You are on page 1of 42

BAB IV

ALAT-ALAT BERAT MAUPUN RINGAN UNTUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

4.1 PENGENALAN ALAT-ALAT BERAT


Alat-alat berat yang dikenal dalam suatu pembangunan adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan factor penting didalam proyek., terutama proyek-proyek konstruksi dengan
skala besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat itu untuk memudahkan manusia untuk melaksanakan pekerjaannya sehingga hasil yang
diharapkannya dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai dalam proyek
konstruksi antara lain dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell, alat pengangkut seperti loader, truck dan
conveyor belt, alat pemadat tanah seperti roller, compactor,dan lain-lain.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan diproyek tersebut. Pemilihan alat
berat yang digunakan merupakan factor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih harus tepat sehingga proyek
berjalan lancer. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak.
4.2 ALAT-ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBANGUNAN
MULTI USE BUILDING
Pada setiap setiap proyek tidak semua alat berat perlu digunakan pada proyek tesebut. Pada proyek gedung alat yang umum
dipakai dalam proyek tersebut adalah alat pengolah lahan, alat pemancangan tiang fondasi (file driving), alat penggali (backhoe), yang
digunakan untuk penggalian basemant, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pengangkutan horizontal, concrete mixer, dan lain-
lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampuran adukan beton dan concrete mixer truck sebagai pengangkutan campuran beton.
Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basemant.

1. Alat pengolahan lahan


Kondisi lahan proyek kadang-kadang merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada
lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk
pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat menggunakan scaper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain
dozer dapat digunakan juga motor grader.

a. Loader

Loader adalah alat yang digunakan untuk memindahkan tanah dari suatu tempat ke tempat lain atau ke dalam Dump Truck. Loader
terdiri dari mesin dan sebuah bucket untuk menampung tanah. Bucket dapat digerakkan ke atas dan ke bawah serta dapat dituangkan.
Pada ujung bucket terdapat cutting edge untuk memudahkan penetrasi bucket ke dalam tanah.

Gambar : Loader
b. Bulldozer

Untuk meratakan timbunan tanah maka digunakan suatu alat yang disebut Bulldozer. Bulldozer yang digunakan pada multi use
building ini adalah Bulldozer yang menggunakan roda karet.

Adapun pertimbangan digunakannya Bulldozer roda karet adalah :

1. Bulldozer roda karet dapat bergerak lebih cepat dan dapat melakukan manuver yang lebih lincah.
2. Daya dukung tanah yang cukup baik (tanah cukup keras) sehingga tidak diperlukan Bulldozer roda rantai.
3. Bulldozer roda karet selain dapat digunakan untuk meratakan timbunan tanah, juga dapat digunakan untuk menarik lorry yang
membawa material.

Gambar : Bulldozer

Jumlah Bulldozer roda karet yang digunakan pada Proyek Kota Kasablanka adalah sebanyak 1 buah.
2. Alat penggali
Jenis alat ini juga dikenal dengan istilah escavator . beberapa lat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk di
dalam kategori ini adalah fonrt shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.

a. Hydraulic Excavator (Back Hoe)

Hydraulic Excavator adalah alat yang digunakan untuk menggali tanah, mengangkat tanah, memuat tanah dan / atau mencurahkan
tanah tanpa terlalu banyak berpindah tempat. Hydraulic Excavator terdiri dari tiga bagian yaitu traveling unit, revolving unit dan
attachment unit.

Gambar : Hydraulic Excavator


b. Back Hoe Loader

Back Hoe Loader adalah suatu peralatan yang menggabungkan back hoe dan loader ke dalam satu peralatan. Kelebihan alat ini
adalah alat ini serbaguna dapat berfungsi sebagai loader dan sebagai back hoe sekaligus. Sedangkan kekurangan alat ini adalah
keterbatasan kapasitas produksi karena alat ini kecil sehingga cocok untuk keperluan penggalian yang kecil pula.

Gambar : Back Hoe Loader

3. Alat pengangkut material


Crane termasuk alat pengangkut materil karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya
secara horizontal dalam jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh
yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck, dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu
memuat material kedalamnya.
a. Tower Crane dan Mobile Crane

Tower Crane adalah alat yang digunakan untuk memudahkan mobilisasi alat-alat dan material yang digunakan dalam konstruksi.
Tower Crane dapat mengangkat peralatan dan material secara vertikal maupun horisontal.

Tower Crane terdiri dari tempat operator, rangka badan, dan lengan crane yang dapat berputar 360 derajat. Pada ujung lengan crane
yang pendek terdapat beban berupa balok beton yang berguna sebagai alat keseimbangan crane, sedang pada ujung lainnya terdapat
sistem kontrol yang berfungsi sebagai pengerek barang.

Keunggulan Tower Crane adalah kemampuannya memobilisasi peralatan dan material yang besar dan banyak serta sulit dipindahkan,
ke daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh mobil, maupun alat-alat konstruksi lainnya.

Gambar : Tower Crane


Tower Crane yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Tower Crane 1 dengan kode Q25-15C, jangkauan 55 m, kapasitas 2,4 ton


2. Tower Crane 2 dengan kode F25-26, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton
3. Tower Crane 3 dengan kode Q25-15C, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton
4. Tower Crane 4 dengan kode F25-26, jangkauan 55 m, kapasitas 2,4 ton
5. Tower Crane 5 dengan kode H30-23C, jangkauan 60 m, kapasitas 2,4 ton
6. Tower Crane 6 dengan kode F25-26, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton
7. Tower Crane 7 dengan kode H30-23C, jangkauan 60 m, kapasitas 2,4 ton
8. Tower Crane 8 dengan kode H30-23C, jangkauan 60 m, kapasitas 2,4 ton
9. Tower Crane 9 dengan kode H30-23C, jangkauan 55 m, kapasitas 2,4 ton

Pada saat konstruksi sub-structure Tower Crane yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Tower Crane 1 dengan kode H30-23C, jangkauan 60 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 59,80 m.
2. Tower Crane 2 dengan kode Q25-15, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Kaliraya Sari dengan ketinggian 29,55 m.
3. Tower Crane 3 dengan kode F25-26, jangkauan 40 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 47,80 m.
4. Tower Crane 4 dengan kode F25-26, jangkauan 40 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 38,80 m.
5. Tower Crane 5 dengan kode MD155, jangkauan 60 m, kapasitas 2,4 ton, yang disewa dengan ketinggian 47,80 m.
6. Tower Crane 6 dengan kode Q25-15, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, yang disewa dengan ketinggian 38,80 m.
7. Tower Crane 7 dengan kode Q25-15, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 35,80 m.
8. Tower Crane 8 dengan kode Q25-15, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 44,80 m.
9. Tower Crane 9 dengan jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, yang disewa dengan ketinggian 36,80 m.
10. Tower Crane 10 dengan kode F25-26, jangkauan 40 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 26,80 m.
11. Tower Crane 11 dengan kode F25-26, jangkauan 40 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 23,80 m.
12. Tower Crane 12 dengan kode F25-26, jangkauan 40 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 29,80 m.
13. Tower Crane 13 dengan kode H30-23, jangkauan 50 m, kapasitas 3,6 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 47,80 m.
14. Tower Crane 14 dengan jangkauan 60 m, kapasitas 4 ton, yang disewa dengan ketinggian 59,80 m.

Pada saat konstruksi super-structure buah Tower Crane yang mempunyai karakteristik :

1. Tower Crane 1 dengan kode H30-23C, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 59,80 m.
2. Tower Crane 2 dengan kode Q25-15, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Kaliraya Sari dengan ketinggian 29,55 m.
3. Tower Crane 3 dengan kode F25-26, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 47,80 m.
4. Tower Crane 4 dengan kode F25-26, jangkauan 50 m, kapasitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 38,80 m.
5. Tower Crane 5 dengan kode MD155, jangkauan 60 m, kapasitas 2,4 ton, yang disewa dengan ketinggian 47,80 m.
6. Tower Crane 6 dengan kode Q25-15, jangkauan 55 m, kapasitas 2,4 ton, yang disewa dengan ketinggian 36,80 m.
7. Tower Crane 7 dengan kode Q25-15, jangkauan 55 m, kapa-sitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 35,80 m.
8. Tower Crane 8 dengan kode Q25-15, jangkauan 55 m, kapa-sitas 2,4 ton, milik PT. Dragages Indonesia dengan ketinggian 44,80 m.
9. Tower Crane 13 dengan kode H30-23, jangkauan 50 m, kapasitas 3,6 ton, yang disewa dengan ketinggian 47,80 m.
10. Tower Crane 14 dengan jangkauan 60 m, kapasitas 4 ton, yang disewa dengan ketinggian 59,80 m.
Gambar : Mobile Crane

Selain itu untuk mempermudah pekerjaan mobilisasi material di tempat yang sulit dijangkau oleh Tower Crane maka digunakan
Mobile Crane. Mobile Crane adalah crane yang dapat berpindah - pindah tempat karena crane ini diletakkan diatas kendaraan.
b. Dump Truck

Dump Truck adalah truk yang berfungsi untuk mengangkut tanah dari suatu lokasi ke lokasi lain. Untuk memasukkan tanah ke dalam
dump truck digunakan loader atau excavator sedangkan untuk mengeluarkan tanah dengan cara mengangkat bagian bak dari truck
menggunakan tenaga hidrolis.

Gambar : Dump Truck


Gambar : Dump Truck Ketika Menuangkan Muatannya

4. Alat pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan ersebut perlu dilakukan pemindahan. Yang termasuk alat pemadat
adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

a. Mini Roller

Mini Roller adalah alat yang digunakan untuk memadatkan tanah. Bentuk alat ini seperti dengan Roller biasa tetapi bentuknya yang
kecil sehingga cocok untuk pekerjaan pemadatan tanah dengan luas pekerjaan yang kecil. Mini Roller ini digerakkan oleh mesin yang
berbahan bakar bensin.
Gambar : Mini Roller

b. Stamper

Stamper adalah salah satu alat pemadat untuk volume pekerjaan yang kecil yang bekerja dengan cara menumbuk-numbuk tanah
dengan mesin yang berbahan bakar bensin. Stamper lebih mudah digunakan pada daerah yang miring karena untuk mendaki tidak
dapat menggunakan Mini Roller sedangkan dengan stamper tidak mengalami masalah.
Gambar : Stamper

5. Alat pemproses material


Alat ini untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya
adalah batuan bergradasi, semen betondan aspal. Yang termasuk di dalam alat ini adalah crusher. Yang termasuk dalam kategori ke
dalam alat pemproses material ini seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
a. Batching Plant

Untuk memenuhi kebutuhan beton di lapangan, maka di dalam lokasi Proyek terdapat 2 buah tempat pembuatan beton siap pakai
(Batching Plant) yaitu :

1. Batching Plant milik REDIKON.


2. Batching Plant milik Pioneer Beton Industri.
Gambar : Batching Plant milik Pioner Beton Industri

Sistem yang digunakan untuk pencampuran beton adalah sistem dry-mix, dimana campuran beton yang telah diukur dituangkan ke
dalam Agitator Truck, kemudian baru diaduk dan dicampur air sesuai dengan kebutuhan. Selain untuk keperluan Proyek, Batching
Plant ini juga menyediakan Ready Mix kepada konsumen di luar Proyek, tetapi lebih diutamakan penyediaan kebutuhan beton untuk
Proyek multi use ini.
b. Agitator Truck

Agitator Truck adalah truck yang dilengkapi alat penampung beton yang dapat berputar. Agitator Truck berfungsi untuk mengangkut
campuran beton dari Batching Plant ke tempat pengecoran. Selama di perjalanan alat penampung beton ini berputar dengan
berlawanan arah jarum jam untuk memutar dan mengaduk beton supaya beton tidak mengeras diperjalanan. Di tempat tujuan
campuran beton diaduk sekali lagi dengan putaran yang lebih tinggi supaya beton tercampur dengan sempurna. Kemudian untuk
mengeluarkan beton maka alat penampung beton ini berputar dengan searah dengan jarum jam dengan kecepatan tinggi dan
campuran beton yang berada di dalamnya mengalir keluar, siap untuk dicor.

Gambar : Agitator Truck


c. Concrete Pump

Concrete Pump adalah alat bantu yang digunakan selama pengecoran beton untuk memindahkan beton dari Agitator Truck (Truk
Mixer) ke lokasi pengecoran. Penggunaan Concrete Pump dilakukan pada tempat yang tidak terjangkau oleh Tower Crane atau pada
lokasi yang berdekatan dilakukan pengecoran pada waktu yang bersamaan sehingga Tower Crane tidak dapat melayaninya sekaligus.

Pada Proyek digunakan dua macam Concrete Pump yaitu :

1. Concrete Pump yang dilengkapi dengan pipa standar untuk mengalirkan beton ke tempat pengecoran dan Concrete Pump ini
diletakkan di atas truk sehingga mudah untuk dipindah-pindahkan dan mudah untuk pemasangannya karena di pipa standar dapat
digerakkan dengan tenaga hidrolis untuk mencapai tempat pengecoran. Jika pipa kurang panjang dapat disambung dengan pipa
tambahan sehingga pipa tersebut dapat mencapai tempat pengecoran. Jumlah Concrete Pump jenis ini yang dipakai di Proyek adalah
sebanyak 2 buah dengan panjang pipa standar 17 meter.

Gambar : Concrete Pump


2. Concrete Pump yang tidak dilengkapi dengan pipa untuk pengecoran. Untuk memindahkan Concrete Pump jenis ini harus diperlukan
kendaraan penarik untuk menarik Concrete Pump ke tempat yang dikehendaki. Penyambungan pipa untuk mencapai tempat
pengecoran juga memerlukan waktu karena harus dilakukan dengan manual. Pada Proyek Concrete Pump jenis ini yang digunakan
sebanyak 2 buah.

Gambar : Concrete Pump

6. Alat-alat ringan

Alat-alat ringan ini digunakan untuk menunjang dalam


pelaksanaan pembangunan fungsinya juga sangat penting.
Dikategorikan sebagai alat ringan karena dari segi beratnya lebih ringan dibandingkan alat-alat lainnya. Adapun peralatan ringan
yang membantu proses pekerjaan proyek tersebut adalah:

a. Alat tulis dan alat gambar

Alat tulis dan alat gambar yang digunakan adalah pensil, penggaris, kuas, cat dan lain sebagainya yang digunakan untuk
membuat tanda pada as yang telah diukur, menandai batas-batas pada pemasangan bekisting, dan lain sebagainya.

b. Air Compressor
Air Compressor adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan udara yang bertekanan tinggi yang antara lain digunakan untuk
membersihkan bekisting dari kotoran sebelum diadakan pengecoran. Pada Proyek Kota Kasablanka, Air Compressor ini
digunakan sebanyak 3 buah secara terpusat dimana seluruh kebutuhan udara yang bertekanan tinggi dihasilkan oleh 3 buah Air
Compressor ini dan disalurkan melalui pipa - pipa ke seluruh proyek.

Gambar : Air Compressor

c. Reinforcing Bar Cutter

Untuk mendapatkan baja tulangan dengan ukuran yang sesuai dengan gambar, maka baja tulangan yang tersedia perlu dipotong,
dengan alat Bar Cutter.

Bar Cutter yang digunakan adalah :

1. Bar Cutter Listrik, adalah Bar Cutter yang digerakkan dengan tenaga listrik untuk memotong baja tulangan, yang digunakan
untuk memotong seluruh baja tulangan utama yang dipakai pada proyek ini.
2. Bar Cutter Manual, adalah Bar Cutter yang dioperasikan secara manual oleh pekerja untuk memotong baja tulangan tambahan di
lokasi pemasangan tulangan.

Gambar : Bar Cutter Listrik

Gambar : Bar Cutter Manual


d. Reinforcing Bar Bender

Hampir seluruh baja tulangan yang telah dipotong sesuai dengan ukuran tidak dapat langsung digunakan karena bentuknya belum
sesuai dengan gambar rencana, maka baja tulangan tersebut perlu dibengkokkan dengan alat Bar Bender.

Bar Bender yang digunakan pada Proyek multi use building adalah :

1. Bar Bender Listrik, adalah Bar Bender yang digerakkan dengan tenaga listrik untuk membengkokkan baja tulangan, yang
digunakan untuk membengkokkan seluruh baja tulangan utama yang dipakai pada proyek ini.
2. Bar Bender Manual, adalah Bar Bender yang dioperasikan secara manual oleh pekerja untuk membengkokkan baja tulangan
tambahan di lokasi pemasangan tulangan apabila besi tulangan tidak dapat dipasang karena ukurannya tidak tepat.

Gambar : Bar Bender


e. Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur elevasi datar, menentukan koordinat suatu titik. waterpass ini penting
untuk menemukan posisi di mana akan didirikan kolom, dinding, serta ketinggian dari elevasi sehingga sesuai dengan gambar
rencana.

f. Pouring Bucket

Pouring Bucket adalah tempat menaruh adukan beton, dimana adukan beton tersebut akan digunakan untuk pengecoran kolom,
balok, dengan bantuan tower crane. Pouring bucket berbentuk tabung yang ujung bawahnya lebih kecil (kerucut terpancung)
dimana pada bagian ujung bawah tersebut terdapat plat baja yang dapat dibuka dan ditutup yang berfungsi menutup lubang
penumpahan adukan beton. Pada bagian tempat pengeluaran beton dipasang pipa tremie untuk memperkecil segregasi beton dan
memudahkan pekerjaan penuangan beton.

Gambar : Pouring Bucket


Dari agitator truck adukan beton dituangkan ke dalam pouring bucket sampai penuh, kemudian bucket dipindahkan ke lokasi
pengecoran dengan menggunakan tower crane. Di lokasi penuangan beton, beton dikeluarkan melalui pipe tremie secara perlahan

- lahan ke tempatnya .
Gambar : Pouring Bucket

Pouring Bucket yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu :

1. Pouring Bucket yang berbentuk kerucut terpancung dengan kapasitas 0,8 m3


2. Pouring Bucket yang berbentuk kerucut yang dibengkokkan pada bagian bawahnya dengan kapasitas 0,6 m3

g. Concrete Vibrator

Concrete Vibrator adalah alat yang digunakan untuk menggetarkan beton sewaktu dilakukan pengecoran agar beton dapat
mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos. Concrete
Vibrator ini digerakkan mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk menggetarkan beton ditempat yang
agak jauh, seperti pada kolom maupun retaining wall.
Penggunaan Concrete Vibrator seharusnya dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama karena akan mengakibatkan terjadinya
segragasi di dalam beton dan penggunaan Concrete Vibrator tidak boleh mengenai besitulangan atau bekisting karena akan
mengendorkan ikatan bekisting atau tulangan. Hal kurang disadari oleh para pekerja sehingga pada waktu pelaksanaan di
lapangan sering kali lengan Concrete Vibrator mengenai besi tulangan atau bekisting

Gambar : Concrete Vibrator

h. Trowel

Trowel adalah alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan pelat lantai beton yang terdiri dari 4 buah
pisau perata yang berputar. Pelat lantai yang sudah selesai dicor dibiarkan beberapa jam, setelah beton mulai mengeras dan
permukaannya belum mengeras dengan penuh Trowel mulai dipakai untuk menghaluskan dan meratakan permukaan pelat
tersebut. Pada Proyek Kota Kasablanka digunakan 3 buah Trowel.
Gambar : Trowel

d. Pita Meter

Pita meter dipakai untuk mengukur jarak antara dua titik. Pada Proyek Kota Kasablanka pita meter digunakan untuk mengukur
ketepatan ukuran kolom, balok, mengukur jarak tulangan dan lain sebagainya.

e. Unting-unting / lot / bandul

Bandul adalah alat yang digunakan untuk memeriksa pemasangan bekisting kolom agar tegak lurus secara praktis.
f. Scaffolding

Scaffolding atau yang biasa disebut stegger adalah alat yang terbuat dari besi dan berbentuk rangka yang berfungsi untuk
menahan atau menyangga bekisting pada saat pengecoran balok, pelat, maupun tangga.

Satu set scaffolding terdiri dari :

1. Main Frame yang merupakan penyangga utama, berfungsi memikul beban yang diterima dari bekisting.
2. Bracing Diagonal yang digunakan sebagai pengaku dari Main Frame sehingga tidak berubah tempat dan stabil.
3. U Head Jack, adalah bagian yang dipasang pada bagian paling atas dari Main Frame sebagai tempat untuk meletakkan Horry
Beam.
4. Base Plat adalah bagian yang dipasang pada bagian paling bawah dari Main Frame sebagai alat untuk menyalurkan beban dari
Main Frame ke tanah atau pelat lantai di bawahnya.
Gambar : Scaffolding pada Persiapan Pengecoran Pelat Lantai

g. Horry Beam

Horry Beam adalah alat yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menopang beban dari pelat sebelum disalurkan ke
scaffolding dengan panjang 2,45 meter sampai 3 meter. Horry Beam juga berfungsi sebagai pengaku dari bekisting lantai.

Horry Beam dipasang menumpu pada U Head Jack di scaffolding dan di atasnya diletakkan bekisting lantai.
Gambar : Horry Beam
h. Perry Girder

Perry Girder adalah alat yang terbuat dari logam ringan, seperti aluminium, yang berfungsi seperti Horry Beam untuk menopang
beban dari pelat sebelum disalurkan ke scaffolding. Panjang Perry Girder dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Perry
Girder diletakkan menumpu pada U Head Jack di scaffolding dan di atasnya diletakkan bekisting pelat lantai.

Gambar : Perry Girder


i. Tiang Penyangga

Tiang penyangga adalah tiang yang dipasang segera setelah scaffolding untuk pengecoran pelat dibuka. Tiang penyangga ini
dipasang karena beton belum mencapai kekuatan yang diharapkan sedangkan diatasnya sudah akan dipasang scaffolding dan
bekisting untuk pengecoran lantai berikutnya. Tiang penyangga ini dipasang pada jarak tertentu dan dilepas setelah beton
berumur 28 hari.

Tiang penyangga yang digunakan terdiri dari dua macam :

1. Tiang penyangga yang tidak menggunakan kaki pendukung.

Gambar : Tiang Penyangga tanpa Kaki Pendukung


2. Tiang penyangga yang menggunakan kaki pendukung.

Gambar : Tiang Penyangga dengan Kaki Pendukung

j. Bekisting Kolom

Untuk kolom digunakan pada saat pengecoran kolom untuk mendapatkan dimensi kolom yang sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting kolom biasanya digunakan bahan dari kayu multipleks atau besi.

Untuk Proyek Kota Kasablanka bekisting kolom yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu :
1. Bekisting kolom yang dibuat dari kayu. Bekisting ini terbuat dari multipleks yang di perkuat dengan balok-balok kayu pengaku.
Selain itu juga dipasang besi untuk pengunci bekisting. Bekisting jenis ini tidak dapat diubah ukurannya dan tidak tahan lama.

Gambar : Bekisting Kolom Berbentuk Persegi yang Terbuat dari Kayu

2. Bekisting kolom yang dibuat dari pelat besi. Kelebihan bekisting ini adalah lebih kuat dan tahan lama serta dapat diubah
ukurannya sesuai dengan dimensi kolom yang akan dicor.
Gambar : Bekisting Kolom Berbentuk Persegi yang Terbuat dari Besi

Sedangkan jika dilihat dari bentuk bekisting kolom, maka pada Proyek digunakan :

1. Bekisting persegi, untuk pengecoran kolom yang berbentuk persegi. Bahan bekisting ini adalah dari multipleks dan dari pelat
besi.

k. Kawat kasa

Kawat kasa digunakan untuk pengecoran pelat lantai yang dipasang pada tepi area pengecoran dengan maksud supaya beton tidak
keluar dari area pengecoran dan didapat hasil pengecoran yang rapi.

l. Sterofoam

Sterofoam diletakkan dibawah bekisting kolom dimaksud agar setelah pengecoran kolom, bekisting mudah dilepaskan.
BAB VIII
METODA PEMBANGUNAN MULTI USE BUILDING

8.1 SISTEM PEMBANGUNAN MULTI USE BUILDING


Sistem pembangunan multi use building ini yaitu dengan cara system pembangunan vertical-horizontal dimana pekerjaan core
sebagai struktur utama bangunan ini terlebih dahulu dibuat, kemudian secara vertical dibuat terus menerus sesuai dengan ketinggian
bangunan tersebut. Kemudian dilakukan pembangunan secara horizontal yaitu pembangunan balok, plat lantai, dinding dan lain-lain.
Setelah bangunan tersebut sudah selesai maka dilakukan pekerjaan mekanikal-elektrikal, kemudian dilakukan finising pada
interior bangunan.

8.2 TAHAPAN-TAHAPAN PEMBANGUNAN MULTI USE BUILDING


1. Pembersihan lahan
Lahan tempat pembangunan multi use ini merupakan lahan baru yang mana tapaknya masih belum diolah sehingga perlu
diadakan pembersihan lahan pada kawasan tersebut agar pada proses pembangunannya nanti dapat dikerjakan dengan sempurna dan
tidak terganggu. Pada pekerjaan ini tidak bisa menggunakan tenaga manusia karena lahan yang digunakan untuk pembangunan ini
cukup luas dan terdapat semak-semak dan tanah yang ada tidak rata, oleh karena itu pembersihan lahan ini menggunakan alat berat
yaitu bulldozer yang mampu untuk membersihkan lahan dan meratakan tanah tempat pembangunan itu nanti.
2. Pemagaran sekeliling proyek
Karena lokasi pembangunan diperlukannya suatu keamanan dan tidak menganggu terhadap lingkungannya dan juga supaya
pekerjaan tersebut tidak diganggu oleh orang lain , juga mengantisipasi orang yang dapat masuk lokasi proyek sehingga dapat
berbahaya bagi kemanan dirinya, maka diperlukannya suatu pemagaran sekeliling proyek sehingga pembangunan dapat berjalan
lancar sesuai dengan rencana.
3. Penggalian tanah untuk pondasi core
Karena core merupakan struktur utama pada bangunan multi use ini yang memiliki system struktur portal maka core
merupakan sore yang structural sehingga core merupakan inti dimana semua beban bangunan disalurkan ke core tersebut. Oleh
karena itu core tersebut merupakan sisetem jepit sempurna pada bagian fondasinya sehingga dapat menahan gaya angin pada
bangunan sehingga bangunan tersebut dapat tetap berdiri dengan kokoh. Untuk memperoleh suatu system jepit yang sempurna pada
tanah maka diperlukan penggalian yang cukup dalam untuk pondasi core tersebut. Untuk mengerjakan pekerjaan tersebut diperlukan
alat penggali yaitu excavator sehingga lebih mudah, cepat dan efisien. Penggalian tanah untuk core tersebut dua buah yang masing-
masing pada derah ujung bangunan.
4. Pembangunan core
Core yang dibangun berdiameter cukup besar dan tinggi oleh karena itu untuk proses pengangkutan bahan-bahan untuk
pengecoran diperlukan suatu alat yang dapat mengangkat material-material tersebut. Alat tersebut berupa crane yang mampu
mencapai ketinggian 10 lantai. Crane tersebut merupakan crane yang diletakkan pada core yang secara bertahap dinaikkan sesuai
dengan tahap pembangunan yaitu mulai dari lantai satu, sesudah lantai satu kemudian dibangun core untuk lantai dua dan kemudian
crane dinaikkan dan begitu seterusnya sampai lantai paling atas.
5. Pembangunan elemen-lemen bangunan
Elemen-elemen bangunan seperti balok lantai, plat lantai, dinding, plat baja dan lain-lain dinaikkan melalui crane tersebut.
Sampai bangunan tersebut selesai.
6. Pembangunan unit-unit bangunan multi use yang dikembangkan
Unit-unit bangunan yang dikembangkan memiliki tiga arah pengembangan oleh karena itu bangunan ini memiliki hubungan
yang satu dengan yang lainnya. Untuk memudahkan bangunan tersebut dibangun dan memanfaatkan seefisien mungkin alat yang
digunakan , maka satu unit crane dapat diletakkan pada core dimana tempat pertemuan antara bangunan yang satu dengan yang
lainnya, sehingga core dapat melayani tiga buah unit bangunan.
BAB IX
PRICASE / PRACETAK

9.1 PRICASE PADA ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN MULTI USE BUILDING


Pricase/ pracetak adalah suatu bahan bangunan yang sudah terlebih dahulu dibuat di pabrik yang menggunakan system teknologi
yang modern sehingga bentiknya lebih praktis dan lebih kecil dibandingkan dengan pembuat di lokasi, karena pricase tersebut dibuat
dengan system prategang sehingga bahan bangunan tersebut lebih kecil dan kuat. Bangunan yang menggunakan pricase juga
memudahkan dalam proses pembangunannya dimana ukuran dan diameter yang akan dibuat pricase dibuat sesuai dengan pesanan.
Adapun elemen-elemen pada multi use building ini adalah sebagai berikut :
1. Plat lantai
Untuk lantai system kerja yang diambil yaitu satu arah pada plat prategang dan dua arah pada tulangan lantai dengan
menggunakan tulangan wireless karena beban yang ditanggung semakin cepat turun ke bawah karena suatu gaya atau beban bila
langsung menyebar ke bawah maka struktur bangunan tersebut semakin kuat. Dan sifat gaya mengalir pada arah dengan jarak
terdekat. Tetapi pada lantai plat digunakan system satu arah karena bentuk bangunan adalah memanjang.
Plat lantai yang digunakan yaitu plat beton berongga pracetak prategang, plat ini memiliki beberapa keunggulan yaitu :
 Proses produksi berlangsung di pabrik dengan menggunakan batching plant yang dikontrol dengan computer sehingga mutu
beton lebih terjamin kualitasnya.
 Menggunakan mutu beton berkualitas tinggi, sehingga tegangan tarik beton boleh diperhitungkan dalam merencanakan kekuatan
structural lantai.
 Berat sendirinya lantai lebih ringan karena adanya rongga. Volume rongga berkisar 29-42 % dari plat lantai beton bertulang
konvensional. Akibatnya beban rencana yang dapat dipikul meningkat drastic.
 Lendutan lantai akibat pembebanan penuh sangat kecil., hal ini dikarenakan lawan lendut akibat gaya prategang.
 Waktu pemasangan yang sangat cepat, mudah dan bebas dari struktur penyangga (bekisting) yang sangat merepotkan. Finishing
lantai dapat dilaksanakan pada saat itu juga dan langsung dapat dibebani penuh sesuai dengan beban rencana.
 Mutu permukaan plat bagian bawah setara dan sekualitas beton expose, sehingga tidak memerlukan finishing dan dapat berfungsi
sebagai plafond.
 Ketahanan terhadap suhu yang tinggi akibat kebakaran dalam gedung jauh lebih baik dibandingkan dengan plat beton
konvensional biasa. Hal ini disebabkan karena adanya precompression effect beton prategang.
 Mempunyai sifat isolasi suara yang lebih baik.

Untukl besar plat lantai digunakan plat yang berukuran 1197 mm, dengan tebal 120 mm.
BAB X
TRANSPORTASI DAN CARA MENGANGKUT ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN

10.1. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK TRANSPORTASI ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN

Untuk mengangkut elemen-elemen bangunan baik itu secara vertical maupun secara horizontal yaitu menggunakan alat
berupa :
1. Untuk mengangkut elemen-elemen precise dari pabrik maka diperlukannya suatu Dump Tuck yang dapat mengangkutnya sampai
ke lokasi proyek.
2. Untuk memudahkan proses pengecoran maka pengolahan bahan adukan beton tidak dilakukan di lokasi proyek oleh sebab itu untuk
pengangkutan agregat beton tersebut yaitu dengan menggunakan Agitator Tuck.
3. Untuk mengangkut elemen-elemen bangunan secara vertical maka dibutuhkan suatu alat yaitu crane yang diangkut dengan cara-
cara sebagai berikut :
1. Dinding precast

2. Lantai precast

3. Balok precast

4. Baja precast

BAB XI
MANAJEMEN PRAKTIS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

11. 1 MANAJEMEN PEMBANGUNAN


Pada pembangunan multi use building diperlukan suatu manajemen supaya pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dimana manajemen itu berupa manajemen terhadap anggaran biaya, manajemen terhadap
tenaga kerja, manajemen terhadap waktu pelaksanaan.
a. Manajemen biaya
Pada pembangunan multi use building tentu sangat membutuhkan suatu biaya yang cukup mahal apalagi bila tidak
dilakukan manajemen terhadap seluruh kegiatan bangunan tersebut baik terhadap bahan-bahan yang digunakan, tenaga kerja,
maupun terhadap waktu pelaksanaan. Untuk memperoleh biaya yang lebih ringan maka untuk bahan-bahan seperti plat lantai,
dinding pengisi, balok, rangka baja yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pegecorannya bila dilakukan di lokasi proyek,
selain sangat merepotkan, maka sebaiknya elemen-elemen bangunan tersebut sebaiknya menggunakan bahan precast (pabrikasi).
Karena selain hemat biaya, waktu dan juga tenaga kerja yang dibutuhkan juga sedikit bila dibandingkan dengan pengecoran
ditempat.
Untuk pemilihan alat yang akan digunakan nantinya juga mempengaruhi terhadap biaya yang akan dikeluarkan, oleh karena
itu diperlukan suatu pemilihan alat-alat berat maupun alat-alat ringan yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang akan dipakai pada
proyek tersebut nantinya.
b. Manajemen tenaga kerja
Pada pembangunan multi use building ini tentunya memerlukan suatu tenaga kerja yang cukup banyak, tetapi tenaga kerja
tersebut betul-betul diperhitungkan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan sehingga tidak ada tenaga kerja yang kelebihan sehingga
biaya yang dikeluarkan menjadi banyak. Bangunan yang banyak menggunakan bahan precast juga mengurangi tenaga kerja sehingga
biaya pembangunan juga tidak membengkak.

c. Manajemen waktu pelaksanaan


Pada pembangunan multi use building ini tentunya memerlukan suatu manajemen terhadap waktu pelaksanaan yang
baik untuk menghindar biaya-biaya yang dapat bertambah akibat waktu yang molor. Penggunaan bahan precast sangat memberikan
manfaat yang cukup banyak terhadap pembangunan, selain hemat terhadap waktu pembangunan juga memudahkan pembangunan
karena tidak terpengaruh terhadap perubahan cuaca. Karena apabila dibuat dilokasi, bila cuaca buruk maka pembangunan akan
terhenti dan ini tentunya akan menambah biaya operasional penyewaan alat-alat berat tersebut. Adapun tahapan-tahapan
pembangunan tersebut adalah :
a. Pekerjaan pendahuluan
yaitu pekerjaan pembersihan lahan, pembuatan direksiket. Pada pembersihan lahan ini menggunakan alat berat yang dapat
membersihkan dengan cepat dan tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak.
b. Pekerjaan penggalian
Pada pekerjaan penggalian ini yang perlu digali untuk bangunan ni yaitu pada kedua buah core pada ujung-ujung bangunan.
Diperlukan alat penggalian yang cepat dan hemat waktu.
c. Pembuatan / pembangunan core
d. Pengangkutan elemen-elemen precast dari pabrik ke lokasi proyek.
e. Pemasangan balok induk
f. Pemasangan balok anak
g. Pemasangan rangka baja
h. Pemasangan plat lantai
i. Pemasangan dinding pengisi.
j. Pemasangan utilitas bangunan
k. finishing bangunan.

You might also like