Professional Documents
Culture Documents
Dalam perjalanan kami menyusuri jalan di antara dua dunia, kita cepat mendekati
tempat dimana garpu jalan. Kita harus garpu ini melalui
sejarah panjang didominasi oleh dua besar dan terkait dengan perjuangan-
perjuangan melawan kelangkaan dan perjuangan untuk menaklukkan alam. Untuk
menang dalam
perjuangan ini kami menciptakan sebuah teknologi yang kuat dan organisasi palsu
ekonomi dan masyarakat untuk menggunakan teknologi yang ekstensif,
cepat, dan, kalau perlu, tanpa ampun. Dan kami berhasil di menundukan
alam dan menciptakan kekayaan jauh melampaui imajinasi nenek moyang kami '. Jadi
berhasil adalah sistem dan prestasi yang kami menyapu
di mereka, terpesona oleh mereka, terpikat, bahkan kecanduan. Kami dengan demikian
lanjutan Pell-mell depan-pernah-megah, yang selalu lebih besar, pernah-kaya,
melakukan apa yang dulu masuk akal tapi tidak lama pula. Ada peringatan
tanda-tanda di sepanjang jalan, tapi kami tidak melihat mereka, atau ketika kami lakukan,
kami
membayar mereka tidak mengindahkan. Tanda-tanda ini mengatakan hal-hal seperti:
sedang, tidak memiliki
memberi, tidak mendapatkan
kebutuhan, bukan keinginan
lebih baik, tidak kaya
komunitas, bukan individu
lain, bukan diri
terhubung, tidak terpisah
ekologi, ekonomi tidak
bagian dari alam, tidak terlepas dari alam
tergantung, tidak transenden
besok, tidak hari ini
Kami mengabaikan peringatan ini ke titik yang, seperti sekarang kita mendekati
garpu depan, kita perilously dekat dengan kehilangan hal yang paling berharga
semua. Kami cepat lekukan keluar alam, diri kita sendiri, dan masyarakat kita.
(James Gustave Speth, “The Bridge at the Edge of the World : Capitalism, the
Environment, and Crossing from Crisis to Sustainability”, Yale Univesity Press 2010. p
236)