You are on page 1of 11

POLITIK HUKUM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DALAM

PERSPEKTIF NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Sri Kusriyah
Dosen Fakultas Hukum UNISSULA
s.kusriyah16@gmail.com

Abstract
The 1945 Constitution is the highest law in Indonesia. From 1999 to 2002 has experienced
four stages of change which were conducted democratically, constitutionally and institutionally by
the Assembly. The setting changes include the Article 18 of the regulation of local government.
The Article 18 of the State Constitution RI 1945 is currently implemented by Act No. 23 of
2014 on Regional Government, as the basis of political regional autonomy law in Indonesia.
The problem in this research are: how do the the central government and local government
be divided in term of authority, how do public services is guaranteed, how do the organizers
of local government competency is standardized?, and how do the principles of governance
in the Islamic view? The results of the research reveals that Politics Regional Autonomy Law
byLaw No. 23 of 2014 the local government is still under control by central Government. Public
Service guarantee the principles of the public service. The scope of public services includes:
services of public goods and public services as well as administrative services. Management of
Public Service, Local Government shall establish public service management with reference to
the principles of public service. The Governance Principles in the Perspective of Islam, can be
traced in the Qur’an and Hadith include: Power as a mandate, the Council, to uphold the rule
of law and justice, leadership, responsibility of leaders, relationship between the leader and the
led is based on brotherhood and careness.
Keywords: Law Politics, Autonomous Region, the Republic of Indonesia.

Abstrak
UUD 1945 merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Sejak tahun 1999 sampai 2002 telah
mengalami empat tahapan perubahan yang dilakukan secara demokratis, konstitusional, dan
institusional oleh MPR. Pengaturan yang mengalami perubahan antara lain adalah Pasal 18
tentang pengaturan penyelenggaraan pemerintah daerah. Pelaksanaan dari ketentuan Pasal
18 UUD Negara RI tahun 1945 saat ini dilaksanakan dengan Undang-undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai dasar acuan politik hukum otonomi daerah di
Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah pembagian kewenangan
daerah antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bagaimanakah jaminan pelaksanaan
pelayanan publik, bagaimanakah standar kompetensi penyelenggara pemerintah daerah, dan
bagaimana prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan dalam pandangan Islam. Hasil
penelitian: Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah menurut Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014. Seluas apapun otonomi yang diberikan kepada Daerah, tanggung jawab akhir
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah akan tetap ada di tangan Pemerintah Pusat. Jaminan
Pelayanan Publik meliputi asas-asas dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Ruang lingkup
pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif.
Manajemen Pelayanan Publik, Pemerintah Daerah wajib membangun manajemen pelayanan
publik dengan mengacu pada asas-asas pelayanan publik. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan
Pemerintahan Dalam Perspektif Islam, dapat ditelusuri dalam Al Qur’an maupun Hadis antara
lain kekuasaan sebagai amanah, musyawarah, menegakan kepastian hukum dan keadilan,
kepemimpinan, tanggungjawab pemimpin, hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin
berdasarkan persaudaraan dan saling mencintai.
Kata Kunci: Politik Hukum, Daerah Otonom, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jurnal Pembaharuan Hukum Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah


Volume III No. 1 Januari - April 2016 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia 1
Sri Kusriyah
A. Pendahuluan e. Prinsip hubungan pusat dan daerah
Dinamika penyelenggaraan pemerintahan harus dilaksankan secara selaras dan
daerah di Indonesia selalu mengalami perubahan adil (Pasal 18 A ayat (2)).
sesuai dengan perubahan politik hukum Prinsip-prinsip tersebut untuk saat ini
ketatanegaraan yang beberapa kali mengalami dilaksanakan dengan Undang-Undang Nomor
pergantian, yakni masa orde lama, orde baru 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
dan yang sekarang ini orde reformasi. Pemilihan merupakan babak baru penyelenggraan
Negara kesatuan dengan sistim desentralisasi otonomi daerah sekaligus mencabut berlakunya
yang menjadi dasar berdirinya daerah-derah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
otonom sudah menjadi pilihan sejak awal Pemerintahan Daerah. Salah satu pertimbangan
berdirinya Negara Indonesia, hal ini dapat dilihat dikeuarkannya Undang-Undang Nomor Tahun
dalam UUD 45 yang disahkan pada tanggal 18 2014 adalah bahwa efisiensi dan efektifitas
Agustus tahun 1945, diatur dalam Pasal (1) Negara penyelenggraan pemerintahan daerah perlu
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-
republik, dan Pasal 18 Pembagian daerah aspek hubungan antara pusat dengan daerah
Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan dan antar daerah, potensi dan keanekaragaman
bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan daerah, serta peluang dan tantangan persaingan
dengan undang-undang, dengan memandang global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
dan mengingati dasar permusyawaratan dalam pemerintahan daerah. Penjelasan Umum Undang-
sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal- Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyebutkan
usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. bahwa dasar perubahan Undang-Undang Nomor
Pada awal era reformasi berkembang dan populer 32 Tahun 2004 ditujukan untuk mendorong
di masyarakat banyaknya tuntutan reformasi yang lebih terciptanya daya guna dan hasil guna
didesakan oleh berbagai komponen bangsa, penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
antara tuntutannya adalah amandemen UUD mensejahterakan masyarakat, baik melalui
1945 dan desentralisasi dan hubungan yang peningkatan pelayanan publik maupun melalui
adil antara pusat dan daerah (daerah otonom).1 peningkatan daya saing daerah. Perubahan ini
Perubahan UUD 1945 mengakibatkan bertujuan untuk memacu sinergi dalam berbagai
perubahan politik hukum otonomi daerah aspek dalam penyelenggaraan pemerintahan
sebagaimana diatur dalam Pasal 18, 18 A dan 18 daerah dengan pemerintah pusat.
B yang antara lain mengandung prinsip-prinsip:2 Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
a. Prinsip daerah mengatur dan mengurus maka penelitian ini akan diajukan permasalah-
sendiri urusan pemerintahan menurut permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
asas otonomi dan tugas pembantuan 1. Bagaimanakah politik hukum
(Pasal 18 ayat (2)). penyelenggaraan otonomi daerah?
b. Prinsip menjalankan otonomi seluas- 2. Baimanakah jaminan pelayanan publik
luasnya (Pasal ayat (5)). yang wajib disediakan oleh pemerintah
c. Prinsip kekhususan dan keragaman daerah?
daerah (Pasal 18 A ayat (1)). 3. Bagaimanakah Prinsip-prinsip
d. Prinsip mengakui dan menghormati Penyelenggaraan Pemerintahan Dalam
kesatuan masyarakat hukum adat Perspektif Islam?
beserta hak-hak tradisionilnya (Pasal
18 B ayat (2)). B. Pembahasan
1. Politik hukum Penyelenggaraan
1 Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Otonomi Daerah
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sesuai Politik hukum penyelenggaraan
dengan urutan Bab, Pasal dan Ayat, Jakarta, 2010,
Sekretariat Jendral MPR, hlm. 3-4. pemerintahan daerah sekarang ini diatur
2 Ni’matul Huda, 2014, Hukum Tata Negara Indonesia, dengan Undang-undang Nomor
Edisi Revisi, Radja Grafindo, Jakarta, hlm. 325.

Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah Jurnal Pembaharuan Hukum


2 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia Volume III No. 1 Januari - April 2016
Sri Kusriyah
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan demikian akan tercipta keseimbangan
Daerah. Dalam penjelasan umumnya antara kepentingan nasional yang
dikatakan antara lain bahwa Pemberian sinergis dan tetap memperhatikan
otonomi yang seluas-seluasnya kepada kondisi, kekhasan, dan kearifan
Daerah dilaksanakan berdasarkan: lokal dalam penyelenggaraan
a. Prinsip negara kesatuan. Dalam pemerintahan secara keseluruhan.
negara kesatuan kedaulatan hanya e. Urusan Pemerintahan yang diserahkan
ada pada pemerintahan negara atau ke Daerah berasal dari kekuasaan
pemerintahan nasional dan tidak ada pemerintahan yang ada di tangan
kedaulatan pada Daerah. Oleh karena Presiden. Konsekuensi dari negara
itu, seluas apa pun otonomi yang kesatuan adalah tanggung jawab
diberikan kepada Daerah, tanggung akhir pemerintahan ada di tangan
jawab akhir penyelenggaraan Presiden. Agar pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Daerah akan tetap Pemerintahan yang diserahkan ke
ada di tangan Pemerintah Pusat. daerah berjalan sesuai dengan
Untuk itu Pemerintahan Daerah pada kebijakan nasional maka Presiden
negara kesatuan merupakan satu berkewajiban untuk melakukan
kesatuan dengan Pemerintahan pembinaan dan pengawasan terhadap
Nasional. penyelenggaraan Pemerintahan
b. Kebijakan yang dibuat dan Daerah.
dilaksanakan oleh Daerah merupakan Melalui undang-undang ini dilakukan
bagian integral dari kebijakan nasional. pengaturan yang bersifat afirmatif yang
Pembedanya adalah terletak pada dimulai dari pemetaan urusan pemerintahan
bagaimana memanfaatkan kearifan, yang akan menjadi prioritas daerah dalam
potensi, inovasi, daya saing, dan pelaksanakan otonomi yang seluas-luasnya.
kreativitas Daerah untuk mencapai Melalui pemetaan tersebut akan tercipta sinergi
tujuan nasional tersebut di tingkat lokal kementerian/ lembaga pemerintahan non
yang pada gilirannya akan mendukung kementerian yang urusan pemerintahannya
pencapaian tujuan nasional secara didesentralisasikan ke daerah. Sinergi urusan
keseluruhan. pemerintahan akan melahirkan sinergi
c. Daerah sebagai satu kesatuan kelembagaan antara pemerintah pusat
masyarakat hukum yang mempunyai dan daerah, karena setiap kementerian/
otonomi berwenang mengatur dan lembaga pemerintahan non kementerian
mengurus daerahnya sesuai aspirasi akan tahu siapa pemangku kepentingan
dan kepentingan masyarakatnya (stakeholder) dari kementerian/ lembaga
sepanjang tidak bertentangan non kementerian tersebut di tingkat provinsi
dengan tatanan hukum nasional dan kabupaten/ kota secara nasional. Sinergi
dan kepentingan umum. urusan pemerintahan dan kelembagaan
d. Dalam rangka memberikan ruang tersebut akan menciptakan sinergi dalam
yang lebih luas kepada daerah untuk perencanaan pembangunan antara
mengatur dan mengurus kehidupan kementerian/ kelembagaan pemerintahan
warganya, maka Pemerintah Pusat non kementerian dengan daerah untuk
dalam membentuk kebijakan harus mencapai nasional.
memperhatikan kearifan lokal dan Pemetaan atau klasifikasi Urusan
sebaliknya Daerah ketika membentuk Pemerintahan yakni dengan memetakan
kebijakan daerah baik dalam bentuk antara urusan pemerintahan pusat dan daerah
Perda maupun kebijakan lainnya diatur dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal
hendaknya juga memperhatikan 26, yaitu sebagai berikut:
kepentingan nasional. Dengan

Jurnal Pembaharuan Hukum Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah


Volume III No. 1 Januari - April 2016 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia 3
Sri Kusriyah
a. Urusan pemerintahan absolut dan keluarga berencana,
adalah Urusan Pemerintahan yang perhubungan, komunikasi dan
sepenuhnya menjadi kewenangan informatika, koperasi, usaha kecil,
Pemerintah Pusat. dan menengah, penanaman
b. Urusan pemerintahan konkuren adalah modal; kepemudaan dan
Urusan Pemerintahan yang dibagi olahraga, statistik, persandian,
antara Pemerintah Pusat dan Daerah kebudayaan, perpustakaan, dan
provinsi dan Daerah kabupaten/kota. kearsipan.
Urusan pemerintahan konkuren yang 3) Urusan Pemerintahan Pilihan
diserahkan ke Daerah menjadi dasar meliputi: kelautan dan perikanan,
pelaksanaan Otonomi Daerah. pariwisata, pertanian, kehutanan,
c. Urusan pemerintahan umum adalah energi dan sumber daya mineral,
Urusan Pemerintahan yang menjadi perdagangan, perindustrian, dan
kewenangan Presiden sebagai kepala transmigrasi.
pemerintahan. c. Urusan Pemerintahan Umum
Urusan pemerintahan tersebut adalah: pemerintahan umum meliputi:
a. absolut meliputi: politik luar negeri, 1) pembinaan wawasan kebangsaan
pertahanan, keamanan, yustisi, dan ketahanan nasional
moneter dan fiskal nasional, dan dalam rangka memantapkan
agama. pengamalan Pancasila,
b. Urusan Pemerintahan Konkuren yang pelaksanaan Undang-Undang
menjadi kewenangan Daerah terdiri Dasar Negara Republik Indonesia
atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Tahun 1945, pelestarian Bhinneka
Urusan Pemerintahan Pilihan, yakni Tunggal Ika serta pemertahanan
sebagai berikut: dan pemeliharaan keutuhan
1) Urusan Pemerintahan Wajib. Negara Kesatuan Republik
Meliputi:Urusan Pemerintahan Indonesia;
yang berkaitan dengan Pelayanan 2) pembinaan persatuan dan
Dasar dan Urusan Pemerintahan kesatuan bangsa;
yang tidak berkaitan dengan 3) pembinaan kerukunan antar suku
Pelayanan Dasar. Urusan dan intrasuku, umat beragama,
Pemerintahan Wajib yang ras, dan golongan lainnya guna
berkaitan dengan Pelayanan mewujudkan stabilitas kemanan
dasar terdiri dari: pendidikan, lokal, regional, dan nasional;
kesehatan, pekerjaan umum 4) penanganan konflik sosial sesuai
dan penataan ruang, perumahan ketentuan peraturan perundang-
rakyat dan kawasan permukiman, undangan.
ketenteraman, ketertiban umum, 5) koordinasi pelaksanaan tugas
dan pelindungan masyarakat antar instansi pemerintahan
sosial. yang ada di wilayah Daerah
2) Urusan Pemerintahan Wajib provinsi dan Daerah kabupaten/
yang tidak berkaitan dengan kota untuk menyelesaikan
Pelayanan Dasar meliputi: tenaga permasalahan yang timbul
kerja, pemberdayaan perempuan dengan memperhatikan
dan pelindungan anak, pangan, prinsip demokrasi, hak asasi
lingkungan hidup, administrasi manusia, pemerataan, keadilan,
kependudukan dan pencatatan keistimewaan dan kekhususan,
sipil, pemberdayaan masyarakat potensi serta keanekaragaman
dan Desa pengendalian penduduk Daerah sesuai dengan ketentuan

Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah Jurnal Pembaharuan Hukum


4 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia Volume III No. 1 Januari - April 2016
Sri Kusriyah
peraturan perundang-undangan; 10) Ketentuan sebagaimana dimaksud
6) pengembangan kehidupan pada ayat (3) dan ayat (4) tidak
demokrasi berdasarkan Pancasila; berlaku terhadap penangkapan
7) pelaksanaan semua Urusan ikan oleh nelayan kecil.
Pemerintahan yang bukan b. Daerah Provinsi yang Berciri
merupakan kewenangan Daerah Kepulauan
dan tidak dilaksanakan oleh 1) Daerah Provinsi yang berciri
Instansi Vertikal. Kepulauan mempunyai
Di samping pembagian urusan kewenangan mengelola sumber
pemerintahan sebagaimana tersebut daya alam di laut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 2) Selain mempunyai kewenangan
juga mengatur kewenangan daerah di laut Daerah Provinsi yang Berciri
dan daerah yang berciri kepulauan, yang Kepulauan mendapat penugasan
diatur dalam Pasal 27 sampai dengan dari Pemerintah Pusat untuk
Pasal 30, yakni: melaksanakan kewenangan
a. Kewenangan Daerah Provinsi di Pemerintah Pusat di bidang
Laut kelautan berdasarkan asas Tugas
1) Daerah provinsi diberi Pembantuan.
kewenangan untuk mengelola 3) Penugasan dapat dilaksanakan
sumber daya alam di laut yang setelah Pemerintah Daerah
ada di wilayahnya. Provinsi yang Berciri Kepulauan
2) Kewenangan Daerah provinsi memenuhi norma, standar,
untuk mengelola sumber daya prosedur, dan kriteria yang
alam di laut meliputi: ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
3) eksplorasi, eksploitasi, konservasi, 4) Untuk mendukung penye-
dan pengelolaan kekayaan laut lenggaraan pemerintahan di
di luar minyak dan gas bumi; Daerah Provinsi yang Berciri
4) pengaturan administratif; Kepulauan, Pemerintah Pusat
5) pengaturan tata ruang; dalam menyusun perencanaan
6) ikut serta dalam memelihara pembangunan dan menetapkan
keamanan di laut; dan kebijakan DAU dan DAK harus
7) ikut serta dalam mempertahankan memperhatikan Daerah Provinsi
kedaulatan negara. yang Berciri Kepulauan.
8) Kewenangan Daerah provinsi 5) Penetapan kebijakan DAU
untuk mengelola sumber daya dilakukan dengan cara
alam di laut sebagaimana menghitung luas lautan yang
dimaksud pada ayat (1) paling menjadi kewenangan Daerah
jauh 12 (dua belas) mil laut diukur Provinsi yang Berciri Kepulauan
dari garis pantai ke arah laut dalam pengelolaan sumber daya
lepas dan/atau ke arah perairan alam di wilayah laut.
kepulauan. Di bawah ini contoh pemetaan urusan
9) Apabila wilayah laut antar dua pemerintahan antara pemerintah pusat dan
Daerah provinsi kurang dari 24 (dua darah provinsi maupun kabupaten/kota, sebagai
puluh empat) mil, kewenangan berikut:
untuk mengelola sumber daya
alam di laut dibagi sama jarak
atau diukur sesuai dengan prinsip
garis tengah dari wilayah antardua
Daerah provinsi tersebut.

Jurnal Pembaharuan Hukum Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah


Volume III No. 1 Januari - April 2016 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia 5
Sri Kusriyah
Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Sosial
No Sub Bidang Pemerintah Pusat Pemda Provinsi Pemda Kab/Kota
1 Pemberdayaan a. Penetapan lokasi dan a. Penerbitan izin a. Pemberdayaan sosial KAT.
sosial pemberdayaan sosial pengumpulan b. Penerbitan izin pengumpulan
komunitas adat terpencil sumbangan lintas sumbangan dalam daerah
(KAT). daerah kabupaten/ kabupaten/kota.
b. Penerbitan izin kota dalam satu c. Pengembangan potensi
pengumpulan daerah provinsi. sumber kesejahteraan sosial
sumbangan lintas daerah b. Pemberdayaan daerah kabupaten/kota
provinsi. potensi sumber d. Pembinaan lembaga
c. Pembinaan potensi kesejahteraan sosial konsultasi kesejahteraan
sumber kesejahteraan provinsi keluarga (LK3) yang wilayah
sosial. kegiatannya di daerah
kabupaten/ kota.
2 Penanganan a. Penanganan warga Pemulangan warga Pemulangan warga negara
Warga Negara negara korban tindak negara migran migran korban kekerasan
Migran kekerasan dari titik korban kekerasan dari titik debarkasi di
Korban Tindak debarkasi sampai pada dari titik debarkasi di daerah kabupaten/kota
Kekerasan daerah provinsi asal. daerah provinsi untuk untuk dipulangkan ke desa/
b. Pemulihan trauma dipulangkan ke darah kelurahan asal.
korban tindak kekerasan kabupaten/kota.
(traficking) dalam dan
luar negeri.
3 Rehabiltas Rehabilitas bekas korban Rehabilitasi sosial ukan/ Rehabilitasi sosial bukan/
Sosial penyalahgunaan NAPZA, tidak termasuk bekas tidak termasuk bekas
orang dengan human korban penyalahgunaan korban penyalahgunaan
immuno deficiency virus/ NAPZA, orang NAPZA dan orang dengan
Acquired immuno defiency dengan human human immunodeficiency
syndrome. immunodeficiency virus/ acquired immuno
virus/ acquired immuno deficiency syndrom yang tidak
deficiency syndrom memerlukan rehabilitasi pada
yang memerlukan panti, dan rehabilitasi anak
rehabilitasi pada panti yang berhadapan dengan
hukum.
4 Perlindungan a. Penerbitan izin orang a. Penerbitan izin a. Pemeliharaan anak-anak
dan Jaminan tua angkat untuk orang tua angkat terlantar.
Sosial pengangkatan anak untuk pengangkatan b. Pendataan dan pengelolaan
antara WNI dengan anak antar WNI data fakir miskin cakupan
WNA. dan pengangkatan daerah kabupaten/kota.
b. Penghargaan dan anak oleh orang tua
kesejahteraan keluarga tunggal.
pahlawan dan perintis b. Pengelolaan data
kemerdekaan. fakir miskin cakupan
c. Pengelolaan data fakir daerah provinsi
miskin nasional.
5 Penanganan a. Penyediaan kebutuhan Penyediaan kebutuhan a. Penyediaan kebutuhan
Bencana dasar dan pemulihan dasar dan pemulihan dasar dan pemulihan trauma
trauma bagi korban trauma bagi korban bagi korban bencana
bencana nasional bencana provinsi kabupaten/kota.
b. Pembuatan model b. Penyelenggraan
pemberdayaan pemberdayaan masyarakat
masyarakat terhadap terhadao kesiapsiagaan
kesiapsiagaan bencana. bencana kabupaten/kota.
6 Taman Makam Pemeliharaan taman Pemeliharaan taman Pemeliharaan taman makan
Pahlawan makam pahlawan makam pahlawan pahlawan nasional
nasional utama dan nasional provinsi kabupaten/ kota.
makam pahlawan
nasional di dalam dan
luar negeri.

Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah Jurnal Pembaharuan Hukum


6 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia Volume III No. 1 Januari - April 2016
Sri Kusriyah
2. Jaminan Pelayanan Publik Oleh modal pendiriannya sebagian
Pemerintahan Daerah atau seluruhnya bersumber
a. Asas Pelayanan Publik dari kekayaan negara dan/
Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 25 atau kekayaan daerah yang
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dipisahkan; dan
mangatakan bahwa Pelayanan publik c) pengadaan dan penyaluran
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan barang publik yang
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaannya tidak
pelayanan sesuai dengan peraturan bersumber dari anggaran
perundangundangan bagi setiap warga pendapatan dan belanja
negara dan penduduk atas barang, negara atau anggaran
jasa, dan / atau pelayanan administratif pendapatan dan belanja
yang disediakan oleh penyelenggara daerah atau badan usaha
pelayanan publik. Adapun asas dalam yang modal pendiriannya
penyelenggaraan pelayanan publik adalah: sebagian atau seluruhnya
kepentingan umum, kepastian hukum, bersumber dari kekayaan
kesamaan hak, keseimbangan hak dan negara dan/ atau kekayaan
kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, daerah yang dipisahkan,
persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif, tetapi ketersediaannya
keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas menjadi misi negara yang
dan perlakuan khusus bagi kelompok ditetapkan dalam peraturan
rentan, ketepatan waktu, dan kecepatan, perundang-undangan.
kemudahan, dan keterjangkauan. 2) Pelayanan atas jasa publik
b. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi:
Ruang lingkup pelayana publik a) penyediaan jasa publik
meliputi pelayanan barang publik dan oleh instansi pemerintah
jasa publik serta pelayanan administratif yang sebagian atau seluruh
yang diatur dalam peraturan perundang- dananya bersumber dari
undangan. pelayanan publik meliputi: anggaran pendapatan dan
meliputi pendidikan, pengajaran, belanja negara dan/ atau
pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, anggaran pendapatan dan
komunikasi dan informasi, lingkungan belanja daerah;
hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, b) penyediaan jasa publik oleh
perbankan, perhubungan, sumber daya suatu badan usaha yang
alam, pariwisata, dan sektor strategis modal pendiriannya sebagian
lainnya. atau seluruhnya bersumber
1) Pelayanan barang publik meliputi: dari kekayaan negara dan/
a) pengadaan dan penyaluran atau kekayaan daerah yang
barang publik yang dilakukan dipisahkan; dan
oleh instansi pemerintah c) penyediaan jasa publik
yang sebagian atau seluruh yang pembiayaannya tidak
dananya bersumber dari bersumber dari anggaran
anggaran pendapatan dan pendapatan danbelanja
belanja negara dan/ atau negara atau anggaran
anggaran pendapatan dan pendapatan danbelanja
belanja daerah; daerah atau badan usaha
b) pengadaan dan penyaluran yang modal pendiriannya
barang publik yang dilakukan sebagian atau seluruhnya
oleh suatu badan usaha yang bersumber dari kekayaan

Jurnal Pembaharuan Hukum Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah


Volume III No. 1 Januari - April 2016 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia 7
Sri Kusriyah
negara dan/ atau kekayaan g) pelayanan publik lainnya
daerah yang dipisahkan, sesuai dengan ketentuan
tetapi ketersediaannya peraturan perundang-
menjadi misi negara yang undangan.
ditetapkan dalam peraturan 3) Dalam melaksanakan manajemen
perundang-undangan. pelayanan publik, Pemerintah
3) Pelayanan administratif meliputi: Daerah dapat membentuk forum
a) tindakan administratif komunikasi antara pemerintah
pemerintah yang diwajibkan daerah dengan masyarakat dan
oleh negara dan diatur pemangku kepentingan terkait.
dalamperaturan perundang- d. Informasi Layanan Publik
undangan dalam rangka Pasal 347 UU No 23 tahun 2014
mewujudkan perlindungan menyebutkan bahwa pemerintah daerah
pribadi, keluarga, kehormatan, wajib memberikan informasi pelayanan
martabat, dan harta benda publik kepada masyarakat melalui media
warga negara. dan tempat yang dapat diakses oleh
b) tindakan administratif oleh masyarakat luas. Informasi pelayanan
instansi non pemerintah publik dituangkan dalam bentuk maklumat
yang diwajibkan oleh negara pelayanan publik Pemerintah Daerah
dan diatur dalam peraturan kepada masyarakat. Maklumat pelayanan
perundang-undangan serta publik paling sedikit memuat:
diterapkan berdasarkan 1) jenis pelayanan yang disediakan;
Pasal 344 UU no. 23 tahun 2) syarat, prosedur, biaya dan waktu;
2014 tentang Pemerintahan 3) hak dan kewajiban Pemerintah
daerah menyebutkan bahwa Daerah dan warga masyarakat;
pemerintah daerah wajib dan
menjamin terselenggaranya 4) satuan kerja atau unit
pelayanan publik berdasarkan kerja penanggungjawab
urusan Pemerintahan yang penyelenggaraan pelayanan.
menjadi kewenangan Daerah. e. Hak Masyarakat Dalam
c. Manajemen Pelayanan Publik Pelayanan Publik
Manajemen pelayanan publik diatur Pasal 351 menyatakan bahwa
dalam Pasal 345 UU No 23 tahun 2014, Masyarakat berhak mengadukan
sebagai berikut: penyelenggaraan pelayanan publik
1) Pemerintah Daerah wajib kepada Pemerintah Daerah, Ombudsman,
membangun manajemen dan/ atau DPRD. Pengaduan dilakukan
pelayanan publik dengan terhadap:
mengacu pada asas-asas 1) penyelenggara yang tidak
pelayanan publik. melaksanakan kewajiban dan/atau
2) Manajemen pelayanan publik melanggar larangan sebagaimana
sebagaimana: dimaksud dalam ketentuan
a) pelaksanaan pelayanan; peraturan perundang-undangan
b) pengelolaan pengaduan mengenai pelayanan publik; dan
masyarakat; 2) pelaksana yang memberi pelayanan
c) pengelolaan informasi; yang tidak sesuai dengan standar
d) pengawasan internal; pelayanan sebagaimana dimaksud
e) penyuluhan kepada dalam ketentuan peraturan
masyarakat; perundang-undangan mengenai
f) pelayanan konsultasi; dan pelayanan publik.

Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah Jurnal Pembaharuan Hukum


8 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia Volume III No. 1 Januari - April 2016
Sri Kusriyah
f. Evaluasi Pelayanan Publik Ali Imron ayat 159 yang atinya: “…
Pasal 352 Undang-Undang dan bermusyawarahlah engkau hai
Nomor 23 Tahun 2014 menyebutkan: Muhammad dengan mereka dalam
Menteri melakukan evaluasi kinerja setiap urusan kemasyarakatan.“
pelayanan publik yang dilaksanakan Dalam ayat ini terdapat perintah
oleh Pemerintah Daerah provinsi. kepada Nabi Muhammad SAW untuk
Gubernur sebagai wakil Pemerintah bermusyawarah dalam hal-hal yang
Pusat melakukan evaluasi kinerja bersifat kemasyarakatan, dan perintah
pelayanan publik yang dilaksanakan ini tentunya juga ditujukan bagi umat
oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota. islam.
Evaluasi yang dilakukan oleh Menteri c. Prinsip Menegakkan Kepastian Hukum
dan gubernur sebagai wakil Pemerintah dan Keadilan Islam mewajibkan kepada
Pusat merupakan bagian dari evaluasi umatnya untuk berbuat adil, seperti
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan firman Allah SWT dalam Al Qur’an
yang menjadi kewenangan Daerah. Hasil surat AN Nisa yang artinya: “wahai
evaluasi digunakan oleh Pemerintah orang-orang yang beriman jadilah kamu
Pusat untuk memberikan insentif dan orang-orang yang benar-benar penegak
di disinsentif fiskal dan/atau non fiskal keadilan, menjadi saksi karena Allah,
kepada daerah. biarpun terhadap dirimu sendiri atau
3. Prinsip-prinsip Islam Dalam Ibu Bapak dan kaum kerabatmu, jika ia
Penyelenggaraan Kekuasaan (terdakwa) kaya ataupun miskin maka
Negara Allah lebih tahu kemaslahatannya,
Prinsip-prinsip Islam yang terdapat maka janganlah kamu mengikuti
dalam Al Qur’an dalam penyelenggaraa hawa nafsu karena menyimpang dari
pemerintahan/negara negara antara lain kebenaran. Dan jika kamu memutar
sebagai berikut: balikan kata-kata atau enggan menjadi
a. Amanah, Islam mengajarkan saksi maka sesungguhnya Allah maha
kepada manusia yang diberi mengetahui apa yang kamu kerjakan.“
amanah tersebut kepada orang (Q.S 4.135).
yang berhak menerimanya, hal d. Prinsip Kepemimpinan, terdapat dalam
ini ditegaskan dalam Q.S. Al Nisa Al Qur’an Surat Ali Imron Ayat 118 yang
ayat 58, yang artinya: Sesunguhnya artinya: “hai orang-orang yang beriman
Allah memerintahkan kamu untuk janganlah kamu ambil menjadi teman
menyampaikan amanah kepada kepercayaanmu orang-orang yang
yang berhak menerimanya dan di luar kalanganmu, karena mereka
memerintahkan apabila menetapkan tidak henti-hentinya menimbulkan
hukum diantara manusia supaya kemudhorotan bagimu, mereka
kamu menetapkannya dengan adil. menyukai apa yang menyusahkanmu,
Sesunguhnya Allah maha mendengar telah nyata kebencian di mulut mereka,
dan maha melihat. dan apa yang disembunyikan oleh
b. Prinsip Musyawarah, Islam mengajarkan hati mereka lebih besar lagi. Sungguh
prinsip musyawarah sebagai salah telah kami terangkan kepadamu ayat-
satu prinsip dalam penyelenggaraan ayat (kami) jika kamu memahaminya.
kekuasaan Negara, sebagaimana Surat Al Nisa ayat 59 menyatakan:
tercantum dalam Al Qur’an Surat “Hai orang-orang yang beriman taatilah
Al Syuro ayat 38, yang artinya: “… Allah dan taatilah rosulNya dan ulil
adapun urusan kemasyarakatan amri diantara kamu”.
diputuskan dengan musywarah antara Hadist Rosulullah yang mengatur prinsip-
mereka”. Kemudian dalam Surat prinsip penyelenggara kekuasaan negara,

Jurnal Pembaharuan Hukum Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah


Volume III No. 1 Januari - April 2016 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia 9
Sri Kusriyah
dikemukakan oleh Suyuti Pulungan, antara M. Thahir Azhary menyebutnya sebagai
lain:3 Nomokrasi Islam adalah suatu negara hukum
a. Prinsip Kebutuhan akan pemempin yang memiliki prinsip-prinsip senabagi berikut:
“Apabila ada tiga orang bepergian 4
1) prinsip kekuasaan sebagai amanah, 2)
keluar hendaklah salah seorang prinsip musyawarah, 3) prinsip keadilan, 4)
diantara mereka menjadi pemimpin” prinsip persamaan, 5) prinsip pengakuan dan
(H.R.Abu Daud). “Tidak boleh bagi tiga perlindungan setiap hak-hak asasi manusia,
orang yang berada di tempat terbuka 6) prinsip peradilan yang bebas, 7) prinsip
di muka bumi ini, kecuali ada salah perdamaian, 8) prinsip kesejahteraan, 9)
seorang di antara mereka yang menjadi prinsip ketaatan rakyat.
pemimpin mereka.” (H.R.Ahmad).
b. Prinsip tanggung jawab seorang C. Penutup
pemimpin, Tiap-tiap kamu adalah 1. Simpulan
pemimpin dan bertanggung jawab a. Politik Hukum Penyelenggaraan
terhadap yang dipimpinnya, seorang Otonomi Daerah menurut Undang-
kepala negara yang memimpin rakyat Undang Nomor 23 Tahun 2014
bertanggung jawab atas mereka, dan mendasarkan pada prinsip-prinsip
seorang laki-laki adalah pemimpin prinsip negara kesatuan. Dalam
penghuni rumahnya dan bertanggung negara kesatuan kedaulatan hanya
jawab atas mereka” (Muttafaq’alaih) ada pada pemerintahan negara atau
c. Prinsip hubungan antara pemimpin pemerintahan nasional dan tidak ada
dan yang dipimpin berdasarkan kedaulatan pada Daerah. Oleh karena
persaudaraan saling mencintai. itu, seluas apa pun otonomi yang
“Pemimpin-pemimpin kamu yang diberikan kepada Daerah, tanggung
baik adalah pemimpin-pemimpin yang jawab akhir penyelenggaraan
mencintai mereka (rakyat) dan mereka Pemerintahan Daerah akan tetap ada
mencintai kamu, mereka mendoakan ditangan Pemerintah Pusat. Untuk itu
kamu dan kamu mendoakan mereka. Pemerintahan Daerah pada negara
Sedangkan pemimpin-pemimpin kesatuan merupakan satu kesatuan
kamu yang tidak baik adalah para dengan Pemerintahan Nasional.
pemimpin yang kamu benci dan Kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan
mereka membenci. oleh Daerah merupakan bagian integral
Dengan melihat ketentuan dari Al Qur’an dan dari kebijakan nasional. Pembedanya
fakta sejarah yang dilakukan oleh Rosulullah adalah terletak pada bagaimana
pada negara Madinah menggambarkan, bahwa memanfaatkan kearifan, potensi,
negara dan agama tidak dapat dipisahkan, inovasi, daya saing, dan kreativitas
agama dapat ditegakkan dengan adanya Daerah untuk mencapai tujuan nasional
negara, di samping itu dalam konstitusi Madinah tersebut di tingkat lokal yang pada
Rosulullah memberikan contoh bahwa untuk gilirannya akan mendukung pencapaian
menjamin kehidupan bersama dalam suatu tujuan nasional secara keseluruhan.
negara didasarkan pada kesepakatan bersama Salah satu cara untuk mewujudkan
warga negara, hal ini menggambarkan bahwa tujuan tersebut politik hukum otonomi
negara Madinah pada zaman Rosulullah daerah berdasarkan UU No 23 tahun
adalah sebagai bangunan negara hukum 2014 dengan cara memetakan urusan
yang bersumber dari Al Qur’an dan Asunah yang menjadi urusan pemerintah pusat
serta kesepakatan manusia yang terdapat di
dalam konstitusi. 4 Mohammad Tahir Azhary, 2003, Negara Hukum
(Studi Kasus Prinsip-prinsip Hukum Dilihat Dari Segi
3 Suyuti Pulungan, 1994, Fiqh Siyasah, (Ajaran, Sejarah Hukum Islam, Implementasi Pada Periode Negara
Dan Pemikiran), Gramedia, Jakarta, hlm. 21. Madinah Dan Masa Kini), Kencana, Bogor, hlm. 85.

Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah Jurnal Pembaharuan Hukum


10 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia Volume III No. 1 Januari - April 2016
Sri Kusriyah
dan daerah, yang terdiri atas urusan hukum dan keadilann e) Kepemimpinan,
absolut, urusan konkuren dan urusan d) Tanggung jawab pemimpin, e)
pemerintahan umum. Hubungan antara pemimpin dan yang
b. Jaminan Pelayanan Publik, meliputi: dipimpin berdasarkan persaudaraan
1) Asas dalam penyelenggaraan dan saling mencintai.
pelayanan publik adalah: a) 2. Saran
kepentingan umum b) kepastian a. Dengan berlakunya UU Nomor 23
hukum, c) kesamaan hak, d) tahun 2014 tentang Pemrintahan
keseimbangan hak dan kewajiban, daerah, terdapat hal-hal baru yang
e) keprofesionalan, f) partisipatif, pada peraturan sebelumnya belum
g) persmaan perlakuan/ tidak diatur antara lain adanya pemetaan
diskriminatif, h) keterbukaan, kewenangan urusan pemerintahan
i) akuntabilitas, j) fasilitas dan antara pemerintah pusat, pemerintah
perlakuan khusus bagi kelompok daerah provinsi dan kabupaten/kota,
rentan, k) ketepatan waktu, dan maka UU tersebut harus disosialisasikan
l) kecepatan, kemudahan, dan sehingga aparat daerah sebagai
keterjangkauan. pelaksana otonomi terutama dinas
2) Ruang lingkup pelayanan publik terkait yang melaksanakan urusan
meliputi: pelayanan barang publik tersebut akan memahami tuganya
dan jasa publik serta pelayanan dengan benar, dan para pejabat
administratif . yang beragama Islam hendaknya
3) Manajemen Pelayanan Publik, melaksanakan kewajiabannya sesuai
Pemerintah Daerah wajib dengan prinsip-prinsip yang terdapat
membangun manajemen dalam Al Qur’an dan Hadist.
pelayanan publik dengan mengacu b. Agar tercipta hubungan yang harmonis
pada asas-asas pelayanan publik. dengan masyarakat, sehingga
c. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan masyarakat akan mendukung
Pemerintahan Dalam Perspektif seluruh program pemerintahan
Islam, dapat ditelusuri dalam Al daerah, diperlukan sosialisasi
Qur’an maupun Hadis antara lain: kepada masyarakat tentang program
a) Kekuasaan sebagai amanah, b) pemerintahan daerah terkait dengan
Musyawarah, c) Menegakan kepastian berlakunya UU nomor 23 tahun 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Mohammad Tahir Azhary, 2003, Negara Hukum (Studi Kasus Prinsip-prinsip Hukum Dilihat
Dari Segi Hukum Islam, Implementasi Pada Periode Negara Madinah Dan Masa Kini),
Kencana, Bogor.
Ni’matul Huda, 2014, Hukum Tata Negara Indonesia, Edisi Revisi, Radja Grafindo, Jakarta.
Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sesuai
dengan urutan Bab, Pasal dan Ayat, 2010, Jakarta, 2010, Sekretariat Jendral MPR.
Suyuti Pulungan, 1994, Fiqh Siyasah, (Ajaran, Sejarah Dan Pemikiran), Gramedia, Jakarta.

Peraturan Dan Peraturan Perundang-undangan:


Al Qur’an dan Hadist
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Jurnal Pembaharuan Hukum Politik Hukum Penyelenggaraan Otonomi Daerah


Volume III No. 1 Januari - April 2016 dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia 11
Sri Kusriyah

You might also like