnya
bekerja rangkap untuk koordinas, pengarahan,
program lain. bimbingan dan
Fungsi penggerakkan dari Kepala
pengorganisasian dapat Puskesmas, DKK, Pemda
didefinisikan sebagai dan donor agency atau
proses menciptakan LSM belum dilaksanakan
hubungan-hubungan secara rutin. Koordinas,
antara fungsi-fungsi, pengarahan, bimbingan
personalia dan faktor dan penggerakkan rutin
fisik agar kegiatan- hanya saat rapat bulanan.
kegiatan yang harus Koordinasi khusus untuk
dilaksanakan disatukan kegiatan PONED belum
dan diarahkan pada ada.
pencapaian tujuan
bersama. j. Proses evaluasi
i. Proses pelaksanaan Monitoring
kegawatdaruratan kegiatan PONED oleh
obstetri, belum Kepala Puskesmas, DKK,
menunjukan kualitas yang Pemda dan donor agency
baik karena tidak belum sepenuhnya
didukung oleh motivasi dilakukan sebagai
atau minat yang baik dari kegiatan rutin. Setiap
seluruh petugas. temuan dalam evaluasi
347

yang diperoleh juga tidak menjalankan. Dukungan dari


langsung ditindak lanjuti Pemerintah Daerah, terutama
karena berbagai Pemerintah Kecamatan masih
keterbatasan antara lain kurang. Keterlibatan Pemda saat
keuangan, sarana ada KLB. Dukungan dari SpOG
prasarana dan tenaga. dan SPA di RS. PONEK dengan
Pencatatan dan pelaporan konsultasi langsung. Dukungan
tersendiri untuk kegiatan dari donor agency yang masih
PONED belum ada. ada hanya AIPMNH.
Sebuah kebijakan Perencanaan kegiatan
yang telah dirumuskan PONED dimulai dari Puskesmas.
akan kelihatan Perencanaan yang dibuat
bermanfaat bagi meliputi SDM, keuangan, sarana
masyarakat sebagai prasarana, kebijakan dan hukum
sasaran publik setelah dasar tertulis, SOP atau protap,
diimplementasikan secara juklak dan juknis. Semua
langsung. Berhasil perencanaan dibuat sesuai
tidaknya kebijakan standar Puskesmas mampu
tersebut harus melalui PONED dalam POA tahunan.
monitoring sampai Selanjutnya POA diserahkan ke
evaluasi. Ini merupakan DKK.
siklus sebuah kebijakan Struktur organisasi
publik.17 Puskesmas PONED tersedia
namun belum mempunyai job
Kesimpulan Dan Saran description yang jelas.
SDM atau tim PONED sudah Pelayanan kegawatdaruratan
tidak lengkap lagi sehingga obstetri, belum menunjukan
pelayanan yang diberikan kualitas yang baik karena tidak
menggunakan sistem on call. didukung oleh motivasi atau
Belum ada alokasi khusus bagi minat yang baik dari petugas.
kegiatan PONED. Untuk sarana Kurangnya motivasi dan minat
prasarana dan perbekalan petugas mungkin karena harus
kesehatan belum sepenuhnya bekerja rangkap tetapi tidak
sesuai standar minimal mendapatkan insentif tambahan.
Puskesmas PONED. Kebijakan Terkait dengan SOP atau protap,
PONED sudah tertuang dalam sudah tersedia akan tetapi
Peraturan Gubernur NTT Nomor belum sepenuhnya dilaksanakan.
42 Tahun 2009 Tentang Revolusi Pada umumnya koordinasi,
KIA. Hukum dasar tertulis yang pengarahan, bimbingan dan
melegalkan tim PONED penggerakkan dari Kepala
melaksanakan pelayanan belum Puskesmas, DKK, Pemda dan
ada. SOP atau protap, juklak dan external donor agency atau LSM
juknis tersedia di setiap belum dilaksanakan sebagai
Puskesmas, namun belum kegiatan rutin. Koordinasi,
semua petugas taat pengarahan, bimbingan dan

*) Dosen Jurusan Kebidanan-Poltekkes Kemenkes Kupang


Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 348
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

penggerakkan rutin hanya saat sarana prasarana dan


rapat bulanan. Koordinasi perbekalan kesehatan (peralatan,
khusus untuk kegiatan PONED obat-obatan dan ambulance)
belum ada. sesuai standar minimal
Monitoring kegiatan PONED Puskesmas mampu PONED.
oleh Kepala Puskesmas, DKK, Karena keterbatasan tenaga
Pemda dan external donor bidan di Kabupaten Kupang
agency belum sepenuhnya maka metode persalinan empat
dilakukan sebagai kegiatan rutin. tangan dapat diaplikasikan di
Setiap temuan dalam evaluasi wilayah kerja DKK Kupang.
yang diperoleh juga tidak Koordinasi dengan Pemerintah
langsung ditindak lanjuti karena Daerah untuk menyediakan
berbagai keterbatasan antara hukum dasar tertulis berupa
lain keuangan, sarana prasarana Surat Keputusan yang
dan tenaga. Pencatatan dan melegalkan tim PONED untuk
pelaporan tersendiri untuk memberikan pelayanan di
kegiatan PONED belum ada, Puskesmas.
masih bergabung dengan Koordinasi dengan
pencatatan pelayanan di Pemerintah Daerah dalam
Puskesmas. penyediaan tenaga kesehatan di
Yang perlu ditindaklanjuti Puskesmas sesuai kebutuhan
oleh instansi terkait dalam jumlah, kompetensi dan
rangka keberhasilan manajemen kualifikasi. Bekerjasama dengan
sistem pelayanan Pemerintah dan external donor
kegawatdaruratan obstetri dan agency untuk penyediaan
juga suksesnya program revolusi reward dan insentif sesuai beban
KIA di Kabupaten Kupang adalah kerja dan kompetensi bagi tim
Melakukan koordinasi dengan PONED. Melakukan koordinasi
Pemerintah Daerah untuk dengan Pemerintah Daerah
menyiapkan tenaga kesehatan untuk menyiapkan keuangan
sesuai kebutuhan jumlah, (DAU dan DAK) sesuai petunjuk
kompetensi dan kualifikasi di teknis dan petunjuk pelaksanaan
Puskesmas. Khusus bagi tim program revolusi KIA antara lain
PONED harus tinggal di menyangkut SDM, keuangan dan
Puskesmas dan tidak berpindah sarana prasarana.
tempat tugas agar tidak terjadi Perlu di buatkan job
kekurangan tenaga di description tersendiri bagi tim
Puskesmas PONED. Melakukan PONED. Berkoordinasi dengan
pendekatan, sosialisasi dan Puskesmas untuk pembagian
koordinasi dengan Pemerintah kerja dan penentuan relasi yang
daerah dan external donor benar. Dalam rangka
agency secara mengatasi permasalahan proses
berkesinambungan untuk pelaksanaan yaitu senantiasa
membantu pengadaan keuangan, memberi pengarahan ke
349

Puskesmas, berkoordinasi dengan job description.


dengan tim dari RS, P2KS, Mengoptimalkan peran tenaga
Pemerintah Daerah dan external kesehatan yang telah dilatih
donor agency untuk kegiatan PONED untuk memberikan
koordinasi, bimbingan dan pelayanan PONED. Melakukan
penggerakkan. Keterlibatan pendokumentasian yang benar
Pemerintah Daerah tidak hanya dari hasil kegiatan PONED sesuai
saat ada KLB tetapi untuk setiap juklak dan juknis. Melaksanakan
kegiatan pelayanan di pelayanan sesuai SOP atau
Puskesmas. protap yang ada. Sistem
Dalam rangka mengatasi pelayanan on call belum tepat
permasalahan proses evaluasi untuk diterapkan dalam
yaitu berkoordinasi dengan tim pelayanan kedaruratan obstetri
dari RS, P2KS, Pemerintah dengan kondisi petugas yang
Daerah, PKK, Bappeda, Biro tidak semuanya berada di
Pemberdayaan Perempuan, Puskesmas karena setiap kasus
BKKBN, Badan Statistik dan gawat darurat obstetri harus
external donor agency terkait langsung ditangani.
untuk kegiatan supervisi dan
monitoring. Berkoordinasi
dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten dan Propinsi, DKK Kepustakaan
Propinsi, external donor agency 1. Eny Retna Ambarwati &
dan instansi terkait untuk Sriati Rismintari, Asuhan
penataan kembali kebijakan Kebidanan Komunitas;
tentang revolusi KIA menyangkut Nuha Medika, Yogyakarta,
SDM, keuangan dan sarana 2009.
prasarana. Berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten 2. Depkes RI, Paket Pelatihan
untuk membuat peraturan Pelayanan Obstetri dan
daerah mengenai pedoman atau Neonatal Emergensi
petunjuk penyelenggaraan Komprehensif (PONEK),
program revolusi KIA. Advokasi Asuhan Obstetri Esensial,
ke DPR Kabupaten untuk Protokol Bagi Tenaga
monitoring dan koordinasi Kesehatan (Dokter, Bidan
pelaksanaan program revolusi dan Perawat), Jakarta, 2008.
KIA
Frekuensi sosialisasi dan 3. Rita Yulifah, Asuhan
penyuluhan bagi lintas program, Kebidanan
lintas sektor dan masyarakat Komunitas,Salemba Medika,
lebih di tingkatkan. Sebaiknya Jakarta, 2009.
ada jadwal rutin untuk
mendapatkan hasil yang 4. Departemen Kesehatan
maksimal. Membentuk struktur Republik Indonesia, Survey
organisasi PONED yang lengkap

*) Dosen Jurusan Kebidanan-Poltekkes Kemenkes Kupang


Tirza Vivianri Isabela Tabelak , Analisis Manajemen 350
Sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri di
Puskesmas Poned Wilayah Kabupaten Kupang
tahun 2011

Demografi Kesehatan 12. Dinas Kesehatan Propinsi


Indonesia, Jakarta, 2007. NTT, Pedoman Revolusi KIA
di Propinsi NTT, (Peraturan
5. _____________, Rencana Gubernur, Juklak, Juknis),
Strategis Nasional Making Kupang, 2009.
Pregnancy Saver (MPS) di
Indonesia 2001-2010, 13. Handayani Sri, Analisis
Jakarta, 2001. Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar
6. Dinas Kesehatan Provinsi (PONED) di Puskesmas
NTT, Profil Dinas Kesehatan PONED Kabupaten Kendal,
Propinsi Tahun 2007, Jawa Tengah (Tesis). 2010.
Kupang, 2007.
14. Yanti. Hubungan Antara
7. Departemen Kesehatan Pengetahuan Masyarakat
Republik Indonesia, Pengguna Dengan
Laporan Hasil RISKESDAS Pemanfaatan PONED
Tahun 2010, Jakarta, 2010. Puskesmas Rawat Inap
Simo Kabupaten Boyolali,
8. Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Tesis). 2007.
Kabupaten Kupang, Profil
Dinas Kesehatan 15.
Kabupaten Tahun 2007, http://www.litbang.depkes.
Kupang, 2007. go.id/~djunaedi/document
ation/350407pdf/
9. sundari.pdf;vol.2011.
__________________________
_________, Profil Dinas 16. Satrianegara, Fais M & Sitti
Kesehatan Kabupaten Saleha. Buku Ajar
Tahun 200, Kupang, 2008. Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan serta
10. ______________, Profil Dinas Kebidanan, Salemba
kesehatan Kabupaten Medika, Jakarta, 2009.
Tahun 2009, Kupang, 2009.
17. Indiahono, D. Kebijakan
11. ______________, Profil Dinas Publik Berbasis Dynamic
kesehatan Kabupaten Policy Analisys; Gava Media,
Tahun 2010, Kupang, 2010. Yogyakarta, 2009.

You might also like