You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.

3, Nopember 2010

EFEKTIFITAS TERAPI MASSAGE DENGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT TERHADAP


PENURUNAN INSOMNIA LANSIA

Triyadini1, Asrin2, Arif Setyo Upoyo3


1, 2, 3 Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
Insomnia is one of sleep disturbance which often suffered in old people. Degradation of body
system function of old people influence the body stimulation of drug, so that handling of
insomnia by non pharmacologic more suggest. One of the non pharmacologic therapy to
reduce insomnia scale was massage therapy and warm water bath therapy. The aim of the
research was to know the effectiveness of massage therapy and warm water bath therapy to
reduce insomnia scale for old people in Panti Wredha Catur Nugraha Banyumas. Research
conducted by using quasi experiment method with two group comparation pretest and posttest
static design to 12 respondents that fulfilling of inclusive criterion. Sample divided into two
group, that was 6 respondents for massage therapy and 6 respondents for warm water bath
therapy. Purposive sampling method was used to select determine sample in this study.
Insomnia scale was measured by using Pittsburgh Insomnia Rating Scale. In this study, the
statistical test was measured by using ‘t’ independent test. The result showed that there is
significant differences between massage therapy and warm water bath therapy to reduce
insomnia scale of old people in Panti Wredha Catur Nugraha Banyumas. While if seem from
the p value = 0,000 it means less than   0,05 . So that refused Null Hipotesis means there
were different effectiveness between massage therapy and warm water bath therapy to reduce
insomnia scale for old people in Panti Wredha Catur Nugraha Banyumas. The conclusion of
this research was that there are different effectiveness between massage therapy and warm
water bath therapy to reduce insomnia scale for old people in Panti Wredha Catur Nugraha
Banyumas.

Keyword : Insomnia, Old People, Massage, Warm Water Bath

PENDAHULUAN
Istilah lansia (lanjut usia) pertama 65 tahun, misalnya karena suatu stres
kali digunakan oleh Ignas Leo Vascer emosional. Tua fisis adalah seseorang
seorang dokter Amerika pada tahun 1909 yang tampak tua karena menderita suatu
yang diartikan sebagai sekelompok penyakit kronik (Darmodjo & Hadi, 2004).
manusia yang dianggap telah lanjut Salah satu aspek utama dari peningkatan
usianya. WHO memberikan definisi bahwa kesehatan untuk lansia adalah
tua kronologis adalah seseorang yang pemeliharaan tidur untuk memastikan
telah berumur 65 tahun atau lebih, pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat
sedangkan tua psikologis adalah fungsional yang optimal dan untuk
seseorang yang belum berumur 65 tahun memastikan keterjagaan di siang hari guna
tapi secara fisis sudah tampak setua usia

174
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010

menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati Namun pemakaian yang berlebihan


kualitas hidup yang tinggi (Stanley, 2006). membawa efek samping kecanduan, bila
Insomnia merupakan salah satu overdosis dapat membahayakan
gangguan utama dalam memulai dan pemakainya (Coates, 2001). Darmodjo dan
mempertahankan tidur di kalangan lansia. Hadi (2006) mengatakan bahwa pada
Insomnia didefinisikan sebagai suatu golongan lansia, berbagai perubahan
keluhan tentang kurangnya kualitas tidur fisiologik pada organ dan sistem tubuh
yang disebabkan oleh satu dari sulit akan mempengaruhi tanggapan tubuh
memasuki tidur, sering terbangun malam terhadap obat. Beberapa perubahan
kemudian kesulitan untuk kembali tidur, farmakokinetik obat akibat proses menua
bangun terlalu pagi, dan tidur yang tidak antara lain penurunan absorbsi, distribusi,
nyenyak (Joewana, 2005). Frost (2001) metabolisme, serta ekskresi obat dalam
menyatakan bahwa prevalensi gangguan tubuh. Perubahan tersebut mempengaruhi
tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar pemberian obat pada lansia yang harus
67 %. Lansia dengan depresi, stroke, diupayakan serasional mungkin,
penyakit jantung, penyakit paru, diabetes, diantaranya dengan cara meminimalkan
artritis, atau hipertensi sering melaporkan jumlah/jenis obat, mengurangi dosis obat,
bahwa kualitas tidurnya buruk dan durasi serta meninjau ulang pengobatan.
tidurnya kurang bila dibandingkan dengan Lansia yang menderita insomnia
lansia yang sehat (Amir, 2007). Beberapa dapat ditangani dengan terapi non
faktor penyebab lain, misalnya lansia yang farmakologik. Diantaranya yaitu sleep
telah pensiun dan mengalami perubahan restriction therapy, terapi pengontrolan
sosial, kematian pasangan atau teman stimulus, higiene tidur, dan terdapi
dekat, serta peningkatan pengguanaan relaksasi dan biofeedback. (Utami, 1991).
obat-obatan (Darmodjo & Hadi, 2004). Banyak cara-cara praktis dalam terapi
Bila seseorang memiliki kualitas relaksasi yang bermanfaat untuk
dan kuantitas tidur yang kurang, dapat mengembalikan fungsi anggota tubuh ke
mengakibatkan masalah dalam keluarga posisi normal, yang paling umum adalah
dan perkawinan, karena kurang tidur dapat dengan pemijatan atau massage. Cara
membuat orang cepat marah dan lebih tersebut dapat memperbaiki masalah di
sulit dalam bergaul. Bila tidur kurang lelap, persendian otot, melenturkan tubuh,
maka tubuh akan merasa letih, lemah, dan memulihkan ketegangan dan meredakan
lesu pada saat bangun (Lacks & Morin, nyeri. Cara-cara lain yang efeknya hampir
1992). Menurut Amir (2007) beberapa sama adalah dengan hidroterapi yang
dampak serius gangguan tidur pada lansia salah satunya yaitu dengan cara mandi air
misalnya mengantuk berlebihan di siang hangat (Hadibroto & Alam, 2006).
hari, gangguan atensi dan memori, mood Berdasarkan uraian tersebut maka timbul
depresi, sering terjatuh, penggunaan masalah penelitian sebagai berikut :
hipnotik yang tidak semestinya, dan “Bagaimana efektifitas antara terapi
penurunan kualitas hidup. massage dengan terapi mandi air hangat
Treatment yang sering dilakukan terhadap penurunan skala insomnia pada
untuk mengurangi insomnia umumnya lansia di Panti Wredha Catur Nugraha
dilakukan dengan memakai obat tidur. Banyumas?” Tujuan umum penelitian ini

175
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010

yaitu membandingkan efektifitas antara bivariat dilakukan terhadap dua variabel


terapi massage dengan terapi mandi air untuk mengetahui pengaruh terapi
hangat terhadap penurunan skala massage dan terapi mandi air hangat
insomnia pada lansia di Panti Wredha terhadap penurunan skala insomnia,
Catur Nugraha Banyumas. selanjutnya data diolah secara statistik
dengan pair “t” test. Setelah itu peneliti
METODE PENELITIAN membandingkan perbedaan efektifitas
Jenis penelitian yang dilakukan antara kedua terapi tersebut terhadap
adalah penelitian Quasi Eksperiment penurunan skala insomnia dengan uji “t”
(Eksperimen Semu) dengan pendekatan 2n independen.
Two Group Comparation Pre Post Static
Design. Pada penelitian ini dilakukan HASIL DAN BAHASAN
eksperimen berupa pemberian terapi a. Umur
relaksasi dengan membandingkan Pada penelitian ini, sebagian
efektifitas antara terapi massage dengan besar responden (75%) berumur 71-90
terapi mandi air hangat untuk menurunkan tahun (old), sedangkan 25% responden
skala insomnia. Penelitian dilakukan di lainnya berumur 60-70 tahun (elderly).
Panti Wredha Catur Nugraha Banyumas. Hasil penelitian tersebut membuktikan
Adapun waktu penelitian yaitu pada bahwa insomnia lebih sering ditemukan
tanggal 27 Oktober 2008 sampai dengan pada responden yang berumur lebih tua.
tanggal 29 November 2008. Populasi Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
dalam penelitian ini adalah lansia yang Luce dan Segal (1970) yang mengatakan
tinggal di Panti Wredha Catur Nugraha bahwa keluhan terhadap kualitas tidur
Banyumas yang berjumlah 35 orang. akan meningkat seiring dengan
Teknik pengambilan sampel dilakukan bertambahnya usia. Adapun menurut
dengan purposive sampling yaitu Setiabudhi (1988), proses patologis pada
pengambilan sampel yang didasarkan lansia merupakan salah satu faktor
pada pertimbangan tertentu berdasarkan penyebab dari perubahan pola tidur.
ciri atau sifat populasi. Adapun jumlah Stress yang lebih sering menghinggapi
sampel dalam penelitian ini yaitu 12 orang orang yang lebih tua juga menjadi salah
responden. Jenis data pada penelitian ini satu penyebab menurunnya kualitas tidur
adalah data kuantitatif yaitu data yang lansia. Sedangkan menurut Versayanti
berbentuk angka. Sedangkan alat (2008), insomnia pada lansia disebabkan
pengumpul data dalam pelaksanaan karena menurunnya melatonin. Semakin
penelitian digunakan Pittsburgh Insomnia tua usia seseorang maka produksi
Rating Scale yang berisi 65 pertanyaan melatonin yang dihasilkan juga menurun.
mengenai kualitas tidur responden selama Melatonin adalah penginduksi tidur
1 minggu terakhir. endogen tubuh, sehingga kemampuan
Pada analisa data dilakukan orang tua untuk tidur menjadi berkurang
analisis univariat dan analisis bivariat. dan pola tidur terganggu.
Analisis univariat dilakukan untuk b. Jenis Kelamin
mengetahui karakteristik responden Hasil penelitian menunjukkan
tentang umur, jenis kelamin. Analisis bahwa sebagian besar responden berjenis

176
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010

kelamin perempuan yaitu berjumlah 9 permasalahan hidup. Sesuai dengan


orang (75%) sedangkan responden laki- pernyataan Amir (2007), perubahan yang
laki berjumlah 3 orang (25%). Seperti sangat menonjol pada pola tidur lansia
dikemukakan oleh Versayanti (2008) yaitu terjadinya pengurangan pada
bahwa perempuan kerap mengalami gelombang lambat, terutama stadium 4,
tekanan psikologis dan medis yang lebih dan juga gelombang alfa yang menurun,
besar daripada laki-laki. Kesulitan untuk sehingga meningkatkan frekuensi
memulai tidur lebih sering dijumpai pada terbangun atau fragmentasi tidur di malam
wanita. Dalam penelitian ini, responden hari. Gangguan juga terjadi pada
perempuan mengeluh bermasalah dengan dalamnya tidur sehingga lansia sangat
kehidupannya, sehingga gangguan tidur sensitif terhadap stimulus lingkungan.
yang diderita berhubungan erat dengan Responden yang menderita
stres yang dialami. insomnia terminal dapat tidur dengan
Berbeda dengan responden laki- mudah dan cukup nyenyak, tetapi pagi
laki, yang tidak mempermasalahkan masa buta sudah terbangun lalu tidak dapat tidur
lalunya, sehingga insomnia yang diderita lagi, sehingga mereka mengeluh
tidak bekaitan langsung dengan stress mengantuk dan lelah di siang hari. Sesuai
psikologik. Sesuai dengan pernyataan dengan pernyataan Setiabudhi (1988)
Joyce Walsleben, Ph.D., Direktur Pusat bahwa kelompok usia lanjut lebih banyak
Tidur Bermasalah di Fakultas Kesehatan, mengeluh terbangun lebih awal dari pukul
Universitas New York, Amerika Serikat, 05.00. Selain itu, Joewana (1988) juga
yang mengatakan bahwa sebagian besar menyebutkan bahwa pertambahan umur
perempuan yang menderita insomnia berkaitan dengan kecenderungan untuk
dikarenakan depresi (sangat tertekan dan tidur lebih awal dan bangun lebih awal.
sedih). Salah satu penyebabnya antara
lain karena peningkatan kegelisahan Derajat Insomnia Responden
akibat menopause. Menurunnya hormon Derajat Insomnia Responden Pada
estrogen mengakibatkan kondisi cemas, Kelompok Terapi Massage
gelisah, dan emosi yang tidak terkontrol Hasil penelitian menunjukkan
(Depkes RI, 2008). bahwa sebelum dilakukan terapi massage
4 orang responden (66,67%) menderita
Jenis Insomnia Responden insomnia ringan, sedangkan 2 orang
Hasil penelitian menunjukkan responden lainnya (33,33%) menderita
bahwa 7 responden (58,3%) menderita insomnia sedang. Sedangkan setelah
insomnia intermittent, sedangkan 5 dilakukan terapi massage menunjukkan
responden lainnya (41,7%) menderita bahwa 6 orang responden (100%)
insomnia terminal. Responden yang menderita insomnia ringan. Hal ini
menderita insomnia intermittent mengeluh menunjukkan bahwa 2 orang responden
sering terbangun di malam hari, sedikitnya yang sebelumnya menderita insomnia
5 kali pada setiap malam. Setelah sedang, setelah diberi terapi massage
terbangun, mereka mengalami kesulitan mengalami perubahan derajat menjadi
untuk tertidur kembali, beberapa insomnia ringan.
diantaranya dikarenakan memikirkan

177
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010

Adanya penurunan derajat orang responden yang sebelumnya


insomnia tersebut dikarenakan efek terapi menderita insomnia ringan, mengalami
massage yang dapat memberi penurunan derajat menjadi tidak insomnia,
kenyamanan saat tidur, ditandai dengan 1 responden yang sebelumnya menderita
pernyataan responden yang meyebutkan insomnia sedang mengalami penurunan
bahwa massage memberikan perbedaan menjadi insomnia ringan.
pada kualitas tidur mereka. Sehingga Adanya penurunan derajat
gangguan tidur seperti insomnia pun dapat insomnia tersebut dikarenakan efek terapi
berkurang. Menurut Ayu (2009) salah satu mandi air hangat yang dapat memberi
manfaat langsung dari massage adalah kenyamanan saat tidur. Seperti
relaksasi menyeluruh dan ketenangan dikemukakan oleh Hadibroto & Alam
yang dapat memberikan kenyamanan saat (2006) bahwa mandi air panas bermanfaat
tidur. Massage juga dapat memicu untuk membuat tubuh rileks,
terlepasnya endorfin, zat kimia otak menyingkirkan pegal-pegal dan rasa kaku
(neurotransmitter) yang menghasilkan pada otot, sehingga meningkatkan
perasaan nyaman. kenyamanan saat tidur. Kiky (2008)
Adapun 4 responden lainnya tidak menyatakan bahwa efek panas dari mandi
mengalami penurunan derajat insomnia air hangat menyebabkan pelebaran
dikarenakan rentang yang menentukan pembuluh darah, serta meningkatkan
derajat insomnia cukup besar, sehingga sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan,
walaupun terjadi penurunan skala sehingga mencegah kekakuan otot,
insomnia yang signifikan setelah diberi menghilangkan rasa nyeri serta
terapi massage, belum dapat dipastikan menenangkan pikiran.
responden tersebut mengalami penurunan
derajat insomnia. Sehingga derajat Keefektifan Terapi Massage Terhadap
insomnia ini hanya sebagai gambaran Penurunan Skala Insomnia Responden
secara umum tentang insomnia yang Hasil perhitungan dengan pair “t”
diderita, namun tidak dijadikan ukuran test diperoleh nilai ‘t’hitung = -17,474
efeektifitas suatu terapi. artinya bahwa telah terjadi penurunan
skala insomnia antara sebelum dan
Derajat Insomnia Responden Pada sesudah pemberian terapi massage.
Kelompok Terapi Mandi Air Hangat Besarnya penurunan skala insomnia
Hasil penelitian menunjukkan terlihat pada beda mean = -21,833 yang
bahwa sebelum dilakukan terapi mandi air merupakan selisih antara mean sebelum
hangat 5 orang responden (83,33%) dan sesudah pemberian terapi massage.
menderita insomnia ringan, sedangkan 1 Sedangkan jika dilihat dari p = 0,000
orang responden lainnya (16,67%) berarti kurang dari nilai 0,05. Dengan
menderita insomnia sedang. Sedangkan demikian dapat dikatakan bahwa
setelah dilakukan terapi mandi air hangat 2 pemberian terapi massage berpengaruh
orang responden (33,33%) tidak lagi terhadap penurunan skala insomnia. Pada
dikategorikan insomnia, dan 4 orang penelitian ini, responden yang sebelumnya
responden (66,67%) menderita insomnia mengalami insomnia intermittent, mengaku
ringan. Hal ini menunjukkan bahwa 2 bahwa setelah diberi terapi massage,

178
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010

frekuensi terbangun di malam hari pemberian terapi mandi air hangat


mengalami sedikit pengurangan, dan berpengaruh terhadap penurunan skala
ketika terbangun responden tidak lagi insomnia. Pada penelitian ini, responden
mengalami kesulitan untuk tertidur yang mengalami insomnia terminal
kembali. Pada responden yang mengalami mengaku bahwa jam tidurnya sedikit
insomnia terminal, setelah diberi terapi bertambah. Sedangkan responden yang
massage responden mengaku bahwa jam mengalami insomnia intermittent mengaku
tidurnya dapat bertambah secara bahwa kesulitan untuk tertidur kembali
bertahap. dapat berkurang secara perlahan.
Adanya pengaruh terapi massage Adanya pengaruh terapi mandi air
terhadap kualitas tidur responden sesuai hangat terhadap kualitas tidur responden
dengan pernyataan Ayu (2009) bahwa sesuai dengan pernyataan Yani (2008)
salah satu manfaat langsung dari massage yang mengatakan bahwa mandi air hangat
adalah relaksasi menyeluruh dan akan menyebabkan efek sedasi atau
ketenangan, yang dapat memberikan merangsang tidur. Selain itu, mandi air
kenyamanan saat tidur, hal itu disebabkan hangat juga dapat mengurangi ketegangan
karena massage bekerja langsung pada tubuh. Selain itu, Kiky (2008) juga
kulit, dimana kulit merupakan organ tubuh menyebutkan bahwa efek panas dari
terbesar dari manusia dan dipenuhi ujung- mandi air hangat menyebabkan pelebaran
ujung syaraf. Massage juga dapat memicu pembuluh darah, serta meningkatkan
terlepasnya endorfin, zat kimia otak sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan,
(neurotransmitter) yang menghasilkan sehingga mencegah kekakuan otot,
perasaan nyaman. Sedangkan Hadibroto menghilangkan rasa nyeri serta
dan Alam (2006) menyatakan bahwa efek menenangkan pikiran. Pendapat lainnya
langsung yang bersifat mekanis dari dikemukakan oleh Hadibroto dan Alam
tekanan secara berirama dan gerakan- (2006) bahwa mandi air panas bermanfaat
gerakan yang digunakan dalam massage, untuk membuat tubuh rileks,
secara dramatis meningkatkan aliran menyingkirkan pegal-pegal dan rasa kaku
darah. Manfaat massage sangat terasa pada otot, sehingga meningkatkan
pada tubuh, pikiran dan jiwa. kenyamanan saat tidur.

Keefektifan Terapi Mandi Air Hangat Perbedaan Efektifitas Antara Terapi


Terhadap Penurunan Skala Insomnia Massage Dengan Terapi Mandi Air
Responden Hangat Terhadap Penurunan Skala
Hasil perhitungan dengan pair “t” Insomnia Responden
test diperoleh nilai ‘t’hitung = -12,831 yang Hasil perhitungan dengan uji “t”2n
berarti telah terjadi penurunan skala independent diperoleh nilai ‘t’hitung =
insomnia antara sebelum dan sesudah 7,886 yang berarti terdapat perbedaan
pemberian terapi mandi air hangat, yang efektifitas antara terapi massage dan
besarnya sebagaimana terlihat pada beda terapi mandi air hangat terhadap
mean = -10,167. Sedangkan jika dilihat penurunan skala insomnia yang besarnya
dari p = 0,000 berarti kurang dari nilai 0,05. sebagaimana terlihat pada beda mean =
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 11,667. Sedangkan jika dilihat dari p =

179
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010

0,000 berarti kurang dari nilai 0,05. SIMPULAN DAN SARAN


Dengan demikian cukup alasan untuk Terjadi penurunan derajat
menolak Hipotesis Nol yang berarti ada insomnia pada 5 orang responden setelah
perbedaan efektifitas antara terapi diberi terapi massage dan terapi mandi air
massage dengan terapi mandi air hangat hangat, yaitu 3 orang yang menderita
terhadap penurunan skala insomnia pada insomnia sedang menjadi insomnia ringan,
lansia di Panti Wredha Catur Nugraha dan 2 orang yang menderita insomnia
Banyumas. Untuk mengetahui terapi yang ringan menjadi tidak insomnia. Terapi
lebih efeltif, dapat dilihat dari beda mean, massage memberikan pengaruh yang
pada terapi massage = -21,833, signifikan terhadap penurunan skala
sedangkan beda mean pada terapi mandi insomnia. Terapi mandi air hangat
air hangat = -10,167 . Tanda negatif memberikan pengaruh yang signifikan
menunjukkan adanya penurunan skala terhadap penurunan skala insomnia.
insomnia, sehingga semakin besar angka Ada perbedaan efektifitas yang
yang dihasilkan, menunjukkan semakin bermakna secara statistik antara terapi
besar pula penurunan skala insomnia. Dari massage dengan terapi mandi air hangat
hasil tersebut, terlihat bahwa terapi terhadap penurunan skala insomnia.
massage memberikan efek yang lebih Terapi massage lebih efektif untuk
besar terhadap penurunan skala insomnia menurunkan skala insomnia daripada
daripada terapi massage. terapi mandi air hangat. Untuk
Perbedaan efektifitas antara terapi menurunkan skala insomnia pada lansia
massage dan terapi mandi air hangat sebaiknya menggunakan terapi massage
salah satunya disebabkan karena yang terbukti lebih berpengaruh terhadap
perbedaan efek yang ditimbulkan dari penurunan skala insomnia daripada terapi
masing-masing terapi. Bila terapi mandi mandi air hangat. Penelitian ini dapat
air hangat hanya berpengaruh terhadap dikembangkan lebih lanjut dengan
pelebaran pembuluh darah dan menambah jumlah sampel serta
peningkatkan sirkulasi darah serta mengkombinasikan terapi relaksasi lainnya
oksigenisasi jaringan yang dikarenakan untuk menurunkan skala insomnia agar
efek panas yang ditimbulkan (Kiky, 2008). hasil penelitian dapat lebih maksimal dan
Pada terapi massage, selain meningkatkan dapat digeneralisasi.
aliran darah, memperbaiki sirkulasi darah,
dan mengurangi kegelisahaan dan depresi DAFTAR PUSTAKA
(Handoyo, 2000). Selain itu, Ayu (2009) Amir, N., 2007, Gangguan Tidur Pada
juga menyatakan bahwa salah satu Lansia, Cermin Dunia Kedokteran
manfaat langsung dari massage adalah No. 157, FKUI, Jakarta
relaksasi menyeluruh dan ketenangan, Ayu, 2009, Aneka Manfaat Terapi Pijat,
yang dapat memberikan kenyamanan saat Available from URL :
tidur. Massage juga dapat memicu http://www.indofamilyhealth.com
terlepasnya endorfin, zat kimia otak Coates, T.J., 2001, Mengatasi Gangguan
(neurotransmitter) yang menghasilkan Tidur Tanpa Obat (Terjemahan),
perasaan nyaman. Pioner Jaya, Bandung

180
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010

Darmodjo, B.R., Hadi R., 2004, Buku Ajar Juniarti, Sari Kurnianingsih. Ed.2.
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia EGC, Jakarta
Lanjut) Edisi 3, EGC, Jakarta Utami, M.S., 1991, Efektivitas Relaksasi
Depkes RI, 2008, Sulit Tidur Saat dan Terapi Kognitif untuk
Menopause, Available from URL : Mengurangi Kecemasan Berbicara
http://www.depkes.go.id/ di Muka Umum (Tesis), Fakultas
Frost, R., 2001, Sleep Disorder Psikologi UGM, Yogyakarta
Introductory Textbook of Yani, 2008, Mengatasi Kesulitan Tidur,
Psychiatry (3rd ed), Am Psychiatric Available from URL :
Publ. Inc, Washington DC, London http://www.multiply.com/
Hadibroto, I., Alam, S., 2006, Seluk Beluk University of Pittsburgh School of
Pengobatan Alternatif dan Medicine, Department of
Komplementer, PT Bhuana Ilmu Psychiatry, 2001, Pittsburgh
Populer, Jakarta Insomnia Rating Scale
Handoyo, 2000, Manfaat Pijat Relaksasi, Versayanti, S., 2008, Insomnia Pada
Available from URL : Orang Tua, Available from URL :
http://id.shvoong.com/ http://www.webmd.com/
Joewana, S., 2005, Psikopatologi
Insomnia, Cermin Dunia
Kedokteran No. 53, Cermin Dunia
Kedokteran No. 53, Majalah Dunia
Kedokteran, PT. Temprint,
Jakarta
Kiky, 2008, Khasiat Mandi, Available from
URL:
http://pengobatan.wordpress.com
Lacks, P., Morin. C., 1992, Recent
Advances in the Assessment and
Treatment of Insomnia, Journal of
Consulting and Clinical
Psychology Vol 60. No.4, 586-594
Luce, SS., Segal, J., 1970, Insomnia (the
Guide for Troubled Sleeper),
Longman, London
Setiabudhi, T., 2008, Gangguan Tidur
Pada Usia Lanjut, Cermin Dunia
Kedokteran No. 53, Majalah Dunia
Kedokteran, PT. Temprint,
Jakarta
Stanley, M., 2006, Buku Ajar Keperawatan
Gerontik/ Mickey Stanley, Patricia
Gauntlett Beare; alih bahasa Neti

181

You might also like