You are on page 1of 3

Mocca, Discus, Gugun Blues Shelter, White Shoes and The Couples Company, Endah

n Rhesa, Sore, dan Pure Saturday, merupakan beberapa dari banyaknya band indie di
Indonesia. Seperti yang kita tahu, band indie biasanya gak tergabung dalam suatu label-label
musik besar. Band indie sendiri bukanlah sebuah genre musik tertentu, tapi mereka punya
cara dan pemikiran sendiri untuk menemukan musik mereka sendiri tanpa adanya tekanan-
tekanan dari luar. Independent, itulah prinsip yang diusung oleh band-band indie tersebut.
Mereka menciptakan karya sendiri, memproduksinya sendiri, dan mempromosikan karya-
karya mereka sendiri. Dapat dikatakan mereka adalah band yang mandiri. Biasanya, karya
yang mereka ciptakan bukanlah sesuatu yang mainstream dan komersial. Namun, banyak
orang salah kaprah mengenai hal ini. Karena dianggap musiknya yang non-mainstream,
orang berpikir bahwa musik mereka gak dapat dinikmati secara ‘normal’ dan kalangan-
kalangan tertentu saja yang bisa menikmatinya. Padahal, musik-musik yang dihasilkan band-
band indie tersebut masih easy listening dan sama ‘normal’nya dengan karya-karya musisi
mainstream pada umumnya. Bahkan, gak menutup kemungkinan karya-karya musisi atau
band-band indie ini lebih banyak disenangi dan diterima di hati khalayak luas. Ini terbukti
dari eksistesnsi mereka yang udah merambah ke kancah internasional. Sebut aja White Shoes
and The Couples Company. Walaupun di negeri nya sendiri belum terlalu dikenal banyak
orang, band ini udah membuktikan keberadaannya di dunia musik internasional karena
keunikannya yang mengusung tema tahun ’70-an. Band beraliran pop, funk, dan jazz ini
sudah mengadakan tur di empat negara Eropa dan juga memiliki kontrak dengan salah satu
label musik kecil di Amerika yang bernama Minty Fresh. Patut dibanggakan! Sayang, sebagai
orang Indonesia sendiri kita kurang mengapresiasi mereka. Salah satu faktornya adalah
seperti yang gue bilang di awal tadi, kalau kita udah punya mindset bahwa musik-musik yang
band-band indie bawakan gak bisa diterima oleh telinga kita. Untuk itulah, kita harus
menghilangkan cara pandang seperti itu, sehingga kita pun dapat menerima mereka dan
menghargai karya-karya mereka seperti seharusnya.
Namun, menjadi sebuah band indie bukanlah hal yang mudah. Jatuh bangun pasti
sering dirasakan mereka dan gak jarang banyak orang meremehkannya. Apalagi dengan
karya-karya mereka yang bisa dibilang gak biasa dan orang pun jarang mendengarnya.
Orang-orang itu mungkin akan bilang, “Lagu apaan sih tuh? Aneh banget.” Banyak faktor
yang bisa membuat mereka gak diterima dan dikenal, salah satunya karena mereka gak
berada di bawah naungan sebuah label musik besar. Inilah yang menjadi tantangan para band
indie untuk membuktikan bahwa mereka mampu menghasilkan sebuah karya yang
membanggakan tanpa tergantung dengan pihak-pihak yang dapat membesarkan nama
mereka, dan itu terbukti. Lebih dari ekspetasi kita, mereka bahkan jauh lebih dikenal di
negara orang. Nah, inilah yang bisa menjadi acuan kita untuk hidup ala ‘indie’. Mungkin kita
salah satu dari beberapa orang yang sering dikecilkan dan dianggap gak berguna sama orang
lain. Buktikan ke mereka kalau mereka salah! Setiap orang punya cara yang berbeda untuk
menunjukkan kemampuan mereka. Contohnya pas kita liburan UN. Setelah UN, liburan
terasa panjang. Buat ngisi liburan, banyak temen-temen lo yang kerja part time sana sini,
sedangkan lo cuma di rumah dan nulis sebuah karya sastra. Sementara itu, nyokap lo ngomel-
ngomel dan bilang kalo lo gak kreatif seperti temen-temen lo lainnya. Padahal, nyokap gak
tau sebenernya kita lagi nulis sebuah karya, sehingga kesannya kita gak ngapa-ngapain.
Setelah karya lo selesai, lo coba masukkin tulisan lo ke salah satu penerbit dan ternyata lo
berhasil menerbitkannya.
Disini gue cuma mau menunjukkan bahwa kita gak harus ngikutin orang lain buat
dapet apa yang kita mau. Kita mungkin gak sekreatif mereka, tapi kita harus yakin dengan
kemampuan yang kita punya sendiri kalau kita pun juga bisa. Jangan terlalu mempedulikan
kata-kata orang yang bisa menjatuhkan dan membuat kita kehilangan semangat. Tapi kita
buktikan dengan hasil yang kita dapatkan, mungkin jauh lebih baik dari dugaan kita. Talk less
do more. Akan sangat percuma jika kita terlalu banyak bicara dibandingkan melakukan
sesuatu yang bermanfaat. Dalam berkarya, tindakan lah yang akan lebih dilihat ketimbang
omongan tanpa menghasilkan karya apapun. Gak dipungkuri bantuan orang lain itu sangat
berguna dalam menghasilkan sebuah karya, tapi jauh lebih baik jika kita mengerjakannya
sendiri dan gak bergantung sama orang lain. Nantinya, kita pun akan lebih puas dalam
menerima hasilnya. Seperti band indie, yang terus berkarya dengan kemampuannya sendiri.
Ngomongin band indie emang gak ada habisnya. Karya mereka yang gak biasa dan
beda, menjadikan mereka lebih berkualitas, baik dari segi materi lagu maupun penampilan
yang mereka suguhkan. Menurut gue, salah satu kunci sukses mereka adalah mereka mampu
berpikir ‘think out of the box’. Mereka berhasil keluar dari zona nyamannya dan membuat
sebuah inovasi-inovasi baru dalam berkarya. Jalan pikiran mereka berbeda dan tentunya gak
mainstream seperti kebanyakan orang. Berpikir bebas dan apa adanya tanpa intervensi dari
manapun, membuat karya mereka pun juga ‘bebas’ dan gak terbatas.
Band-band indie ini sangat menginspirasi gue, baik dari karya, pemikiran, dan
semangat mereka dalam memperkenalkan musiknya. Gue yakin, kalian pun juga bisa
mengambil sesuatu yang positif dari band-band indie tersebut. Jangan takut dan tetap yakin
akan apa yang mau lo capai! Asalkan lo terus mengeksplor kemampuan lo dan berani beda
dari orang lain. Yang terpenting, kita punya visi dan misi dalam pencapaian tersebut..
Layaknya band indie, kita pun bisa menunjukkan kepada dunia kalau kita punya sesuatu yang
bisa mereka lihat tanpa dipandang sebelah mata. Tapi inget, apapun yang kita lakukan namun
tanpa kehendak-Nya, semua akan sia-sia. Selalu andalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup
kita!

You might also like