You are on page 1of 141

LAKIP

INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN KEUANGAN
integritas - profesionalisme - sinergi - pelayanan - kesempurnaan

2013
INSPEKTORAT
INSPEKTORAT
JENDERAL
JENDERAL
- KEMENTERIAN
- KEMENTERIAN

LAKIP 2013
KEUANGAN
KEUANGAN

INSPEKTORAT JENDERAL
GEDUNG JUANDA II KEMENTERIAN KEUANGAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Lantai 4 s.d. 13
Jalan Wahidin No.1
Jakarta Pusat 10710
www.itjen.depkeu.go.id
telp: 021 3865430
LAPORAN
AKUNTABILITAS
INSTANSI
PEMERINTAH

2013
INSPEKTORAT
JENDERAL

KEMENTERIAN KEUANGAN

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 1
2 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
NILAI-NILAI
KEMENTERIAN KEUANGAN
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 3
KATA PENGANTAR
Sebagai wujud pertanggungjawaban Kementerian Keuangan, Itjen mempunyai
kinerja tahun 2013, Inspektorat Jenderal tugas melaksanakan pengawasan intern
Kementerian Keuangan (Itjen) menyusun di lingkungan Kemenkeu. Tugas tersebut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi dilaksanakan melalui penyelenggaran
Pemerintah (LAKIP) Itjen Tahun 2013. fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan
Penyusunan LAKIP Itjen merupakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian
pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Keuangan; b. pelaksanaan pengawasan
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan intern di lingkungan Kementerian Keuangan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi pengawasan lainnya; c. pelaksanaan
Pemerintah, dan Instruksi Presiden pengawasan untuk tujuan tertentu atas
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan penugasan Menteri Keuangan; d. penyusunan
Pemberantasan Korupsi. LAKIP Itjen laporan hasil pengawasan di lingkungan
disusun dengan berpedoman pada Pedoman Kementerian Keuangan; dan e. pelaksanaan
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan administrasi Inspektorat Jenderal.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
Dalam rangka melaksanakan tugas dan
ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan
fungsi di atas, untuk periode 2010-2014 Itjen
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
telah menyusun Rencana Strategis (Renstra)
dengan Peraturan No. 29 Tahun 2010. Selain
lima tahunan yang selanjutnya dirinci dalam
sebagai alat pertanggungjawaban kinerja
Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Tahun
pelaksanaan tugas dan fungsi, LAKIP juga
2013 merupakan tahun keempat pelaksanaan
merupakan alat penilaian kinerja secara
Renstra 2010-2014. Dalam rangka
kuantitatif, perwujudan transparansi, alat
mewujudkan kinerja yang telah ditetapkan dan
kendali dan alat pemacu sebagai umpan balik
direncanakan Itjen sebagaimana Kementerian
untuk meningkatkan kinerja semua unit kerja
Keuangan dan unit-unit lain di dalamnya
di lingkungan Itjen.
menerapkan manajemen kinerja dengan
Sesuai dengan Peraturan Menteri metode Balanced Scorecard (BSC), sebagai
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 satu pilihan alat untuk mengelola kinerja
tentang Organisasi dan Tata Kerja organisasi. Dengan metode tersebut kinerja

4 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Itjen diukur berdasarkan capaian atas sasaran- Terhadap capaian kinerja tahun 2013
sasaran strategis (SS) yang diwujudkan dalam tersebut, Inspektur Jenderal mengucapkan
bentuk ukuran pencapaian Indikator Kinerja terima kasih kepada pimpinan Kementerian
Utama (IKU). Keuangan yang telah memberikan dukungan
dan arahan,seluruh jajaran Itjen yang telah
Pada tahun 2013 Itjen menetapkan 11
bekerja bersama-sama mewujudkan tujuan
(sebelas) SS dengan 27 (dua puluh tujuh) IKU
Itjen dan kepada seluruh stakeholder Itjen yang
yang menjadi Kontrak Kinerja antara Inspektur
telah bersinergi dalam setiap pelaksanaan
Jenderal dengan Menteri Keuangan. Pada
tugas dan fungsi yang saling berkaitan.
akhir periode capaian SS yang dicerminkan
dari capaian IKU Itjen menunjukkan hasil Akhirnya LAKIP ini diharapkan dapat
yang optimal, yaitu dari 27 (dua puluh tujuh) memberikan gambaran rinci atas capaian
IKU sebanyak 25 (dua puluh lima) IKU dapat kinerja Itjen sebagai akuntabilitas pelaksanaan
direalisasikan sesuai target, bahkan 21 (dua tugas dan fungsi selama tahun 2013 dan dapat
puluh satu) IKU diantaranya melebihi target. menjadi umpan balik dalam perumusan dan
Adapun 2 (dua) IKU terealisasi kurang dari pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan
target, yaitu rata-rata indeks opini BPK RI atas pada khususnya dan keuangan negara pada
LK BA 15, LK BUN dan LK BA 999 (98,5%); umumnya.
serta indeks kepuasan pengguna layanan
(97,03%).
Di tengah perkembangan Kementerian Inspektur Jenderal,
Keuangan yang dinamis, capaian SS dan
IKU Itjen tersebut cukup menggembirakan.
IKU yang tercapai sesuai target atau bahkan
melampaui pada tahun selanjutnya akan terus
ditingkatkan. Sedangkan IKU yang belum Sonny Loho
mencapai target akan dilakukan evaluasi dan NIP 195706011979111001
disusun rencana aksi perbaikannya sehingga
dapat ditingkatkan pencapaiannya pada tahun
berikutnya.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 5
IKHTISAR EKSEKUTIF
Itjen sebagai Aparat Pengawas Internal dan misi yang dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah di lingkungan Kementerian Inspektur Jenderal KEP-185/IJ/2013 tanggal
Keuangan (Kemenkeu) mempunyai peran 8 November 2013.
yang penting untuk menghidupkan semangat
dan menjaga agar reformasi birokrasi selalu Untuk mewujudkan visi dan misi yang
berjalan secara berkesinambungan dalam telah ditetapkan, Itjen menyusun Kebijakan
mewujudkan kepercayaan publik dalam Pengawasan Intern Kementerian Keuangan
pengelolaan keuangan negara. Itjen harus sebagai amanat Menteri Keuangan untuk
dapat memberikan keyakinan bahwa tugas mewujudkan sistem pengendalian intern
dan fungsi unit-unit Kemenkeu dilaksanakan yang kuat di lingkungan Kementerian
secara patuh pada peraturan perundang- Keuangan. Kebijakan pengawasan ini
undangan dan terbebas dari praktik direalisasikan mulai tahun 2011 melalui:
penyimpangan, ekonomis, efisien, dan
1. pembangunan dan penguatan fungsi
efektif. Selain itu, Itjen juga harus membantu
pengendalian intern yang berkelanjutan
unit eselon I lain untuk merancang berbagai
(sustainable);
perbaikan sistem agar sistem pengendalian
intern dan manajemen risiko dapat 2. pelaksanaan audit kinerja, audit
berjalan efektif untuk mendapatkan kondisi kepatuhan (compliance), dan audit
governance yang lebih baik. Sehubungan hal investigasi yang fokus pada program dan
tersebut, Itjen terus melakukan transformasi kegiatan yang memiliki risiko tinggi;
dalam menjalankan proses bisnis guna 3. pemberian konsultasi untuk memperbaiki
memberi nilai tambah bagi kementerian dan meningkatkan efektivitas operasi,
serta melaksanakan pencegahan dan governance, dan manajemen risiko;
pemberantasan korupsi, kolusi, dan
4. pelaksanaan reviu dalam rangka
nepotisme.
menjamin kualitas Laporan Keuangan
Peran penting Itjen ini tergambar dalam Kementerian Keuangan (BA 15), BA 999,
visi Itjen 2010-2014 , yaitu: “Menjadi unit dan Bendahara Umum Negara; serta
audit internal terbaik yang profesional 5. peningkatan kapabilitas dan kapasitas
dan berintegritas untuk meningkatkan sumber daya Itjen.
kepercayaan publik terhadap Kementerian Sebagai alat pengukuran kinerja, maka
Keuangan”. Untuk mewujudkan visi tersebut, sejalan dengan praktik di Kemenkeu, Itjen
Itjen telah menetapkan misi, tujuan dan menerapkan manajemen kinerja Balanced
sasaran strategis, serta program dan Scorecard. Dengan metode tersebut
kegiatan sebagaimana dituangkan dalam kinerja Itjen diukur berdasarkan capaian
Keputusan Inspektur Jenderal Nomor KEP- atas sasaran-sasaran strategis (SS) yang
130/IJ/2010. Pada akhir tahun 2013, sesuai diwujudkan dalam bentuk ukuran pencapaian
rekomendasi hasil reviu atas Renstra Itjen Indikator Kinerja Utama (IKU).
2010-2014, untuk menyelaraskan dengan
Destination Statement Kementerian Untuk perencanaan pengawasan
Keuangan dan mengakomodasi berbagai tahun 2013, Itjen menyusun Peta Strategis
perkembangan baru di lingkungan ekstern Tahun 2013 berbasis Balance Scorecard,
dan intern pengawasan, serta dalam rangka yang dibagi dalam empat perspektif,
meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas yaitu stakeholder perspective, customer
dan fungsi untuk memberikan nilai tambah perspective, internal process perspective,
yang lebih baik bagi para stakeholders, dan learning and growth perspective. Jumlah
Itjen melakukan sejumlah penyesuaian atas keseluruhan Sasaran Strategis (SS) adalah
Renstra 2010-2014 terutama terkait visi 11 (sebelas) SS dengan total Indikator

6 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Kinerja Utama (IKU) sebanyak 27 (dua puluh bahkan 21 (dua puluh satu) IKU diantaranya
tujuh) IKU. terealisasi melebihi target. Hanya 2 (dua)
IKU yang capaiannya kurang dari target,
Pada tahun 2013 Itjen menetapkan yaitu rata-rata indeks opini BPK RI atas LK
11 (sebelas) SS dengan 27 (dua puluh BA 15, LK BUN, dan LK BA 999 dan indeks
tujuh) IKU yang menjadi Kontrak Kinerja kepuasan pengguna layanan, yang masing-
antara Inspektur Jenderal dengan Menteri masing terealisasi sebesar 98,5% dan 97,03%
Keuangan. Pencapaian atas SS dan IKU dari target yang sudah ditentukan. Gambaran
tahun 2013 menunjukkan hasil yang cukup capaian IKU pada tiap SS adalah sebagai
menggembirakan. Dari 11 (sebelas) SS dan 27 berikut:
(dua puluh tujuh) IKU yang menjadi Penetapan
Kinerja Itjen tahun 2013, sebanyak 25 (dua
puluh lima) IKU terealisasi sesuai target,

Tahun 2013
Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Uta- Indeks
ma (bobot) Target Realisasi Capaian

Stakeholder Perspective (50%) 57,30%


IJ-1 Pengendalian mutu dan penegakan hukum yang efektif 109,18%
IJ-1.1 Rata-rata indeks opini BPK RI atas 4 3,94 98,5%
LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999
(18,31%)
IJ-1.2 Persentase policy recommendation 90% 94,34% 104,82%
hasil pengawasan yang ditindaklan-
juti Kementerian Keuangan (23,94%)
IJ-1.3 Jumlah policy recommendation hasil 36 48 120%
pengawasan (15,49%)
IJ-1.4 Persentase informasi gratifikasi, 60% 66,67% 111,12%
pungutan liar, kolusi, dan perbuatan
koruptif yang dilaporkan ke KPK/
Penegak Hukum (23,94%)
IJ-1.5 Indeks ketepatan waktu penyelesa- 80 90,44 113,05%
ian tindak lanjut Instruksi Presiden
(18,31%)
IJ-2 Penerapan sistem pengendalian intern yang efektif 120%
IJ-2.1 Persentase penerapan peningkatan 100% 100% 120%
pengendalian intern (100%)
Customer Perspective (10%) 10,80%
IJ-3 Tingkat kepuasan pengguna hasil pengawasan yang tinggi 107,99%
IJ-3.1 Persentase permintaan pengawasan 100% 100% 120%
yang direspon maksimal dalam 7
hari kerja (22%)

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 7
Tahun 2013
Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Uta- Indeks
ma (bobot) Target Realisasi Capaian

IJ-3.2 Tingkat efektivitas pendampingan 75 85,80 114,4%


dan konsultasi (34%) (efektif) (sangat
efektif)
IJ-3.3 Indeks kepuasan pengguna layanan 4,04 3,92 97,03%
(44%)
Internal Process Perspective (25%) 27,65%
IJ-4 Identifikasi tema pengawasan berbasis risiko yang berkualitas 104,05%
IJ-4.1 Jumlah tema pengawasan unggulan 74 77 104,05%
untuk tahun berikutnya (100%)
IJ-5 Inovasi proses bisnis pengawasan yang efektif 120%
IJ-5.1 Jumlah pedoman baru (40,91%) 6 9 120%
IJ-5.2 Persentase penerapan IT audit 100% 100% 120%
(59,09%)
IJ-6 Implementasi pengawasan yang berkualitas 109,86%
IJ-6.1 Nilai rata-rata hasil reviu penerapan 78,48 79,49 101,29%
SAINS (41,46%)
IJ-6.2 Persentase investigasi yang terbukti 90% 100% 111,11%
(26,83%)
IJ-6.3 Persentase surveillance yang ber- 40% 51,85% 120%
hasil (31,71%)
IJ-7 Komunikasi pengawasan yang efek- 109%
tif
IJ-7.1 Tingkat efektivitas edukasi dan ko- 75 81,75 109%
munikasi (100%) (efektif) (sangat
efektif)
Learning and Growth Perspective (15%) 16,74%
IJ-8 SDM yang berkompetensi tinggi 118,12%
IJ-8.1 Persentase pejabat yang telah me- 87% 100% 114,94%
menuhi standar kompetensi jabatan
(37,14%)
IJ-8.2 Persentase pegawai yang me- 50% 92,87% 120%
menuhi standar jamlat (31,43%)
IJ-8.3 Persentase akurasi data SIMPEG 100% 100% 100%
(31,43%)
IJ-9 Organisasi yang adaptif 110,22%
IJ-9.1 Nilai reformasi birokrasi (37,14%) 92 94,23 102,42%

8 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Tahun 2013
Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Uta- Indeks
ma (bobot) Target Realisasi Capaian

IJ-9.2 Persentase policy recommendation 90% 100% 111,11%


hasil pengawasan yang ditindaklan-
juti (31,43%)
IJ-9.3 Tingkat kematangan penerapan ma- 55 (risk 65,19 118,53%
najemen risiko (31,43%) defined) (risk de-
fined)
IJ-10 Perwujudan TIK yang terintegrasi 116,31%
IJ-10.1 Persentase pelaksanaan penga- 70% 89,48% 120%
wasan yang menggunakan CCH
TeamMate (26,83%)
IJ-10.2 Persentase penyelesaian pemban- 80% 100% 120%
gunan sistem informasi yang men-
dukung proses bisnis (31,71%)
IJ-10.3 Persentase pertukaran data oleh 90% 100% 111,11%
unit eselon I (41,46%)
IJ-11 Pengelolaan anggaran yang optimal 101,70%
IJ-11.1 Persentase penyerapan DIPA (non 95% 96,29% 101,36%
belanja pegawai) (50%)
IJ-11.2 Persentase penyelesaian kegiatan 98% 100% 102,04%
belanja modal dalam DIPA (50%)

Selain capaian SS dan IKU, selama Manajemen Risiko (TKPMR) kepada


tahun 2013, Itjen juga telah menyelesaikan seluruh unit eselon I;
berbagai kegiatan pengembangan dan 5. Penyiapan infrastruktur continuous
penanganan current issues, dengan monitoring/audit.
capaian di antaranya:
1. Konferensi Asosiasi Auditor Intern LAKIP Itjen ini diharapkan dapat
Pemerintah Indonesia (AAIPI) pada digunakan oleh pimpinan untuk
tanggal 27 Agustus 2013 di Gedung mengetahui kinerja Itjen pada tahun
Dhanapala Kementerian Keuangan; 2013 dan selanjutnya dapat memberi
2. Reviu RKA-K/L pada 11 unit eselon I masukan dalam perumusan kebijakan
Kementerian Keuangan; dan pelaksanaan tugas dan fungsi Itjen di
masa mendatang.
3. Kajian/naskah akademik dalam rangka
pembentukan APIP BUN;
4. Sosialisasi/workshop Penilaian IKU
Tingkat Kematangan Penerapan

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 9
DAFTAR ISI
# 1
PENDAHULUAN
3 Nilai-nilai Kementerian Keuangan 17 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
4 KATA PENGANTAR 17 Tugas dan Fungsi
17 Struktur Organisasi
18 Peran Strategi Instansi
6 IKHTISAR EKSEKUTIF
19 Sumber Daya Itjen
10 Daftar Isi 19 Sumber Daya Manusia
23 Sumber Daya Keuangan
12 Daftar Tabel
23 Sarana dan Prasarana
14 Daftar Gambar 24 Sistem Informasi Pengawasan
15 Daftar Lampiran 27 Sistematika Pelaporan

10 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
2 3 4
RENCANA STRATEGIS AKUNTABILITAS PENUTUP
DAN PENETAPAN KINERJA
KINERJA 90 Penutup
39 Capaian Indikator Kinerja
29 Alur Pikir Utama (IKU) Itjen
30 Rencana Strategis Itjen 40 Evaluasi dan Analisis IKU
Tahun 2013
30 Pernyataan Visi dan Misi
31 Kondisi Umum, Potensi, 82 Evaluasi dan Analisis
dan Permasalahan Capaian Kegiatan Lainnya/
Current Issues
34 Tujuan dan Strategi Itjen
34 Program, Kegiatan, dan 87 Akuntabilitas Keuangan
Rencana Aksi

35 Penetapan Kinerja

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 11
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 SDM Itjen Bersertifikasi Internasional
Tabel 1.2 Keanggotaan Pegawai Itjen dalam Organisasi Profesi
Tabel 1.3 Pagu Anggaran Itjen Tahun 2013 Berdasarkan Jenis Belanja
Tabel 1.4 Sarana dan Prasarana Itjen 2013
Tabel 1.5 Sarana dan Prasarana Sistem Informasi
Tabel 2.1 Target IKU Itjen Tahun 2013
Tabel 3.1 Capaian IKU Itjen Tahun 2013 Untuk Stakeholder Perspective dan Customer
Perspective
Tabel 3.2 Rincian Opini BPK RI atas LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999 tahun 2012
Tabel 3.3 Rincian Policy Recommendation Hasil Pengawasan yang Ditindaklanjuti
Kementerian Keuangan pada Tahun 2013
Tabel 3.4 Jumlah Policy Recommendation Hasil Pengawasan Tahun 2013 per Unit
Eselon II Itjen
Tabel 3.5 Rencana Aksi Inspres Nomor 1 Tahun 2013 yang Telah Ditindaklanjuti Itjen
Tahun 2013
Tabel 3.6 Persentase Permintaan Pengawasan yang Direspon Maksimal dalam 7 Hari
Kerja oleh Itjen, per Unit Eselon II Tahun 2013
Tabel 3.7 Tingkat Efektivitas Pendampingan dan Konsultasi Tahun 2013, per Unit
Eselon II Itjen
Tabel 3.8 Jumlah TPU untuk Tahun Berikutnya
Tabel 3.9 Rencana Tahapan IT Audit Dalam Rangka Pembentukkan unit IT di
Lingkungan Itjen
Tabel 3.10 Nilai Rata-Rata Hasil Reviu Penerapan SAINS Tahun 2013 per Inspektorat
Tabel 3.11 Investigasi yang Terbukti Dikelompokkan Berdasarkan Jenis Pelanggaran/
Penyimpangan
Tabel 3.12 Nilai Tingkat Efektivitas Edukasi dan Komunikasi per Unit Eselon II Itjen
Tahun 2013
Tabel 3.13 Rincian Pejabat Struktural Itjen Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi
Jabatannya
Tabel 3.14 Standar Jamlat per Pegawai per Tahun
Tabel 3.15 Persentase Jumlah Pegawai Itjen yang Memenuhi Standar Jamlat
Berdasarkan Jabatan Tahun 2013
Tabel 3.16 Rincian Nilai Reformasi Birokrasi Itjen Tahun 2013
Tabel 3.17 Tindak Lanjut Policy Recommendation Itjen

12 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Tabel 3.18 Rekapitulasi Hasil Penilaian TKPMR Itjen Tahun 2013
Tabel 3.19 Persentase Pemanfaatan CCH TeamMate
Tabel 3.20 Rencana Tahapan Pengembangan Sistem Informasi Itjen
Tabel 3.21 Realisasi Penyerapan DIPA Itjen (Non Belanja Pegawai) TA 2013
Tabel 3.22 Perbandingan Penyerapan DIPA (Non-Belanja Pegawai) Itjen Periode 2010-
2013
Tabel 3.23 Persentase Penyelesaian Kegiatan Belanja Modal dalam DIPA Itjen Tahun
2013
Tabel 3.24 Target Program Itjen tahun 2010-2014 dan Capaian IKU Tahun 2010-2013

Tabel 3.25 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Itjen per Jenis Belanja dari
Tahun 2010 s.d. 2013

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Itjen

Gambar 1.2 SDM Itjen Berdasarkan Unit Kerja

Gambar 1.3 SDM Itjen Berdasarkan Pendidikan

Gambar 1.4 SDM Itjen Berdasarkan Usia

Gambar 2.1 Alur Pikir

Gambar 2.2 Visi Itjen

Gambar 2.3 Misi Itjen

Gambar 2.4 Tujuan Itjen

Gambar 2.5 Peta Strategi Itjen 2013

Gambar 3.1 Perbandingan Tingkat Efektivitas Pendampingan dan Konsultasi per Unit

Eselon II Itjen Tahun 2012 dan 2013

Gambar 3.2 Tren Persentase Penyerapan DIPA Itjen Periode 2010-2013

14 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Matriks Kinerja Itjen 2010-2014

Lampiran 2 RKT–PK Itjen Tahun 2013

Lampiran 3 Formulir Pengukuran Kinerja Itjen Tahun 2013

Lampiran 4 Galeri Kegiatan Itjen Tahun 2013

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 15
16 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
BAB I
PENDAHULUAN
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Peran Strategi Instansi
Sumber Daya Itjen Sistematika Pelaporan

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur e) pelaksanaan administrasi Itjen.


Organisasi
1. Tugas dan Fungsi 2. Struktur Organisasi

Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam rangka menjalankan tugas


Keuangan (Itjen) sebagai salah satu Aparat dan fungsinya, Itjen yang dipimpin oleh
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Inspektur Jenderal membawahi 8 (delapan)
melakukan pengawasan terhadap seluruh Inspektorat serta Sekretariat Itjen yang
kegiatan dalam rangka penyelenggaraan terdiri dari 5 (lima) Bagian yaitu: Bagian
tugas dan fungsi Kemenkeu yang didanai Organisasi dan Tata Laksana; Bagian
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Perencanaan dan Keuangan; Bagian
Negara (APBN). Hal ini secara tegas diatur Kepegawaian; Bagian Sistem Informasi
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor Pengawasan; dan Bagian Umum. Struktur
184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Organisasi Itjen secara detail dapat dilihat
Tata Kerja Kementerian Keuangan, bahwa pada Gambar 1.1.
Itjen mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan intern di lingkungan
Kemenkeu.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Itjen


menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan


pengawasan intern di lingkungan
Kemenkeu;

b) pelaksanaan pengawasan intern di


lingkungan Kemenkeu terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya;

c) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan


tertentu atas penugasan Menteri
Keuangan;

d) penyusunan laporan hasil pengawasan


di lingkungan Kemenkeu; dan

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 17
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Itjen
Sumber: PMK Nomor 184/PMK.01/2010

Dalam kedudukannya sebagai


B. Peran Strategi Instansi unit pengawas internal di lingkungan
Kemenkeu, Itjen mempunyai tugas untuk
mengawal jalannya proses perubahan dan
Visi Kemenkeu Tahun 2010 - 2014 adalah
pengembangan tersebut, di samping terus
menjadi Pengelola Keuangan dan Kekayaan
melakukan upaya-upaya peningkatan
Negara yang dipercaya dan akuntabel dan
dan perbaikan internal. Dengan semakin
terbaik ditingkat regional untuk mewujudkan
kompleksnya aktivitas dan lingkungan
Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan
fiskal (baik internal maupun eksternal)
berkeadilan. Dipercaya dalam arti semakin
serta dampak risiko yang semakin
meningkatnya kepercayaan masyarakat
meningkat, optimalisasi pengawasan atas
karena pengelolaan keuangan dan kekayaan
pengelolaan fiskal dapat direalisasikan
negara dilakukan secara transparan melalui
melalui penguatan dan penyempurnaan
mekanisme APBN, serta akuntabel yang
fungsi-fungsi utama Itjen.
berarti pengelolaan keuangan dan kekayaan
negara yang mengacu pada praktek Berbagai kalangan telah mengakui
terbaik internasional yang berlandaskan Kemenkeu sebagai motor reformasi
asas profesionalitas, proporsionalitas, dan birokrasi di Indonesia. Hal ini menjadi salah
keterbukaan. Untuk mencapai visi tersebut satu icon Kemenkeu untuk menciptakan
sejumlah perubahan dan pengembangan kepercayaan publik (public trust). Itjen
penting telah dan akan terus dilakukan mempunyai peran yang signifikan dalam
oleh Kemenkeu, melalui program reformasi mewujudkan kepercayaan publik terhadap
birokrasi yang telah bergulir sejak tahun 2003. Kementerian dan Pemerintahan pada
umumnya. Itjen sebagai salah satu unit

18 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
yang menghidupkan semangat reformasi Peran pengawasan Itjen ini semakin
birokrasi di Kemenkeu memiliki tugas dipertegas dengan diterbitkannya
cukup berat untuk mendukung agar Kebijakan Pengawasan Intern
motor reformasi selalu berjalan secara Kemenkeu, sebagaimana termaktub
berkesinambungan. dalam Keputusan Menteri Keuangan
Sesuai pasal 2 ayat (1) Peraturan Nomor 130/KMK.09/2011. Kebijakan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Pengawasan tersebut menuntut Itjen
tentang Sistem Pengendalian Intern untuk melaksanakan perwujudan
Pemerintah, dinyatakan bahwa untuk sistem pengendalian intern yang kuat di
mencapai pengelolaan keuangan negara lingkungan Kemenkeu.
yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, Menteri/Pimpinan Lembaga Untuk menjawab tantangan dan
wajib melakukan pengendalian atas peran di atas, Itjen dituntut untuk selalu
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. mengantisipasi berbagai perubahan
Sementara itu, peran audit intern yang dan perkembangan yang akan terjadi
dikembangkan oleh The Institute of Internal dan menjadi aparat yang akuntabel,
Auditors (IIA) adalah untuk mendorong yang mampu menjalankan tugas dan
peningkatan efektivitas manajemen risiko fungsi secara berdaya guna dan berhasil
(risk management), pengendalian (control), guna, bersih dari berbagai bentuk
dan tata kelola (governance) organisasi. penyalahgunaan wewenang, dan dapat
Sehubungan dengan hal tersebut, Itjen mempertanggungjawabkan keberhasilan/
terus melakukan transformasi dalam kegagalan visi dan misi yang diemban
menjalankan proses bisnis guna memberi secara transparan.
nilai tambah bagi Kemenkeu.

salah satu unsur yang paling menentukan


C. Sumber Daya Itjen keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi
pengawasan Itjen. Jumlah pegawai Itjen per
A. sssss 31 Desember 2013 sebanyak 621 (enam ratus
1. Sumber Daya Manusia dua puluh satu) pegawai, dengan sebaran per
unit kerja sebagaimana tersaji pada Gambar
Sumber daya manusia (SDM) merupakan 1.2.

Jumlah
Unit Kerja
Pegawai
Irjen 1
Sekretariat* 272
IR I 40
IR II 45
IR III 43
IR IV 44
IR V 45
IR VI 45
IR VII 44
IBI 42
Itjen 621
Gambar 1.2 SDM Itjen Berdasarkan Unit Kerja
Sumber: Sekretariat Itjen

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 19
Ditinjau dari komposisi pendidikan enam puluh tiga) atau sekitar 90% dari
pegawai, Itjen memiliki pegawai dengan total keseluruhan pegawai, dengan rincian
latar belakang pendidikan tinggi, meliputi seperti pada Gambar 1.3.
Diploma III/Sarjana Muda, Diploma IV/S-1,
dan S-2, yaitu sebanyak 563 (lima ratus

Jumlah
Pendidikan
Pegawai
S2 106
S1/DIV 223
DIII 234
DI 12
SLTA 43
SLTP 2
SD 1
Itjen 621
Gambar 1.3 SDM Itjen Berdasarkan Pendidikan
Sumber: Sekretariat Itjen

Ditinjau dari komposisi usia pegawai, 50 tahun, dan 54% di antaranya berusia
Itjen memiliki pegawai dengan sebaran 30 tahun ke bawah. Sebaran secara rinci
usia yang tergolong muda, yaitu sebanyak adalah sebagaimana pada Gambar 1.4.
528 (lima ratus dua puluh delapan)
pegawai atau sekitar 85% berusia di bawah

Jumlah
Usia
Pegawai
≤ 30 th 333
31 th – 35 th 37
36 th – 40 th 8
41 th – 45 th 57
46 th – 50 th 93
51 th – 55 th 87
≥ 56 th 6
Itjen 621
Gambar 1.4 SDM Itjen Berdasarkan Usia
Sumber: Sekretariat Itjen

20 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Ditinjau dari segi komposisi jenjang telah ditetapkan. Selain itu, Itjen juga
pendidikan maupun faktor usia, Itjen mempunyai banyak sumber daya yang
memiliki sumber daya manusia yang telah bersertifikasi internasional, dengan
cukup potensial untuk dikembangkan rincian seperti pada Tabel 1.1.
dalam mencapai visi dan misi yang
Tabel 1.1 SDM Itjen Bersertifikasi Internasional

C C C C C C C C O C O I

F I I E A H C E C C C T

Keterangan E A S H M F N P A S P V

A S I A A 3

F
Inspektur/ Sekretaris 1 - - - - - - - - - - -
Inspektorat I 5 - - - - - - 1 - - - -
Inspektorat II 2 1 1 - 1 - - - - - - -
Inspektorat III 2 - - - - - - 1 - - - -
Inspektorat IV 1 - - - - - - - - - - -
Inspektorat V 3 1 1 - - - - 1 - - - -
Inspektorat VI 4 - - - - - - - - - - -
Inspektorat VII 3 5 2 - - - - - - 3 - -
Inspektorat Bidang Investigasi 14 1 - - - - - 1 - - - -
Sekretariat 6 5 5 2 - 1 1 3 1 1 1 1
Itjen 41 13 9 2 1 1 1 7 1 4 1 1
Sumber: Sekretariat Itjen

Keterangan:
CFE = Certified Fraud Examiner
CIA = Certified Internal Auditor
CISA = Certified Information System Auditor
CEH = Certified Ethical Hacker
CAMS = Certified Anti-Money Laundering Specialists
CHFI = Computer Hacking Forensic Investigator
CCNA = Cisco Certified Network Associate
CEP = Certified e-Business Professional
OCA = Oracle Certified Associate
CCSA = Certification in Control Self-Assessment
OCP = Oracle Certified Professional
ITV3F = Information Technology Infrastructure Library Version 3 Foundation

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 21
Selain itu, Inspektur Jenderal, Sonny sebagaimana disajikan pada tabel 1.2.
Loho, telah ditunjuk sebagai Ketua Komite
Telaah Sejawat dalam Asosiasi Auditor Hal ini tentunya semakin menambah
Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) periode kapabilitas dan kapasitas Itjen untuk
2012 s.d. 2015, sehingga dapat memberi meningkatkan kinerja dalam melaksanakan
sumbangsih dalam rangka pembinaan, tugas dan fungsinya serta mencapai visi
pengembangan, dan pembangunan profesi dan misi yang telah ditetapkan.
auditor intern pemerintah. Perlu diketahui pula
bahwa terdapat pegawai Itjen yang terdaftar
dalam keanggotaan organisasi profesi, yaitu

Tabel 1.2 Keanggotaan Pegawai Itjen dalam Organisasi Profesi

No Nama Pegawai Organisasi


1 Diana Malemita Ginting, Ak., S.H., M.Si., CFE The IIA
2 Ali Mugiono, S.E., M.Si. The IIA
3 Meinar Mayanti Panjaitan, S.E., Ak., M.M. The IIA
4 Yunita Rooselina Sirait, S.E., Ak.,M.Ak., CFE The IIA
5 Didik Kurniawan, S.S.T. The IIA
6 Nugroho Setyo Utomo, S.E. The IIA
7 Setiawan Basuki, Ak., MBA., CFE The IIA
8 Nanang Prasetyo Ernawan, S.E. The IIA
9 Datyo Afriyadi, S.T., MAB The IIA
10 Maria Yosepin Basic Kristia Suseno, S.S.T. The IIA
11 Hendrawan Yoesianto, S.E., Ak. The IIA
12 A. Aris Eko Prasetyo, S.E., M.Ak. The IIA
13 Drs. Sofandi Arifin, Ak., MPA., CFE The IIA
14 Muhammad Thoriq, S.E., Ak., M.Ak. The IIA
15 Awan Gundita, S.S.T. The IIA
16 Muhammad Walid Ishom, S.I.P. The IIA
17 Angga Junaimi, S.S.T., CEP. The IIA
18 Syarifuddin, S.S.T. The IIA
19 Muhaimin Zikri, Ak. The IIA

Keterangan: The IIA = The Institute of Internal Auditors


Sumber: Sekretariat Itjen

22 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
2. Sumber Daya Keuangan Secara garis besar, pagu anggaran
tersebut digunakan untuk membiayai
Program yang dilaksanakan Itjen pada segala kegiatan yang termasuk dalam
tahun 2013 adalah Program Pengawasan program yang dijalankan Itjen, yaitu:
Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur pelaksanan audit investigasi dan
Kementerian Keuangan dengan total pagu edukasi anti KKN, perumusan kebijakan
anggaran sebesar Rp106.474.323.000,00– dan pelaksanaan pengawasan serta
telah dilakukan 5 (lima) kali revisi atas DIPA peningkatan akuntabilitas Kemenkeu,
Itjen tahun 2013 dari total pagu anggaran awal pelaksanaan program transformasi
sebesar Rp107.860.711.000,00. Rincian pagu pengawasan, serta kegiatan dukungan
anggaran Itjen tahun 2013 berdasarkan jenis manajemen dan dukungan teknis lainnya.
belanja disajikan dalam Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Pagu Anggaran Itjen Tahun 2013 Berdasarkan Jenis Belanja

Jenis Belanja Pagu Anggaran %


Belanja Pegawai Rp31.831.290.000,00 29,90%
Belanja Barang Rp68.637.235.000,00 64,46%
Belanja Modal Rp6.005.798.000,00 5,64%
Jumlah Rp106.474.323.000,00 100,00%
Sumber: Sekretariat Itjen

3. Sarana dan Prasarana prasarana yang ada tersebut untuk


melaksanakan misi yang diembannya
Tersedianya sarana dan prasarana yang sebaik mungkin. Adapun, sarana dan
memadai diyakini akan mampu meningkatkan prasarana kerja yang dimiliki Itjen sampai
kinerja suatu instansi. Sampai saat ini sarana dengan akhir tahun 2013 disajikan pada
dan prasarana yang dimiliki oleh Itjen dirasakan Tabel 1.4.
masih belum memadai, baik dari segi kuantitas Selain sarana dan prasarana tersebut
maupun kualitas apabila dibandingkan dengan di atas, Itjen juga secara terus-menerus
kebutuhan yang ada. Namun demikian, Itjen mengembangkan teknologi informasi untuk
berusaha mengoptimalkan pemanfaatan menunjang pelaksanaan pengawasan.
sarana dan

Tabel 1.4 Sarana dan Prasarana Itjen 2013

Jenis Sarana/ Rusak Rusak


No. Jumlah Baik
Prasarana Ringan Berat
1 Gedung Kantor 0 0 0 0
2 Kendaraan Roda Empat 94 94 0 0
3 Kendaraan Roda Dua 34 34 0 0
4 Mesin Fotocopy 30 26 0 4
5 Tab. Pemadam Kebakaran 6 0 0 6
6 AC Split 8 8 0 0
7 Faksimile 24 11 0 13
8 Personal Komputer 384 294 15 75
9 Notebook 775 540 127 108
10 Mesin Hitung Listrik 2 0 0 2

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 23
Jenis Sarana/ Rusak Rusak
No. Jumlah Baik
Prasarana Ringan Berat
11 Telepon PABX 2 1 0 1
12 Alat Penghancur Kertas 68 54 2 12
13 Multimedia Proyektor 107 86 2 19
14 UPS 39 31 0 8
15 Lemari Besi 133 85 30 18
16 Printer 302 205 42 55
17 Filling Cabinet Besi 371 171 98 102
Sumber: Sekretariat Itjen

4. Sistem Informasi Pengawasan Fasilitas yang dapat dipergunakan


oleh pegawai Itjen terkait sistem informasi
Dengan terus mengembangkan dan pengawasan, adalah seperti pada Tabel
memanfaatkan sistem informasi pengawasan, 1.5.
Itjen dapat mengakses informasi dari unit
eselon I di lingkungan Kemenkeu, terutama
dari DJP, DJBC, DJPB, dan pihak eksternal
lainnya untuk keperluan kegiatan pengawasan.

Tabel 1.5 Sarana dan Prasarana Sistem Informasi

Jumlah Kondisi
No Keterangan
(Dalam Unit) Baik Rusak
1 Komputer Server* 9 7 2
2 Rack Server* 1 1 0
3 Cabling Nodes 288 288 0
4 Access Point 54 46 8
5 Router 2 2 0
6 Switch Manageable 51 51 0
7 Print Server 2 2 0
Keterangan: *Terkait dengan kegiatan konsolidasi perangkat TIK Kemenkeu,
peralatan ini sudah dipindahkan ke Data Center Kemenkeu.

Selain itu, telah dipindahkan aplikasi beserta database yang ada di Itjen ke
Data Center Kemenkeu dengan menggunakan fasilitas cloud.
Sumber: Sekretariat Itjen

24 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Sementara itu, Itjen telah dan/atau sedang e) Aplikasi terkait dukungan pengawasan
menggunakan dan mengelola berbagai aplikasi Itjen, meliputi:
sistem untuk memudahkan pelaksanaan
pengawasan dan dukungan pengawasan 1) Aplikasi Sistem Informasi Keuangan
selama tahun 2013, meliputi: (SISKA), untuk memanajemen
keuangan di Itjen,
a) Sistem Manajemen Audit (SMA) Itjen
2) Aplikasi Daftar Usulan Pengisian
dengan menggunakan aplikasi CCH
Angka Kredit (DUPAK) Auditor,
TeamMate, yang memuat Kertas Kerja
untuk menghitung dan merekap
Audit (KKA) secara digital (softcopy);
jumlah angka kredit auditor Itjen,

b) Aplikasi Whistleblowing System (WISE), 3) Aplikasi Persuratan, untuk mengelola


persuratan internal Itjen yang dapat
yang digunakan untuk melaporkan
terhubung langsung dengan seluruh
perbuatan berindikasi pelanggaran yang
unit eselon I,
terjadi di lingkungan Kemenkeu;
4) Aplikasi Monitoring Surat Tugas
c) Aplikasi e-LP2P, yang digunakan untuk (MONITA), untuk mengelola nota
mengelola data Laporan Pajak-Pajak dinas penugasan Itjen,
Pribadi (LP2P) dan laporan Daftar Harta 5) Aplikasi Monitoring Internal Kuitansi
Kekayaan (DHK) pegawai Kemenkeu; (MONIKA), untuk monitoring serta
pembuatan kuitansi Itjen,
d) A p l i k a s i t e r k a i t p e l a k s a n a a n 6) Aplikasi e-Filing, untuk menyimpan
pengawasan Itjen, meliputi: dokumen serta peraturan-peraturan
1) Aplikasi Audit Command Language dalam bentuk digital dan online,
(ACL), sebagai General Audit 7) Aplikasi Perpustakaan plus Itjen
Software yang digunakan Itjen saat Kemenkeu (PUSPITA), sebagai
ini, pendukung manajemen buku dan
2) Aplikasi Pengawasan Melekat anggota perpustakaan Itjen,
(WASKAT), untuk menyimpan dan 8) Aplikasi Review Surat Tugas
mengelola database hukuman (ARIES), untuk menyimpan
disiplin para pegawai di lingkungan softcopy surat tugas Itjen sehingga
Kemenkeu, mempermudah manajemen surat
3) Aplikasi Monev, digunakan untuk tugas di antara pegawai terkait,
menampilkan data monitoring dan 9) Aplikasi Pelayanan Bagian
evaluasi terkait reformasi birokrasi di Umum (SiAyu), digunakan untuk
unit eselon I Kemenkeu, memudahkan permintaan layanan
4) Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagian Umum,
Belanja Modal (SIMBA), untuk 10) Aplikasi Portal Itjen, berfungsi sebagai
melihat realisasi DIPA belanja modal pintu masuk yang menghubungkan
satker, mengelola belanja modal, dengan semua aplikasi yang ada di
serta membantu kegiatan audit Itjen Itjen,
terkait belanja modal di lingkungan
Kemenkeu, 11) Aplikasi Survei Hasil Diklat (AVIKA),
digunakan untuk menampilkan hasil
5) Aplikasi Alissa, digunakan untuk survei diklat,
menyediakan data dan informasi
mengenai realisasi anggaran di 12) Aplikasi Sistem Monitoring Absensi
lingkungan Kemenkeu. Inspektorat Jenderal (SIMANIS),
untuk menampilkan data absensi per
pegawai Itjen setiap hari,

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 25
13) Aplikasi Itjen Repository, digunakan rapat di lingkungan Itjen,
untuk menyimpan arsip-arsip file
24) Aplikasi Kepegawaian, aplikasi
dan software secara digital yang
yang terdiri dari modul gaji, pangkat,
dibutuhkan oleh pegawai Itjen,
jabatan, pendidikan, pensiun,
14) Aplikasi Taxbase, digunakan untuk penugasan dan diklat,
mendokumentasikan informasi
25) Aplikasi Pengawasan Internal,
perpajakan secara elektronik,
digunakan untuk memuat laporan-
15) Aplikasi Akustik, digunakan untuk laporan hasil audit dan tindak
mengelola uraian jabatan dan SOP lanjutnya di Itjen,
Itjen,
26) Aplikasi Helpdesk Pengadaan
16) Profil Bagian Sistem Informasi Barang dan Jasa Kemenkeu
Pengawasan, aplikasi yang memuat (Helpdesk PBJ), digunakan untuk
profil-profil para pegawai Bagian melakukan konsultansi online
Sistem Informasi Pengawasan, juga terhadap penyelenggaraan kegiatan
menampilkan berita terkini serta pengadaan barang dan jasa di
informasi mengenai Bagian Sistem lingkungan Kemenkeu.
Informasi Pengawasan,
27) Aplikasi TeamWatch, digunakan
17) Profil Bagian Kepegawaian, aplikasi untuk monitoring project yang
yang memuat profil-profil para di-schedule hingga di-finalize di
pegawai Profil Bagian Kepegawaian, TeamMate,
juga menampilkan berita terkini
28) Aplikasi SiGiTa, digunakan untuk
serta informasi mengenai Bagian
melihat data gaji dan TKPKN secara
Kepegawaian,
online.
18) Profil Bagian Umum, aplikasi yang
memuat profil-profil para pegawai f) Aplikasi terkait protokoler kegiatan
Bagian Umum, juga menampilkan pimpinan, meliputi:
berita terkini serta informasi
mengenai Bagian Umum, 1) Aplikasi Daily Activity Monitoring
System (DAMS), untuk memantau
19) Profil Bagian Perencanaan dan tindak lanjut hasil keputusan dalam
Keuangan, aplikasi yang memuat setiap rapat pimpinan Itjen dan
profil-profil para pegawai Bagian Kemenkeu,
Perencanaan dan Keuangan,
juga menampilkan berita terkini 2) Aplikasi Pelayanan Kegiatan
serta informasi mengenai Bagian Pimpinan (KATANA), sebagai sarana
Perencanaan dan Keuangan, informasi kegiatan pimpinan untuk
mempersiapkan segala keperluan
20) Portal Itjen, digunakan sebagai pimpinan terkait dengan jadwalnya.
pintu masuk yang menghubungkan
dengan semua aplikasi yang ada di
Itjen, g) Aplikasi terkait kehumasan dan publikasi
Itjen, meliputi:
21) Aplikasi RCIS (e-FILING), digunakan
untuk menyimpan hard document 1) Aplikasi Service Desk, sebagai
serta peraturan-peraturan dalam sarana informasi layanan dukungan
bentuk digital yang bisa dibaca pengguna serta permohonan
secara online, layanan secara online di dalam
22) Aplikasi 5R, digunakan untuk jaringan internal Itjen,
menginput dan melihat data 5R dari 2) Website Itjen dan Forum Internal
masing-masing pegawai Itjen, Itjen,
23) Aplikasi Notulensi Itjen, digunakan 3) Web Risk Management Itjen,
untuk menyimpan hasil notulensi digunakan sebagai wadah dalam

26 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
berkonsultasi dan meminta 4) E-Auditoria, memuat setiap edisi dari
bimbingan dalam penerapan Majalah Auditoria yang telah terbit,
manajemen risiko dari seluruh unit serta
eselon I di lingkungan Kemenkeu,
5) Aplikasi Data NIP Pegawai
Kemenkeu, digunakan untuk mencari
data seluruh Pegawai Kemenkeu.

D. Sistematika Pelaporan

LAKIP ini bertujuan untuk


mengkomunikasikan capaian kinerja
(performance result) Itjen dengan
membandingkan terhadap rencana kinerja
(performance plans) Itjen tahun 2013. Untuk
memudahkan pemahaman, sistematika
penyajian LAKIP adalah sebagai berikut:
BAB I – Pendahuluan, menyajikan
gambaran umum mengenai
Tugas, Fungsi, dan Struktur
Organisasi; Peran Strategi
Instansi; dan Kekuatan Sumber
Daya.

BAB II –
Rencana Strategis &
Penetapan Kinerja,
menyajikan skema alur pikir
penyusunan LAKIP; Rencana
Strategis; Program, Kegiatan,
dan Rencana Aksi; dan
Penetapan Kinerja Itjen tahun
2013.

BAB III – Akuntabilitas Kinerja dan


Keuangan, menyajikan analisis
terhadap capaian kinerja dan
keuangan pada tahun 2013.

BAB IV – Penutup, menyajikan simpulan


terhadap pencapaian kinerja
pada tahun 2013.
Lampiran-lampiran

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 27
28 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
BAB II
RENCANA STRATEGIS DAN
PENETAPAN KINERJA
Alur Pikir Rencana Strategis Itjen Penetapan Kinerja

A. Alur Pikir

LANDASAN HUKUM
 UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 – 2025
 Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 – 2014
 KMK No. 40/KMK.01/2010 tentang Renstra Kementerian
Keuangan Tahun 2010 – 2014
 KEP-130/IJ/2010 tentang Renstra Itjen Tahun 2010 – 2014
 PMK No. 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan

TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT ITJEN

PERNYATAAN VISI

PERNYATAAN MISI

Kondisi Umum Serta Potensi


dan Permasalahan

PERUMUSAN STRATEGI

PERUMUSAN MATRIKS KINERJA

RKT – PK

 Sasaran Strategis
 Indikator Kinerja Utama
 Target

UMPAN BALIK UMPAN BALIK

LAKIP ITJEN

Gambar
Gambar 2.1 Alur
2.1 Alur PikirPikir

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 29
Mengacu kepada KMK No. 40/ lingkungan Itjen selama periode 2010 –
KMK.01/2010 tentang Rencana Strategis 2014. Setiap tahunnya, program, kegiatan,
Kementerian Keuangan Tahun 2010 – dan rencana aksi, serta indikatornya
2014, dan Keputusan Inspektur Jenderal dijabarkan dalam bentuk Rencana Kinerja
No. KEP-130/IJ/2010 tentang Rencana Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja
Strategi Inspektorat Jenderal Tahun 2010 (PK) melalui pendekatan balanced
– 2014 sebagaimana telah dilakukan scorecard. RKT dan PK tersebut menjadi
perubahan kedua yang ditetapkan melalui acuan untuk mencapai sasaran strategis
KEP-185/IJ/2013 tanggal 8 November pada tahun yang bersangkutan.
2013, serta dengan memperhatikan tugas
Sebagai bentuk transparansi
dan fungsi yang diamanatkan PMK No.
dan akuntabilitas serta untuk
184/PMK.01/2010 tentang Organisasi
mengkomunikasikan kinerja Itjen selama
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
tahun 2013 maka disusunlah LAKIP Itjen
Itjen telah menetapkan visi dan misi yang
Tahun 2013. Dengan adanya analisis atas
sejalan dengan visi dan misi Kemenkeu.
capaian kinerja terhadap rencana kinerja
Dengan mempertimbangkan kondisi tahun 2013 yang dituangkan dalam LAKIP,
umum, serta potensi dan permasalahan dimungkinkan teridentifikasinya sejumlah
yang ada, disusun rencana strategis celah kinerja (performance gap) yang
(renstra) dan matriks kinerja yang kemudian dapat dijadikan sebagai umpan
merupakan platform atas pelaksanaan balik perbaikan kinerja Itjen di masa yang
visi dan misi serta menjadi acuan dalam akan datang.
pelaksanaan program dan kegiatan di

B. Rencana Strategis Itjen


Misi Itjen:
1. Pernyataan Visi dan Misi 1. Tata Kelola; mewujudkan sistem
pengendalian intern, manajemen
Dalam rangka menjalankan visi Kemenkeu
“Menjadi Pengelola Keuangan dan risiko, dana tata kelola yang baik.
Kekayaan Negara yang Dipercaya dan 2. Efisiensi dan Efektivitas;
Akuntabel dan terbaik di tingkat regional mendorong efisiensi dan efektivitas
untuk Mewujudkan Indonesia yang pengelolaan Kementerian
Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”, Keuangan.
Itjen telah menetapkan visi dan misi yang 3. Kepatuhan; mendorong ketaatan
dituangkan dalam Keputusan Inspektur
terhadap peraturan perundang-
Jenderal Nomor KEP-185/IJ/2013 tanggal 8
November 2013 tentang Perubahan Kedua undangan.
atas KEP-130/IJ/2010 tanggal 19 April 2010 4. Akuntabilitas; mewujudkan
tentang Rencana Strategis Inspektorat pengelolaan keuangan yang
Jenderal 2010 - 2014 untuk digunakan berkualitas, transparan, dan dapat
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dipertanggungjawabkan.
dan fungsinya. Dengan adanya visi dan misi 5. Pelayanan; mendukung reformasi
tersebut diharapkan dapat meningkatkan birokrasi untuk meningkatkan
kinerja yang berorientasi pada pencapaian
hasil atau manfaat yang optimal.
pelayanan publik.
6. Integritas; menegah dan
Visi Itjen: menindak penyimpangan dan
“Menjadi unit audit internal terbaik penyalahgunaan wewenang.
yang profesional dan berintegritas
untuk meningkatkan kepercayaan
publik terhadap Kementerian Gambar 2.3 Misi Itjen
Keuangan”
Gambar 2.2 Visi Itjen
30 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Dengan visi dan misi ini diharapkan 2. K o n d i s i U m u m , Potensi, dan
Itjen mampu memberikan keyakinan bahwa Permasalahan
pengelolaan keuangan dan pelaksanaan
Itjen dalam melaksanakan tugas dan
tugas serta fungsi dapat bebas dari praktik
fungsi, selain mengacu pada ketentuan
penyimpangan. Selain itu, Itjen juga dapat
yang tercantum dalam Peraturan
membantu manajemen unit eselon I lain
Menteri Keuangan, juga mengikuti dan
untuk merancang berbagai perbaikan sistem
mengadopsi perkembangan terkini dan
agar alat kontrol dan manajemen risiko dapat
best practices mengenai peran dan fungsi
berjalan efektif untuk mendapatkan kondisi
lembaga pengawasan intern baik di tingkat
governance yang lebih baik.
nasional maupun di tingkat internasional.
Selain itu, nilai-nilai Kemenkeu yang telah Dalam rangka mewujudkan visi dan misi
diluncurkan pada tanggal 29 Juli 2011 menjadi serta mengimplementasikan tugas dan
dasar seluruh organisasi Kemenkeu, termasuk fungsi, Itjen menghadapi beberapa kondisi,
Itjen, untuk bergerak mencapai visi dan misi- baik lingkungan eksternal (stakeholders/
nya. Adapun, corporate value dimaksud terdiri mitra kerja Itjen) di lingkungan Kemenkeu,
dari 5 (lima) nilai dan 10 (sepuluh) perilaku maupun internal (tugas fungsi internal
utama, yaitu: Itjen). Kondisi-kondisi tersebut, secara
a) Integritas ringkas sebagai berikut:

1) Bersikap jujur, tulus, dan dapat a) Kondisi lingkungan eksternal


dipercaya;
2) Menjaga martabat dan tidak melakukan 1) Masih adanya ketidakpuasan
hal-hal tercela; stakeholders terhadap pelayanan
Kemenkeu berdasarkan hasil
b) Profesionalisme survei opini pelanggan yang
dilakukan Universitas Indonesia
1) Mempunyai keahlian dan pengetahuan tahun 2009. Hal ini disebabkan
yang luas; belum optimalnya pelayanan
2) Bekerja dengan hati; Kemenkeu kepada pengguna
jasa/stakeholders dan tuntutan/
c) Sinergi ekspektasi pengguna jasa atas
layanan yang lebih baik lagi;
1) Memiliki prasangka baik, saling
percaya, dan menghormati; 2) Masih terjadinya praktik KKN
2) Menemukan dan melaksanakan solusi atau irregularities di lingkungan
terbaik; Kemenkeu karena kurang
memadainya integritas para
d) Pelayanan pegawai khususnya terkait
layanan publik, kurangnya
1) Melayani dengan berorientasi pada penegakan aturan, lemahnya
kepuasan pemangku kepentingan; pengawasan berjenjang atasan,
2) Bersikap proaktif dan cepat tanggap; dan kurangnya upaya-upaya
pencegahan KKN;
e) Kesempurnaan 3) Belum optimalnya kualitas
1) Melakukan perbaikan terus menerus; Laporan Keuangan (LK)
2) M e n g e m b a n g k a n i n o v a s i d a n Kemenkeu dalam hal:
kreativitas. (a) Masih perlu dipastikannya
LK Kementerian dan eselon
I melalui Modul Penerimaaan
Negara, piutang, dan barang
milik negara;

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 31
(b) Perlunya perubahan pendekatan yang menyatakan perlunya
reviu dari hanya menunggu LK di mendorong peningkatan
akhir tahun menjadi pengawalan efektivitas manajemen risiko (risk
dan pendampingan proses LK management), pengendalian
dari tahap penyusunan sampai (control) dan tata kelola
dengan pemeriksaan oleh BPK; (governance) organisasi;

(c) Belum memadainya jumlah dan (c) P e n e r a p a n manajemen


kualitas sumber daya pemberi risiko melalui Peraturan
asistensi, belum memadainya Menteri Keuangan No. 191/
pedoman asistensi dan reviu LK, PMK.09/2008, hingga akhir
belum terbangunnya komunikasi tahun 2009 beberapa unit eselon
yang efektif, serta belum adanya I telah berhasil menyusun profil/
ketentuan yang jelas tentang peta risiko.
ketentuan pemangku jabatan
dalam bidang keuangan; b) Kondisi lingkungan internal
(d) Adanya kontrak kinerja antara 1) Perubahan pendekatan pengawasan
Menteri Keuangan dengan melalui transformasi dalam proses
Presiden untuk meningkatkan bisnis guna memberi nilai tambah
kualitas LK; bagi unit eselon I kementerian
serta mendesain pencegahan dan
(e) Perlunya peningkatan koordinasi pemberantasan korupsi, kolusi, dan
dalam rangka mendorong nepotisme dengan memfokuskan
peningkatan kualitas LK pada kegiatan surveillance dan
Kementerian/Lembaga (LK K/L). sesuai kebutuhan pelaksanaan tugas
unit eselon I.
4) Belum optimalnya cara atau bentuk
komunikasi pengawasan yang belum 2) Teknologi informasi dan komunikasi
berdasarkan kebutuhan stakeholders yang masih parsial, diperlukan
(pengguna informasi) dan belum penerapan sistem manajemen
mengacu best practice terkini; audit (Audit Management System
– AMS), ketersediaan pertukaran
5) Beberapa hal di lingkungan eksternal data, kehandalan database profil
yang mempengaruhi dan terkait auditee, implementasi continuous
pengawasan dan pengendalian intern audit, ketersediaan pedoman IT
Itjen, antara lain: Governance, Service Delivery and
(a) P e n e r b i t a n Peraturan Support, kehandalan pengamanan
Pemerintah No. 60 tahun 2008 data dan informasi, serta ketersediaan
tentang Sistem Pengendalian Business Continuity Plan;
Intern Pemerintah (PP SPIP), 3) Budaya kerja yang masih perlu
pasal 2 ayat (1) menyatakan ditingkatkan melalui pengembangan
bahwa untuk mencapai nilai-nilai budaya organisasi, meliputi:
pengelolaan keuangan leadership, innovation, integrity,
negara yang efektif, efisien, ethics, dan responsibility (saat ini nilai-
transparan, dan akuntabel, nilai tersebut telah dilebur ke dalam
menteri/pimpinan lembaga nilai-nilai Kemenkeu yang meliputi:
wajib melakukan pengendalian Integritas, Profesional, Sinergi,
atas penyelenggaraan kegiatan Pelayanan, dan Kesempurnaan).
pemerintahan;

(b) Penyelenggaraan tata kelola


pemerintah yang baik dan bersih Dari hasil analisis lingkungan internal
tersebut sejalan dengan amanat dan eksternal, salah satu potensi yang
The Institute of Internal Auditors dapat dilakukan Itjen adalah keterlibatan

32 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
dalam upaya peningkatan kualitas laporan Sekretariat Itjen dan Inspektorat I s.d. IBI
keuangan. Pelaksanaan penandatanganan serta kondisi di mitra kerja Itjen di seluruh
kontrak kinerja antara para Menteri dengan unit eselon I di lingkungan Kemenkeu,
Presiden mengenai target kualitas laporan potensi yang dapat dilakukan Itjen adalah
keuangan yang harus mendapat opini dari memberikan solusi atas kondisi yang
BPK RI berupa Wajar Tanpa Pengecualian dihadapi unit eselon I melalui implementasi
(WTP), mengakibatkan setiap kementerian Tema Pengawasan Unggulan (TPU).
harus menyiapkan langkah-langkah atau Potensi untuk mengimplementasikan
strategi untuk memenuhi pencapaian target keseluruhan TPU agar lebih optimal
tersebut. dilakukan melalui penyempurnaan tugas
dan fungsi Tim (Person in Charge)
Bagi Itjen yang cukup berpengalaman yang secara khusus menangani TPU,
dalam membantu dan mendorong peningkatan pembentukan tim koordinasi pelaksanaan
kualitas laporan keuangan di Kemenkeu, (Steering Committee) kegiatan TPU,
pengambilan peran aktif pembinaan kepada penyempurnaan pedoman perencanaan
Kementerian/Lembaga untuk meningkatkan pengawasan tematik, dan penyempurnaan
kualitas laporan keuangannya merupakan pedoman pelaporan audit kinerja.
potensi yang dapat dimanfaatkan secara
optimal. Implementasi peran aktif ini sejalan
Secara garis besar, permasalahan
dengan kontrak kinerja Menteri Keuangan
internal yang ada di Itjen terkait
dengan Presiden yang juga mengharuskan
pelaksanaan TPU adalah masih belum
memperoleh opini WTP dari BPK RI paling
optimalnya:
lambat untuk Laporan Keuangan tahun 2013.
1) pemahaman auditor atas substansi
Untuk mendukung terlaksananya
permasalahan;
peran tersebut, salah satu strategi yang
dapat diilakukan Itjen adalah dengan 2) komunikasi yang efektif dengan auditi
menyelenggarakan seminar peran Itjen dalam dalam melaksanakan TPU;
meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan 3) a l o k a s i s u m b e r d a y a u n t u k
Kementerian/Lembaga bekerjasama menanganinya;
dengan Inspektorat Jenderal Kementerian 4) persepsi antara auditor dengan auditi
Lain. Strategi lain yang digunakan adalah dalam mencari solusi;
dengan mengoptimalkan keberadaan Forum
5) kualitas pedoman pelaksanaan
Bersama (FORBES) Inspektorat Jenderal,
pengawasan tematik; serta
serta melakukan pendekatan dan koordinasi
dengan pihak BPK RI dalam rangka menjamin 6) implementasi pengawasan yang
tercapainya tujuan pengawasan dan berkualitas.
pengendalian intern.
Namun demikian, dalam
mengimplementasikan peran aktif pembinaan
peningkatan kualitas laporan keuangan
kepada Kementerian/Lembaga, terdapat
beberapa permasalahan yang masih harus
diatasi Itjen, yaitu belum memadainya
jumlah dan kualitas sumber daya pemberi
asistensi, perlu disempurnakannya pedoman
asistensi dan reviu laporan keuangan, belum
terbangunnya komunikasi yang efektif, serta
belum adanya ketentuan yang jelas tentang
ketentuan pemangku jabatan dalam bidang
keuangan.

Selain potensi di atas, berdasarkan


kondisi internal dan eksternal, baik di

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 33
3. Tujuan dan Strategi Itjen 4. Program, Kegiatan, Rencana Aksi
Berdasarkan berbagai kondisi, potensi,
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran
dan permasalahan di atas, serta pencapaian
Strategis yang ingin dicapai, serta
renstra sebelumnya, dalam rangka mencapai
memperhatikan renstra Kemenkeu
visi dan misi, Itjen menetapkan Tujuan
tahun 2010 - 2014, Itjen menjalankan
Program tahun 2010 - 2014, yaitu:
Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Keuangan sebagai program utama Itjen
Tujuan Itjen: tahun 2010 – 2014. Berdasarkan program
“Terwujudnya pengawasan yang ini, disusun kegiatan, rencana aksi,
memberi nilai tambah melalui indikator, dan target kinerja yang akan
peningkatan efektivitas proses dilaksanakan dan dicapai Itjen pada tahun
manajemen risiko, pengendalian, 2010 s.d. 2014. Rincian program, kegiatan,
dan tata kelola serta peningkatan rencana aksi, indikator, dan target kinerja
akuntabilitas aparatur di lingkungan Itjen, sebagaimana tertuang dalam Renstra
Itjen Tahun 2010 - 2014, disajikan secara
Kementerian Keuangan” lengkap pada Lampiran 1.

Gambar 2.4 Tujuan Itjen

34 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
dalam rangka mencapai sasaran strategis
C. Penetapan Kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam Peta
Strategi Itjen tahun 2013 yang dirancang
Program, kegiatan, rencana aksi, berbasis balance scorecard. Adapun
indikator, dan target kinerja dalam renstra Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan
Itjen, dijabarkan dalam suatu rencana kinerja Penetapan Kinerja (PK) Itjen tahun 2013
yang lebih rinci mengenai pengawasan dan dapat dilihat pada lampiran 2.
dukungan pengawasan selama tahun 2013
dalam rangka mencapai sasaran strategis Peta Strategi Itjen tahun 2013 dibagi
dan tujuan yang telah ditetapkan. Rencana dalam empat perspektif, yaitu stakeholder
kinerja dimaksud dibuat awal tahun anggaran perspective, customer perspective,
yang memuat kegiatan-kegiatan dalam internal process perspective, dan learning
rangka mencapai sasaran sesuai program and growth perspective, yang mencakup
yang ditetapkan, indikator keberhasilan 11 (sebelas) SS dengan total indikator
pencapaiannya, serta pendanaan yang sebanyak 27 (dua puluh tujuh) IKU. Peta
diperlukan. Strategi Itjen tahun 2013 tersebut disajikan
pada Gambar 2.5.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Itjen tahun 2013 disusun dan dijalankan

Gambar 2.5 Peta Strategis Itjen 2013

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 35
Sebagai alat ukur atas pencapaian 4 (dua puluh tujuh) IKU seperti pada tabel
(empat) SS di atas, telah ditetapkan 27 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Target IKU Itjen Tahun 2013

Real-
Target
Sasaran Strategis IKU isasi
2013
2012
IJ-1 Pengendalian IJ-1.1 Rata-rata indeks opini BPK RI atas 3,88 4
mutu dan pen- LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999
egakan hukum IJ-1.2 Persentase policy recommendation 92,86% 90%
yang efektif hasil pengawasan yang
ditindaklanjuti Kementerian
Keuangan
IJ-1.3 Jumlah policy recommendation hasil 53 36
pengawasan
IJ-1.4 Persentase informasi gratifikasi, 66,7% 60%
pungutan liar, kolusi, dan perbuatan
koruptif yang dilaporkan ke KPK/
Penegak Hukum
IJ-1.5 Indeks ketepatan w a k t u 85,21 80
penyelesaian tindak lanjut Instruksi
Presiden
IJ-2 Penerapan IJ-2.1 Persentase penerapan peningkatan N/A 100%
sistem pengen- pengendalian intern
dalian intern
yang efektif
IJ-3 Tingkat kepua- IJ-3.1 Persentase permintaan pengawasan 95,61% 100%
san pengguna yang direspon maksimal dalam 7
hasil penga- hari kerja
wasan yang IJ-3.2 Tingkat efektivitas pendampingan 84,95 75
tinggi dan konsultasi (efektif) (efektif)
IJ-3.3 Indeks kepuasan pengguna layanan 3,94 4,04
helpdesk belanja modal
IJ-4 Identifikasi IJ-4.1 Jumlah tema pengawasan unggulan 55 74
tema penga- untuk tahun berikutnya
wasan berbasis
risiko yang
berkualitas
IJ-5 Inovasi proses IJ-5.1 Jumlah pedoman baru 7 6
bisnis penga- IJ-5.2 Persentase penerapan IT audit N/A 100%
wasan yang
efektif
IJ-6 Implementasi IJ-6.1 Nilai rata-rata hasil reviu penerapan 77,23 78,48
pengawasan SAINS
yang berkual- IJ-6.2 Persentase investigasi yang terbukti 100% 90%
itas IJ-6.3 40% 40%
Persentase surveillance yang
berhasil

36 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Real-
Target
Sasaran Strategis IKU isasi
2013
2012
IJ-7 Komunikasi IJ-7.1 Tingkat efektivitas edukasi dan 81,52 75
pengawasan komunikasi (san-
yang efektif gat (efektif)
efektif)
IJ-8 SDM yang IJ-8.1 Persentase pejabat yang telah 100% 87%
berkompetensi memenuhi standar kompetensi
tinggi jabatan
IJ-8.2 Persentase pegawai yang memenuhi N/A 50%
standar jamlat
IJ-8.3 Persentase akurasi data SIMPEG 100% 100%
IJ-9 Organisasi IJ-9.1 Nilai reformasi birokrasi 92,53 92
yang adaptif IJ-9.2 Persentase policy recommendation 100% 90%
hasil pengawasan yang
ditindaklanjuti
IJ-9.3 Tingkat kematangan penerapan N/A 55 (risk
manajemen risiko defined)
IJ-10 Perwujudan TIK IJ-10.1 P e r s e n t a s e pelaksanaan N/A 70%
yang terinte- pengawasan yang menggunakan
grasi CCH TeamMate
IJ-10.2 P e r s e n t a s e penyelesaian N/A 80%
pembangunan sistem informasi yang
mendukung proses bisnis
IJ-10.3 Persentase pertukaran data oleh N/A 90%
unit eselon I
IJ-11 Pengelolaan IJ-11.1 Persentase penyerapan DIPA (non 96,90% 95%
anggaran yang belanja pegawai)
optimal IJ-11.2 Persentase penyelesaian kegiatan N/A 98%
belanja modal dalam DIPA

Sumber: RKT – PK Itjen 2013 terkait yang akan dievaluasi secara


periodik. Adapun, PK atau Kontrak Kinerja
Sebelas SS dan 27 (dua puluh tujuh) Inspektur Jenderal tersebut tersaji pada
IKU tersebut beserta targetnya masing- Lampiran 2. Sebagai bentuk salah satu
masing terangkum dalam RKT Itjen evaluasi dan pertanggungjawaban atas
2013, serta dijadikan Penetapan Kinerja capaian PK atau Kontrak Kinerja tersebut,
(PK) atau Kontrak Kinerja Itjen Tahun disusun LAKIP Itjen tahun 2013 yang
2013 yang ditandatangani Inspektur disampaikan Inspektur Jenderal kepada
Jenderal dan Menteri Keuangan sebagai Menteri Keuangan.
pernyataan kesanggupan/kesediaan
Inspektur Jenderal menjalankan tugas
dengan segala konsekuensinya dengan
indikator kinerja berupa Capaian IKU

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 37
38 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal
Evaluasi dan Analisis IKU Tahun 2013
Evaluasi dan Analisis Capaian Kegiatan Lainnya/Current Issues
Akuntabilitas Keuangan

A. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal

Pada tahun 2013, Itjen menetapkan 11 Tahun 2013. Adapun capaian IKU Itjen
(sebelas) SS dimana 3 (tiga) diantaranya tahun 2013 untuk stakeholder perspective
merupakan sasaran dalam stakeholder dan customer perspective tersebut seperti
perspective dan customer perspective yang disajikan pada Tabel 3.1.
menjadi fokus penyajian dalam LAKIP Itjen

Tabel 3.1 Capaian IKU Itjen Tahun 2013


Untuk Stakeholder Perspective dan Customer Perspective
Sasaran Indeks
IKU Target Realisasi %
Strategis capaian1
1 2 3 4 5 = 4/3 6
Stakeholder Perspective
Pengendalian Rata-rata indeks opini BPK 4 3,94 98,50 98,50
mutu dan RI atas LK BA 15, LK BUN,
penegakan dan LK BA 999
hukum yang Persentase policy 90% 94,34% 104,82 104,82
efektif recommendation hasil
pengawasan yang
ditindaklanjuti Kementerian
Keuangan
Jumlah policy 36 48 133,33 120,00
recommendation hasil
pengawasan
Persentase informasi 60% 66,67% 111,11 111,11
gratifikasi, pungutan liar,
kolusi, dan perbuatan
koruptif yang dilaporkan ke
KPK/Penegak Hukum
Indeks ketepatan waktu 80 90,44 113,05 113,05
penyelesaian tindak lanjut
Instruksi Presiden

1
Nilai indeks capaian maksimal 120.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 39
Sasaran Indeks
IKU Target Realisasi %
Strategis capaian1
1 2 3 4 5 = 4/3 6
Penerapan Persentase penerapan 100% 100% 100,00 120,002
sistem peningkatan pengendalian
pengendalian intern
intern yang
efektif
Customer Perspective
Tingkat Persentase permintaan 100% 100% 100,00 120,002
kepuasan pengawasan yang direspon
pengguna maksimal dalam 7 hari kerja
hasil Tingkat efektivitas 75 85,80 114,40 114,40
pengawasan pendampingan dan (efektif) (sangat
yang tinggi konsultasi efektif)
Indeks kepuasan pengguna 4,04 3,92 97,03 97,03
layanan
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

Pengecualian (WTP) atau Wajar Tanpa


B. Evaluasi dan Analisis IKU Tahun 2013 Pengecualian – Dengan Paragraf
Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja Penjelas (WTP – DPP) atau Wajar Tanpa
dilakukan melalui pengukuran kinerja yang Pengecualian – Modifikasi Kata-kata, dan
bertujuan untuk menilai keberhasilan dan/ dihitung dengan bobot tertentu. Indeks
atau kegagalan dari pelaksanaan program ini digunakan untuk mengetahui tingkat
kegiatan sesuai dengan sasaran yang keberhasilan pengawasan (monitoring,
telah ditetapkan dalam Peta Strategi Itjen reviu, dan pendampingan audit BPK RI)
tahun 2013. Pengukuran kinerja dimaksud yang dilakukan oleh Itjen dalam membantu
merupakan hasil dari suatu penilaian yang meningkatkan kualitas LK BA 15, LK BUN,
didasarkan pada IKU sebagaimana yang dan LK BA 999.
terdapat dalam kontrak kinerja Itjen tahun
2013. Adapun penjelasan capaian IKU Untuk menjamin kualitas laporan
selama tahun 2013 secara keseluruhan keuangan tersebut, sejak tahun 2008
adalah sebagai berikut: Itjen—selaku APIP di lingkungan
Kemenkeu—melaksanakan berbagai
1. Pengendalian mutu dan penegakan kegiatan monitoring, reviu, dan
hukum yang efektif pendampingan audit BPK RI atas LK BA
a) Rata-rata indeks opini BPK RI 15, LK BUN, dan LK BA 999 terhadap
atas LK BA 15, LK BUN, dan LK unit-unit terkait di lingkungan Kemenkeu.
BA 999 Melanjutkan upaya sebagaimana
telah dilaksanakan pada tahun-tahun
Nilai indeks opini BPK RI merupakan sebelumnya, selama tahun 2013 Itjen
nilai konversi dengan skala indeks 1 telah merealisasikan berbagai kegiatan
s.d. 4 atas opini BPK RI terhadap tiap- monitoring, reviu, kajian, pembahasan,
tiap laporan keuangan sebagaimana dan pendampingan audit BPK RI atas
tercantum dalam Tabel 3.2, dimana LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999
masing-masing skala memiliki makna: tahun 2012. Hasil opini BPK RI atas LK
1 untuk opini Tidak Wajar; 2 untuk opini tahun 2012 disajikan secara rinci dalam
Tidak Memberikan Pendapat; 3 untuk Tabel 3.2.
opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP); dan 4 untuk opini Wajar Tanpa Tabel 3.2 Rincian Opini BPK RI
IKU ini targetnya 100%, bila realisasinya 100%, perhitungan indeks capaiannya diberi nilai maksimal 120.
2

40 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
atas LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999 tahun 2012
Opini LK Tahun 2012 Opini LK
Kode Nama LK
Target Realisasi Tahun 2011
BA 15 Kementerian Keuangan WTP WTP WTP
Bendahara Umum Negara WTP WDP WDP
BA 999.01 Pengelolaan Utang WTP WTP – DPP WTP
BA 999.02 Pengelolaan Hibah WTP WTP – DPP WDP
BA 999.03 Investasi Pemerintah WTP WTP – DPP WTP
BA 999.04 Penerusan Pinjaman WTP WTP WTP
BA 999.05 Transfer ke Daerah WTP WTP WTP
BA 999.07 Belanja Subsidi WTP WTP – DPP WTP
BA 999.08 Belanja Lain-lain WTP WTP WTP
BA 999.99 Transaksi Khusus WTP N/A -
Keterangan: Sesuai dengan pembobotan yang dilakukan (50% untuk BA 15 dan 50% untuk LK
BUN, BA 999.01 s.d. BA 999.05, BA 999.07 s.d. BA 999.08 dan BA 999.99), maka
didapatkan indeks dengan skor 3,94. Adapun BA 999.99 (Transaksi Khusus) pada
tahun 2012 belum dilakukan penilaian oleh BPK RI.
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

Realisasi IKU rata-rata indeks opini Meskipun nilai indeks opini BPK RI
BPK RI atas LK BA 15, LK BUN, dan atas LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999
LK BA 999 adalah sebesar 3,94 dari tahun 2012 belum mencapai nilai 4,00
target nilai indeks 4. Tidak tercapainya sebagaimana yang ditargetkan pada
IKU ini disebabkan karena opini BPK tahun 2013, namun secara umum kualitas
RI atas LK BUN Tahun 2012 hanya LK tersebut telah mengalami peningkatan
memperoleh opini BPK RI berupa WDP dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
dari target opini berupa WTP. Diketahui tersebut dapat dilihat dari trend nilai
bahwa opini WDP atas LK BUN Tahun indeks opini BPK RI yang terus mengalami
2012 tersebut disebabkan masih terdapat peningkatan yaitu 3,13 di tahun 2010, 3,19
permasalahan terkait dengan untung/ di tahun 2011, 3,88 di tahun 2012, dan di
rugi selisih kurs yang belum dilakukan tahun 2013 nilai indeks opini BPK RI atas
sesuai Buletin Teknis Standar Akuntansi LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999 adalah
Pemerintahan, kelemahan penganggaran sebesar 3,94. Trend meningkat atas nilai
dan penggunaan belanja barang, modal indeks opini BPK RI tersebut merupakan
dan belanja bantuan sosial, penelusuran salah satu bukti nyata adanya upaya
dan penilaian aset eks-BPPN dan PT PPA yang telah dilakukan untuk meningkatkan
yang masih belum selesai dilaksanakan, akuntabilitas pengelolaan Keuangan
serta permasalahan terkait dengan Negara.
adanya perbedaan nilai Saldo Anggaran
Lebih (SAL) yang dilaporkan dengan Dalam rangka mempertahankan dan
keberadaan fisiknya. Sebagai wujud meningkatkan kualitas laporan keuangan
concern Itjen atas permasalahan ini, pada sebagai salah satu wujud dari pengelolaan
tahun 2013 dan tahun-tahun berikutnya Keuangan Negara yang akuntabel, action
peningkatan kualitas LK BA 15, LK BUN, plan/rencana tindak lanjut yang akan
dan LK BA 999 menjadi salah satu tema dilaksanakan Itjen pada tahun 2014
pengawasan unggulan yang akan terus antara lain:
dilaksanakan.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 41
1) mengintensifkan kegiatan strategis yang dituangkan dalam policy
monitoring, reviu, kajian, recommendation dari setiap penugasan
pembahasan, dan pengawasannya baik berupa usulan draf
pendampingan audit BPK RI revisi PMK/KMK, Rancangan PMK/KMK,
atas LK BA 15, LK BUN, dan usulan draf SOP, usulan Surat Edaran,
LK BA 999; usulan Kebijakan, serta usulan perbaikan
2) asistensi penyusunan Laporan lainnya.
Keuangan Kementerian
Keuangan; Policy recommendation tersebut
diharapkan mampu menjadi solusi
3) monitoring tindak lanjut hasil alternatif untuk mengatasi berbagai
audit BPK RI; serta permasalahan yang dihadapi unit eselon
4) terkait dengan permasalahan I di lingkungan Kemenkeu. Adapun
penyelesaian dan penelusuran untuk melihat tingkat efektivitas hasil
aset eks-BPPN dan PT PPA pengawasan Itjen dapat diukur dari
akan dilakukan koordinasi seberapa besar tingkat implementasi atas
dengan unit terkait (BPK policy recommendation yang diusulkan
RI, DJKN, PPATK, dan Itjen mampu ditindaklanjuti oleh unit
unit lainnya) untuk mencari eselon I terkait.
kemungkinan alternatif solusi
atas aset eks-BPPN dan PT Pada tahun 2012, Itjen telah
PPA yang tidak ditemukan menghasilkan 53 (lima puluh tiga)
dokumen pendukungnya. policy recommendation dari berbagai
kegiatan TPU terhadap unit eselon I
b) Persentase policy recommendation di lingkungan Kemenkeu. Dari jumlah
hasil pengawasan yang policy recommendation tersebut,
ditindaklanjuti Kementerian diketahui bahwa 50 (lima puluh) policy
Keuangan recommendation telah ditindaklanjuti oleh
unit eselon I di lingkungan Kemenkeu
Perubahan proses bisnis yang pada tahun 2013. Dengan kata lain,
mengedepankan pendekatan audit persentase policy recommendation hasil
berbasis risiko merupakan salah satu pengawasan yang ditindaklanjuti unit
upaya yang dilakukan Itjen untuk eselon I di lingkungan Kemenkeu adalah
memberikan nilai tambah bagi kinerja sebesar 94,34% dari target sebesar
Kemenkeu. Sebagai strategic business 90%. Rekapitulasi persentase policy
partner bagi seluruh unit eselon I di recommendation hasil pengawasan yang
lingkungan Kemenkeu, Itjen harus mampu ditindaklanjuti Kemenkeu pada tahun
berperan sebagai unit yang menjalankan 2013 per unit eselon I dapat dilihat pada
fungsi assurance dan konsultatif. Kondisi Tabel 3.3.
tersebut menuntut Itjen agar mampu
menghasilkan output berupa usulan

Tabel 3.3 Rincian Policy recommendation Hasil Pengawasan


yang Ditindaklanjuti Kementerian Keuangan pada Tahun 2013

∑ Target Polrec Yang ∑ Polrec


No. Unit Direncanakan Ditindaklanjuti Ditindaklanjuti %
Q1 Q2 Q3 Q4 Y-13 Tahun 2013
1 Setjen 1 1 2 4 4 4 100%
2 DJA 2 2 3 5 5 5 100%
3 DJP - 1 2 6 6 6 100%
4 DJBC - 2 4 7 7 7 100%

42 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
∑ Target Polrec Yang ∑ Polrec
No. Unit Direncanakan Ditindaklanjuti Ditindaklanjuti %
Q1 Q2 Q3 Q4 Y-13 Tahun 2013
5 DJPB 2 3 4 12 12 11 91,67%
6 DJKN 1 1 1 6 6 5 83,33%
7 DJPK - 1 2 2 2 2 100%
8 DJPU - - - 1 1 1 100%
9 Itjen 9 9 9 9 9 9 100%
10 BKF - - - - - - -
11 BPPK - - 1 1 1 - 0%
Total 15 20 28 53 53 50 94,34%
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

Capaian ini menunjukkan bahwa dan penambahan menu penghuni


secara umum hasil pengawasan rumah negara pada Aplikasi SIMAK.
Itjen selama tahun 2012 telah secara
efektif dilaksanakan oleh unit eselon I 3) Penyempurnaan pelaksanaan
di lingkungan Kemenkeu. Lebih jauh pengadaan barang/jasa pada LPSE
lagi, peningkatan persentase atas IKU telah ditindaklanjuti dengan:
ini—92,86% di tahun 2012 menjadi
(a) Peraturan Menteri Keuangan
94,34% di tahun 2013, merupakan salah
nomor PMK-37/PMK.02/2012;
satu bukti nyata bahwa seluruh unit
eselon I di lingkungan Kemenkeu terus (b) ND-174/SJ.72/2013 tgl 20 Mei
berupaya dalam melakukan perbaikan 2013 mengenai Reviu HPS dan
dan penyempurnaan sistem maupun Rancangan Kontrol Pengadaan;
prosedur/operasi-nya. dan
(c) S-349/SJ.7/2013 mengenai
Rincian policy recommendation hasil Penandatanganan Pakta
pengawasan yang ditindaklanjuti per unit Integritas dalam Pelaksanaan
eselon I adalah sebagai berikut: Pengadaan Barang dan Jasa.
SEKRETARIAT JENDERAL:
4) Policy recommendation atas audit
1) Percepatan Pengadaan barang/jasa Efektivitas data SIMPEG pada Biro
pada Kementerian Keuangan sesuai SDM, telah ditindaklanjuti dengan:
dengan Surat nomor S-359/IJ/2012 (a) Pengembangan dan
tanggal 28 September 2012 dengan penyempurnaan aplikasi
tindak lanjut berupa terbitnya Surat SIMPEG;
Edaran Menteri Keuangan Nomor
SE-2/MK.1/2013 tentang Pelaksanaan (b) SOP pelayanan kepegawaian,
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah SOP Uraian Jabatan, SE MK
Tahun Anggaran 2013 di Lingkungan Pengajuan Usul Pemberhentian
Kementerian Keuangan. Dengan Hormat atas Permintaan
Sendiri sebagai PNS Dengan/
2) Penertiban Rumah Negara yang Tanpa Hak Pensiun di Lingkungan
dikuasai Pensiunan dan Pihak Ketiga Kementerian Keuangan, S-1433/
dengan tindak lanjut berupa terbitnya SJ/2012 (Pengajuan CTDN); dan
KMK Nomor 848/KM.1/2012 tentang (c) SOP Penyusunan Usul Formasi
Pembentukan Tim Penyelesaian PNS Kementerian Keuangan.
Sengketa Barang Milik Negara Di
Lingkungan Kementerian Keuangan

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 43
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN: tindak lanjut berupa surat Direktur
PNBP nomor S-157/AG.6/2013
1) Tindak lanjut hasil pemeriksaan tanggal 25 September 2013 mengenai
BPK Lainnya Tahun 2009 dan 2010 RPMK tentang Petunjuk Penyusunan
sesuai dengan Surat Nomor S-167/ Rencana PNBP K/L dan RPMK
lJ/2012 tanggal 23 April 2012 dengan tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
tindak lanjut berupa diterbitkannya Penetapan Persetujuan Penggunaan
PMK No. 237/PMK.02/2012 PNBP pada K/L.
tentang Tata Cara Penyediaan,
Penghitungan, Pembayaran, dan 5) Policy recommendation tentang
Pertanggungjawaban Subsidi Beras Optimalisasi Penerimaan PNBP
Bagi Masyarakat Berpendapatan terkait Penyelesaian Temuan BPK-
Rendah. RI atas Pemasalahan PNBP Jenis
PNBP Lainnya sesuai dengan Surat
2) Usulan Penyempurnaan PMK Nomor: Nomor: S-213/IJ/2012 tanggal 30 Juni
194/PMK.02/2012 tentang Tata Cara 2011 dengan tindak lanjut berupa
Pengajuan Persetujuan Kontrak diterbitkannya PP Nomor 1 Tahun
Tahun Jamak dalam Pengadaan 2013 tentang jenis dan tarif atas jenis
Barang/Jasa Pemerintah sesuai PNBP yang berlaku di Kementerian
Surat Inspektur Jenderal Nomor: Keuangan.
S-613/IJ/2012 tanggal 26 Desember
2012 dengan tindak lanjut berupa
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK:
dimasukkannya butir-butir yang
disampaikan pada S-613/IJ/2012 ke 1) Tema “Efektivitas pengalihan
dalam Draf Revisi PMK dimaksud. pengelolaan PBB sektor pedesaan
dan perkotaan (P2) ke pemerintah
3) Usulan revisi PMK Nomor: 15/ daerah”, dengan disampaikannya
PMK.03/2012 tentang Penatausahaan surat Inspektur Jenderal kepada:
dan Pemindahbukuan Pajak Bumi Dirjen Pajak nomor S-228/IJ/2012
dan Bangunan Sektor Pertambangan tanggal 28 Juni 2012 antara lain
untuk Pertambangan Minyak Bumi, memberi rekomendasi kepada DJP
Gas Bumi, dan Panas Bumi sesuai mengambil langkah-langkah untuk
Surat Nomor: S-230/IJ/2012 tanggal memastikan penyampaian database
29 Juni 2012 dengan tindak lanjut ke dan dari Dit. TIP dilengkapi dengan
berupa diterbitkannya PMK Nomor: 76/ BAST dan mencantumkan jumlah
PMK.03/2013 tentang Penatausahaan NOP, memastikan penyerahan
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor dokumen, database, sistem,dan
Pertambangan Untuk Pertambangan aplikasi dilakukan oleh KPP Pratama
Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas sesuai dengan ketentuan, bersama-
Bumi sebagai revisi dari PMK sama dengan DJPK mempersiapkan
Nomor: 15/PMK.03/2012 tentang langkah-langkah antisipasi dan solusi
Penatausahaan dan Pemindahbukuan yang harus dilakukan oleh pemerintah,
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor apabila sampai dengan cut-off
Pertambangan untuk Pertambangan pengalihan pemungutan PBB-P2
Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas (31 Desember 2013) masih terdapat
Bumi. pemerintah kab/kota yang belum
siap. Bentuk tindak lanjut yang telah
4) Penyempurnaan Ketentuan tentang dilaksanakan, yaitu diterbitkan Surat
Pagu/Target dan Izin Penggunaan Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor
PNBP Kementerian Negara/Lembaga SE-14/PJ/2013 tanggal 26 Maret 2013
serta Keterkaitannya dengan Proses tentang Pemeliharaan Basis Data
Penganggaran sesuai Surat Inspektur Pajak Bumi dan Bangunan Dalam
Jenderal Nomor: S-611/IJ/2012 Rangka Pemutakhiran Basis Data
tanggal 26 Desember 2012 dengan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan

44 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Sektor Perdesaan dan Perkotaan (c) Telah diterbitkan Peraturan
Yang Dilaksanakan Oleh Tim. SE Direktorat Jenderal Pajak
tersebut merupakan perubahan SE- nomor PER-20/PJ/2013
12/PJ/2012. tanggal 30 Mei 2013 tentang
Tata Cara Pendaftaran dan
2) Usulan revisi PMK Nomor: 15/ Pemberian Nomor Pokok
PMK.03/2012 tentang Penatausahaan Wajib Pajak, Pelaporan Usaha
dan Pemindahbukuan Pajak Bumi dan Pengukuhan Pengusaha
dan Bangunan Sektor Pertambangan Kena Pajak, Penghapusan
untuk Pertambangan Minyak Bumi, Nomor Pokok Wajib Pajak
Gas Bumi, dan Panas Bumi sesuai dan Pencabutan Pengukuhan
Surat Nomor: S-230/IJ/2012 tanggal Pengusaha Kena Pajak, serta
29 Juni 2012 dengan tindak lanjut Perubahan Data dan Pemindahan
berupa diterbitkannya PMK Nomor: 76/ Wajib Pajak.
PMK.03/2013 tentang Penatausahaan (d) Telah diterbitkan Peraturan
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Menteri Keuangan Nomor
Pertambangan Untuk Pertambangan 95/PMK.03/2013 tanggal 28
Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Juni 2013 tentang Perubahan
Bumi sebagai revisi dari PMK No.15/ Kedua atas PMK Nomor 16/
PMK.03/2012 tentang Penatausahaan PMK.03/2013 tentang Rincian
dan Pemindahbukuan Pajak Bumi Jenis Data dan Informasi serta
dan Bangunan Sektor Pertambangan Tata Cara Penyampaian Data
untuk Pertambangan Minyak Bumi, dan Informasi yang Berkaitan
Gas Bumi, dan Panas Bumi. dengan Perpajakan.
3) Penagihan PPs dan PBDR (pph migas), 4) Audit Kinerja Atas Fungsi Pengawasan
pembayaran reimbursement PPN, Dan Konsultasi Pada Seksi
dan penghapusan NPWP KKKS yang Pengawasan dan Konsultasi Kantor
melakukan pengalihan participating Pelayanan Pajak, telah ditindaklanjuti
interest, telah ditindaklanjuti dengan: dengan:
(a) Dit. P2 telah melakukan kajian (a) Telah dibuat kajian oleh
Undang-undang perpajakan, Subdirektorat Transformasi
Undang-undang Migas dan PP Organisasi Direktorat KITSDA
Nomor 79 tahun 2010. Kajian hal penataan tugas, fungsi,
tersebut akan dibahas lebih lanjut dan uraian jabatan Account
dengan BOD dan menunggu Representative.
arahan dari BOD.
(b) Pemutakhiran profil Wajib Pajak
(b) Telah diterbitkan PMK- melalui aplikasi Approweb
95/PMK.03/2013 tentang tertuang dalam SE-01 Tahun
Perubahan Kedua atas Peraturan 2012 Mengenai Profil WP
Menteri Keuangan Nomor 16/ Penyempurnaan Aplikasi
PMK.03/2013 tentang Rincian Approweb Sebagai Sarana
Jenis Data dan Informasi Serta Pembuatan Dan Pemutakhiran
Tata Cara Penyampaian Data Profil Wajib Pajak.
dan Informasi yang Berkaitan
(c) Penanganan penyampaian
dengan Perpajakan yang
SPT Tahunan melalui Drop Box
memuat perubahan lampiran
telah diatur lebih lanjut dalam
dengan memasukkan jenis data
Peraturan Direktur Jenderal
berupa Data Cadangan atas
Pajak nomor Per-26/PJ/2012
minyak, gas, batubara dan panas
tanggal 5 Desember 2012
bumi, data produksi, data PPN
tentang Tata Cara Penerimaan
reimbursement, informasi data
dan Pengolahan SPT Tahunan
pengalihan interest.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 45
dan Surat Edaran Direktur Kesepahaman (MoU) antara DJP
Jenderal Pajak Nomor SE-55/ dan Kejaksaan Agung RI;
PJ/2012 tanggal 5 Desember
(c) Laporan mengenai penyelesaian
2012 tentang Petunjuk Teknis
penyidikan PT T.D. menunggu
Tata Cara Penerimaan dan
persetujuan Menteri Keuangan.
Pengolahan SPT Tahunan.

5) Efektivitas Pemanfaatan Data/ DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN


Informasi Hasil Pengolahan Sistem CUKAI:
Informasi untuk Peningkatan 1) Policy recommendation terkait Impor
Penerimaan Pajak, telah ditindaklanjuti Sementara segera menerbitkan
dengan: peraturan pelaksanaan atas PMK No.
(a) Telah disampaikan Surat 142/2011, telah ditindaklanjuti dengan
Direktur TTKI nomor S-181/ telah ditetapkan Perdirjen Nomor:
PJ.12/2013 tanggal 31 Juli 2013 PER-51/BC/2012 tanggal 6 November
hal Standardisasi Ruang Server 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan
di Lingkungan DJP. Impor Sementara.
(b) Pemanfaatan data MPN rekon
2) Policy recommendation agar
telah diatur dalam SE-63/PJ/2012
melakukan pembuatan/
tanggal 28 Desember 2012.
penyempurnaan peraturan setingkat
(c) SOP perihal prosedur Peraturan Menteri Keuangan dan/
pelaksanaan dan monitoring atau Peraturan Direktur Jenderal
Aplikasi Loader SIDJP telah Bea dan Cukai tentang Pelayanan
dilaksanakan dengan menyusun dan Pengawasan SKA, telah
buku To Do List uploader SPT. ditindaklanjuti dengan telah terbit PMK
(d) Forum OC telah dilaksanakan. Nomor 178/PMK.04/2013 tentang
Pengenaan Tarif Bea Masuk dalam
(e) Telah diterbitkan PMK- Skema ASEAN TRADE IN GOODS
95/PMK.03/2013 tentang AGREEMENT (ATIGA) dengan
Perubahan Kedua atas Peraturan Menggunakan Sistem Sertifikasi
Menteri Keuangan Nomor 16/ Mandiri (Self Certification).
PMK.03/2013 tentang Rincian
Jenis Data dan Informasi Serta 3) Policy recommendation agar
Tata Cara Penyampaian Data melakukan penyempurnaan
dan Informasi yang Berkaitan Aplikasi Impor pada Sistem
dengan Perpajakan. Komputer Kepabeanan DJBC,
telah ditindaklanjuti dengan telah
6) Audit Compliance atas Pelaksanaan dilakukan penyempurnaan aplikasi
Penyidikan Wajib Pajak, telah impor terkait tarif preferential. Aplikasi
ditindaklanjuti dengan: sudah dapat melakukan pengecekan
(a) DJP telah menandatangani terhadap kebenaran pemberitahuan
kesepakatan bersama (MoU) tarif preferential. Terkait Negara asal
dengan Kepolisian dan Kejaksaan sistem akan melakukan alert apabila
pada tahun 2012, dan telah terdapat perbedaan Negara asal.
dilakukan sosialisasi kepada
Kanwil DJP; 4) Policy recommendation agar
menyampaikan masukan/bahan
(b) Pada tanggal 24-26 Juni 2013 pertimbangan Kepada Direktur
di Hotel Mercure Ancol telah Jenderal Perdagangan Luar Negeri
dilaksanakan pelatihan bersama Kementerian Perdagangan untuk
DJP dan Kejaksaan RI sebagai memberikan masukan kepada
salah satu tindak lanjut dari Nota Menteri Perdagangan negara anggota

46 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
FTA agar melengkapi menu Web melalui Nota Dinas Nomor ND-224/
Site Chambers dengan data SKA IJ.4/2012 tanggal 20 Juni 2012, telah
diantaranya nomor dan tanggal ditindaklanjuti dengan PMK No 114/
SKA sebagaimana dilakukan oleh PMK.05/2012 tanggal 4 Juli 2012
Chambers Korea melalui web service: tentang Penyelesaian Piutang Negara
cert.korcham.net, telah ditindaklanjuti Yang Bersumber Dari Penerusan
dengan telah dikirimkan surat dari Pinjaman Luar Negeri, Rekening
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Dana Investasi, dan Rekening
kepada Direktur Jenderal Kerja Pembangunan Daerah pada PDAM
Sama Perdagangan Internasional sebagai pengganti PMK No 120/
Kementerian Perdagangan Nomor PMK.05/2008.
S-985/BC/2013 tanggal 24 Desember
2013 hal Pelayanan dan Pengawasan 2) Policy recommendation berupa
Free Trade Agreement (FTA). Surat Inspektur Jenderal kepada
Dirjen Perbendaharaan dan Dirjen
5) Policy recommendation agar membuat Pengelolaan Utang Nomor: S-239/
peraturan terkait dengan MMEA IJ/2012 tanggal 16 Juli 2012 tentang
dengan melakukan koordinasi dengan Policy recommendation atas
Pemerintah Daerah terutama dalam Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan
hal perizinan, telah ditindaklanjuti Kualitas Sistem dan Prosedur Terkait
dengan telah diterbitkan Surat Edaran Pembayaran Utang pada Dit. EAS
Dirjen Bea dan Cukai Nomor: SE- DJPU dan KPPN Khusus Jakarta VI
19/BC/2012 tentang Pengawasan yang disampaikan oleh Inspektur III
Minuman Mengandung Etil Alkohol melalui nota dinas Nomor : ND-246/
Tradisional sebagai Barang Kena IJ.4/2012 tanggal 9 Juli 2012 telah
Cukai yang Tidak Dipungut Cukai. ditindaklanjuti dengan:
(a) KMK no 1412/KM.1/2012 tanggal
6) Policy recommendation agar dapat 5 Desember 2012 tentang
segera mengimplementasikan Sistem perubahan ke delapan atas KMK
Aplikasi Cukai Sentralisasi MMEA, nomor 339/KMK.01/2011 tentang
telah ditindaklanjuti dengan telah SOP yang bertautan (SOP-Link)
diterbitkan Keputusan Dirjen Bea Kementerian Keuangan.
dan Cukai Nomor: KEP-169/BC/2012
(b) Untuk SOP Retur valas telah
tentang Penerapan Secara Penuh
diterbitkan sesuai Surat Dirjen
(Mandatory) Sistem Aplikasi Cukai
Perbendahraan nomor S-4960/
Sentralisasi (SAC-S).
PB.2013 tanggal 18 Juli 2013
yaitu SOP penyelesaian dan
7) Policy recommendation tentang
penatausahaan pengembalian
peningkatan efektivitas joint audit DJP
(retur) SP2D valuta Asing pada
dengan DJBC, telah ditindaklanjuti
KPPN Khusus Pinjaman dan
dengan telah ditetapkan KMK 351/
Hibah.
KMK.09/2012 tentang Joint Audit
antara Direktorat Jenderal Pajak dan (c) Untuk 4 SOP yang diusulkan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. untuk dibuatkan SOP nya oleh
DJPU telah dilaksanakan yaitu
DIREKTORAT JENDERAL SOP Pelaksanaan Refund atas
PERBENDAHARAAN NEGARA: Pembayaran Pokok, Bunga,
dan Biaya Utang dan SOP
1) Policy recommendation berupa Pelaksanaan Tindak Lanjut atas
Usulan ke dalam Draf Revisi PMK No Retur SPM Pembayaran Pokok,
120 Tahun 2008 (TPU-Peningkatan Bunga, dan Biaya Utang dan
Peran Dit. SMI DJPb Dalam Rangka telah ditetapkan Kepdirjen PU
Kepatuhan PDAM terhadap Komitmen nomor KEP-45 /PU/2012 tanggal
Restrukturisasi) yang disampaikan 12 Desember 2012;

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 47
(d) SOP Pelaksanaan Darurat Desember 2012 perihal Penyampaian
(Emergency) Penyelesaian Laporan Rekonsiliasi dan Analisis Kas
Transaksi Pembayaran Utang; pada BLU.
dan SOP Pelaksanaan Penerbitan
SPM Pokok, Bunga, Biaya Utang/ 4) Policy recommendation berupa Surat
Hibah Dalam Kondisi Mendesak Inspektur Jenderal kepada Direktur
sesuai dengan Keputusan Dirjen Jenderal Perbendaharaan Nomor
Pengelolaan Utang nomor KEP- S-533/IJ/2012 tanggal 9 November
38/PU/2012 tanggal 13 Agustus 2012 perihal Policy recommendation
2012. Penyelesaian Permasalahan Saldo
(e) KMK no 481/KM.1/2013 tanggal Kas di Bendahara Pengeluaran atas
8 Juli 2013 tentang perubahan pelaksanaan kegiatan “Peningkatan
ke sepuluh atas KMK nomor Kualitas Laporan Keuangan
339/KMK.01/2011 tentang SOP Konsolidasian BUN” yang disampaikan
yang bertautan (SOP-Link) Inspektur III melalui Nota Dinas Nomor
Kementerian Keuangan yaitu ND-398/IJ.4/2012 tanggal 2 November
SOP nomor 30/Link/2013 (SOP 2012 telah ditindaklanjuti dengan :
Tindak Lanjut atas Retur SP2D (a) PMK-15/PMK.05/2013 tanggal
Pembayaran Pokok, Bunga, dan 4 Januari 2013 tentang
Biaya Utang). Penyesuaian Saldo Kas di
(f) Sesuai dengan surat Sekretaris Bendahara Pengeluaran pada
Ditjen Perbendaharaan nomor Neraca Unit Akuntansi Kuasa
S-9528/PB.1/2012 tanggal 27 BUN Tingkat Daerah/KPPN;
November 2012 hal Tanggapan (b) Keputusan Menteri Keuangan
Hasil Monitoring dan Evaluasi tentang penetapan jumlah koreksi
terhadap Tindak Lanjut atas Policy atas perbedaan saldo Kas di
Recmmendation Itjen Kemenkeu Bendahara Pengeluaran dalam
pada Ditjen Perbendaharaan Neraca LKPP Tingkat Kuasa
butir 2 menyatakan bahwa BUN Daerah ditindaklanjuti
permasalahan berkaitan dengan KMK-7/KMK.05/2013
dengan refund (dhi. Rebate tanggal 4 Januari 2013 tentang
Payment) akan dilakukan Besaran Penyesuaian Saldo
dengan mekanisme rekonsiliasi Kas di Bendahara Pengeluaran
antara Direktorat Pengelolaan Kementerian Luar Negeri pada
kas Negara selaku Kuasa BUN Neraca Unit Akuntansi Kuasa
dengan DJPU selaku KPA sesuai BUN Tingkat Daerah/KPPN;
dengan ketentuan yang berlaku.
(c) KMK-8/KMK.05/2013 tanggal 4
3) Policy recommendation berupa Surat Januari 2013 tentang Besaran
Inspektur Jenderal kepada Dirjen Penyesuaian Saldo Kas di
Perbendaharaan Nomor S-500/ Bendahara Pengeluaran selain
IJ/2012 tanggal 6 November 2012 Kementerian Luar Negeri pada
tentang Policy recommendation atas Neraca Unit Akuntansi Kuasa
Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan BUN Tingkat Daerah/KPPN;
Peran Direktorat PPK BLU DJPb atas (d) Peraturan Menteri
Pembinaan Pengelolaan Keuangan Keuangan tentang tata cara
BLU dalam rangka pengelolaan kas pertanggungjawaban sisa
BLU yang disampaikan oleh Inspektur UP/TUP pada Bendahara
III melalui nota dinas Nomor : ND-394/ Pengeluaran Kementerian
IJ.4/2012 tanggal 23 Oktober 2012 Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
telah ditindaklanjuti dengan Surat Kerja ditindaklanjuti dengan
Direktur Pembinaan PK BLU DJPb PMK-198/PMK.05/2012 tanggal
Nomor: S-368/PB.5/2012 tanggal 13 18 Desember 2012 tentang

48 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Pelaksanaan Likuidasi Entitas PB/2013 tanggal 31 Desember 2013
Akuntansi dan Entitas Pelaporan perihal Petunjuk Teknis Pelaksanaan
pada Kementerian Negara/ Monitoring dan Evaluasi Kepatuhan
Lembaga. Bank/Pos PErsepsi dalam rangka
pelaksanaan Perjanjian Jasa
5) Policy recommendation berupa Surat
Pelayanan Perbankan sebagai
Inspektur Jenderal kepada Dirjen
Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos
Perbendaharaan Nomor: S-602A/
Persepsi dalam Rangka Pelaksanaan
IJ/2012 tanggal 12 Desember 2012
Treasury Single Account (TSA)
tentang Policy recommendation
Penerimaan.
Usulan Perubahan PMK Nomor:
234/PMK.05/2011 tentang Sistem
Akuntansi Transaksi Khusus yng 8) Policy recommendation berupa Surat
disampaikan oleh Inspektur III melalui Inspektur Jenderal kepada Direktur
nota dinas Nomor : ND-446/IJ.4/2012 Jenderal Perbendaharaan Nomor
tanggal 12 Desember 2012 telah S-617/IJ/2012 tanggal 28 Desember
ditindaklanjuti dengan PMK-248/ 2012 perihal Policy recommendation
PMK.05/2012 tanggal 28 Desember berupa Usulan Penyempurnaan
2012 tentang Sistem Akuntansi Pengelolaan Penerimaan Negara
Transaksi Khusus. melalui MPN dan Transaksi Reversal
yang disampaikan oleh Inspektur
6) Hasil kegiatan Monitoring dan III melalui nota dinas Nomor : ND-
Evaluasi Pengelolaan Reksus dan 467/IJ.4/2012 tanggal 27 Desember
Dana Talangan yang dituangkan 2012 telah ditindaklanjuti dengan
pada LAP-59/IJ.4/2012 tanggal Per-25/PB/2012 yang Mengatur
28 Mei 2012 merekomendasikan Penegasan tentang Pelaksanaan
antara lain perlu adanya perubahan Reversal; dan revisi Surat Edaran
atas PMK-78/PMK.05/2011 tentang Dirjen Perbendaharaan Nomor: SE-
Penyelesaian Backlog atas PHLN 36/PB/2011 mengenai Tata Cara
Melalui Mekanisme Reksus yang Pelaporan Data Transaksi Reversal
Ineligible pada Direktorat PKN DJPB, Penerimaan Negara yang telah
telah ditindaklanjuti dengan terbitnya ditindaklanjuti dengan nomornya :
Peraturan Menteri Keuangan No.92/ SE-57/PB/2013 tanggal 31 Desember
PMK.05/2012 tanggal 12 Juni 2012 2013 perihal Petunjuk Teknis
tentang Perubahan atas PMK 78/ Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
PMK.05/2011 tentang Penyelesaian Kepatuhan Bank/Pos Persepsi dalam
Backlog atas PHLN Melalui rangka pelaksanaan Perjanjian
Mekanisme Reksus yang Ineligible. Jasa Pelayanan Perbankan sebagai
Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos
7) Policy recommendation berupa Surat Persepsi dalam Rangka Pelaksanaan
Inspektur Jenderal kepada Direktur Treasury Single Account (TSA)
Jenderal Perbendaharaan Nomor Penerimaan.
S-616/IJ/2012 tanggal 27 Desember
2012 perihal Policy recommendation 9) Policy recommendation berupa Surat
berupa Usulan Penyusunan Surat Inspektur Jenderal kepada Direktur
Edaran Dirjen Perbendaharaan Jenderal Perbendaharaan Nomor
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan S-618/IJ/2012 tanggal 28 Desember
Monitoring dan Evaluasi Pemenuhan 2012 perihal Policy recommendation
Kewajiban Bank Operasional dan berupa Usulan Penyempurnaan
Bank/Pos Persepsi Mitra Kerja KPPN Pengelolaan Reksus dan Dana
yang disampaikan oleh Inspektur III Talangan yang disampaikan oleh
melalui nota dinas Nomor : ND-458/ Inspektur III melalui nota dinas
IJ.4/2012 tanggal 26 Desember 2012 Nomor: ND-460/IJ.4/2012 tanggal 26
telah ditindaklanjuti dengan SE-57/ Desember 2012 telah ditindaklanjuti

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 49
dengan Perdirjen Perbendaharaan Bendahara Penerimaan, yang di
nomor Per-56/PB/2012 tgl 28 antaranya mengatur mengenai
Desember 2012 tentang Petunjuk penyetoran PNBP dalam hal
Pelaksanaan Pembebanan Dana di lokasi satker tidak tersedia
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri layanan bank/pos persepsi.
melalui Rekening Khusus.
(b) Dirjen Perbendahaaraan
a.n. Menteri Keuangan telah
10) Usulan Revisi Perpres Nomor 70 Tahun menyampaian surat kepada
2012 tentang Perubahan Kedua atas beberapa K/L mengenai
Perpres Nomor 51 Tahun 2010 tentang permintaan penyampaian usulan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tarif PNBP satker BLU.
sesuai Nota Dinas Inspektur Jenderal
Nomor ND-19/IJ/2012 tanggal 12 DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN
Oktober 2012, menindaklanjuti usulan NEGARA:
revisi tersebut, telah dilakukan rakor
bidang perekonomian pada tanggal 12) Policy recommendation terkait
15 Maret 2013, dengan kesimpulan perbaikan PMK SAIP, telah
bahwa Menteri Keuangan mengatur ditindaklanjuti dengan terbitnya PMK
lebih lanjut ketentuan mengenai Nomor 225/PMK.05/2012 tanggal 26
penjaminan terhadap uang muka Desember 2012 tentang Perubahan
untuk kontrak tahun jamak dan atas PMK Nomor 190/PMK/05/2011
bentuk penjaminan hendaklah yang tentang SAIP.
aman bagi kepentingan pemerintah.
Terkait dengan hal dimaksud, DJPB 13) Policy recommendation terkait
Kemenkeu telah menindaklanjuti pembuatan kebijakan internal DJKN
dengan menyusun RPMK tentang tentang Penerapan Pengendalian
Tata cara penggunaan surat jaminan Intern di Lingkungan DJKN, telah
dalam pelaksanaan anggaran belanja. ditindaklanjuti dengan disusunnya
Rancangan Keputusan Dirjen
11) Optimalisasi Penerimaan PNBP Kekayaan Negara tentang hal tersebut
terkait Penyelesaian Temuan BPK- di atas sesuai Surat Sekretaris DJKN
RI atas Pemasalahan PNBP Jenis Nomor S-422/KN.1/2013 tanggal 1
PNBP Lainnya sesuai dengan Surat April 2013.
Nomor: S-215/IJ/2012 tanggal 30 Juni
2011 kepada DJPBN. Output yang 14) Policy recommendation atas hasil
diharapkan: pelaksanaan Audit Kinerja IP BMN,
(a) Menetapkan mekanisme telah ditindaklanjuti dengan terbitnya:
penyetoran yang dapat
(a) PMK Nomor 198/PMK.05/2012
menampung permasalahan
tentang Pelaksanaan Likuiditas
penyetoran PNBP pada satker
Entitas Akuntansi dan Entitas
yang berkarakteristik khusus
Pelaporan pada K/L;
(b) Mendorong Satker BLU untuk
(b) Rancangan Revisi PMK Nomor
segera mengajukan permohonan
04/PMK.06/2010 tentang Penilai
penetapan tarif atas jenis pungutan
Internal;
yang dikelolanya kepada Menteri
Keuangan c.q Direktur Jenderal (c) Rancangan Perdirjen KN tentang
Perbendaharaan Kode Etik Penilai Internal.

Tindak lanjut: 15) Policy recommendation terkait


Peningkatan Efektivitas Program
(a) Telah terbit PMK Nomor 3/ Percepatan Penyelesaian Pengurusan
PMK.02/2013 tentang Tata Piutang Negara, telah dikirim ke DJKN
Cara Penyetoran PNBP oleh dengan surat nomor: SR-345/IJ/2012

50 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
tanggal 27 Desember 2012, telah (e) Pembentukan database
ditindaklanjuti dengan terbitnya KMK terkait dengan utilisasi telah di
Nomor 218/KM.1/2013 tanggal 23 Juli rencanakan sejak awal tahun 2012
2013; pada saat inisiasi pembangunan
Sistem Informasi Manajemen
(a) Rancangan revisi PMK Nomor
Aset Negara (SIMAN).
33/PMK.06/2012 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Sewa BMN.
DIREKTORAT JENDERAL
(b) Untuk Audit atas Efektivitas PERIMBANGAN KEUANGAN:
Program Percepatan
Penyelesaian Pengurusan 17) Tema “Efektivitas pengalihan
Piutang Negara, Policy pengelolaan PBB sektor perdesaan
recommendation telah tuntas dan perkotaan (P2) ke pemerintah
ditindaklanjuti dengan terbitnya daerah”, dengan disampaikannya
Surat Direktur Piutang dan surat Inspektur Jenderal kepada:
Kekayaan Negara Lainnya Dirjen Pajak Nomor S-228/IJ/2012
a.n. Dirjen Kekayaan Negara tanggal 28 Juni 2012 antara lain
Nomor S-803/KN/2013 tentang memberi rekomendasi kepada DJP
Persiapan Pengembalian BKPN. mengambil langkah-langkah untuk
memastikan penyampaian database
16) Policy recommendation terkait utilisasi ke dan dari Dit. TIP dilengkapi dengan
aset/BMN di lingkungan Kemenkeu, BAST dan mencantumkan jumlah
yaitu telah terbitnya/dikirimnya: NOP, memastikan penyerahan
dokumen, database, sistem,dan
(a) KMK Nomor 218/KM.1/2013 aplikasi dilakukan oleh KPP Pratama
tanggal 23 Juli 2013 tentang sesuai dengan ketentuan, bersama-
Pelimpahan Sebagian sama dengan DJPK mempersiapkan
Wewenang Menteri Keuangan langkah-langkah antisipasi dan solusi
Yang Telah Dilimpahkan Kepada yang harus dilakukan oleh pemerintah,
Direktur Jenderal Kekayaan apabila sampai dengan cut-off
Negara Kepada Pejabat Di pengalihan pemungutan PBB-P2
Lingkungan Direktorat Jenderal (31 Desember 2013) masih terdapat
Kekayaan Negara Untuk dan pemerintah kab/kota yang belum
Atas Nama Menteri Keuangan siap. Bentuk tindak lanjut yang telah
Menandatangani Surat dan/atau dilaksanakan, yaitu diterbitkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan. Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor
(b) Rancangan revisi PMK Nomor SE-14/PJ/2013 tanggal 26 Maret 2013
33/PMK.06/2012 tentang Tata tentang Pemeliharaan Basis Data
Cara Pelaksanaan Sewa BMN. Pajak Bumi dan Bangunan Dalam
Rangka Pemutakhiran Basis Data
(c) Konsep revisi/perubahan SOP Piutang Pajak Bumi dan Bangunan
Layanan Unggulan di lingkungan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
DJKN sesuai surat S-1801/ Yang Dilaksanakan Oleh Tim. SE
KN.1/2013 tanggal 16 Desember tersebut merupakan perubahan SE-
2013. 12/PJ/2012.
(d) Sanksi terhadap Pengguna
Barang yang telah melaksanakan 18) Usulan revisi PMK No.15/PMK.03/2012
utilisasi (Pemanfaatan BMN), tentang Penatausahaan dan
tetapi tidak mengajukan Pemindahbukuan Pajak Bumi dan
permohonan kepada Pengelola Bangunan Sektor Pertambangan
Barang c.q. DJKN sudah untuk Pertambangan Minyak Bumi,
diatur dalam PMK nomor 244/ Gas Bumi, dan Panas Bumi sesuai
PMK.06/2012. Surat Nomor: S-230/IJ/2012 tanggal
29 Juni 2012 dengan tindak lanjut

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 51
berupa diterbitkannya PMK Nomor 76/ 3) Pedoman evaluasi akuntabilitas
PMK.03/2013 tentang Penatausahaan kinerja di lingkungan Kemenkeu,
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor telah ditetapkan menjadi PMK No.42/
Pertambangan Untuk Pertambangan PMK.01/2012 tanggal 12 Maret 2012.
Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi sebagai revisi dari PMK No.15/ 4) Pelaksanaan Pemantauan
PMK.03/2012 tentang Penatausahaan Pengendalian Intern di Lingkungan
dan Pemindahbukuan Pajak Bumi dan Inspektorat Jenderal Kementerian
Bangunan Sektor Pertambangan untuk Keuangan, telah ditetapkan menjadi
Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, Surat Edaran Inspektur Jenderal
dan Panas Bumi. Nomor SE-07/IJ/2012.

DIREKTORAT JENDERAL 5) Road Map Percepatan Implementasi


PENGELOLAAN UTANG: Unit Kontrol Intern di Lingkungan
Kementerian Keuangan, telah
1) Policy recommendation berupa Surat ditetapkan menjadi Per Irjen Nomor
Nomor S-239/IJ/2012 tanggal 16 Juli PER-08/IJ/2012 tanggal 12 Oktober
2012 perihal Policy recommendation 2012.
Atas Pelaksanaan Kegiatan
Peningkatan Kualitas Sistem dan 6) Penilaian Mandiri Penerapan
Prosedur Terkait Pembayaran Manajemen Risiko di Lingkungan
Utang Pada Direktorat Evaluasi Inspektorat Jenderal Kementerian
Akuntansi dan Setelmen DJPU dan Keuangan, telah ditetapkan menjadi
KPPN Khusus Jakarta VI dari Irjen Per Irjen Nomor PER-11/IJ.8/2012
kepada Dirjen Perbendaharaan tanggal 23 November 2012.
dan Dirjen Pengelolaan Utang yang
ditindaklanjuti dengan ditetapkan 7) Pedoman Pemantauan Penerapan
Kepdirjen PU nomor KEP-45 / Kode Etik pada Inspektorat Jenderal
PU/2012 tanggal 12 Desember 2012 Kemenkeu telah ditetapkan menjadi
perihal SOP Pelaksanaan Refund PER-14/IJ/2012.
atas Pembayaran Pokok, Bunga, dan
Biaya Utang dan SOP Pelaksanaan 8) Telah diterbitkan KMK Nomor 435
Tindak Lanjut atas Retur SPM Tahun 2012 tanggal 26 Desember
Pembayaran Pokok, Bunga, dan 2012, yang merupakan Perubahan
Biaya Utang dan PER-40/PB/2012 atas Keputusan Menteri Keuangan
tanggal 12 November 2012 oleh DJPB Nomor 152/KMK.09/2011 tentang
perihal Tata cara Penyelesaian dan Peningkatan Penerapan Pengendalian
Penatausahaan Pengembalian (retur) Intern di Lingkungan Kemenkeu.
Surat Perintah Pencairan Dana dalam
Valuta Asing. 9) Telah diterbitkan KMK 32 Tahun
2013 tanggal 18 Januari 2013,
INSPEKTORAT JENDERAL: tentang Kerangka Kerja Penerapan
Pengendalian Intern dan Pedoman
1) Pedoman perencanaan pengawasan Teknis Pemantauan Pengendalian
tematik, telah ditetapkan menjadi Intern di Lingkungan Kemenkeu.
PerIrjen Nomor PER-03/IJ/2012
tanggal 19 April 2012.

2) Tatacara dan langkah-langkah


penerapan aplikasi CCH TeamMate,
telah ditetapkan menjadi PerIrjen
Nomor PER-02/IJ/2012 tanggal 9
Maret 2012.

52 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Adapun 3 (tiga) policy recommendation Kemenkeu. Rekomendasi kebijakan
yang masih belum selesai ditindaklanjuti (policy recommendation) tersebut dapat
akan terus dilakukan monitoring berupa usulan strategis atau rancangan
penyelesaiannya oleh Itjen. Target policy kebijakan untuk merubah, menambah,
recommendation yang belum selesai dan atau menyempurnakan kebijakan di
ditindaklanjuti adalah terkait dengan: Lingkungan Kemenkeu.
1) penyusunan pedoman oleh DJKN
mengenai pelaksanaan tindak lanjut Policy recommendation merupakan
hasil penertiban BMN yang berasal output akhir dari setiap penugasan Tema
dari KKKS Hulu Minyak dan Gas Bumi; Pengawasan Unggulan (TPU) yang
identifikasi TPU tersebut menggunakan
2) usulan perubahan PMK Nomor: pendekatan risk based audit. Selain
99/PMK.06/2006 tentang Modul itu juga berdasarkan hasil identifikasi
Penerimaan Negara (MPN) oleh dan penilaian bersama antara Itjen dan
DJPB; dan auditee memerlukan perhatian dan harus
3) penyusunan pedoman oleh BPPK segera diperbaiki dan/atau ditingkatkan
mengenai analisis kebutuhan dan kinerjanya.
identifikasi kebutuhan pendidikan dan
pelatihan di Kemenkeu; Dari berbagai kegiatan TPU terhadap
unit-unit eselon I selama tahun 2013,
Sampai dengan 31 Desember 2013, Itjen telah menghasilkan 48 (empat
draft RPMK/RKMK tentang hal tersebut di puluh delapan) dari 36 (tiga puluh enam)
atas masih dalam proses finalisasi di Biro target policy recommendation3. Hal ini
Hukum untuk kemudian diajukan kepada menunjukkan bahwa selain mampu
Menteri Keuangan untuk ditetapkan. mencapai target policy recommendation
c) Jumlah policy recommendation yang telah ditetapkan, Itjen telah mampu
hasil pengawasan merekomendasikan perbaikan dari
permasalahan baru/current issue yang
IKU ini digunakan untuk mengukur muncul kemudian.
seberapa banyak rekomendasi perbaikan
berupa kebijakan yang telah dihasilkan Rincian jumlah policy recommendation
Inspektorat Jenderal untuk mengatasi hasil pengawasan Itjen tahun 2013 per
permasalahan yang ada di Lingkungan unit eselon II disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Jumlah Policy Recommendation Hasil Pengawasan Tahun 2013


per Unit Eselon II Itjen

Policy recommendation % %
Unit Eselon
No. Target Realisasi Capaian Capaian
II
2013 2013 2013 2012
1 Inspektorat I 6 6 100,00 100,00
2 Inspektorat II 7 7 100,00 140,00
3 Inspektorat III 6 7 116,67 200,00
4 Inspektorat IV 6 9 150,00 120,00
5 Inspektorat V 7 7 100,00 120,00
6 Inspektorat VI 2 3 150,00 200,00
7 Inspektorat VII 5 9 180,00 180,00
TOTAL 39 48
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

3
Target jumlah policy recommendation Itjen mengacu kepada RKT - PK Itjen, bukan merupakan akumulasi target jumlah policy
recommendation tiap Inspektorat seperti pada tabel 3.4.
INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 53
Policy recommendation yang Penyempurnaan terhadap Keputusan
disampaikan tersebut, yaitu terkait Menteri Keuangan Nomor 228/
dengan: KMK.01/2013 dengan Mengacu pada
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
1) Audit kinerja di Biro KLI telah dikirimkan 2010 jo. Peraturan Presiden Nomor 70
kepada Sekretaris Jenderal dengan Tahun 2012. Output yang diharapkan
surat Inspektur Jenderal nomor SR- berupa revisi KMK 228 tahun 2013
114/IJ/2013 tanggal 6 September sebagaimana disebutkan di dalam
2013, hal policy recommendation: surat policy recommendation.
Agar Biro KLI melengkapi SOP sesuai
dengan PER Menpan Nomor 29 5) Pembentukan payung hukum
Tahun 2011 tentang Pedoman Umum yang mengikat atas kebijakan
Pengelolaan Krisis di Lingkungan pembatasan honorarium tim lingkup
lnstansi Pemerintah dan Agar Biro Kemenkeu, yang disampaikan dalam
KLI Memperbaiki SOP proses strategi rapat pembahasan konsekuensi
komunikasi publik dalam rangka pembatasan honorarium tim tahun
reconstruction image (SOP 27/SJ.6 2012 di lingkungan Kemenkeu yang
tahun 2011) dengan menambahkan dilaksanakan pada tangal 28 Mei
mekanisme Pembahasan draf 2013 sesuai undangan nomor Und-
Laporan Analisis Mingguan oleh 102/SJ.3/2013 tanggal 27 Mei 2013.
perwakilan. Output yang diharapkan berupa
PMK atau KMK mengenai Kebijakan
2) Pengawasan terhadap peningkatan Pembatasan Honorarium Tim Lingkup
efektivitas dan optimalisasi tugas Kemenkeu.
dan fungsi widyaiswara. Output
yang diharapkan: kajian mengenai 6) Surat nomor S-636/IJ/2013 tanggal
jumlah widyaiswara yang dibutuhkan; 26 September 2013 hal Policy
dan peraturan terkait: kompetensi recommendation Penyempurnaan
widyaiswara, kurikulum diklat, serta Ketentuan terkait dengan Kegiatan
standar sarana dan prasarana diklat. Penyusunan Target dan Pagu PNBP
K/L pada DJA. Output yang diharapkan
3) Surat nomor S-748/IJ/2013 tanggal berupa Pedoman atau juknis/juklak
30 Desember 2013 hal Policy dalam kegiatan penyusunan target
recommendation terkait Pengadaan dan pagu PNBP K/L.
Langsung Secara Elektronik di
Lingkungan Kemenkeu. Output yang 7) Surat nomor S-749/IJ/2013 tanggal
diharapkan: 30 Desember 2013 hal Policy
recommendation terkait dengan
(a) P e n y e m p u r n a a n / p e r b a i k a n
Sinergi Penyusunan Kebijakan
beberapa materi dalam RPMK
Fiskal dan Rancangan Anggaran
tentang Pelaksanaan Pengadaan
Pendapatan dan Belanja Negara
Langsung secara Elektronik di
(RAPBN) di lingkungan Kemenkeu.
Lingkungan Kemenkeu.
Output yang diharapkan:
(b) Kebijakan tentang tata cara
(a) Koordinasi antara DJA
pelaksanaan pengadaan secara
dengan BKF untuk melakukan
elektronik sebagai aturan
pembahasan dan kajian atas
teknis, yang mengatur hal-hal
pembagian tugas dan fungsi
sebagaimana disebutkan di dalam
dalam penyusunan kebijakan
surat policy recommendation.
fiskal dan RAPBN.
4) Surat nomor S-751/IJ/2013 tanggal (b) Konsultasi antara DJA dengan Biro
30 Desember 2013 hal Policy Organta dan Biro Hukum untuk
recommendation terkait dengan mendapatkan masukan atas revisi

54 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
PMK nomor 44/PMK.01/2007 dan antara DJP dan DJBC dengan
penyempurnaan PMK nomor 184/ menambahkan data yang
PMK.01/2010. dipertukakan dalam portal,
antara lain: data ekspor yang
(c) Penyempurnaan SOP-link secara dibatalkan, data PIBK/PIBT,
lengkap terkait dengan kegiatan data realisasi penggunaan CK-
penyusunan pagu indikatif. 1, dan data CK-5.
ii. Melakukan penyempurnaan
8) S-752/IJ/2013 tanggal 30 Desember terhadap Surat Edaran Dirjen
2013 hal Policy recommendation Pajak Nomor SE-89/PJ/2009
terkait dengan Tata Cara Pembayaran tentang tata cara penanganan
Kembali PPN dan PPnBM atas WP NE dan peraturan
Perolehan BKP dan/atau JKP yang Dirjen Pajak nomor PER-20/
digunakan badan usaha tetap PJ/2013 khusunya tentang
pengusahaan Minyak dan Gas Bumi. penetapan WP NE agar
Output yang diharapkan: Revisi mempertimbangkan potensi
PMK 64 tahun 2005 sebagaimana pajak sebelum menetapkan
disebutkan di dalam surat policy WP NE.
recommendation.
(b) Melakukan koordinasi dengan
DJBC untuk:
9) TPU Efektivitas pengelolaan SDM
pada DJP melalui audit; i. Melakukan verifikasi
perbedaan data identitas WP
(a) Terkait Peraturan/Kebijakan:
sebagaimana diungkapkan
i. Membuat penegasan dalam permasalahan pada
yang mengatur dokumen butir B.1.d.1).
pendukung mutasi dengan
ii. Menentukan elemen data profil
alasan kebutuhan organisasi/
WP tertentu yang dibutuhkan
permintaan pimpinan
oleh DJBC.
sebagaimana diatur dalam
pasaL 18 Peraturan Dirjen
Pajak Nomor: PER-01/PJ/2012 11) TPU Pemanfaatan Sistem Aplikasi
jo. PER-07/PJ/2012; Cukai Sentralisasi (SAC-S), policy
recommendation telah dikirimkan
ii. Membuat ketentuan yang kepada Direktorat Jenderal Bea dan
mengatur pola mutasi pegawai Cukai melalui Surat Rahasia Inspektur
pelaksana. Jenderal Nomor: SR-
(b) Melakukan koordinasi dengan 646/IJ/2013 tanggal 27 September
Biro SDM Sekretariat Jenderal 2013 hal Penyampaian Butir-Butir
untuk dapat memastikan bahwa Policy recommendation atas Tema
pengisian jabatan Eselon III dapat Pengawasan Unggulan “Pemanfaatan
dilakukan segera setelah jabatan Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi
kosong. (SAC-S)”. Rekomendasi yang
diberikan yaitu:
10) TPU Efektivitas Pemanfaatan (a) Penyempurnaan menu yang
Data Kepabeanan dalam Rangka ada pada SAC-S dengan “early
Penggalian Potensi Penerimaan warning” untuk mendeteksi
Melalui Audit; NPPBKC yang sudah satu tahun
tidak mengajukan pemesanan pita
(a) Terkait Peraturan/Kebijakan:
cukai (CK-1) sebagai alat bagi unit
i. Bersama DJBC membuat Penindakan dan Penyidikan (P2)
usulan revisi KMK nomor 194/ untuk melakukan pengawasan;
KMK.03/2012 tanggal 7 Juni
2012 tentang pertukaran Data

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 55
(b) Penyediaan menu pada SAC-S 15) Usulan Penyempurnaan Pengelolaan
untuk menampilkan data P3C dan Penerimaan Negara melalui MPN
CK-1 yang dibatalkan; G-2, sesuai dengan ND-342/IJ.4/2013
(c) Penyempurnaan fitur-fitur tgl 12 September 2013.
pelayanan untuk MMEA;
(d) Perbaikan aplikasi CK-4 online; 16) Surat nomor SR-22/IJ/2013 tanggal 13
(e) Perbaikan tanda terima CK-1; Februari 2013 perihal Penyampaian
Hasil Kajian Tema Pengawasan
(f) Pembuatan menu untuk pelaporan Pelayanan Lelang yaitu rekomendasi
dan analisa; dan untuk merumuskan ketentuan tentang
(g) Pembangunan aplikasi SAC-S lelang non eksekusi sukarela berupa
II yang mengakomodasi CK-1 tanah dan bangunan; melaksanakan
secara online. koordinasi dengan DJP terkait pajak
12) Asistensi penerapan pengendalian, atas imbalan jasa lelang; menyusun
policy recommendation telah SOP tentang pemeriksaan terhadap
dikirimkan kepada Direktorat Jenderal Balai Lelang dan Pejabat Lelang Kelas
Bea dan Cukai melalui Surat Rahasia II; melakukan pendataan terhadap BL
Inspektur Jenderal Nomor: SR- dan PL Lelas II.
131/IJ/2013 tanggal 27 September
2013 hal Ikhtisar Hasil Kegiatan 17) Surat nomor S-18/IJ.5/2013 tanggal
Asistensi Penerapan Pengendalian. 22 Juli 2013 perihal Laporan
Rekomendasi yang diberikan Semester I Tahun 2013 Kegiatan
yaitu menetapkan Keputusan Asistensi dan Monitoring Pelaksanaan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Pemantauan Pengendalian Intern
tentang Pelaksanaan Pemantauan yaitu rekomendasi untuk menyusun
Pengendalian Intern di Lingkungan Rencana Pemantauan Tahunan
DJBC atas: Tahun 2013, melakukan konversi dan
penyempurnaan matriks perangkat
(a) Penyelesaian permohonan
pemantauan, menempatkan pejabat
keberatan di Bidang Kepabeanan
di Seksi Kepatuhan Internal,
(pada level Dit. PPKC, KPU,
menyusun SOP terkait tusi Seksi KI,
Kanwil);
mengikutsertakan pegawai dalam
(b) Pekerjaan Subkontrak pada program pelatihan AKSI UKI.
Kawasan Berikat; dan
(c) Kegiatan profiling pada Direktorat 18) Surat nomor S-648/IJ/2013 tanggal
Penindakan dan Penyidikan. 27 September 2013 hal Policy
13) Draft RPMK Tentang Pedoman recommendation terkait dengan
Akuntansi dan Pelaporan Aset Berupa Penyeleggaraan Kegiatan Kursus
Barang Milik Negara yang berasal Keuangan Daerah (KKD) dan
dari PKP2B, sesuai dengan ND-198/ Kursus Keuangan Daerah Khusus
IJ.4/2013 tanggal 17 Mei 2013. Penatausahaan/Akuntansi Keuangan
Daerah (KKDK).
14) Masukan mengenai pembentukan
payung hukum yang mengikat atas 19) Policy recommendation agar dibuat
Kebijakan Pembatasan Honorarium pedoman tentang Tata cara dan
Tim Lingkup Kemenkeu, disampaikan langkah- langkah Penerapan Aplikasi
dalam Rapat Pembahasan CCH TeamMate, telah ditindaklanjuti
Konsekuensi Pembatasan Honorarium dengan PerIrjen Nomor 01 Tahun
Tim Tahun 2012 di Lingkungan 2013 tentang Perubahan atas Per
Kemenkeu, sesuai dengan Und- Irjen No 2 Tahun 2012 (25 Februari
102/SJ.3/2013 tanggal 27 Mei 2013 2013).
(Sudah ditindaklanjuti melalui PMK-
91/PMK.02/2013).

56 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
20) Policy recommendation agar dibuat melalui surat Inspektur Jenderal nomor
Pedoman tentang Komunikasi Hasil S-187/IJ/2013 tanggal 21 Juni 2013
Pengawasan Itjen, berupa Draft yaitu: menyusun peraturan terkait:
Peraturan Irjen telah disampaikan kompetensi widyaiswara; kurikulum
melalui Nota Dinas nomor ND-303/ diklat; standar sarana dan prasarana
IJ.8/2013 (28 Mei 2013). widyaiswara.

Atas seluruh policy recommendation


21) Policy recommendation agar dibuat
di atas, Itjen akan terus melakukan
Perubahan atas Rencana Strategis Itjen
monitoring dan mengupayakan agar policy
tahun 2010-2014, telah ditindaklanjuti
recommendation yang dihasilkan pada
dengan KEP IRJEN Nomor KEP-121/
tahun 2013 tersebut dapat ditindaklanjuti
IJ/2013 tentang Perubahan atas KEP
oleh auditee di tahun 2014.
IRJEN Nomor KEP-130/IJ/2010 tentang
Rencana Strategis Itjen tahun 2010-
2014. d) Persentase informasi gratifikasi,
pungutan liar, kolusi, dan
22) Policy recommendation agar Pusat perbuatan koruptif yang
LPSE Setjen menindaklanjuti tiga dilaporkan ke KPK/Penegak
rencana aksi Strakom PBAK, telah Hukum
ditindaklanjuti dengan KMK Nomor 222/ Persentase informasi gratifikasi,
KMK.09/2013 tanggal 27 Juni 2013 pungutan liar, kolusi, dan perbuatan
tentang Strakom PBAK di Kemenkeu. koruptif yang dilaporkan ke KPK/Penegak
Pelaksanaan tiga rencana AKSI oleh Hukum merupakan salah satu indikator
pusat LPSE Setjen (rincian Lap-35/ yang digunakan untuk menilai keberhasilan
IJ.8/2013). Itjen dalam berpartisipasi memberantas
KKN di lingkungan Kemenkeu. Nilai
23) Surat nomor SR-80/IJ/2013 tanggal 26 atas capaian IKU ini diperoleh melalui
Juni 2013 perihal penyampaian Hasil perbandingan antara jumlah informasi
Audit Compliance atas Mekanisme gratifikasi, pungutan liar, kolusi, dan
Perumusan Kebijakan APBN pada perbuatan koruptif yang dilaporkan ke
Pusat Kebijakan APBN Badan instansi penegak hukum dengan jumlah
Kebijakan Fiskal yaitu rekomendasi informasi gratifikasi, pungutan liar, kolusi,
untuk mengajukan usulan perubahan dan perbuatan koruptif yang dilaporkan ke
PMK 184/PMK.01/2010 pasal 1829 dan Menteri Keuangan.
1830; perbaikan SOP Pusat Kebijakan
APBN; menyiapkan surat dinas sesuai Pada tahun 2013 terdapat 3 (tiga)
dengan jabatan dan ketentuan. informasi yang diusulkan akan dilaporkan
kepada instansi penegak hukum. Dari
informasi tersebut, 2 (dua) informasi
24) Policy recommendation terkait dengan
gratifikasi, pungutan liar, kolusi, dan
pengawasan terhadap Peningkatan
perbuatan koruptif yang telah dilaporkan
Efektivitas dan Optimalisasi Tugas
kepada instansi Penegak Hukum adalah
dan Fungsi Widyaiswara yang dikrim
terkait penyalahgunaan wewenang dalam
melalui surat Inspektur Jenderal nomor
penyelundupan smartphone pada 2
S-187/IJ/2013 tanggal 21 Juni 2013
wilayah yang berbeda, sedangkan satu
yaitu: membuat kajian mengenai jumlah
informasi masih dalam tahap identifikasi.
widyaiswara yang dibutuhkan.
Data capaian Itjen pada tahun 2013
atas IKU ini masih sama dengan tahun
25) Policy recommendation terkait dengan sebelumnya yaitu sebesar 66,67% dari
pengawasan terhadap Peningkatan target sebesar 60%.
Efektivitas dan Optimalisasi Tugas
dan Fungsi Widyaiswara yang dikirim

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 57
e) Indeks ketepatan waktu selesai ditindaklanjuti apabila “ukuran
penyelesaian tindak lanjut Instruksi keberhasilan target antara aksi” dalam
Presiden Inpres telah dilaksanakan.

Instruksi Presiden (Inpres) yang perlu Adapun realisasi capaian IKU indeks
ditindaklanjuti adalah seluruh aksi dan ketepatan waktu penyelesaian tindak
keluaran dalam Instruksi Presiden Nomor lanjut Instruksi Presiden oleh Itjen
1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan adalah sebesar 90,44 dari target indeks
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 ketepatan waktu sebesar 80. Hal ini
yang harus dilaksanakan atau dihasilkan menunjukkan bahwa aksi pencegahan
pada periode tahun berjalan dan menjadi dan pemberantasan korupsi yangg
tanggung jawab langsung Kementerian telah ditetapkan dan diamanatkan untuk
Keuangan. dilaksanakan Itjen telah tereaslisasi
secara efektif di tahun 2013.
Pelaksanaan aksi serta monitoring dan
evaluasi keluaran Inpres dilaksanakan Beberapa target rencana aksi dalam
oleh unit eselon I yang memiliki tugas, Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2013
fungsi, dan kewenangan terkait atau yang telah ditindaklanjuti Itjen pada tahun
unit yang ditunjuk langsung oleh Menteri 2013 beserta keluarannya disajikan dalam
Keuangan. Inpres dinyatakan telah Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Rencana Aksi Inspres Nomor 1 Tahun 2013
yang Telah Ditindaklanjuti Itjen Tahun 2013

Aksi Keluaran
Pelaksanaan whistleblowing 1 Terintegrasinya data riil dari aplikasi SIPUMA ke
system dan penyelesaian aplikasi WISE Kemenkeu (tahap II). Batas waktu
penanganan pengaduan Penyelesaian 17 Juni 2013. Selesai pada 27 Mei 2013.
masyarakat yang terintegrasi 2 Terintegrasinya aplikasi WS Kemenkeu dengan
di lingkungan Kemenkeu. aplikasi penanganan pengaduan DJP (SIPP). Batas
waktu Penyelesaian: 17 Juni 2013. Selesai pada 27
Mei 2013.
3 Data statistik pengaduan per unit dan tindaklanjut
penanganan pengaduan triwulan IV. Batas waktu
Penyelesaian: 16  Desember 2013. Selesai pada
13 Desember 2013.
Pelaksanaan strategi 1 Tersusunnya Dokumen Strakom PBAK berdasarkan
komunikasi pendidikan dan hasil identifikasi area rawan korupsi dan nilai anti
budaya anti korupsi. korupsi yang akan ditanamkan, (termasuk minimal 3
aksi PBAK yang akan dilakukan menuju PBAK yang
diharapkan). Batas waktu Penyelesaian: 17 Juni 2013.
Selesai pada 17 Mei 2013.
2 Terbitnya SK Menteri untuk melaksanakan Strakom
PBAK. Batas waktu Penyelesaian: 17 Juni 2013.
Selesai: 27 Juni 2013.
3 Terbitnya Laporan Pelaksanaan PBAK. Batas waktu
Penyelesaian: 16 Desember 2013. Selesai pada 4
Desember 2013.
4 Tersedianya Hasil Assesment Budaya Anti Korupsi
di Lingkungan Kemenkeu (Post Assessment). Batas
waktu Penyelesaian: 16 Desember 2013. Selesai pada
4 Desember 2013.
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

58 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
2.
1. Penerapan sistem pengendalian 5) Telah dibuat Program kerja Asistensi
intern yang efektif Pelaksanaan EIKR. (5%)
6) Telah dibuat Program kerja Monitoring
a) Persentase penerapan peningkatan Pelaksanaan EIKR. (5%)
pengendalian intern
7) Telah dilaksanakan diklat TOT AKSI
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah UKI pada tanggal 17 s.d. 23 Maret
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem 2013 dengan peserta dari lingkungan
Pengendalian Intern Pemerintah, Itjen dan Widyaiswara di BPPK dan
Kemenkeu tengah melaksanakan juga telah dilaksanakan diklat AKSI
pembangunan dan penguatan fungsi UKI Kelas Manajerial dari tanggal
pengendalian intern yang berkelanjutan, 1 April s.d. 3 Mei 2013 sebanyak
melalui pembentukan Unit Kontrol 19 angkatan pada tujuh kota,
Internal (UKI) di setiap unit eselon I yaitu: Medan, Jakarta, Palembang,
yang akan memperluas jangkauan dan Balikpapan, Malang, Yogyakarta, dan
lingkup pengawasan intern di lingkungan Makassar dengan jumlah peserta
Kemenkeu. Itjen selaku unit in charge, sebesar 462 orang. (10%)
berperan dalam mendorong peningkatan 8) Telah dilakukan rapat koordinasi dan
pengendalian intern pada seluruh unit evaluasi penyelenggaraan Program
eselon I Kemenkeu melalui pembentukan diklat AKSI UKI kelas manajerial
struktur organisasi, penyusunan prosedur, dengan perwakilan dari PUSKU
dan pengisian SDM pada UKI. pada tanggal 24 April 2013 (Und-12/
Selama tahun 2013, penyelesaian IJ.8/2013). (5%)
action plan UKI yang ditargetkan untuk 9) Telah dilaksanakan monitoring
dilaksanakan Itjen telah terealisasi 100%, pelaksanaan PPU pada Itjen. (5%)
dengan rincian dan pembobotan capaian
10) Telah disusun laporan Peningkatan
pada masing-masing tahapan adalah
Penerapan Pengendalian Intern di
sebagai berikut:
Lingkungan Kemenkeu Semester I
1) Telah ditetapkan KMK No.32/ 2013. (5%)
KMK.09/2013 tentang Kerangka Kerja
11) Telah dikirimkan Nota Dinas perihal
Penerapan Pengendalian Intern &
Monitoring dan Evaluasi Pengisian
Pedoman Teknis Pemantauan PI di
Pejabat/Pegawai UKI kepada tiap
Lingkungan Kemenkeu pada tanggal
Eselon I Kemenkeu pada awal
18 Juni 2013. (10%)
September 2013. (5%)
2) Telah direncanakan jadwal diklat
12) Telah dilaksanakan diklat AKSI UKI
AKSI UKI yang telah dikoordinasikan
kelas reguler sebanyak 42 Angkatan
dengan BPPK melalui Surat Kepala
(ND-277/IJ.800A/2013). (10%)
Pusdiklat KU nomor S-130/PP.7/2013
tentang Program Akselerasi 13) Telah dilakukan monitoring dan
Implementasi UKI. (5%) evaluasi diklat AKSI UKI kelas reguler
dengan Pusdiklat KU pada tanggal
3) Telah dilakukan koordinasi dengan
5 Desember 2013. Laporan hasil
BPPK melalui kegiatan konsinyering
monitoring dan evaluasi AKSI UKI
di Bogor pada tanggal 27 Februari s.d.
reguler telah disampaikan ke Irjen.
1 Maret 2013. (5%)
(LAP-44/IJ.8/2013 tgl 09 Desember
4) Telah dilakukan koordinasi dengan 2013). (5%)
Kepala Bagian Organisasi I pada Biro
14) Telah disusun dan disampaikan
Organta Sekjen pada hari Selasa, 28
Laporan Asistensi Pelaksanaan
Mei 2013 membahas pembentukan
Implementasi EIKR pada Itjen
unit kepatuhan internal eselon I
melalui Nomor Laporan Lap-30/
(pusat). (10%)
IJ.800A/2013. (5%)

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 59
15) Telah dilaksanakan Monitoring yang direspon maksimal dalam 7 hari
pelaksanaan pemantauan kerja.
pengendalian utama untuk kegiatan
yang dipilih Tahun 2013 semester Capaian atas IKU ini diperoleh
II. (ND-286/IJ.800A/2013 hal melalui perbandingan antara permintaan
Penyampaian Hasil Monitoring pengawasan (baik pengaduan maupun
Pemantauan pengendalian Utama non-pengaduan) yang direspon maksimal
di lingkungan Itjen semester II tahun dalam 7 hari kerja—sejak permintaan
2013). (5%) diterima Itjen sampai dengan respon
16) Telah disusun dan disampaikan disampaikan Inspektur Jenderal kepada
kepada Irjen Laporan Peningkatan pihak yang meminta pengawasan—
Penerapan Pengendalian Intern di dengan jumlah permintaan pengawasan
Lingkungan Kemenkeu Tahun 2013 yang diterima Itjen. Bentuk respon Itjen
melalui Nota Dinas Nomor-ND-797/ atas pengaduan/permintaan pengawasan
IJ.8/2013. (5%) yang diterima tersebut dapat berupa ND/
surat tanggapan hasil awal kajian/analisis
Pada tahun 2015, harapan akan atau langkah-langkah yang direncanakan
terbentuknya struktur UKI yang permanen akan dilaksanakan dalam menangani
di setiap unit eselon I dan terlaksananya permintaan pengawasan tersebut
penerapan sistem pengendalian intern atau informasi lainnya. Permintaan
secara luas dan memadai di lingkungan pengawasan yang dimasukkan dalam
Kemenkeu dapat terwujud. Oleh karena perhitungan adalah segala hal permintaan
itu, pada tahun 2014 Itjen akan terus pengawasan yang diterima secara resmi/
melakukan peningkatan penerapan tertulis yang merupakan permintaan yang
pengendalian intern di lingkungan masuk dalam lingkup pelaksanaan tugas
Kemenkeu melalui: dan fungsi Itjen dengan pihak dan alamat
1) asistensi penilaian efektivitas pengirim jelas dan lengkap.
pengendalian intern pada setiap unit
eselon I di lingkungan Kemenkeu; Selama tahun 2013, seluruh
2) melakukan pengembangan UKI di permintaan pengawasan yaitu 178
lingkungan Kemenkeu; dan permintaan telah direspon Itjen maksimal
dalam 7 hari kerja. Hal ini menunjukan
3) menyelenggarakan diklat AKSI UKI. persentase permintaan pengawasan
yang direspon maksimal dalam 7 hari
2. Tingkat kepuasan pengguna
3. hasil
kerja adalah 100% sesuai dengan target.
pengawasan yang tinggi
Rincian capaian atas IKU ini per unit
a) Persentase permintaan eselon II disajikan dalam Tabel 3.6.
pengawasan yang direspon
maksimal dalam 7 hari kerja Capaian atas IKU persentase
permintaan pengawasan yang direspon
Untuk membangun hubungan maksimal dalam 7 hari kerja pada tahun
konstruktif dengan stakeholders serta 2013 yaitu sebesar 100%, relatif lebih
customers, Itjen senantiasa berupaya tinggi jika dibandingkan dengan tahun
untuk meningkatan kepuasan pengguna 2012 (95,61%). Hal ini dapat dijadikan
hasil pengawasan melalui peningkatan sebagai indikasi bahwa Itjen senantiasa
layanan kepada pihak yang mengirimkan berusaha untuk memberikan pelayanan
pengaduan/ permintaan pengawasan. terbaik terhadap customers dan
Salah satu pendekatan yang digunakan stakeholders demi tercapainya tujuan
untuk menilai kinerja Itjen dalam organisasi.
meningkatan pelayanan adalah berupa
ketepatan waktu dan responsiveness
dengan proxy indikator yang digunakan
yaitu persentase permintaan pengawasan

60 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Tabel 3.6 Persentase Permintaan Pengawasan yang Direspon
Maksimal dalam 7 Hari Kerja oleh Itjen, per Unit Eselon II Tahun 2013

∑ Permintaan ∑ Direspon Maks


Unit Eselon II Itjen %
Pengawasan 7 Hari Kerja
Inspektorat I 6 6 100
Inspektorat II 6 6 100
Inspektorat III 4 4 100
Inspektorat IV - - -
Inspektorat V 2 2 100
Inspektorat VI 17 17 100
Inspektorat VII 46 46 100
Inspektorat Bidang Investigasi 97 97 100
Jumlah 178 178 100
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

b) Tingkat efektivitas pendampingan terhadap pelaksanaan tugas eselon I


dan konsultasi Kemenkeu.

Efektivitas pendampingan dan Dari target kegiatan pendampingan


konsultasi merupakan gambaran persepsi sebanyak 26 kali dan konsultasi sebanyak
pengguna layanan yang digunakan untuk 124 kali, selama tahun 2013 telah
mengukur tingkat keberhasilan dari hasil dilaksanakan kegiatan pendampingan
kegiatan pendampingan dan konsultasi sebanyak 52 kali dan konsultasi sebanyak
Itjen. Pendampingan kepada unit eselon 207 kali, dengan tingkat efektivitas
I Kemenkeu dilakukan dalam proses sebesar 85,80 (sangat efektif). Rincian
audit maupun dalam monitoring tindak atas nilai tingkat efektivitas pendampingan
lanjut hasil audit oleh pihak eksternal. dan konsultasi tahun 2013 per unit eselon
Sedangkan kegiatan konsultasi diberikan II disajikan dalam Tabel 3.7.
melalui asistensi dan/atau bimbingan

Tabel 3.7 Tingkat Efektivitas Pendampingan dan Konsultasi


Tahun 2013, per Unit Eselon II Itjen

Jumlah Tingkat
Unit Eselon II Itjen
Pendampingan Konsultasi Efektivitas
Inspektorat I 5 - 84,52
Inspektorat II 5 - 87,37
Inspektorat III 24 - 84,85
Inspektorat IV 11 - 84,30
Inspektorat V 3 168 88,47
Inspektorat VI 4 6 88,57
Inspektorat VII - 33 82,49
52 207 85,80
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 61
Jika dibandingkan dengan tahun tahun 2012. Sedangkan untuk 4 (empat)
sebelumnya, nilai tingkat efektivitas Inspektorat lainnya mengalami penurunan.
pendampingan dan konsultasi Itjen tahun Namun demikian perlu diapresiasi bahwa
2013 meningkat 0,85 poin dibandingkan capaian tahun 2013 atas IKU ini secara
tahun 2012. Perbandingan nilai tingkat keseluruhan telah menunjukkan bahwa
efektivitas pendampingan dan konsultasi segala upaya yang telah dilakukan Itjen
tahun 2012 dan 2013 disajikan per unit baik berupa proses audit, monitoring
eselon II pada Gambar 3.1. tindak lanjut hasil audit, asistensi, maupun
bimbingan terhadap pelaksanaan tugas
Dari Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa eselon I telah membangun persepsi positif
pada tingkat unit eselon II Itjen, hanya Itjen sebagai mitra kerja bagi seluruh unit
3 (tiga) Inspektorat yaitu Inspektorat III, di lingkungan Kemenkeu.
V, dan VII yang nilai tingkat efektivitas
pendampingan dan konsultasi tahun 2013
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

Gambar 3.1 Perbandingan Tingkat Efektivitas Pendampingan dan Konsultasi


per Unit Eselon II Itjen Tahun 2012 dan 2013
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2012 dan 2013
Output Excel 2007 (diolah)

62 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
c) Indeks kepuasan pengguna 3. Identifikasi
4. tema pengawasan
layanan berbasis risiko yang berkualitas

Indeks kepuasan pengguna layanan di a) Jumlah tema pengawasan


lingkungan Itjen merupakan pengukuran unggulan untuk tahun berikutnya
atas tingkat keberhasilan layanan
konsultasi belanja modal yang dilakukan Jumlah TPU untuk tahun berikutnya
oleh Itjen baik kepada unit-unit eselon I adalah banyaknya TPU yang diusulkan
Kemenkeu maupun kepada instansi di oleh Itjen sebagai hasil identifikasi area
luar Kemenkeu melalui metode kuesioner. kegiatan unit eselon I di lingkungan
Kemenkeu dengan menggunakan
Berdasarkan hasil survei kepuasan pendekatan risk based audit plan. Melalui
pengguna layanan yang dilaksanakan hal tersebut diharapkan Itjen mampu
oleh Institut Pertanian Bogor, dengan menghasilkan TPU yang berkualitas yang
menggunakan skala likert 1 – 5, sampai akan meningkatkan stakeholder value dan
dengan saat ini baru diperoleh laporan akan lebih meningkatkan kesiapan dalam
berupa indeks kepuasan pengguna menjalankan kegiatan pengawasan di
layanan konsultasi belanja modal Itjen tahun berikutnya.
sebesar 3,92 dari target indeks sebesar
4,04. Hal ini menunjukan capaian atas IKU Atas IKU tersebut di atas telah
ini hanya sebesar 97,03% dan nilai indeks teridentifikasi sebanyak 77 tema dari
kepuasan pengguna layanan tahun 2013 target 74 TPU atau sebesar 104,05%.
relatif lebih rendah jika dibandingkan Capaian dimaksud menunjukkan bahwa
dengan tahun 2012 (3,94). adanya arahan baru dari pimpinan
mengenai kegiatan pengawasan yang
Kantor-kantor yang di-sampling untuk harus dilakukan.
penilaian indeks kepuasan pengguna
layanan terbatas pada kota-kota besar Adapun rincian jumlah TPU untuk tiap-
yaitu Jakarta (16 kantor), Medan (2 tiap Inspektorat disajikan dalam Tabel 3.8.
kantor), dan Balikpapan (1 kantor)
sehingga jumlah total responden adalah
19 responden. Karakteristik kantor-kantor
tersebut pada dasarnya telah memahami
peraturan pengadaan barang/jasa namun
cenderung ingin melakukan terobosan
dalam pelaksanaan pengadaan yang tidak
sesuai dengan ketentuan, sedangkan Itjen
dalam memberikan konsultasi senantiasa
berupaya tetap menjaga kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Hal ini ditengarai mempengaruhi persepsi
kepuasan pengguna layanan terhadap
konsultasi yang diberikan Itjen.

Action plan yang akan dilaksanakan


Itjen pada tahun 2014 untuk mencapai
target indeks kepuasan layanan
konsultasi belanja modal diantaranya
akan melakukan diskusi secara intensif
terkait belanja modal dan membuat piket
tim helpdesk untuk memperbaiki dan
meningkatkan responsivitas layanan.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 63
Tabel 3.8 Jumlah TPU untuk Tahun Berikutnya

Jumlah TPU
Unit %
Target Realisasi
Inspektorat I 10 10 100,00
Inspektorat II 10 10 100,00
Inspektorat III 10 10 100,00
Inspektorat IV 10 10 100,00
Inspektorat V 10 10 100,00
Inspektorat VI 10 11 110,00
Inspektorat VII 10 10 100,00
Inspektorat Bidang Investigasi 4 6 150,00
74 77 104,05
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

5.
4. Inovasi proses bisnis pengawasan 1) Peraturan Inspektur Jenderal (Irjen)
yang efektif Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Irjen Nomor
a) Jumlah pedoman baru 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara dan
Langkah-langkah Penerapan Aplikasi
Jumlah pedoman baru dijadikan CCH TeamMate.
sebagai salah satu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur proses internal 2) Pedoman Monitoring dan Evaluasi
yang dilakukan Itjen dalam melakukan Penerapan Pola Mutasi.
proses inovasi bisnis pengawasannya.
Definisi jumlah pedoman baru adalah 3) Pedoman Pelaksanaan Pengendalian
banyaknya pedoman baru/revisi yang Utama di Itjen Kemenkeu tahun 2013.
telah ditetapkan dan disosialisasikan pada
tahun 2013 yang merupakan pedoman/ 4) Peraturan Irjen Nomor PER-09/IJ/2013
panduan dalam pelaksanaan tugas dan tanggal 30 Desember 2013 tentang
fungsi Itjen termasuk hasil kajian atas Komunikasi Hasil Pengawasan Itjen
peraturan internal Itjen. kepada Pihak Internal Kemenkeu.

Dari 6 pedoman yang ditargetkan 5) Peraturan Irjen Nomor PER-10/


telah dihasilkan sebanyak 9 buah IJ/2013 tanggal 30 Desember 2013
pedoman. Kondisi tersebut menunjukkan tentang Pedoman Pelaporan Hasil
Itjen telah berupaya maksimal dalam Pengawasan Itjen.
menyempurnakan panduan pelaksanaan
dan pelaporan kegiatan pengawasan 6) Peraturan Irjen Nomor PER-03/
guna meningkatkan kinerja Kemenkeu. IJ/2013 tentang Pedoman Konsultasi
Revisi Anggaran.
Pedoman yang telah dihasilkan Itjen
selama tahun 2013 adalah sebanyak 9 7) Pedoman Reviu RKA-K/L telah
buah yaitu: disahkan menjadi Lampiran PMK
Nomor 194/PMK.02/2013 tanggal 17
Desember 2013 tentang Pedoman
Penelaahan RKA-K/L.

64 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
8) Pedoman pemeriksaan digital forensik Pada tahun 2013 Itjen telah
Inspektorat Bidang Investigasi. merencanakan tahapan penerapan IT
audit dan menentukan nilai bobot tertentu
9) Pedoman Pengelolaan Data dan pada setiap tahapan untuk memudahkan
Informasi di Lingkungan Inspektorat pengukuran tingkat keberhasilan
Bidang Investigasi persentase penerapan IT audit. Rencana
tahapan IT audit tersebut disajikan dalam
b) Persentase penerapan IT audit Tabel 3.9

Selain IKU jumlah pedoman baru Selama tahun 2013, Itjen telah
seperti pada poin 5 a) di atas, indikator melaksanakan seluruh tahapan yang
lain yang digunakan untuk mengukur telah direncanakan seperti pada Tabel
proses inovasi yang dilakukan Itjen pada 3.9. Dengan kata lain capaian atas IKU
tahun 2013 adalah persentase penerapan persentase penerapan IT audit adalah
IT audit. IKU ini bertujuan untuk melihat sebesar 100%.
tahapan penerapan IT audit yang telah
dilaksanakan dalam rangka pembentukan
unit IT audit di lingkungan Itjen.

Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Tahapan IT Audit Dalam Rangka


Pembentukan Unit IT di Lingkungan Itjen

Bobot
Periode Tahapan Realisasi
Penilaian
1. Persiapan proses pengadaan/seleksi 10% 10%
I
2. Pelaksanaan pengadaan/seleksi 10% 10%
3. Penyusunan Pedoman Umum IT Audit
20% 20%
Itjen
II
4. Penyusunan Rencana Tahunan IT Audit
5% 5%
2013
5. Penyusunan Kerangka Kompetensi
15% 15%
Teknis IT Audit
III
6. Pelaksanaan Pilot Audit sebanyak 4 audit
15% 15%
(2 aspek)
7. Pelaksanaan Pilot Audit sebanyak 4 audit
15% 15%
IV (2 aspek)
8. Penyusunan Pedoman Teknis IT Audit 10% 10%
100% 100%
Sumber: Manual IKU Itjen 2013

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 65
6.
5. Implementasi pengawasan yang reviu penerapan SAINS oleh Inspektorat
berkualitas VII terhadap seluruh Inspektorat di
lingkungan Itjen dengan skala 1 s.d. 100.
a) Nilai rata-rata hasil reviu Rata-rata hasil reviu penerapan SAINS
penerapan SAINS di Itjen pada tahun 2013 mencapai nilai
sebesar 79,49 dari target 78,48 dengan
Sesuai dengan core business-nya, rincian pada tiap-tiap Inspektorat disajikan
product/services yang dihasilkan Itjen dalam Tabel 3.10
difokuskan pada pengawasan yang
berkualitas, yaitu kegiatan perencanaan Jika dibandingkan dengan capaian
sampai dengan pelaporan pengawasan pada periode 2 tahun sebelumnya—74,28
yang dilaksanakan sesuai dengan Standar di tahun 2011 dan 77,23 di tahun 2012,
Audit Inspektorat Jenderal (SAINS). Untuk nilai rata-rata hasil reviu penerapan SAINS
mengukur kualitas pengawasan intern tahun 2013 relatif lebih tinggi dan memiliki
yang dilaksanakan oleh Itjen, salah satu kecenderungan yang terus meningkat.
indikator yang dapat digunakan yaitu rata- Hal ini merupakan indikasi bahwa Itjen
rata hasil reviu penerapan SAINS. telah dan terus berupaya menjalankan
fungsi pengawasannya dengan baik
Nilai rata-rata hasil reviu penerapan dengan berpedoman pada SAINS.
SAINS diperoleh dari penilaian hasil

Tabel 3.10 Nilai Rata-Rata Hasil Reviu Penerapan SAINS Tahun 2013
Per Unit Inspektorat

Nilai
No Unit
SAINS
1 Inspektorat I 79,72
2 Inspektorat II 78,80
3 Inspektorat III 79,80
4 Inspektorat IV 81,09
5 Inspektorat V 76,83
6 Inspektorat VI 78,83
7 Inspektorat VII 80,10
8 Inspektorat Bidang Investigasi 80,73
Nilai rata-rata hasil reviu penerapan SAINS 79,49
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

66 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
b) Persentase investigasi yang c) Persentase surveillance yang
terbukti berhasil

Persentase investigasi yang terbukti IKU ini digunakan untuk mengukur


adalah persentase hasil investigasi yang tingkat keberhasilan Itjen dalam
dinyatakan terbukti berdasarkan Laporan melaksanakan kegiatan surveillance.
Hasil Audit Investigasi dibandingkan Kegiaan surveillance dikatakan berhasil
dengan jumlah investigasi yang dilakukan. jika menghasilkan rekomendasi
Indikator ini digunakan untuk mengukur untuk dilakukan audit investigasi atau
tingkat keberhasilan Itjen dalam penyerahan ke aparat penegak hukum
melaksanakan kegiatan investigasi. untuk ditindaklanjuti. Dengan demikian
pengukuran atas IKU ini dilakukan dengan
Dari 19 kegiatan audit investigasi tahun cara membandingkan jumlah kegiatan
2013, seluruhnya dapat membuktikan surveillance yang ditindaklanjuti dengan
bahwa telah terjadi pelanggaran. Dengan kegiatan investigasi dengan total aktivitas
demikian persentase investigasi yang surveillance yang dilaksanakan pada
terbukti adanya penyimpangan atau periode tertentu.
pelanggaran adalah sebesar 100% dari
target sebesar 90%, capaian atas IKU ini Pada tahun 2013, dari 27 (dua
masih sama dengan periode sebelumnya. puluh tujuh) hasil kegiatan surveillance/
Jika dikelompokkan berdasarkan jenis pengumpulan bahan dan keterangan/
pelanggarannya, dari 19 kasus investigasi pengumpulan data dan informasi yang
tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel telah dilaksanakan, 14 diantaranya telah
3.11 ditindaklanjuti dengan audit investigasi.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa capaian atas IKU ini pada tahun
2013 adalah sebesar 51,85% dan relatif
signifkan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan capaian tahun 2012 (40%).

Tabel 3.11 Investigasi yang Terbukti Dikelompokkan Berdasarkan Jenis


Pelanggaran/Penyimpangan

No Kategori Jumlah %
1 Penyalahgunaan wewenang 9 47,37%
2 Penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa 6 31,58%
3 Pelanggaran disiplin dan kode etik 3 15,79%
4 Penipuan 1 5,26%
Jumlah 19 100%
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 67
7.
6. Komunikasi pengawasan yang Rincian nilai tingkat efektivitas atas
efektif kegiatan sosialisasi selama tahun 2013
pada masing-masing unit eselon II di
a) Tingkat efektivitas edukasi dan lingkungan Itjen dapat dilihat pada Tabel
komunikasi 3.12
Selama tiga tahun terakhir, capaian
Efektivitas edukasi dan komunikasi
atas IKU tingkat efektivitas edukasi dan
merupakan bentuk pengukuran tingkat
komunikasi memiliki tren meningkat
keberhasilan dari hasil sosialisasi yang
dimana capaian tahun 2013 memiliki nilai
dilakukan oleh Itjen baik kepada unit-
indeks relatif lebih tinggi dibandingkan
unit eselon I Kemenkeu maupun kepada
dengan tahun sebelumnya—80,13
instansi di luar Kemenkeu. Aspek yang
pada tahun 2011 dan 81,52 pada tahun
diukur untuk menilai tingkat efektivitas
2012. Hal ini menunjukkan bahwa upaya
edukasi dan komunikasi atas sosialisasi
Itjen dalam melakukan komunikasi
yang telah dilakukan yaitu terkait dengan
pengawasan telah dilakukan secara lebih
pemahaman peserta, kualitas materi,
baik dari setiap tahunnya.
kualitas pengajar, dan kualitas pendukung
pelaksanaan. Sosialisasi yang telah dilaksanakan
Itjen selama tahun 2013 yaitu:
Selama tahun 2013, telah dilaksanakan
1) Sosialisasi pencegahan korupsi dan
79 kali dari 74 kali sosialisasi yang
Whistleblowing System (WISE) yang
ditargetkan. Dari hasil penilaian yang
dilaksanakan sebanyak 12 (dua belas)
telah dilakukan atas seluruh kegiatan
kali;
sosialisasi yang dilaksanakan pada tahun
2013, diperoleh nilai tingkat efektivitas 2) Sosialisasi terkait ketentuan gratifikasi
sosialisasi dan komunikasi sebesar 81,75. yang dilaksanakan sebanyak 2 (dua)
Hal ini menunjukkan bahwa secara rata- kali;
rata aspek yang meliputi pemahaman 3) Sosialisasi pelaksanaan tugas UKI
peserta, kualitas materi, kualitas pengajar, (berdasarkan undangan dari Kanwil
dan kualitas pendukung pelaksanaan DJP Jateng I nomor S-67/WPJ.10/
masuk dalam kategori “Sangat Efektif”. BD.04/2013 dan surat tugas Inspektur
Jenderal Nomor ST-383/IJ/2013
tanggal 27 februari 2013);

Tabel 3.12 Nilai Tingkat Efektivitas Edukasi dan Komunikasi per Unit Eselon II
Itjen Tahun 2013

Jumlah So- Tingkat


Unit
sialisasi Efektivitas
Inspektorat I 2 81,42
Inspektorat II 3 79,60
Inspektorat III 1 80,00
Inspektorat IV 2 79,05
Inspektorat V 8 84,12
Inspektorat VI 3 81,87
Inspektorat VII 1 80,38
Inspektorat Bidang Investigasi 14 84,55
Sekretariat Itjen 45 84,77
Jumlah 79 81,75
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

68 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
4) Sosialisasi hasil pengawasan 15) Sosialisasi hasil pengawasan atas
Inspektorat I Tahun 2013 dan pengelolaan GKN kepada Pejabat
pemaparan rencana TPU Inspektorat Biro Perlengkapan, KPTIK-BMN, dan
I Tahun 2014; GKN yang dilaksanakan sebanyak 2
(dua) kali;
5) Sosialisasi kebijakan dan hasil
pengawasan intern Kemenkeu di 16) Workshop penyusunan kertas kerja
lingkungan Kanwil DJBC Kalimantan yang baik dan penggunaan Teammate
Bagian Timur; sesuai Per-01/IJ/2013;
6) Sosialisasi TPU Inspektorat II Tahun 17) Sosialisasi overview anggaran Itjen
2013 di KPPBC Tipe Madya Pabean TA 2013;
A Bogor dengan peserta para pejabat
18) Sosialisasi tata cara pengisian SPT
UKI di lingkungan DJBC pada tanggal
Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun
18 s.d. 20 Juni 2013 sesuai Surat
2012 secara online;
Tugas No. ST-1193/IJ/2013 tanggal
31 Mei 2013; 19) Sosialisasi penyampaian LP2P
beserta Daftar Harta Kekayaan
7) Sosialisasi kebijakan pengawasan
secara elektronik yang dilaksanakan
Itjen kepada unit-unit kerja di
sebanyak 45 (empat puluh lima) kali;
Lingkungan Kanwil DJBC Jawa
Timur II di KPPBC Tulungagung pada 20) Sosialisasi peraturan Direktur
tanggal 11 Desember 2013; Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-12/PB/2013 tentang Petunjuk
8) Sosialisasi peningkatan kompetensi
Teknis Revisi Anggaran Yang Menjadi
standar reviu laporan keuangan dan
Bidang Tugas Direktorat Jenderal
standar audit keuangan;
Perbendaharaan Tahun Anggaran
9) Sosialisasi KMK 32/2013 tentang 2013;
Kerangka Kerja Penerapan
21) Sosialisasi peraturan Direktur Jenderal
pengendalian Intern dan Pedoman
Perbendaharaan Nomor PER-22/
Teknis Pemantauan Pengendalian
PB/2013 tentang Ketentuan Lebih
Intern di Lingkungan Kemenkeu;
Lanjut Pelaksanaan Perjalanan Dinas
10) Sosialisasi hasil pengawasan 2012 Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara,
dan TPU 2013; Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak
Tetap;
11) Sosialisasi terkait implementasi
PMK 76/PMK.03/2013 tentang 22) Sosialisasi assessment pelaksana
Penatausahaan PBB Sektor dan pejabat eselon IV;
Pertambangan untuk Pertambangan
23) Sosialisasi format baru progress
Migas dan Pabu yang dilaksanakan
report;
sebanyak 6 (enam) kali;
24) Sosialisasi aplikasi TKPKN Tahun
12) Sosialisasi TPU tahun 2014,
2013 dan aplikasi informasi gaji dan
pemaparan hasil pengawasan atas
TKPKN online;
pelaksanaan tugas DJA tahun 2013,
dan implementasi pengendalian intern 25) Sosialisasi penyusunan working
pada DJA; instruction (WI) Itjen;
13) Sosialisasi TPU tahun 2014, 26) Sosialisasi test case draft pedoman
pemaparan hasil pengawasan atas audit TI bersama konsultan Ernst &
pelaksanaan tugas DJPK tahun 2013, Young;
dan implementasi pengendalian intern 27) Sosialisasi assessment center;
pada DJPK;
28) Sosialisasi peraturan Direktur
14) Sosialisasi “Reviu LK BA 015” kepada Jenderal Perbendaharaan Nomor
para operator SAKPA dan SIMAK- PER-01/PB/2013 tentang Tata Cara
BMN di lingkungan DJP;

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 69
Penyesuaian Sisa Pagu DIPA pada memiliki indeks kesesuaian (Job Person
KPPN dan Satker atas Setoran Match) lebih besar sama dengan 72%.
Pengembalian Belanja; Job Person Match diperoleh dengan
membandingkan antara kompetensi
29) Sosialisasi penerapan konverter kit
pejabat dengan Standar Kompetensi
bahan bakar gas pada kendaraan
Jabatan-nya. Dalam indikator kinerja ini
dinas operasional;
pejabat yang diukur adalah pejabat eselon
30) Sosialisasi pengembangan aplikasi II, III, dan IV.
Monita;
Pada tahun 2013, jumlah pejabat Itjen
31) Sosialisasi jabatan fungsional auditor;
yang telah mengikuti assessment adalah
32) Sosialisasi jabatan fungsional analis sebanyak 42 orang yang terdiri dari 9
kepegawaian; pejabat eselon II, 5 pejabat eselon III,
33) Sosialisasi SOP tugas belajar, izin dan 28 pejabat eselon IV dan seluruhnya
belajar, beasiswa LPDP dan STAR; memiliki JPM ≥ 72%, dengan rincian
seperti pada Tabel 3.13
34) Sosialisasi penggunaan barang
inventaris dan rencana pengadaan Dari data yang disajikan dalam Tabel
barang modal tahun 2014. 3.13 di atas dapat dilihat bahwa pada
tahun 2013 persentase pejabat Itjen yang
8.
7. SDM yang berkompetensi tinggi telah memenuhi standar kompetensi
jabatannya adalah sebesar 100% dari
a) Persentase pejabat yang telah 87% yang ditargetkan.
memenuhi standar kompetensi
jabatan

IKU ini bertujuan untuk mengukur


tingkat kompetensi sumber daya manusia
yang dimiliki Itjen. Pejabat di lingkungan
Itjen Kemenkeu dikatakan telah memenuhi
standar kompetensi jabatannya jika

Tabel 3.13 Rincian Pejabat Struktural Itjen Yang Telah Memenuhi Standar
Kompetensi Jabatannya

Pejabat Peja-
Jumlah Mengikuti bat den-
Keterangan %
Pejabat Assess- gan JPM
ment ≥ 72%
Pejabat Eselon II 9 9 9 100%
Pejabat Eselon III 5 5 5 100%
Pejabat Eselon IV 28 28 28 100%
Total 42 42 42 100%
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

70 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
b) Persentase pegawai yang Tabel 3.14 Standar Jamlat per
memenuhi standar jamlat Pegawai per Tahun

Pengembangan SDM guna Jamlat/Ta-


No. Keterangan
membentuk SDM yang kompetensi tinggi hun
merupakan satu dari tiga pilar utama 1 Eselon I 15 Jamlat
dalam program pelaksanaan reformasi
2 Eselon II 15 Jamlat
birokrasi di lingkungan Kemenkeu. Oleh
karenanya sebagai bentuk concern 3 Eselon III 30 Jamlat
Kemenkeu dalam proses pengembangan 4 Eselon IV 30 Jamlat
SDM, diperlukan suatu pengukuran untuk 5 Fungsional 40 Jamlat
menilai sejauh mana organisasi berupaya
6 Pelaksana 30 Jamlat
dalam mengembangangkan SDM-
Sumber: Manual IKU Itjen 2013
nya melalui alokasi waktu kerja yang
digunakan untuk mengikuti pendidikan
dan pelatihan. Salah satu indikator Pada tahun 2013, sebanyak 508 dari
yang digunakan untuk mengukur upaya 547 pegawai Itjen4 (92,87% dari target
organisasi dalam mengembangkan SDM- 50%) telah memenuhi standar jamlat
nya adalah melalui persentase pegawai seperti disajikan dalam Tabel 3.15. Diklat
yang memenuhi standar jam pelatihan yang telah diikuti pejabat/pegawai Itjen
(jamlat). antara lain: training of trainers UKI, diklat
money laundering and asset tracing, diklat
Capaian atas indikator ini diperoleh teknik intelijen, diklat penyidikan bukti
dengan membandingkan jumlah forensik, diklat audit pengadaan barang
pegawai yang memenuhi jam minimal dan jasa serta diklat lainnya.
pelatihan yang harus dipenuhi dalam
waktu setahun terhadap seluruh jumlah
pegawai yang memiliki IKU ini, dalam
periode perhitungan. Pada tahun 2013,
ditargetkan 50% dari seluruh pegawai Itjen
telah memenuhi standar jamlat pelatihan
dengan ketentuan jamlat per pegawai per
tahun seperti disajikan dalam Tabel 3.14

Tabel 3.15 Persentase Jumlah Pegawai Itjen yang Memenuhi Standar Jamlat
Berdasarkan Jabatan Tahun 2013

∑ Pegawai
∑ Memenuhi
No Jabatan %
Pegawai Standar
Jamlat
1 Eselon I 1 1 100,00%
2 Eselon II 9 8 88,89%
3 Eselon III 5 5 100,00%
4 Eselon IV 28 28 100,00%
5 Fungsional Auditor 274 267 97,45%
6 Fungsional Pranata Komputer 2 2 100,00%
7 Pelaksana 228 197 86,40%
Total 547 508 92,87%
Sumber: Kertas Kerja Laporan Capaian IKU Itjen 2013
4
Jumlah pegawai baru yang masuk per Oktober 2013 serta pegawai yang menjalankan tugas belajar tidak dimasukkan dalam
perhitungan IKU ini.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 71
Capaian atas indikator ini yang dijalankan Kemenkeu mampu
menggambarkan bahwa Itjen senantiasa memenuhi harapan masyarakat, maka
berupaya untuk memfasilitasi diperlukan adanya suatu penilaian atas
seluruh pegawai dalam melakukan pelaksanaan program-program reformasi
pengembangan kompetensi diri melalui birokrasi di lingkungan Kemenkeu
program pendidikan/pelatihan baik yang dengan menggunakan metode penilaian
diselenggarakan pihak internal maupun sesuai dengan Peraturan Menteri
eksternal Kemenkeu. Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 1 tahun 2012
c) Persentase akurasi data SIMPEG tentang Pedoman Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Sebagai organisasi yang modern, (PMPRB).
Itjen terus berusaha untuk membangun
TIK yang andal dan terintegrasi. TIK yang Model PMPRB ini menitikberatkan
andal adalah TIK yang mampu mengelola penilaian pada 2 (dua) komponen
data dan informasi yang memenuhi kriteria utama yaitu Komponen Pengungkit
lengkap, akurat, mutakhir, dan terpercaya. (Enablers) meliputi kriteria kepemimpinan,
Salah satu TIK yang sangat penting yang perencanaan strategik, SDM aparatur,
diharapkan keakuratannya di Kemenkeu kemitraan dan sumber daya, serta
adalah SIMPEG, aplikasi kepegawaian proses; dan Komponen Hasil (Result)
yang berfungsi untuk menyimpan yang terdiri dari kriteria hasil pada
data pribadi atau data kepegawaian di masyarakat/pengguna layanan, kriteria
lingkungan Kemenkeu. hasil pada komunitas lokal, nasional dan
internasional, kriteria hasil pada sumber
Terkait hal ini, selama tahun 2013, Itjen daya manusia aparatur, dan kriteria hasil
telah menginput data pokok pegawai Itjen kinerja utama.
(Nama Lengkap, Nomor Induk Pegawai,
Pangkat (golongan/Ruang), Tempat Nilai reformasi birokrasi Itjen pada
Tanggal Lahir, dan Jabatan (dirinci sampai tahun 2013 adalah sebesar 94,23 dari
unit terendah) dan pendidikan terakhir) target sebesar 92. Rincian nilai reformasi
pada aplikasi SIMPEG Itjen berbasis birokrasi Itjen tahun 2013 untuk setiap
web. Pada tahun 2013 telah dilakukan kriteria pada masing-masing komponen
verifikasi data terhadap 390 pegawai penilaian dapat dilihat seperti pada Tabel
sebagai sampel dari target sampel pada 3.16
Itjen yaitu minimal sebanyak 375 + 2,5%
dari seluruh pegawai Itjen. Dari hasil akhir
verifikasi, data terhadap 390 pegawai
tersebut telah dinyatakan akurat. Dengan
demikian persentasi akurasi data SIMPEG
Itjen adalah sebesar 100%.

9.
8. Organisasi yang adaptif

a) Nilai reformasi birokrasi

Sebagai pelopor reformasi birokrasi,


seluruh unit eselon I di lingkungan
Kemenkeu dituntut untuk selalu dapat
membangun organisasi yang adaptif,
sesuai dengan perkembangan kebutuhan
pelaksanaan tugas, serta tuntutan
masyarakat. Untuk melihat sejauh
mana kesesuaian reformasi birokrasi

72 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Tabel 3.16 Rincian Nilai Reformasi Birokrasi Itjen Tahun 2013

No Kriteria Nilai
I KOMPONEN PENGUNGKIT
A Bukti Dokumen (Bobot nilai 60%)
1 Kriteria Kepemimpinan 96,75
2 Kriteria Perencanaan Strategik 95,25
3 Kriteria SDM Aparatur 90,67
4 Kriteria Kemitraan dan Sumber Daya 92,17
5 Kriteria Proses 96,00
B Nilai Responden (Bobot nilai 40%) 92,50
Nilai Komponen Pengungkit 93,50
II KOMPONEN HASIL
1 Kriteria Hasil Pada Masyarakat/Pengguna Layanan 95,13
2 Kriteria Hasil Pada SDM Aparatur 99,00
3 Kriteria Hasil Pada Komunitas Lokal, Nasional, dan Internasional 91,50
4 Kriteria Hasil Kinerja Utama 94,20
Nilai Komponen Hasil 94,96
NILAI REFORMASI BIROKRASI 94,23
Sumber: Nota Dinas Inspektur VII Nomor: ND-180/IJ.8/2013
Jika dibandingkan dengan pencapaian b) Persentase policy recommendation
tahun 2012 yaitu 92,53, nilai reformasi hasil pengawasan yang
birokrasi Itjen 2013 dapat dinyatakan relatif ditindaklanjuti
lebih tinggi dan telah melebihi dari target
yang telah ditetapkan. Capaian atas nilai Untuk melihat sejauh mana
reformasi birokrasi sebagaimana tersaji optimalisasi perbaikan yang dilakukan
dalam Tabel 3.16, dimana tiap kriteria Itjen, diperlukan adanya pengukuran
komponen penilaian serta rata-ratanya atas tindak lanjut policy recommendation
memiliki nilai di atas 90, menunjukkan hasil pengawasan pada periode tahun
bahwa saat ini Itjen telah berada dalam sebelumnya. Dari 9 policy recommendation
tahap Plan, Do, Check, and Act dan terus tahun 2012 kepada Itjen, semuanya telah
akan berupaya melakukan perbaikan guna ditindaklanjuti dengan rincian seperti pada
mencapai hasil yang berkesinambungan Tabel 3.17. Dengan demikian, persentase
dan sesuai dengan harapan masyarakat. policy recommendation hasil pengawasan
yang ditindaklanjuti telah mencapai 100%.
Tabel 3.17 Tindak Lanjut Policy recommendation Itjen

No Policy recommendation Status


1 Pedoman perencanaan pengawasan Telah ditetapkan menjadi Peraturan
tematik Irjen Nomor PER-03/IJ/2012 tgl 19
April 2012.
2 Tatacara dan langkah-langkah penera- Telah ditetapkan menjadi Peraturan
pan aplikasi CCH TeamMate Irjen Nomor PER-02/IJ/2012 tgl 9 Ma-
ret 2012.
3 Pedoman evaluasi akuntabilitas kinerja Telah ditetapkan menjadi Peratur-
di lingkungan Kemenkeu an Menteri Keuangan Nomor 42/
PMK.01/2012 tgl 12 Mar 2012.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 73
No Policy recommendation Status
4 Pelaksanaan Pemantauan Pengenda- Telah ditetapkan menjadi Surat Eda-
lian Intern di Lingkungan Itjen Kemen- ran Inspektur Jenderal Nomor SE-07/
keu IJ/2012.
5 Road Map Percepatan Implementasi Telah ditetapkan menjadi Peraturan
Unit Kontrol Intern di Lingkungan Ke- Irjen Nomor PER-08/IJ/2012 tanggal
menkeu. 12 Oktober 2012.
6 Penilaian Mandiri Penerapan Manaje- Telah ditetapkan menjadi Peraturan
men Risiko di Lingkungan Itjen Kemen- Irjen Nomor PER-11/IJ.8/2012 tang-
keu gal 23 November 2012.
7 Telah diajukan kepada Menteri Telah diterbitkan Keputusan Menteri
Keuangan RPMK tentang Perubahan Keuangan Nomor 435 Tahun 2012
atas KMK Nomor 152/KMK.09/2011 tanggal 26 Desember 2012, yang
tentang Peningkatan Penerapan Pen- merupakan Perubahan atas Keputu-
gendalian Intern di Lingkungan Ke- san Menteri Keuangan Nomor 152/
menkeu melalui Nota Dinas Inspektur KMK.09/2011 tentang Peningkatan
Jenderal Nomor ND-59/IJ/2012 Penerapan Pengendalian Intern di
Lingkungan Kemenkeu.
8 Telah diajukan kepada Menteri Telah diterbitkan Keputusan Menteri
Keuangan RPMK tentang Kerangka Keuangan Nomor 32 Tahun 2013
Kerja Penerapan Pengendalian Intern tanggal 18 Januari 2013, tentang
dan Pedoman Teknis Pemantauan Kerangka Kerja Penerapan Pengen-
Pengendalian Intern di Lingkungan Ke- dalian Intern dan Pedoman Teknis
menkeu Pemantauan Pengendalian Intern di
Lingkungan Kemenkeu.
9 Pedoman Pemantauan Penerapan Telah ditetapkan Peraturan Irjen
Kode Etik pada Itjen Kemenkeu Nomor PER-14/IJ/2012 tentang Pe-
doman Pemantauan Penerapan
Kode Etik pada Itjen
Sumber: Laporan Capaian IKU Itjen 2013

c) Tingkat kematangan penerapan compliance office for risk management


manajemen risiko telah melaksanakan kegiatan penilaian
TKPMR Itjen dengan melibatkan 3 (tiga)
Tingkat Kematangan Penerapan UPR yaitu Sekretariat Itjen, Inspektorat
Manajemen Risiko (TKPMR) merupakan III, dan Inspektorat VI sebagai sample
suatu model yang menggambarkan penilaian. Adapun variabel yang menjadi
tahapan perkembangan dan tingkat parameter penilaian TKPMR yang
kemampuan organisasi dalam dilakukan Inspektorat VII mengacu
menerapkan manajemen risiko. Untuk kepada PMK Nomor 191/PMK.09/2008
mengukur TKPMR Itjen diperoleh dari tentang Penerapan Manajemen Risiko
sample rata-rata nilai TKPMR Unit Pemilik di Lingkungan Departemen Keuangan,
Risiko (UPR) di lingkungan Itjen atas yaitu terdiri dari: kepemimpinan, proses
penerapan manajemen risiko periode manajemen risiko, aktivitas penanganan
semester I tahun 2013. risiko, dan hasil penerapan manajemen
risiko. Rekapitulasi hasil penilaian TKPMR
Pada tahun 2013, Inspektorat VII di lingkungan Itjen tahun 2013 disajikan
sebagai unit yang menjalankan fungsi pada Tabel 3.18.

74 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Tabel 3.18 Rekapitulasi Hasil Penilaian TKPMR Itjen Tahun 2013

Bobot Sekretariat
Unsur Penilaian Insp III Insp VI
(%) Itjen
1. Kepemimpinan 15 70,77 67,27 64,58
2. Proses Manajemen Risiko 45 76,50 79,25 82,50
3. Aktivitas Penanganan Risiko 25 30,35 30,54 51,00
4. Hasil Penerapan Manajemen Risiko 15 60,00 80,00 60,00
Nilai TKPMR UPR 100 61,68 68,56 65,39
Nilai TKPMR Itjen 65,19
Sumber: Laporan Kompilasi Hasil Penilaian TKPMR Itjen 2013
Dari Tabel 3.18 di atas, seluruh UPR 10.
9. Perwujudan TIK yang terintegrasi
yang dijadikan sample dalam penilaian
TKPMR memiliki skor hasil penilaian pada a) Persentase pelaksanaan
kisaran angka 55 – 74,99 atau berada pengawasan yang menggunakan
pada level 3 (risk defined). Adapun CCH TeamMate
rata-rata hasil penilaian TKPMR UPR
yang kemudian dijadikan sebagai dasar Tujuan dari IKU persentase
penentuan nilai TKPMR Itjen adalah pelaksanaan pengawasan yang
sebesar 65,19. Dengan demikian, dapat menggunakan CCH Teammate adalah
dikatakan bahwa TKPMR Itjen berada untuk mengukur kesiapan penggunaan
pada level 3 (risk defined) dengan nilai CCH TeamMate di lingkungan auditor
indeks TKPMR sebesar 65,19 dari Itjen. Parameter yang digunakan
target sebesar 55 (capaian IKU sebesar untuk mengukur IKU ini adalah melalui
118,53%). perbandingan antara jumlah pemanfaatan
CCH Teammate secara komprehensif
sampai dengan tahap finalize terhadap
seluruh jumlah surat tugas pengawasan
pada periode yang bersangkutan. Pada
tahun 2013, capaian atas IKU ini disajikan
dalam Tabel 3.19.

Dari Tabel 3.19 dapat dilihat


bahwa selama tahun 2013, realisasi
pemanfaatan CCH TeamMate dalam
penugasan pengawasan oleh auditor Itjen
adalah sebesar 89,48% dari target yang
telah ditetapkan sebesar 70%. Dengan
kata lain capaian atas IKU ini pada tahun
2013 adalah sebesar 127,83% dan telah
melebihi dari target yang ditetapkan. Jika
dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya—79,14% dari target 50%
pada tahun 2012, capaian tahun 2013
lebih tinggi dan memiliki kecenderungan
yang meningkat.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 75
Tabel 3.19 Persentase Pemanfaatan CCH TeamMate

Banyak Penugasan
Unit %
Jumlah Finalized
Inspektorat I 122 117 95,90%
Inspektorat II 107 86 80,37%
Inspektorat III 122 108 88,52%
Inspektorat IV 98 96 97,96%
Inspektorat V 137 110 80,29%
Inspektorat VI 138 132 95,65%
Inspektorat VII 130 113 86,92%
Inspektorat Bidang Investigasi 78 72 92,31%
932 834 89,48%
Sumber: Laporan Capaian IKU Sekretariat Itjen 2013

Keberhasilan atas capaian ini melakukan pengembangan Audit


tidak lepas dari upaya Sekretariat Itjen Management System (AMS)—
khususnya Bagian Sistem Informasi implementasi CCH TeamMate, yang
Pengawasan yang terus melakukan merubah budaya kerja auditor menjadi
upaya dalam meningkatkan penerapan berbasis komputer. Kondisi ini menuntut
aplikasi CCH TeamMate di lingkungan Itjen sebagai organisasi yang modern
Itjen. Selain itu hal lain yang menunjang untuk terus melakukan penyelesaian
keberhasilan pencapaian IKU ini adalah pembangunan sistem informasi yang
adanya komitmen pimpinan yang tertuang dapat mendukung core business Itjen.
dalam Peraturan Irjen Nomor 1 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Untuk memudahkan dalam
Irjen Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata penilaian tingkat keberhasilan indikator
Cara dan Langkah-langkah Penerapan penyelesaian pembangun sistem
Aplikasi CCH TeamMate; serta Surat informasi ini, telah ditetapkan rencana
Keputusan Irjen Kemenkeu Nomor: tahapan pengembangan sistem informasi
KEP-27/IJ/2013 tanggal 6 Maret 2012 beserta bobot penilaian atas masing-
tentang Pembentukan Tim Peningkatan masing tahapannya seperti pada Tabel
Efektivitas Pemanfaatan Aplikasi CCH 3.20
TeamMate Inspektorat Jenderal Tahun
Anggaran 2013. Upaya pendampingan Tabel 3.20 Rencana Tahapan
atas implementasi CCH TeamMate serta Pengembangan Sistem Informasi Itjen
komunikasi yang lebih intensif dengan
para champion di setiap Inspektorat, akan Bobot
No. Tahapan
terus dilakukan Sekretariat Itjen (Bagian Penilaian
Sistem Informasi Pengawasan) sebagai 1 Analisis Kebutuhan 20%
wujud komitmen dalam mendukung 2 Perancangan 20%
pengembangan information capital di
lingkungan Itjen. 3 Pengembangan 20%
4 Pengujian 20%
b) Persentase penyelesaian 5 Implementasi 20%
pembangunan sistem informasi
Total 100%
yang mendukung proses bisnis
Sumber: Manual IKU Itjen 2013
Sejak tahun 2011 sebagai upaya
Itjen dalam melaksanakan pengawasan
yang efektif dan efisien, Itjen mencoba

76 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Pada tahun 2013, pembangunan Dengan telah dikirimkannya laporan
sistem informasi yang mendukung proses sebagaimana tersebut di atas kepada
bisnis utama yaitu implementasi CCH Pusintek selaku kustodian data, maka
TeamMate telah selesai dilaksanakan. dapat dikatakan bahwa realisasi
Dengan kata lain capaian atas IKU ini pencapaian IKU persentase pertukaran
telah terealisasi sebesar 100%. data oleh Itjen telah mencapai 100%
dari target sebesar 90% (indeks capaian
c) Persentase pertukaran data 111,11%).
oleh unit eselon I
10. Pengelolaan anggaran yang optimal
Data dalam sebuah organisasi
merupakan salah satu komponen
a) Persentase penyerapan DIPA
penting yang dapat mempengaruhi
(non belanja pegawai)
kualitas informasi dalam proses
pengambilan keputusan pimpinan. Salah satu bentuk pengelolaan
Dalam lingkup Kementerian Keuangan, sumber daya organisasi adalah
penyelenggaraan pertukaran data antar pengelolaan dan pertanggungjawaban
unit eselon I—sebagai pemilik data, dana. Dana yang tersedia dalam
dilakukan melalui pemanfaatan sistem dokumen pelaksanaan anggaran harus
pertukaran data elektronik. Data yang dikelola dengan optimal sesuai rencana
dikirim oleh unit eselon I harus sesuai yang telah ditetapkan serta harus dapat
dengan tabel data sebagaimana terdapat dipertanggungjawabkan. Dokumen yang
dalam kamus data yang disepakati. Data digunakan dalam pengelolaan dana
milik Itjen yang telah dikirimkan selama adalah DIPA. DIPA merupakan dokumen
tahun 2013 meliputi. pelaksanaan anggaran yang sesuai
1) Laporan Hasil Reviu BA 999 05 ketentuan menjadi dasar pengelolaan
Semester I 2013, 2 Agustus 2013. belanja negara. Salah satu parameter
yang digunakan untuk melihat kinerja
2) Laporan Hasil Reviu BA 999 07 keuangan suatu organisasi pemerintahan
Semester I 2013, 2 Agustus 2013. adalah tingkat daya serap belanja barang
3) Laporan Hasil Reviu BA 999 08 dan belanja modal terhadap pagu belanja
Semester I 2013, 2 Agustus 2013. barang dan belanja modal melalui
indikator persentase penyerapan DIPA
4) Laporan Hasil Reviu BA 999 01 (non belanja pegawai).
Semester I 2013, Agustus 2013.
5) Laporan Hasil Reviu BA 999 02 Perhitungan berdasarkan Laporan
Semester I 2013, Agustus 2013. Realisasi Anggaran periode s.d. 31
6) Laporan Hasil Reviu BA 999 04 Desember 2013 dari aplikasi SISKA,
Semester I 2013, Agustus 2013. realisasi penyerapan DIPA Itjen (non
belanja pegawai) dapat dilihat pada Tabel
7) Laporan Hasil Reviu BA 999 15 3.21.
Semester I 2013, Agustus 2013.
8) Laporan Hasil Reviu BA 999 99
Semester I 2013, Agustus 2013.
9) Laporan Hasil Reviu UAPBUN BA 999
03 Semester I, Agustus 2013.
10) Laporan Hasil Reviu UAKPA-BUN BA
999 03 Semester I, Agustus 2013.
11) Laporan Hasil Reviu LKK BUN,
September 2013, September 2013.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 77
Tabel 3.21 Realisasi Penyerapan DIPA Itjen (Non Belanja Pegawai) TA 2013

Anggaran (Rp)
Jenis Belanja %
Pagu Realisasi

Belanja Barang 68.637.235.000,00 65.878.492.387,00 95,98

Belanja Modal 6.005.798.000,00 5.994.340.355,00 99,81

Jumlah 74.643.033.000,00 71.872.832.742,00 96,29

Sumber: Laporan Capaian IKU Sekretariat Itjen 2013

Sampai dengan akhir tahun anggaran perubahan kebijakan terkait besaran uang
2013, penyerapan DIPA (non belanja harian dan biaya operasional perjalanan
pegawai) Itjen mencapai 96,29% dari dinas pada tahun 2013, sebagai upaya
target persentase penyerapan sebesar Itjen dalam melakukan penghematan
95%. Dengan kata lain indeks target dan optimalisasi penggunaan anggaran.
capaian persentase penyerapan DIPA Perbandingan penyerapan DIPA (non
Itjen (non belanja pegawai) adalah sebesar belanja pegawai) selama empat tahun
101,36%, relatif lebih rendah dari periode terakhir dapat di lihat pada Tabel 3.22.
sebelumnya. Penurunan capaian ini
salah satunya disebabkan karena adanya

Tabel 3.22 Perbandingan Penyerapan DIPA (Non-Belanja Pegawai) Itjen


Periode 2010 – 2013

Anggaran (Rp)
Keterangan %
Pagu Realisasi
Tahun 2013
Belanja Barang 68.637.235.000,00 65.878.492.387,00 95,98
Belanja Modal 6.005.798.000,00 5.994.340.355,00 99,81
Jumlah 74.643.033.000,00 71.872.832.742,00 96,29
Tahun 2012
Belanja Barang 59.565.061.000,00 57.554.093.890,00 96,62
Belanja Modal 6.414.301.000,00 6.380.411.945,00 99,47
Jumlah 65.979.362.000,00 63.934.505.835,00 96,90
Tahun 2011
Belanja Barang 66.080.573.000,00 60.576.192.520,00 91,67
Belanja Modal 10.110.000.000,00 9.643.112.488,00 95,38
Jumlah 76.190.573.000,00 70.219.305.008,00 92,16
Tahun 2010
Belanja Barang 63.111.342.000,00 59.627.685.038,00 94,48
Belanja Modal 10.952.735.000,00 9.228.549.992,00 84,26
Jumlah 74.064.077.000 ,00 68.856.235.030 ,00 92,97
Sumber: Sekretariat Itjen

78 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Berdasarkan tabel di atas, dapat besaran gap tahun 2013 relatif lebih
dikatakan bahwa persentase penyerapan kecil bila dibandingkan dengan besaran
DIPA (non belanja pegawai) periode gap tahun 2010 s.d. 2012. Hal ini dapat
2 tahun terakhir relatif lebih tinggi dijadikan sebagai indikasi bahwa Itjen
dibandingkan dengan periode tahun telah berusaha melakukan perencanaan
sebelumnya dengan tren meningkat anggaran secara matang dan telah
sebagaimana terlihat pada Gambar 3.2. semaksimal mungkin melakukan
Selain itu, dari gambar tersebut dapat juga penyerapan anggaran dengan optimal
dilihat besaran gap antara target dengan melalui instrumen program dan kegiatan
realisasi anggaran. Jika dibandingkan yang telah direncanakan.
dengan periode tiga tahun sebelumnya,

Gambar 3.2 Tren Persentase Penyerapan DIPA Itjen Periode 2010 – 2013
Sumber: Laporan Capaian IKU 2010 -2013
Output Excel 2007 (diolah)

b) Persentase penyelesaian Dari pagu belanja modal yang


kegiatan belanja modal dalam tersedia dalam DIPA itjen sebesar
DIPA Rp6.005.798.000,00, realisasi kegiatan
belanja modal tahun 2013 telah terealisasi
Selain indikator seperti pada poin 11 a) sebesar 100% dengan rincian rencana
di atas, indikator lain yang digunakan Itjen dan realisasi kegiatan belanja modal
untuk menilai optimalisasi pengelolaan dalam DIPA Itjen sebagaimana disajikan
anggaran tahun 2013 adalah persentase dalam Tabel 3.23.
penyelesaian kegiatan belanja modal
dalam DIPA. Capaian atas indikator
ini diperoleh dari perbandingan antara
output yang dihasilkan pada suatu
pelaksanaan kegiatan, dengan output
yang direncanakan dikalikan dengan
bobot tertimbangnya.

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 79
Tabel 3.23 Persentase Penyelesaian Kegiatan Belanja Modal
dalam DIPA Itjen Tahun 2013

Pagu Output
%
Keterangan (dalam Bobot Nilai
Output
Rp) Target Realisasi
Kendaraan Bermotor 1,35 Milyar 22,48% 6 6 100% 22,48%
Perangkat Pengolah Data 2,85 Milyar 47,52% 293 293 100% 47,52%
Peralatan dan Fasilitas
1,34 Milyar 20,62% 274 274 100% 20,62%
Perkantoran
Gedung/Bangunan (m2) 0,56 Milyar 9,38% 300 300 100% 9,38%
Belanja Modal Lainnya - - - - -
Nilai Penyelesaian Kegiatan Belanja Modal dalam DIPA 100%
Sumber: Laporan Capaian IKU Sekretariat Itjen 2013

Berdasarkan uraian atas capaian IKU Selain itu, dapat disampaikan pula
Itjen tahun 2013 di atas, dapat dikatakan bahwa IKU yang ditetapkan Itjen beserta
bahwa dari 27 (dua puluh tujuh) IKU realisasi capaian targetnya pada tahun
yang menjadi tanggung jawab Itjen pada 2010 s.d. 2013 telah mengakomodir dan
tahun 2013, 25 (dua puluh lima) IKU memenuhi target yang diamanatkan dalam
atau sekitar 93% telah terealisasi sesuai Keputusan Inspektur Jenderal Nomor
target, bahkan 21 (dua puluh satu) IKU KEP-185/IJ/2013 tanggal 8 November
diantaranya tercapai melebihi dari target 2013 tentang perubahan kedua atas KEP-
yang telah ditetapkan. Hanya 2 (dua) 130/IJ/2010 tentang Rencana Strategis
IKU yang tidak terealisasi 100%, yaitu Inspektorat Jenderal Tahun 2010 – 2014.
rata-rata indeks opini BPK RI atas LK BA Sebagian besar capaian IKU Itjen pada
15, LK BUN, dan LK BA 999 dan indeks tahun 2013 telah terealisasi sesuai dan/
kepuasan pengguna layanan. Secara atau melebihi target indikator kinerja
lengkap rekapitulasi capaian IKU Itjen program yang ditetapkan untuk tahun
tahun 2013 disajikan dalam lampiran 3. 2014. Perbandingan realisasi capaian
IKU Itjen tahun 2010 s.d. 2013 dengan
target indikator kinerja program yang
tertuang dalam Renstra Itjen, disajikan
dalam Tabel 3.24.

80 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Tabel 3.24 Target Program Itjen tahun 2010 – 2014
dan Capaian IKU Itjen Tahun 2010 – 2013

MATRIKS KINERJA RENSTRA ITJEN 2010 - 2014 IMPLEMENTASI


INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI IKU
PROGRAM
2010 2010 2014 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Policy 38 rek. 36 rek 39 rek 41 rek. 53 rek 48 rek
Recommendation
2. Penindakan Praktik KKN
a. Jumlah informasi 5 info - 6 info 5 info 5 info -
gratifikasi, pungutan
liar, kolusi, dan korupsi
b. Persentase informasi - 60% - - 66,67% 66,67%
gratifikasi, pungutan
liar, kolusi, dan
perbuatan koruptif
yang dilaporkan ke
KPK
c. Persentase investigasi 80% 90% 100% 100% 100% 100%
yang terbukti
d. Jumlah kasus yang 4 kasus - 6 kasus 5 kasus 2 kasus -
diserahkan kepada
instansi penegak
hukum sebagai bukti
awal penyelidikan
3. Rata-rata indeks Opini 3,06 4,00 3,13 3,19 3,88 3,94
BPK RI atas LK BA 15,
LK BUN, dan LK BA 999
4. Frekuensi komunikasi pengawasan:
a. Pendampingan dan 24 kali 24 kali 47 kali 249 kali 249 kali 259 kali
konsultasi
b. Sosialisasi 9 kali 9 kali 15 kali 26 kali 26 kali 79 kali
5. Tingkat Kematangan - 4 (Risk - - - 3 (Risk
Penerapan Manajemen Managed) Defined)*
Risiko
Keterangan: * Capaian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada tahun 2013

Dari Tabel 3.24 di atas dapat dilihat bahwa Managed).


setidaknya masih terdapat 2 (dua) indikator
yang masih pending matters Renstra Itjen Atas hal tersebut di atas, berbagai
Tahun 2010 – 2014, yaitu terkait dengan: kegiatan pembahasan, kajian dan
reviu akan terus digalakan dan lebih
1) Indeks Opini BPK RI atas LK BA 15, LK ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya
BUN, dan LK BA 999 yang ditargetkan pada program pengawasan Itjen di tahun
mendapatkan nilai indeks 4,00; 2014.
2) Penilaian atas Tingkat Kematangan Selain itu intensifikasi pengelolaan
Penerapan Manajemen Risiko yang manajemen risiko di lingkungan Itjen akan
ditargetkan berada pada level 4 (Risk terus dilaksanakan melalui peningkatan

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 81
komitmen pimpinan, peningkatan kualitas di atas diharapkan target indikator kinerja
register risiko, serta proses pembelajaran program yang tertuang dalam Renstra
yang berkelanjutan tentang konsep dan Itjen tahun 2010 – 2014 dapat terealisasi
penerapan manajemen risiko. Dengan sesuai dengan target yang telah
demikian, melalui rencana tindak tersebut ditetapkan.

Pemerintah Daerah masih banyak


yang baru memperoleh opini WDP
C. Evaluasi dan Analisis Kegiatan atau malah “Tidak Menyatakan
Lainnya/Current Issues Pendapat”

Perbaikan dan Peningkatan


atas kondisi-kondisi tersebut secara
menyeluruh sedang dijalankan oleh
1. Konferensi Asosiasi Auditor Intern Pemerintah melalui program reformasi
Pemerintah Indonesia (AAIPI) pada birokrasi. Upaya ini perlu dijalankan
tanggal 27 Agustus 2013 di Gedung dengan lebih sistematis dan terstruktur,
Dhanapala Kementerian Keuangan terutama untuk menyelesaikan berbagai
kekurangan tersebut oleh segenap unsur
Reformasi yang dilakukan oleh pemerintah, terutama pihak manajemen.
pemerintah khususnya dalam bidang
keuangan negara dan birokrasi telah Dalam proses pembenahan tersebut,
menghasilkan berbagai perbaikan bagi APIP pada tiap kementerian negara/
kehidupan berbangsa dan bernegara. lembaga dan pemerintah daerah
Reformasi keuangan negara telah semestinya dapat ditingkatkan kualitas
memperlihatkan peningkatan kualitas pengawasannya sesuai dengan tugas
pengelolaan keuangan negara baik pada dan fungsinya. APIP harus dapat
aspek perencanaan, penganggaran, memberikan keyakinan bahwa tata kelola
pelaksanaan anggaran, akuntansi penganggaran, pelaksanaan anggaran,
dan pelaporan keuangan, serta audit/ dan pertanggungjawaban anggaran dapat
pengawasan. Demikian pula reformasi bebas dari praktik penyimpangan. Selain
birokrasi telah menampakkan hasil berupa itu, APIP juga perlu mengembangkan
proses bisnis dan perilaku aparatur yang peran utama lainnya yang sangat penting
semakin membaik. Namun demikian, yaitu membantu manajemen instansi
masih terdapat kondisi-kondisi yang pemerintah untuk merancang berbagai
masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, perbaikan sistem agar pengendalian
diantaranya: intern dan manajemen risiko dapat
berjalan efektif untuk mendapatkan
a) Pola penyerapan anggaran yang kondisi governance yang lebih baik.
belum proporsional, baik di lingkungan
instansi pemerintah pusat maupun Dalam rangka menguatkan peran
daerah; APIP bagi peningkatan kualitas
pengelolaan keuangan negara dan kinerja
b) Penggunaan anggaran yang langsung instansi pemerintah tersebut, Menteri
menyentuh kepentingan masyarakat Keuangan selaku Bendahara Umum
luas belum cukup efektif Negara menyelenggarakan konferensi
bagi segenap APIP di lingkungan
c) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
kementerian/lembaga dan pemerintah
tahun 2012 masih memperoleh opini
daerah. Konferensi ini diselenggarakan
“Wajar Dengan Pengecualian”; serta
pada tanggal 27 Agustus 2013 di Gedung
d) Laporan Keuangan Kementerian Dhanapala dengan tema ”Peningkatan
Negara/Lembaga (LKKL) dan Kualitas Pengawasan oleh APIP dalam

82 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
Tata Kelola Penganggaran, Pelaksanaan Keuangan. Disamping reviu, Inspektorat
Anggaran, dan Pertanggungjawaban Jenderal Kementerian Keuangan
Anggaran”. juga mengadakan bimbingan teknis
penyusunan RKA-K/L.
Konferensi selama satu hari ini diikuti
oleh kurang lebih 350 peserta yang Dari kegiatan reviu RKA-K/L terhadap
terdiri dari beberapa Menteri/Pimpinan 11 (sebelas) unit eselon I Kementerian
Lembaga, seluruh Inspektur Jenderal/ Keuangan, dapat ditarik kesimpulan
Inspektur Utama, Seluruh Inspektur sebagai berikut:
Provinsi, beberapa pimpinan APIP Daerah,
para pejabat di lingkungan Kementerian a) Sasaran Kinerja dalam RKA Eselon I
Keuangan, para Sekretaris Inspektorat telah sesuai dengan sasaran kinerja
Jenderal Kementerian Negara/Lembaga, dalam renja dan RKP Tahun Anggaran
serta perwakilan auditor dari beberapa 2014.
Inspektorat Jenderal Kementerian
Negara/Lembaga. Konferensi diisi b) Total pagu RKA eselon I telah sesuai
dengan keynote speech Menteri PAN dan dengan Pagu Anggaran setelah
Reformasi Birokrasi, dilanjutkan dengan penyesuaian berdasarkan Surat
penyajian konsep standar profesi (Standar Sekretaris Jenderal nomor: S-1312/
Audit APIP, Kode Etik APIP, dan Telaah SJ/2013.
Sejawat APIP), dan diskusi panel oleh Plt.
c) Kelayakan Anggaran dan Kepatuhan
Direktur Jenderal Anggaran, Inspektur
Penerapan Kaidah Perencanaan
Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum,
Penganggaran masih terdapat
dan Ketua Komite Pengembangan Profesi
beberapa hal yang perlu diperbaiki
AAIPI.
dan ditingkatkan, yaitu:
2. Reviu RKA-K/L pada 11 unit eselon
i. Biaya pemeliharaan barang
I Kementerian Keuangan
inventaris dan kendaraan pada
Inspektorat Jenderal Kementerian beberapa RKA eselon I masih
Keuangan telah menjalankan reviu melampaui SBM dan tidak
laporan keuangan pada seluruh unit disertai dengan analisis atas
eselon I Kementeri Keuangan sebelum kewajaran harga;
disampaikan kepada BPK. Kegiatan ii. Tidak terdapat pengalokasian
reviu laporan keuangan tersebut telah untuk anggaran biaya yang
berhasil secara siginifikan meningkatkan dilarang;
kualitas Laporan Keuangan Kementerian
iii. Terdapat anggaran yang didanai
Keuangan, hal ini terlihat dari peningkatan
dengan kontrak tahun jamak pada
opini Laporan Keuangan Unit Eselon I
DJBC untuk penyediaan pita
Kementerian Keuangan yang meningkat
cukai dan pengadaan kapal serta
secara signifikan setelah diadakannya
pada DJP untuk pembangunan
kegiatan reviu laporan keuangan.
gedung DJP di Jalan Jenderal
Melihatnya dampak baik dari pada
Sudirman Jakarta;
kegiatan tersebut, maka Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan juga iv. Tidak terdapat duplikasi alokasi
mengadakan Reviu RKA-K/L pada 11 unit biaya pemeliharaan pada satker-
eselon I Kementerian Keuangan. satker yang menempati GKN,
mengingat biaya pemeliharaan
Inspektorat Jenderal Kementerian gedung dan bangunan telah
Keuangan mengadakan reviu RKA-K/L dialokasikan pada RKA GKN/
dengan pendekatan RKA eselon I sesuai KPTIK-BMN; dan
pagu anggaran. Reviu dilaksanakan v. Beberapa RKA eselon I
secara paralel dengan penelitian belum sepenuhnya memenuhi
yang dilakukan Biro Perencanaan dan kelengkapan dokumen

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 83
pendukung Term of Reference BA BUN sesuai kebutuhan Menteri
dan Rincian Anggaran dan Keuangan selaku Pengguna Anggaran
Biaya (TOR dan RAB) dan/atau BUN.
dokumen lainnya. c) Menteri Keuangan belum melakukan
3. Kajian/naskah akademik dalam pengawasan secara optimal terhadap
rangka pembentukan APIP BUN Pengelolaan Bagian Anggaran BUN.
a) Menteri Keuangan selaku Chief Financial d) Menteri Keuangan selaku Pengguna
Officer (CFO) adalah pengguna anggaran Anggaran atas anggaran transfer ke
yang tidak dikelompokkan dalam Bagian daerah (BA 999.05) sebagaimana diatur
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dalam pasal 132 PP 45 tahun 2013,
(K/L), baik yang dialokasikan/digunakan melakukan monitoring dan evaluasi
oleh Kementerian Keuangan maupun oleh terhadap penyerapan dan penggunaan
K/L lainnya (Bagian Anggaran BUN). Sebagai dana transfer ke daerah. Dengan
Pengguna Anggaran Bagian Anggaran analogi pasal tersebut Menkeu dapat
Bendahara Umum Negara (PA BA BUN), melakukan pengawasan untuk BA BUN
Menteri Keuangan bertanggung jawab yang lain (pada K/L).
terhadap sistem pengendalian intern dan e) Pembentukan APIP Bagian Anggaran
pengawasan intern pengelolaan BA BUN BUN dapat dilakukan dengan (1)
dengan dibantu oleh Aparat Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian
Intern Pemerintah (APIP). Inspektorat Keuangan sebagai APIP Bagian
Jenderal Kementerian Keuangan selaku Anggaran BUN; (2) APIP dari K/L yang
APIP Kementerian Keuangan melaksanakan menerima alokasi Bagian Anggaran
pengawasan atas pengelolaan Bagian BUN sebagai APIP Bagian Anggaran
Anggaran BUN yang melekat pada tugas BUN; (3) BPKP ditunjuk sebagai
dan fungsi Kementerian Keuangan dan APIP Bagian Anggaran BUN yang
tidak melaksanakan pengawasan terhadap bertanggung jawab kepada Presiden
pengelolaan Bagian Anggaran BUN pada melalui Menteri Keuangan selaku BUN;
K/L lain. Sehubungan dengan hal tersebut dan (4) Pembentukan unit baru di
maka Kementerian Keuangan berkewajiban Kementerian Keuangan sebagai APIP
dalam pengawasan terhadap pengelolaan Bagian Anggaran BUN.
Bagian Anggaraan BUN dan membentuk f) Inspektorat Jenderal Kementerian
APIP untuk mengawasi BUN. Keuangan mengusulkan alternatif 1
yang dimodifikasi yaitu Inspektorat
Guna memenuhi kebutuhan
Jenderal Kementerian Keuangan
pembentukan APIP BUN, Inspektorat
sebagai APIP Bagian Anggaran BUN
Jenderal Kementerian Keuangan
berkoordinasi dengan Inspektorat
mengadakan Kajian Akademik dalam
Jenderal atau nama lain yang secara
Rangka Pembentukan APIP BUN. Tujuan
fungsional melaksanakan pengawasan
dilakukannya kajian ini untuk memberikan
intern dari masing-masing Kementerian/
gambaran mengenai kewenangan Menteri
Lembaga yang menerima alokasi dana
Keuangan untuk mengawasi pengelolaan
BA BUN.
Bagian Anggaran BUN serta memberikan
alternatif APIP Bagian Anggaran BUN yang g) Inspektorat Jenderal Kementerian
dapat ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Keuangan berkoordinasi dengan 6
Dari hasil kajian ini diperoleh kesimpulan (enam) unit eselon I di Kementerian
sebagai berikut: Keuangan yang menjadi PPA BA
BUN untuk menentukan ruang
a) Menteri Keuangan selaku Pengguna lingkup pengawasan, dan Biro Hukum
Anggaran BA BUN memiliki Sekretariat Jenderal Kementerian
kewenangan melakukan pengawasan Keuangan untuk aspek hukumnya.
terhadap pengelolaan anggaran BUN.
b) Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
2008 belum diikuti dengan peraturan
pelaksanaan pengawasan pengelolaan

84 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
4. Sosialisasi/Workshop Penilaian IKU 5. Penyiapan infrastruktur continuous
Tingkat Kematangan Penerapan monitoring/audit
Manajemen Risiko (TKPMR) kepada
seluruh unit Eselon I Sebagai bagian dari tata kelola
dan manajemen organisasi yang
Berdasarkan Keputusan Menteri baik, pada umumnya para pimpinan
Keuangan Nomor 464/KMK.01/2005 organisasi telah menyadari pentingnya
tentang Pedoman Strategi dan Kebijakan implementasi pengendalian internal yang
Departemen Keuangan (Road Map dijalankan secara terus-menerus. Baik
Departemen Keuangan) Tahun 2005- pada organisasi sektor privat maupun
2009, Inspektorat Jenderal diberi organisasi sektor publik (pemerintahan).
tambahan peran sebagai compliance Adapun pada instansi pemerintah,
office untuk good governance (tata hal ini justru telah menjadi kewajiban
kelola kepemerintahan yang baik) dan sebagaimana diamanatkan dalam
risk management (manajemen risiko). Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
Manajemen Risiko juga diamanatkan 2008 tentang Sistem Pengendalian
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Intern Pemerintah. Pengendalian ini akan
tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian memberikan keyakinan yang memadai
Intern Pemerintah, khususnya bagian atas tercapainya tujuan organisasi
ketiga pasal 13 ayat (1) yaitu pimpinan melalui kegiatan yang efektif dan
Instansi Pemerintah wajib melakukan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
penilaian risiko. pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap ketentuan perundangan yang
Dengan perkembangan kompleksitas berlaku. Di antara bentuk pengendalian
penyelenggaraan pengelolaan keuangan internal yang diterapkan secara terus-
dan kekayaan negara di lingkungan menerus dan berkelanjutan adalah
Kementerian Keuangan, perlu diterapkan Continuous Monitoring dan Continuous
Manajemen Risiko pada masing- Auditing.
masing unit Eselon I. Manajemen risiko
dimaksudkan sebagai salah satu upaya Continuous monitoring (CM) adalah
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sebuah proses yang disusun oleh
misi organisasi secara efektif dan efisien. manajemen untuk memastikan bahwa
kebijakan, prosedur, dan proses bisnis
Untuk menjalankan peran diatas berjalan secara efektif sedangkan
Inspektorat Jenderal Kementerian Continuous auditing (CA) adalah metode
keuangan mengadakan Sosialisasi/ yang digunakan oleh auditor dalam
Workshop Penilaian IKU Tingkat melaksanakan kegiatan audit secara
Kematangan Manajemen Risiko (TKPMR) terus‐menerus atau berkelanjutan.
kepada seluruh unit Eselon I pada tanggal Inspektorat Jenderal merencanakan
8 April 2013 di Ruang Rapat Itjen lantai untuk mengimplementasikan continuous
12. Tidak hanya itu, Inspektorat Jenderal monitoring/continuous audit terhadap
Kementerian keuangan juga melakukan data‐data elektronik (audit TI) yang
kegiatan Uji Coba Penilaian IKU dimiliki oleh masing‐masing unit eselon I
tingkat Kematangan Manajemen Risiko Kementerian Keuangan melalui kegiatan
(TKPMR) kepada beberapa UPR sebagai Kajian Pengembangan Audit TI.
perwakilan dari tiap-tiap unit Eselon I di
lingkungan Kementerian Keuangan. Kegiatan Kajian Pengembangan Audit
TI Itjen ini dilaksanakan secara bertahap,
dengan tahapan sebagai berikut:
a) Persiapan Kegiatan Continous
Monitoring dan Continous Audit (CM/
CA) di Inspektorat Jenderal,
b) Persiapan Kegiatan Continuous

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 85
Monitoring (CM)/Continuous Audit Diharapkan dari hasil kajian ini dapat
(CA) Inspektorat Jenderal Tahap II, digunakan sebagai pedoman dalam
c) Persiapan Kegiatan Continuous implementasi continuous audit oleh
Monitoring (CM)/Continuous Audit Inspektorat Jenderal di masa yang akan
(CA) Inspektorat Jenderal Tahap III, datang.

d) Simulasi Kegiatan Continuous 6. Identifikasi proses bisnis utama yang


Monitoring (CM)/Continuous Audit perlu didukung sistem informasi
(CA) Inspektorat Jenderal Tahap I,
dan Proses identifikasi proses bisnis
utama (kegiatan audit) telah dilakukan
e) Simulasi Kegiatan Continuous sejak tahun 2010 dan sistem informasi
Monitoring (CM)/Continuous Audit (CCH TeamMate) yang mendukung
(CA) Inspektorat Jenderal Tahap II. proses bisnis utama sudah mulai
diimplementasikan sejak tahun 2010.
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian Pada triwulan pertama tahun 2013 telah
solusi aplikasi dengan kebutuhan diidentifikasi modul-modul dalam CCH
continuous monitoring/audit Inspektorat TeamMate yang belum dimanfaatkan
Jenderal, Itjen telah melakukan beberapa secara maksimal melalui kajian.
skenario continuous monitoring dengan
software dan data versi demo sebagai Setelah dilakukan kajian, maka Modul
tahap awal. Pada tahap berikutnya TeamCentral akan lebih diprioritaskan
dilakukan beberapa ujicoba skenario untuk didalami untuk menunjang
continuous monitoring/audit sederhana kebutuhan finding tracking baik oleh
dengan software dan data yang diperoleh auditor maupun auditee. Setelah itu, Itjen
dari portal pertukaran data. Diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
dari uji coba ini sudah diperoleh beberapa
skenario sederhana yang dapat digunakan a) Mempelajari TeamCentral;
untuk kegiatan continuous monitoring data
penerimaan/realisasi anggaran. Setelah b) Pemahaman fitur-fitur dan pembagian
itu, dilakukan kajian sebagai tindak lanjut role di TeamCentral;
rencana implementasi continuous audit c) Persiapan simulasi penggunaan
oleh Inspektorat Jenderal. Kajian ini TeamCentral.
menyangkut hal-hal antara lain sebagai
berikut: Selain itu, dari kajian terhadap proses
bisnis yang didukung oleh TeamCentral
a) Identifikasi kegiatan continuous audit telah diperoleh kesimpulan sebagai
yang dapat diterapkan berikut:
b) Kebutuhan infrastruktur dan
kompetensi a) Terdapat beberapa proses bisnis di
Inspektorat Jenderal yang didukung
c) Hambatan-hambatan yang mungkin
oleh TeamCentral, diantaranya:
dihadapi dalam persiapan maupun
implementasinya di Inspektorat 1) Monitoring temuan, rekomendasi
Jenderal dan tindak lanjut yang dilakukan
d) Simulasi secara sederhana oleh tim audit, tim khusus tindak
dengan data dummy menggunakan lanjut maupun auditee.
tools audit (aplikasi ACL Analytics 2) Audit survei yang berfungsi sebagai
Exchange) untuk menjalankan feedback atas pelaksanaan audit.
skenario continuous audit di Survei diberikan kepada tim audit
Inspektorat Jenderal. maupun auditee.
e) Dokumentasi skenario untuk b) TeamCentral dapat juga digunakan
kegiatan continuous audit dengan sebagai alat manajemen untuk
menggunakan aplikasi ACL Analytics memantau pelaksanaan audit melalui
Exchange oleh Inspektorat Jenderal. dashboard maupun report.

86 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
7. Identifikasi data yang dibutuhkan Dalam melaksanakan tugas tersebut,
oleh unit eselon I dalam rangka Inspektorat Jenderal telah melakukan
pertukaran data inventarisasi data yang diperoleh dari
eselon I lain yang sudah dikelola selama
Untuk meningkatkan kinerja seluruh ini dan meminta masukan kebutuhan data
eselon I Kementerian Keuangan dan dari tiap eselon I selain data yang sudah
mewujudkan TIK yang terintegrasi, dikelola. Masukan yang sudah diperoleh
maka Inspektorat Jenderal Kementerian berasal dari DJKN dan DJBC. Data yang
Keuangan melakukan identifikasi data di sudah tersedia direncanakan dapat
seluruh unit eselon I guna mempermudah diakses melalui portal Data Interchange
unit eselon I tersebut dalam melakukan Pusintek.
pertukaran data.

Penyerapan anggaran Itjen yang


D. Akuntabilitas Keuangan cukup optimal ini disebabkan karena
selain dilaksanakannya berbagai
kegiatan pengawasan dan dukungan
Program yang dilaksanakan Itjen pada
pengawasan dalam rangka pencapaian
tahun 2013 adalah Program Pengawasan
IKU dan Sasaran Strategis, penggunaan
Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
atas penyerapan anggaran tersebut juga
Kemenkeu dengan total pagu anggaran
digunakan untuk belanja pegawai, belanja
sebesar Rp106.474.323.000,00–telah
perjalanan dinas dalam dan luar negeri,
dilakukan 5 (lima) kali revisi atas DIPA Itjen
belanja pemeliharaan, belanja barang dan
tahun 2013 dari total pagu anggaran awal
jasa, belanja modal peralatan dan mesin,
sebesar Rp107.860.711.000,00. Dari jumlah
belanja modal gedung dan bangunan,
pagu tersebut, total penyerapan anggaran
serta belanja modal fisik lainnya.
DIPA Itjen tahun 2013 adalah sebesar
Rp100.363.184.376,00 atau mencapai
Perbandingan pagu dan realisasi
94,26%.
anggaran Itjen per jenis belanja dari tahun
2010 s.d. 2013 disajikan dalam Tabel
3.25.

Tabel 3.25 Perbandingan Pagu dan Realisasi


Anggaran Itjen Per Jenis Belanja dari Tahun 2010 s.d. 2013

Anggaran Itjen Tahun 2010 – 2013 (Rp) %


Jenis Belanja
Pagu Realisasi Sisa Realisasi
Tahun 2013
Belanja Pegawai 31.831.290.000 28.490.351.634 3.340.938.366 89.50
Belanja Barang 68.637.235.000 65.878.492.387 2.758.742.613 95,98
Belanja Modal 6.005.798.000 5.994.340.355 11.457.645 99,81
Jumlah 106.474.323.000 100.363.184.376 6.111.138.624 94,26
Tahun 2012
Belanja Pegawai 28.762.337.000 24.938.779.824 3.823.557.176 86,71
Belanja Barang 59.565.061.000 57.554.093.890 2.010.967.110 96,62
Belanja Modal 6.414.301.000 6.380.411.945 33.889.055 99,47
Jumlah 94.741.699.000 88.873.285.659 5.868.413.341 93,81

INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 87
Anggaran Itjen Tahun 2010 – 2013 (Rp) %
Jenis Belanja
Pagu Realisasi Sisa Realisasi
Tahun 2011
Belanja Pegawai 26.500.000.000 23.571.787.195 2.928.212.805 88,95
Belanja Barang 66.080.573.000 60.576.192.520 5.504.380.480 91,67
Belanja Modal 10.110.000.000 9.643.112.488 466.887.512 95,38
Jumlah 102.690.573.000 93.791.092.203 8.899.480.797 91,33
Tahun 2010
Belanja Pegawai 23.000.000.000 21.711.501.239 1.288.498.761 94,39
Belanja Barang 63.111.342.000 59.627.685.038 3.483.656.962 94,48
Belanja Modal 10.952.735.000 9.228.549.992 1.724.185.008 98,46
Jumlah 97.064.077.000 90.567.736.269 6.496.340.731 93,30
Sumber: Bagian Perencanaan dan Keuangan

Berdasarkan data tabel di atas, dapat Itjen; serta penerapan manajemen


dilihat bahwa kecenderungan persentase risiko pada setiap tahap pelaksanaan
realisasi penyerapan anggaran Itjen program dan kegiatan mutlak dilakukan
menunjukkan tren meningkat dengan gap untuk mengantisipasi kendala yang
antara pagu dan realisasi anggaran yang mungkin terjadi. Selain itu untuk tahun-
cenderung relatif menurun. Hal ini dapat tahun mendatang, jika dimungkinakan
dijadikan sebagai indikasi bahwa Itjen telah pagu anggaran dapat disajikan per
berusaha melakukan perencanaan secara indikator capaian sehingga diharapkan
matang dan telah semaksimal mungkin dapat melihat integrasi akuntabilitas
melakukan penyerapan anggaran dengan keuangan dan kinerja sebagai wujud dari
optimal melalui instrumen program dan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja di
kegiatan yang telah direncanakan. lingkungan Itjen.
Untuk mempertahankan dan/atau
lebih mengoptimalkan penyerapan DIPA
dan peningkatan kinerja Itjen di masa
yang akan datang, hal-hal yang mungkin
perlu dilakukan antara lain rencana
kinerja tahunan disusun secara akurat,
integral, komprehensif, dengan tetap
memperhatikan Renstra dan Kebijakan
Pengawasan, serta dilaksanakan secara
konsisten oleh seluruh unit di lingkungan

88 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 89
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah antara lain rencana kinerja tahunan disusun
(LAKIP) Itjen tahun 2013 merupakan bentuk secara akurat, integral, komprehensif, dengan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas tetap memperhatikan Renstra dan Kebijakan
dan fungsi Itjen sesuai amanat Instruksi Pengawasan, serta dilaksanakan secara
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang konsisten oleh seluruh unit di lingkungan Itjen;
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta penerapan manajemen risiko pada setiap
dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2004 tahap pelaksanaan program dan kegiatan
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, mutlak dilakukan untuk mengantisipasi
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri kendala yang mungkin terjadi. Selain itu untuk
Pendayagunaan Aparatur Negara dan tahun-tahun mendatang, jika dimungkinkan
Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Nomor 29 pagu anggaran dapat disajikan per indikator
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan capaian sehingga diharapkan dapat melihat
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas integrasi akuntabilitas keuangan dan kinerja
Kinerja Instansi Pemerintah. sebagai wujud dari pelaksanaan anggaran
berbasis kinerja di lingkungan Itjen.
Sesuai dengan Visi dan Misi Itjen yang
dijabarkan dalam Tujuan, Sasaran Strategis LAKIP Itjen Tahun 2013 ini diharapkan
(SS), dan program serta kegiatan, pencapaian dapat dijadikan sebagai alat komunikasi
akuntabilitas kinerja Itjen tahun 2013 dan akuntabilitas yang dapat memberikan
menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. informasi secara transparan kepada seluruh
Dari 11 (sebelas) SS Itjen yang terdiri dari pihak yang terkait serta mampu memberikan
27 (dua puluh tujuh) IKU di tahun 2013, 25 informasi yang relevan kepada pimpinan
(dua puluh lima) IKU atau sekitar 93% telah tentang kinerja Itjen dalam melaksanakan
terealisasi sesuai target. Bahkan 21 (dua puluh tugas pengawasan di lingkungan Kemenkeu.
satu) IKU diantaranya tercapai melebihi dari Selain itu dengan adanya analisis atas capaian
target yang telah ditetapkan. Hanya 2 (dua) kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2013
IKU yang tidak terealisasi sesuai target, yaitu yang dituangkan dalam LAKIP Itjen 2013,
rata-rata indeks opini BPK RI atas LK BA 15, dimungkinkan teridentifikasinya sejumlah
LK BUN, dan LK BA 999 dan indeks kepuasan celah kerja (performance gap) yang kemudian
pengguna layanan. Atas capaian kinerja yang dapat dijadikan sebagai umpan balik perbaikan
masih belum optimal, Itjen telah menyusun kinerja Itjen di masa yang akan datang.
action plan yang akan dilaksanakan pada
tahun mendatang. Itjen menyampaikan apresiasi dan
penghargaan yang setinggi-tingginya atas
Terkait dengan akuntabilitas keuangan, bantuan dan kerja sama semua pihak yang
alokasi anggaran Itjen tahun 2013 adalah terlibat dan turut membantu mewujudkan
sebesar Rp106.474.323.000,00 yang capaian Sasaran Strategis Itjen di tahun 2013.
diperuntukkan bagi belanja pegawai, belanja
barang, dan belanja modal. Dari pagu
anggaran tersebut, telah direalisasikan
sebesar Rp100.363.184.376,00 atau dengan
tingkat penyerapan sebesar 94,26%.

Untuk mempertahankan dan/atau lebih


mengoptimalkan penyerapan DIPA dan
peningkatan kinerja Itjen di masa yang akan
datang, hal-hal yang mungkin perlu dilakukan

90 INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3
INSPEKTORAT JENDERAL L A K I P 2 0 1 3 91
LAMPIRAN 1
Matriks Kinerja Itjen 2010 - 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

MATRIKS KINERJA
INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2010 – 2014
PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT
KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
PROGRAM
Pengawasan dan Terwujudnya 1 Jumlah policy 38 rekomendasi 32 rekomendasi 32 rekomendasi 36 rekomendasi 36 rekomendasi Inspektorat
Peningkatan pengawasan recommendation 1): Jenderal
Akuntabilitas yang memberi a. Pendapatan 14 rekomendasi - - - 14 rekomendasi
Aparatur nilai tambah Negara
Kementerian melalui b. Belanja Negara 6 rekomendasi - - - 6 rekomendasi
Keuangan peningkatan c. Perbendaharaan 6 rekomendasi - - - 6 rekomendasi
efektivitas proses Negara
manajemen d. Pengelolaan 5 rekomendasi - - - 5 rekomendasi
risiko, Kekayaan
pengendalian, Negara
dan tata kelola e. Bidang Pasar 2 rekomendasi - - - -
serta Modal dan
peningkatan Lembaga
akuntabilitas f. Bidang 5 rekomendasi - - - 5 rekomendasi
aparatur di Pembelajaran
lingkungan dan
Kementerian Pertumbuhan
Keuangan 2 Penindakan Praktik
KKN:
a. Jumlah informasi 5 informasi 5 informasi - - -
gratifikasi,pungut
an liar, kolusi,
dan korupsi
b. Persentase - - 60% 60% 60%
informasi
gratifikasi,
pungutan liar,

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 1


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
kolusi, dan
perbuatan
koruptif yang
dilaporkan ke
KPK
c. Persentase 80% 80% 90% 90% 90%
investigasi yang
terbukti 2)
d. Jumlah kasus 4 kasus - - - -
yang diserahkan
kepada instansi
penegak hukum
sebagai bukti
awal
penyelidikan
3 Rata-rata Indeks 3,06 3,25 4,00 4,00 4,00
Opini BPK RI atas
LK BA 15, LK BUN,
dan LK BA 999
a. Indeks kualitas 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
laporan
keuangan
Kementerian
Keuangan (BA
15)
b. Indeks kualitas 3,17 3,57 4,00 4,00 4,00
laporan
keuangan:
1) BA 999.01 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
(Pembiayaan
Biaya

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 2


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
Pinjaman dan
Bunga serta
Cicilan Pokok
Utang)
2) BA 999.02 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
(Penerimaan
Hibah)
3) BA 999.03 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00
(Penanaman
Modal
Negara)
4) BA 999.04 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
(Penerusan
Pinjaman)
5) BA 999.05 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
(Transfer
Dana Daerah)
6) BA 999.06 2,00 - - - -
(Belanja
Subsidi dan
Belanja Lain)
a) BA 999.07 - 4,00 4,00 4,00 4,00
(Belanja
Subsidi)
b) BA 999.08 - 3,00 4,00 4,00 4,00
(Belanja
Lain-
Lain)

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 3


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
c. Indeks kualitas 3,00 3,25 4,00 4,00 4,00
laporan
keuangan
Bendahara
Umum Negara
(BA 999)
4 Frekuensi
komunikasi
pengawasan :
a. Pendampingan 24 kali - - - 24 kali
dan konsultasi
b. Sosialisasi 9 kali - - - 9 kali
5 Indeks Persepsi - - - - 5
Korupsi 3)
6 Indeks Pencegahan - - - - 5,04
Korupsi (Control of
Corruption) 3)
7 Indeks Perilaku Anti - - - - 3,25 dari skala
Korupsi 3) 5
8 Indeks Kepuasan - - - - 3,25 dari skala
Stakeholders 5
terhadap Pelaporan
PPK 3)
9 Tingkat Penerapan - - - - 2 (pengendalian
Pengendalian intern efektif
Intern3) dengan
pengecualian)
dari skala 3
(pengendalian
intern efektif )

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 4


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
10 Tingkat Kematangan - - - 3 (risk defined) 4 (Risk
Penerapan Managed) dari
Manajemen Risiko3) skala 5 (Risk
Enabled)
11 Nilai Internal Audit - - - - 3 (Integrated)
Capability Model dari skala 5
(IACM) 3)
KEGIATAN
1 Dukungan 1 Terwujudnya 1 Persentase 100% - - - - Sekretariat
Manajemen dan layanan pelaksanaan Inspektorat
Dukungan Teknis administrasi yang pengawasan sesuai Jenderal
Lainnya Inspektorat prima kepada rencana
Jendral seluruh unsur 2 Jumlah aktivitas 1 kali 16 kali 10 kali 50 kali 1 kali
Itjen dalam sosialisasi
rangka 3 Persentase pejabat 80% 80% 82,5% 87% 80%
memperlancar yang telah
pelaksanaan memenuhi standar
tugas kompetensi
2 pengawasan jabatannya
4 Persentase pegawai 10% - - - 15%
Pemberian yang memiliki
dukungan teknis kualifikasi "Sangat
yang optimal Baik" atau
kepada seluruh "Istimewa"
unsur Itjen dalam berdasarkan
rangka penilaian individual
menunjang 5 Persentase pegawai 2 orang - - - 2 orang
tercapainya yang dijatuhi
pencapaian hukuman disiplin
tujuan strategis sedang atau berat

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 5


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
6 Persentase jam 3% 7% 5% 5% 5%
pelatihan pegawai
terhadap jam kerja
7 Persentase 100% 100% - - 100%
penyelesaian SOP
8 Persentase 100% - - - 100%
penyelesaian
penataan/modernisa
si organisasi
9 Persentase UPR 100% 100% - - 100%
yang menerapkan
tahapan manajemen
risiko
10 Persentase 25% 80% 50% 70% 100%
implementasi Audit
Management
System pada auditor
11 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA
RENCANA AKSI:
1. Peningkatan
pegawai yang
berintegritas
dan
berkompeten
2. Penataan dan
modernisasi
organisasi
3. Pengembangan
sistem
Teknologi

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 6


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
Informasi dan
Komunikasi
yang
terintegrasi
4. Optimalisasi
pengelolaan
anggaran
2 Perumusan Terwujudnya 1 Jumlah policy 6 rekomendasi 3 rekomendasi 5 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi Inspektorat I
Kebijakan dan pengawasan recommendation
Pelaksanaan yang memberi hasil pengawasan1)
Pengawasan serta nilai tambah 2 Jumlah peta 1 peta - - - -
peningkatan melalui konsistensi
Akuntabilitas meningkatkan penerapan SOP
Aparatur Direktorat efektifitas proses Unggulan
Jenderal Pajak manajemen Kementerian
resiko, 3 Persentase
pengendalian, permintaan
dan tata kelola pengawasan yang
serta peningkatan direspon maksimal
akuntabilitas dalam:
aparatur di a. 7 hari kerja 100% - - - -
lingkungan b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
Direktorat 4 Frekuensi 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
Jenderal Pajak pendampingan dan
konsultasi
5 Jumlah TPU yang 10 TPU 10 TPU 6 TPU 10 TPU 10 TPU
diusulkan tahun
berikutnya
6 Nilai rata-rata hasil 76 77,72 78,72 79,72 79,72
reviu penerapan
SAINS

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 7


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
7 Persentase 100% - - - -
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
8 Jumlah aktivitas 1 kali 1 1 kali 2 kali 1 kali
sosialisasi
9 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA
RENCANA AKSI:
1. Pelaksanaan
pengawasan
yang
berkualitas dan
memberikan
nilai tambah
bagi unit Eselon
I
2. Pengawalan
program
reformasi
birokrasi
3. Pelaksanaan
pendampingan
dan konsultasi
4. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan
risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 8


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
5. Penerapan
pengawasan
yang
berkualitas
6. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif
3 Perumusan Terwujudnya 1 Jumlah policy 7 rekomendasi 7 rekomendasi 5 rekomendasi 7 rekomendasi 7 rekomendasi Inspektorat II
Kebijakan dan pengawasan recommendation
Pelaksanaan yang hasil pengawasan1)
Pengawasan serta memberi nilai 2 Jumlah peta 1 peta - - - -
peningkatan tambah melalui konsistensi
Akuntabilitas peningkatan penerapan SOP
Aparatur Direktorat efektivitas Unggulan
Jenderal Bea dan manajemen 3 Persentase
Cukai resiko, permintaan
pengendalian, pengawasan yang
dan tata kelola direspon maksimal
serta peningkatan dalam:
akuntabilitas a. 7 hari kerja 100% - - - -
aparatur di b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
lingkungan 4 Frekuensi 3 kali 5 kali 5 kali 3 kali 3 kali
Direktorat pendampingan dan
Jenderal Bea dan konsultasi
Cukai 5 Jumlah TPU yang 10 TPU 10 TPU 6 TPU 10 TPU 10 TPU
diusulkan tahun
berikutnya
6 Nilai rata-rata hasil 75 76,14 77,76 78,76 78,76
reviu penerapan
SAINS

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 9


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
7 Persentase 100% - - - 100%
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
8 Jumlah aktivitas 1 kali 2 kali 3 kali 3 kali 1 kali
sosialisasi
9 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA
RENCANA AKSI:
1. Pelaksanaan
pengawasan
yang
berkualitas dan
memberikan
nilai tambah
bagi unit Eselon
I
2. Pengawalan
program
reformasi
birokrasi
3. Pelaksanaan
pendampingan
dan konsultasi
4. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan
risiko
5. Penerapan

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 10


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
pengawasan
yang
berkualitas
6. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif
4 Perumusan Terwujudnya 1 Indeks opini BPK 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00 Inspektorat III
Kebijakan dan pengawasan atas LK BUN
Pelaksanaan yang memberi 2 Indeks Opini BPK 3,33 3,33 4,00 4,00 4,00
Pengawasan serta nilai tambah atas LK BA 999
peningkatan melalui 3 Jumlah policy 6 rekomendasi 6 rekomendasi 5 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi
Akuntabilitas peningkatan recommendation
Aparatur Direktorat efektivitas hasil pengawasan1)
Jenderal manajemen 4 Jumlah peta 1 peta - - - -
Perbendaharaan resiko, konsistensi
dan Direktorat pengendalian, penerapan SOP
Jenderal dan tata kelola Unggulan
Pengelolaan Utang serta peningkatan Kementerian
akuntabilitas 5 Persentase
aparatur di permintaan
lingkungan pengawasan yang
Direktorat direspon maksimal
Jenderal dalam:
Perbendaharaan a. 7 hari kerja 100% - - - -
dan Direktorat b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
Pengelolaan 6 Frekuensi 2 kali 3 kali 4 kali 6 kali 2 kali
Utang pendampingan dan
konsultasi
7 Jumlah TPU yang 10 TPU 10 TPU 6 TPU 10 TPU 10 TPU
diusulkan tahun

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 11


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
berikutnya
8 Nilai rata-rata hasil 70 71 71 77,18 77,18
reviu penerapan
SAINS
9 Persentase 100% - - - -
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
10 Jumlah aktivitas 1 kali 2 kali 2 kali 1 kali 1 kali
sosialisasi
11 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA
RENCANA AKSI:
1. Pencapaian
peningkatan
kualitas
Laporan
Keuangan BA
15, BUN, dan
BA 999
2. Pelaksanaan
pengawasan
yang
berkualitas dan
memberikan
nilai tambah
bagi unit Eselon
3. Pengawalan
program
reformasi
birokrasi

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 12


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
4. Pelaksanaan
pendampingan
dan konsultasi
5. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan
risiko
6. Penerapan
pengawasan
yang
berkualitas
7. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif
5 Perumusan Terwujudnya 1 Indeks Opini BPK 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00 Inspektorat IV
Kebijakan dan pengawasan atas LK BA 999
Pelaksanaan yang memberi 2 Jumlah policy 6 rekomendasi 4 rekomendasi 5 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi
Pengawasan serta nilai tambah recommendation
peningkatan melalui hasil pengawasan1)
Akuntabilitas peningkatan 3 Jumlah peta 1 peta - - - -
Aparatur Badan efektivitas konsistensi
Kebijakan Fiskal manajemen penerapan SOP
dan Direktorat resiko, Unggulan
Jenderal Kekayaan pengendalian, Kementerian
Negara dan tata kelola 4 Persentase
serta peningkatan permintaan
akuntabilitas pengawasan yang
aparatur di direspon maksimal

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 13


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
lingkungan dalam:
Badan Kebijakan a. 7 hari kerja 100% - - - -
Fiskal dan b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
Direktorat 5 Frekuensi 3 kali 6 kali 6 kali 4 kali 3 kali
Jenderal pendampingan dan
Kekayaan konsultasi
Negara 6 Jumlah TPU yang 10 TPU 10 TPU 6 TPU 10 TPU 10 TPU
diusulkan tahun
berikutnya
7 Nilai rata-rata hasil 70 73,08 77,52 81 81
reviu penerapan
SAINS
8 Persentase 100% - - - -
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
9 Jumlah aktivitas 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
sosialisasi
10 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA

RENCANA AKSI:
1. Pencapaian
peningkatan
kualitas
Laporan
Keuangan BA
15, BUN, dan
BA 999
2. Pelaksanaan
pengawasan

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 14


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
yang
berkualitas dan
memberikan
nilai tambah
bagi unit Eselon
I
3. Pengawalan
program
reformasi
birokrasi
4. Pelaksanaan
pendampingan
dan konsultasi
5. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan
risiko
6. Penerapan
pengawasan
yang
berkualitas
7. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif
6 Perumusan Terwujudnya 1 Indeks Opini BPK 3,00 3,67 4,00 4,00 4,00 Inspektorat V
Kebijakan dan pengawasan atas LK BA 999
Pelaksanaan yang memberi 2 Jumlah policy 7 rekomendasi 6 rekomendasi 5 rekomendasi 7 rekomendasi 7 rekomendasi
Pengawasan serta nilai tambah recommendation

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 15


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
peningkatan melalui hasil pengawasan1)
Akuntabilitas peningkatan 3 Jumlah peta 1 peta - - - -
Aparatur Direktorat efektivitas konsistensi
Jenderal Anggaran manajemen penerapan SOP
dan Direktorat resiko, Unggulan
Jenderal pengendalian, 4 Persentase
Perimbangan dan tata kelola permintaan
Keuangan serta peningkatan pengawasan yang
akuntabilitas direspon maksimal
aparatur di dalam:
lingkungan a. 7 hari kerja 100% - - - -
Direktorat b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
Jenderal 5 Frekuensi 3 kali 103 kali 103 kali 108 kali 3 kali
Anggaran dan pendampingan dan
Perimbangan konsultasi
Keuangan 6 Jumlah TPU yang 10 TPU 10 TPU 6 TPU 10 TPU 10 TPU
diusulkan tahun
berikutnya
7 Nilai rata-rata hasil 70 74,46 74,46 76,72 76,72
reviu penerapan
SAINS
8 Persentase 100% - - - -
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
9 Jumlah aktivitas 1 kali 2 kali 2 kali 3 kali 1 kali
sosialisasi
10 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA
RENCANA AKSI:
1. Pencapaian

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 16


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
peningkatan
kualitas
Laporan
Keuangan BA
15, BUN, dan
BA 999
2. Pelaksanaan
pengawasan
yang
berkualitas dan
memberikan
nilai tambah
bagi unit Eselon
I
3. Pengawalan
program
reformasi
birokrasi
4. Pelaksanaan
pendampingan
dan konsultasi
5. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan
risiko
6. Penerapan
pengawasan
yang
berkualitas

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 17


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
7. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif
7 Perumusan Terwujudnya 1 Indeks Opini BPK 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00 Inspektorat VI
Kebijakan dan pengawasan atas LK BA 154)
Pelaksanaan yang memberi 2 Jumlah policy 4 rekomendasi 5 rekomendasi 5 rekomendasi 2 rekomendasi 4 rekomendasi
Pengawasan serta nilai tambah recommendation
peningkatan melalui hasil pengawasan1)
Akuntabilitas peningkatan 3 Persentase
Aparatur efektivitas permintaan
Sekretariat manajemen pengawasan yang
Jenderal, dan resiko, direspon maksimal
Badan Pendidikan pengendalian, dalam:
dan Pelatihan dan tata kelola a. 7 hari kerja 100% - - - -
Keuangan serta b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
peningkatan 4 Frekuensi 5 kali 3 kali 3 kali 6 kali 5 kali
akuntabilitas pendampingan dan
aparatur di konsultasi
lingkungan 5 Jumlah TPU yang 10 TPU 10 TPU 6 TPU 10 TPU 10 TPU
Sekretariat diusulkan tahun
Jenderal, BPPK berikutnya
6 Nilai rata-rata hasil 70 71,61 74,25 76,25 76,25
reviu penerapan
SAINS
7 Persentase 100% - - - -
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
8 Jumlah aktivitas 1kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
sosialisasi

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 18


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
9 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA
RENCANA AKSI:
1. Pencapaian
peningkatan
kualitas
Laporan
Keuangan BA
15, BUN, dan
BA 999
2. Pelaksanaan
pengawasan
yang
berkualitas dan
memberikan
nilai tambah
bagi unit Eselon
I
3. Pelaksanaan
pendampingan
dan konsultasi
4. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan
risiko

5. Penerapan
pengawasan
yang

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 19


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
berkualitas
6. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif
8 Pelaksanaan Mendorong Itjen 1 Jumlah policy 2 rekomendasi 2 rekomendasi 5 rekomendasi 5 rekomendasi 2 rekomendasi Inspektorat VII
Program Kemenkeu recommendation
Transformasi sebagai hasil pengawasan1)
Pengawasan Benchmark bagi 2 Persentase unit 100% - - 100%
APIP lainnya eselon I yang
memiliki peta risiko
3 Jumlah policy 1 rekomendasi - - - -
recommendation
reformasi birokrasi
(indeks RB) 5)
4 Persentase
permintaan
pengawasan yang
direspon maksimal
dalam:
a. 7 hari kerja 100% - - - -
b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
5 Jumlah KMK 2 buah 1 buah 1 buah - 1 buah
Kebijakan
Pengawasan Intern
Kementerian
Keuangan atau
Keputusan Irjen
tentang PKPT
6 Jumlah TPU yang 10 TPU 10 TPU 6 TPU 10 TPU 10 TPU
diusulkan tahun

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 20


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
berikutnya
7 Jumlah pedoman 4 pedoman 4 pedoman 3 pedoman 3 pedoman 4 pedoman
baru
8 Nilai rata-rata hasil 70 76,03 78,94 79,96 79,96
reviu penerapan
SAINS
9 Persentase 100% - - - -
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
10 Jumlah aktivitas 1 kali 4 kali 20 kali 1 kali 1 kali
sosialisasi
11 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA
12 Indeks Persepsi - - - - 5
Korupsi3)
13 Indeks Pencegahan - - - - 5,04
Korupsi (Control of
Corruption) 3)
14 Indeks Perilaku Anti - - - - 3,25 dari skala
Korupsi3) 5
15 Indeks Kepuasan 3,25 dari skala
Stakeholders 5
terhadap Pelaporan
PPK3)
16 Tingkat Penerapan - - - - 2 (pengendalian
Pengendalian intern efektif
Intern3) dengan
pengecualian)
dari skala 3

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 21


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
(pengendalian
intern efektif )
17 Tingkat Kematangan - - - 3 (risk defined) 4 (Risk
Penerapan Managed) dari
Manajemen Risiko3) skala 5 (Risk
Enabled)
18 Nilai Internal Audit - - - - 3 (Managed)
Capability Model dari skala 5
(IACM) 3)

RENCANA AKSI:
1. Pelaksanaan
pengawasan
yang
berkualitas dan
memberikan
nilai tambah
bagi unit Eselon
I
2. Pengawalan
program
reformasi
birokrasi
3. Pelaksanaan
pendampingan
dan konsultasi
4. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 22


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
risiko
5. Pelaksanaan
tranformasi/inov
asi proses
bisnis
pengawasan
6. Penerapan
pengawasan
yang
berkualitas
7. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif
9 Pelaksanaan Audit Meningkatkan 1 Jumlah informasi 5 buah 5 buah 4 buah - 3 buah Inspektorat
Investigasi dan efektifitas gratifikasi, pungutan Bidang
Edukasi anti KKN pencegahan dan liar, kolusi, dan Investigasi
penindakan korupsi
praktik KKN 2 Jumlah kasus yang 4 kasus - - - -
diserahkan kepada
instansi penegak
hukum sebagai bukti
awal penyelidikan
3 Jumlah kasus yang - 5 kasus 3 kasus 3 kasus 2 kasus
diusulkan untuk
diserahkan kepada
instansi penegak
hukum yang
berwenang
4 Persentase
permintaan

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 23


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
pengawasan yang
direspon maksimal
dalam:
a. 7 hari kerja 100% - - - -
b. 4 hari kerja - 90% 90% 100% 100%
5 Frekuensi 12 kali - - - -
pendampingan dan
konsultasi
6 Persentase 80% 80% 90% 90% 90%
investigasi yang
terbukti2)
7 Persentase 35% 35% 40% 40% 40%
surveillance yang
berhasil
8 Jumlah TPU yang 4 TPU 4 TPU 4 TPU 4 TPU 4 TPU
diusulkan tahun
berikutnya
9 Jumlah pedoman 2 pedoman 3 pedoman 2 pedoman 2 pedoman 2 pedoman
baru
10 Nilai rata-rata hasil 70 73,21 74,74 78,27 78,27
reviu penerapan
SAINS
11 Persentase 100% - - - -
pelaksanaan
pengawasan sesuai
dengan rencana
12 Jumlah aktivitas 1 kali 10 kali 12 kali 12 kali 1 kali
sosialisasi
13 Persentase 85% 80% 95% 95% 95%
penyerapan DIPA

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 24


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

PROGRAM/ TUJUAN TARGET UNIT


KEGIATAN/ PROGRAM/ INDIKATOR ORGANISASI
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010 2011 2012 2013 2014 PELAKSANA
RENCANA AKSI:
1. Pengawalan
program
reformasi
birokrasi
2. Penanganan
pelanggaran
dan
penyimpangan
secara efektif
3. Identifikasi
tema
pengawasan
unggulan
berdasarkan
risiko
4. Pelaksanaan
tranformasi/inov
asi proses
bisnis
pengawasan
5. Penerapan
pengawasan
yang
berkualitas
6. Pelaksanaan
komunikasi
pengawasan
yang efektif

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 25


Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013

Keterangan:
1) Indikator Jumlah Policy Recommendation dapat berupa:
a. rekomendasi perbaikan terhadap kebijakan/ketentuan perundang-undangan, atau
b. rekomendasi perbaikan sesuai dengan tingkat kepatuhan.
Dalam Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2010 – 2014, pada tabel Target Pembangunan Untuk Tahun 2010 – 2014 Inspektorat
Jenderal terdapat indikator jumlah policy recommendation untuk ”Pembiayaan APBN” dan ”Pencegahan Praktik KKN” (angka 1c dan 1g)
tidak lagi ditetapkan targetnya.
2) Indikator di Renstra Kemenkeu (2b) yang semula ”Persentase realisasi penyetoran hasil investigasi” diubah pada Renstra Itjen menjadi
”Persentase investigasi yang terbukti.”
3) Indikator mengenai “Indeks Persepsi Korupsi”, "Indeks Pencegahan Korupsi", "Indeks Perilaku Anti Korupsi", "Indeks Kepuasan
Stakeholders terhadap Pelaporan PPK", "Tingkat Penerapan Pengendalian Intern", "Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen RIsiko",
dan "Nilai Internal Audit Cpability Model (IACM)" hanya dicantumkan di Inspektorat VII, namun dalam pelaksanaannya melibatkan
Sekretariat Itjen dan seluruh Inspektorat.
4) Indikator di Renstra Kemenkeu mengenai “Peningkatan pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh Itjen” yang dicantumkan di
Inspektorat I s.d. VII, di Renstra Itjen hanya dicantumkan di Inspektorat VI dengan indikator “Indeks Opini BPK atas LK BA 15”.
Implementasi reviu atas laporan keuangan dilaksanakan melibatkan seluruh auditor di Inspektorat I s.d. VII.
5) Indikator untuk kegiatan pengawalan reformasi birokrasi tidak selalu berupa policy recommendation tetapi bisa berupa tingkat konsistensi
penerapan SOP/penerapan pola mutasi, sehingga untuk tahun-tahun selanjutnya indikatornya perlu disesuaikan dengan output/outcome
yang sesuai.

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 26


LAMPIRAN 2
RKT - PK Itjen Tahun 2013
KONTRAK KINERJA
NOMOR: 9/KK/2013

INSPEKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN KEUANGAN
TAHUN 2013

A. Pernyataan Kesanggupan

Dalam melaksanakan tugas sebagai Inspektur Jenderal,, saya akan:


1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja
sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini.
2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan.
3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B. Peta Strategi
C. Target Capaian

Realisasi Target Perspektif


No. Uraian IKU
2012 2013 dan Bobot

1. IJ-1.1 Rata-rata indeks opini BPK RI atas LK Stakeholder


3,88 4
BA 15, LK BUN, dan LK BA 999 * Perspective
(50%)
2. IJ-1.2 Persentase policy recommendation hasil
pengawasan yang ditindaklanjuti 92,86% 90%
Kementerian Keuangan *

3. IJ-1.3 Jumlah policy recommendation hasil


53 36
pengawasan

4. IJ-1.4 Persentase informasi gratifikasi,


pungutan liar, kolusi, dan perbuatan
66,67% 60%
koruptif yang dilaporkan ke
KPK/Penegak Hukum

5. IJ-1.5 Indeks ketepatan waktu penyelesaian


85,21 80
tindak lanjut Instruksi Presiden *

6. IJ-2.1 Persentase penerapan peningkatan


N/A 100%
pengendalian intern
7. IJ-3.1 Persentase permintaan pengawasan Customer
yang direspon maksimal dalam 7 hari 95,61% 100% Perspective
kerja (10%)

8. IJ-3.2 Tingkat efektivitas pendampingan dan 84,95 75


konsultasi (sangat efektif) (efektif)

9. IJ-3.3 Indeks kepuasan pengguna layanan 3,94 4,04

10. IJ-4.1 Jumlah tema pengawasan unggulan Internal


55 74
untuk tahun berikutnya Process
Perspective
11. IJ-5.1 Jumlah pedoman baru 7 6
(25%)
12. IJ-5.2 Persentase penerapan IT audit N/A 100%

13. IJ-6.1 Nilai rata-rata hasil reviu penerapan


77,23 78,48
SAINS

14. IJ-6.2 Persentase investigasi yang terbukti 100% 90%

15. IJ-6.3 Persentase surveillance yang berhasil 40% 40%

16. IJ-7.1 Tingkat efektivitas edukasi dan 81,52 75


komunikasi (sangat efektif) (efektif)

17. IJ-8.1 Persentase pejabat yang telah Learning &


100% 87%
memenuhi standar kompetensi jabatan Growth
Perspective
18. IJ-8.2 Persentase pegawai yang memenuhi
N/A 50% (15%)
standar jamlat *

19. IJ-8.3 Persentase akurasi data SIMPEG * 100% 100%

20. IJ-9.1 Nilai reformasi birokrasi * 92,53 92

21. IJ-9.2 Persentase policy recommendation hasil


100% 90%
pengawasan yang ditindaklanjuti *
Realisasi Target Perspektif
No. Uraian IKU
2012 2013 dan Bobot

22. IJ-9.3 Tingkat kematangan penerapan 55


N/A
manajemen risiko * (risk defined)

23. IJ-10.1 Persentase pelaksanaan pengawasan


N/A 70%
yang menggunakan CCH TeamMate

24. IJ-10.2 Persentase penyelesaian pembangunan


sistem informasi yang mendukung N/A 80%
proses bisnis

25. IJ-10.3 Persentase pertukaran data oleh unit


N/A 90%
eselon I

26. IJ-11.1 Persentase penyerapan DIPA (non


96,90% 95%
belanja pegawai)

27. IJ-11.2 Persentase penyelesaian kegiatan


N/A 98%
belanja modal dalam DIPA *

Keterangan:
*) : IKU yang di-cascade dari Kemenkeu-Wide

Jakarta, 6 Maret 2013


PAGU ANGGARAN
TAHUN 2013

Pagu Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian


Keuangan tahun 2013 sebesar Rp107.860.711.000

KEGIATAN PAGU

1640 Pelaksanaan Audit Investigasi dan Edukasi Anti KKN 3.629.904.000

1641 Perumusan Kebijakan dan Pelaksanaan Pengawasan serta 25.574.577.000


Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Keuangan
1647 Pelaksanaan Program Transformasi Pengawasan 3.308.144.000

1648 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 75.348.086.000


Inspektorat Jenderal
TOTAL 107.860.711.000
RENCANA KINERJA TAHUNAN

Unit Organisasi Eselon I : Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan


Tahun Anggaran : 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)


1. Pengendalian mutu dan 1.1. Rata-rata indeks opini BPK RI atas 4
penegakan hukum yang LK BA 15, LK BUN, dan LK BA 999
efektif
1.2. Persentase policy recommendation 90%
hasil pengawasan yang
ditindaklanjuti Kementerian
Keuangan
1.3. Jumlah policy recommendation hasil 36
pengawasan

1.4. Persentase informasi gratifikasi, 60%


pungutan liar, kolusi, dan perbuatan
koruptif yang dilaporkan ke
KPK/Penegak Hukum
1.5. Indeks ketepatan waktu 80
penyelesaian tindak lanjut Instruksi
Presiden
2. Penerapan sistem 2.1. Persentase penerapan peningkatan 100%
pengendalian intern yang pengendalian intern
efektif
3. Tingkat kepuasan pengguna 3.1. Persentase permintaan pengawasan 100%
hasil pengawasan yang yang direspon maksimal dalam 7
tinggi hari kerja
3.2. Tingkat efektivitas pendampingan 75 (efektif)
dan konsultasi
3.3. Indeks kepuasan pengguna layanan 4,04
4. Identifikasi tema 4.1. Jumlah tema pengawasan unggulan 74
pengawasan berbasis risiko untuk tahun berikutnya
yang berkualitas
5. Inovasi proses bisnis 5.1. Jumlah pedoman baru 6
pengawasan yang efektif
5.2. Persentase penerapan IT audit 100%
6. Implementasi pengawasan 6.1. Nilai rata-rata hasil reviu penerapan 78,48
yang berkualitas SAINS
6.2. Persentase investigasi yang terbukti 90%
6.3. Persentase surveillance yang berhasil 40%
7. Komunikasi pengawasan 7.1. Tingkat efektivitas edukasi dan 75
yang efektif komunikasi (efektif)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)


8. SDM yang berkompetensi 8.1. Persentase pejabat yang telah 87%
tinggi memenuhi standar kompetensi
jabatannya
8.2. Persentase pegawai yang memenuhi 50%
standar jamlat
8.3. Persentase akurasi data SIMPEG 100%
9. Organisasi yang adaptif 9.1. Nilai reformasi birokrasi 92
9.2. Persentase policy recommendation 90%
hasil pengawasan yang
ditindaklanjuti
9.3. Tingkat kematangan penerapan 55
manajemen risiko (risk defined)
10. Perwujudan TIK yang 10.1. Persentase pelaksanaan pengawasan 70%
terintegrasi yang menggunakan CCH
TeamMate
10.2. Persentase penyelesaian 80%
pembangunan sistem informasi
yang mendukung proses bisnis
10.3. Persentase pertukaran data oleh unit 90%
eselon I
11. Pelaksanaan anggaran yang 11.1. Persentase penyerapan DIPA (non 95%
optimal belanja pegawai)
11.2. Persentase penyelesaian kegiatan 98%
belanja modal dalam DIPA
LAMPIRAN 3
Formulir Pengukuran Kinerja Itjen Tahun 2013
 
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013 
 
 
FORMULIR PENGUKURAN KINERJA 
 

Unit Organisasi Eselon I  : Inspektorat Jenderal Kementerian Keuanga 
Tahun Anggaran  : 2013 
 
   
No.  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja  Target  Realisasi  % 

IJ‐1  Pengendalian  mutu  dan  IJ‐1.1  Rata‐rata  indeks  opini  BPK  RI  atas  LK  BA  15,  4  3,94  98,50% 
penegakan  hukum  yang  LK BUN, dan LK BA 999 
efektif  IJ‐1.2  Persentase  policy  recommendation  hasil  90%  94,34%  104,82% 
pengawasan  yang  ditindaklanjuti  Kementerian 
Keuangan 
IJ‐1.3  Jumlah policy recommendation hasil pengawasan  36  48  133,33% 
IJ‐1.4  Persentase  informasi  gratifikasi,  pungutan  liar,  60%  66,67%  111,12% 
kolusi, dan  perbuatan  koruptif yang dilaporkan 
ke KPK/Penegak Hukum 
IJ‐1.5  Indeks   ketepatan   waktu   penyelesaian   tindak  80  90,44  113,05% 
lanjut Instruksi Presiden 
IJ‐2  Penerapan sistem  IJ‐2.1  Persentase  penerapan  peningkatan  100%  100%  100,00% 
pengendalian intern yang  pengendalian intern 
efektif 
IJ‐3  Tingkat kepuasan pengguna  IJ‐3.1  Persentase  permintaan  pengawasan  yang  100%  100%  100,00% 
hasil pengawasan yang tinggi  direspon maksimal dalam 7 hari kerja 
IJ‐3.2  Tingkat  efektivitas  pendampingan  dan  75  85,80  114,40% 
konsultasi  (efektif)  (sangat efektif) 
IJ‐3.3  Indeks   kepuasan   pengguna   layanan   helpdesk 4,04  3,92  97,03% 
belanja modal 

  Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 1 


 
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013 
 
   
No.  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja  Target  Realisasi  % 

IJ‐4  Identifikasi tema pengawasan  IJ‐4.1  Jumlah   tema   pengawasan   unggulan   untuk  74  77  104,05% 


berbasis risiko yang  tahun berikutnya 
berkualitas 
IJ‐5  Inovasi proses bisnis  IJ‐5.1  Jumlah pedoman baru  6  9  150,00% 
pengawasan yang efektif  IJ‐5.2  Persentase penerapan IT audit  100%  100%  100,00% 
IJ‐6  Implementasi pengawasan  IJ‐6.1  Nilai rata‐rata hasil reviu penerapan SAINS  78,48  79,49  101,29% 
yang berkualitas  IJ‐6.2  Persentase investigasi yang terbukti  90%  100%  111,11% 
IJ‐6.3  Persentase surveillance yang berhasil  40%  51,85%  129,63% 
IJ‐7  Komunikasi pengawasan  IJ‐7.1  Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi  75  81,75  109,00% 
yang efektif  (efektif)  (sangat efektif) 
IJ‐8  SDM yang berkompetensi  IJ‐8.1  Persentase  pejabat  yang  telah  memenuhi  87%  100%  114,94% 
tinggi  standar kompetensi jabatan 
IJ‐8.2  Persentase   pegawai   yang   memenuhi   standar  50%  92,87%  185,74% 
jamlat 
IJ‐8.3  Persentase akurasi data SIMPEG  100%  100%  100,00% 
IJ‐9  Organisasi yang adaptif  IJ‐9.1  Nilai reformasi birokrasi  92  94,23  102,42% 

IJ‐9.2  Persentase  policy  recommendation  hasil  90%  100%  111,11% 


pengawasan yang ditindaklanjuti 
IJ‐9.3  Tingkat   kematangan   penerapan   manajemen  55  65,19  118,53% 
risiko  (risk defined)  (risk defined) 
IJ‐10  Perwujudan TIK yang  IJ‐10.1  Persentase  pelaksanaan  pengawasan  yang  70%  89,48%  127,83% 
terintegrasi  menggunakan CCH TeamMate 

  Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 2 


 
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Inspektorat Jenderal Tahun 2013 
 
   
No.  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja  Target  Realisasi  % 

    IJ‐10.2  Persentase  penyelesaian  pembangunan  sistem  80%  100%  125,00% 


informasi yang mendukung proses bisnis 
IJ‐10.3  Persentase pertukaran data oleh unit eselon I  90%  100%  111,11% 
IJ‐11  Pengelolaan anggaran yang  IJ‐11.1  Persentase  penyerapan    DIPA  (non    belanja  95%  96,29%  101,36% 
optimal  pegawai) 
IJ‐11.2  Persentase penyelesaian kegiatan belanja modal  98%  100%  102,04% 
dalam DIPA 
 
 
Jumlah Pagu Anggaran Program Tahun 2013  : Rp106.474.323.000,00 
Jumlah Realisasi Anggaran Program Tahun 2013  : Rp100.363.184.376,00 

  Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 3 


LAMPIRAN 4
Galeri Kegiatan Itjen Tahun 2013
Konferensi Asosiasi
Auditor Intern
Pemerintah Indonesia
(AAIPI)
Sosialisasi
E-LP2P
Rapat Kerja Pimpinan
Inspektorat Jenderal
Workshop Akselerasi
Implementasi UKI
INSPEKTORAT JENDERAL
GEDUNG JUANDA II KEMENTERIAN KEUANGAN
Lantai 4 s.d. 13
Jalan Wahidin No.1
Jakarta Pusat 10710
www.itjen.depkeu.go.id
telp: 021 3865430

You might also like