Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis
Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Oleh :
Departemen Urologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta
2019
ANCIENT RETROPERITONEUM SCHWANNOMA: A RARE
CASE REPORT
1
Departemen Urologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
2
Departemen Urologi, Rumah Sakit Umum Persahabatan, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan
Schwannoma pada retroperitoneum merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Kasus ini
hanya terjadi pada 1-10% dari kejadian tumor retroperitoneum primer. Diagnosis sebelum
operasi sulit utnutk ditegakkan. Biopsi preoperatif tidak direkomendasikan karena memiliki
risiko komplikasi. Kami mempresentasikan kasus ancient retroperitoneum schwannoma yang
diterapi bedah yaitu eksisi tumor
Pasien
Pasien wanita usia 35 tahun datang dirujuk ke poli urologi dengan keluhan nyeri perut kiri
bawah dan massa retroperitoneum. Massa retroperitoneum sebelah kiri telah teridentifikasi
sebelumnya melalui pemeriksaan ultrasonografi abdomen. Pada pemeriksaan CT scan whole
abdomen, tampak lesi isodens relatif homogen, batas tegas, tepi regular di daerah
retroperitoneum.
Hasil
Setelah dilakukan eksisi tumor retroperitoneum perlaparatomi, ditemukan massa sebesar
6x5x4,5 cm tampak menempel pada daerah retroperitoneum abdomen kiri bawah. Hasil
patologi anatomi menunjukkan ada tanda tanda degenerasi, Antoni A dan Antoni B. Penemuan
hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan jenis tumor ancient schwannoma.
Kesimpulan
Retroperitoneum schwannoma merupakan kasus yang sangat jarang dan sulit untuk didiagnosa
preoperatif. Diagnosa ditegakkan setelah operasi melalui pemeriksaan histopatologi jaringan.
Pada kasus ini kami melakukan tindakan berupa total eksisi pada massa retroperitoneum.
Schwannoma adalah tumor dari jaringan lunak yang berasal dari sel Schwann
pembungkus saraf tepi. Jenis tumor ini sering terjadi pada wanita berusia 20 sampai 50 tahun.
Tumor ini bersifat soliter, terkapsulasi, tumbuh lambat dan tidak invasif. Meskipun
Schwannoma dapat muncul dimana saja pada jaringan saraf yang terdapat sel Schwann, tetapi
biasanya tumor ini ditemukan di permukaan kepala, leher dan fleksor dari ekstremitas. Tumor
Panjang diameter tumor dari Schwannoma biasanya tidak lebih besar dari 5 sampai 6
cm. Sifat histologi dari schwannoma ditentukan dari ditemukannya area seluler yang tinggi dan
rendah (Antoni A dan jaringan B). Mayoritas Schwannoma ditemukan jinak, tetapi
schwannoma dapat ditemukan ganas pada penyakit Von Recklinghausen (hamper pada 60%).
Schwannoma pada retroperitoneum jarang terjadi, dan hanya terjadi pada 1-10% dari kejadian
tumor retroperitoneum primer. Sedangkan dari seluruh kasus schwannoma, hanya ditemukan
3% kasus schwannoma yang terjadi pada retroperitoneum, yang terdiri 0,7% jinak dan 1,7%
ganas.3
Retroperitoneum schwannoma (RS) sangat jarang dan dapat tumbuh menjadi ukuran
yang besar, tetapi jarang menginvasi struktur jaringan yang berdekatan. Oleh karena itu,
biasanya. RS secara klinis sering tidak terdeteksi sampai massa makin besar dan mampu
menekan organ sekitarnya, sehingga dapat muncul gejala tetapi tidak spesifik. Modalitas
Beberapa studi menyebutkan bahwa histopatologi sebelum operasi pada kasus RS tidak
wajib, oleh karena itu tindakan eksisi merupakan tindakan yang utama pada kasus RS.4 Pada
studi ini, kami ingin melaporkan wanita 35 tahun, dengan tumor retroperitoneum yang
Pasien wanita usia 35 tahun datang dirujuk ke departemen urologi untuk evaluasi massa
ultrsonografi abdomen (gambar 1). Pasien mengeluh nyeri hilang timbul pada perut bagian
kiri tengah sampai bawah sejak tiga tahun terakhir. Awalnya pasien juga mengeluh nyeri saat
buang air kecil dan sempat berdarah. Selama tiga tahun terakhir ini pasien diterapi sebagai
infeksi saluran kencing dan berpindah pindah rumah sakit karena keluhan tidak membaik dan
nyeri perut dirasakan makin berat. Keluhan pada buang baik besar disangkal. Pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan adanya nyeri tekan, maupun teraba massa. Tes laboratorium darah, fungsi
Terdapat lesi isoekoik berbatas tegas pada pole bawah ginjal kiri (gambar 1a) yang
berukuran 4,7 x 4,9 cm dan tampak vaskularisasi intralesi pada pemeriksaan ultrasonografi
massa
massa
Ginjal
kiri
.
Gambar 1. (a) lesi isoekoik berbatas tegas pada pole bawah ginjal kiri, dan (b) lesi berukuran
4,7x4,9 cm
Pada pemeriksaan CT scan whole abdomen, tampak lesi isodens relatif homogen, batas
tegas, tepi regular ukuran 4,8 x 5,5 x 5 cm di daerah retroperitoneum. Tumor terletak disebelah
abdomen kiri bawah , belakang bagian tumor, berbatagas dinding posterior abdomen kiri,
anterior berbatasan dengan dengan posterior kolon desenden. Superior tumor berbatasan
dengan inferior ginjal. Pada kesimpulan dinyatakan massa solid retroperitoneum abdomen kiri
Gambar 2. CT scan whole abdomen pre-operatif (a).potongan sagittal dan (b) potongan
frontal
insisi midline pada abdomen, eksplorasi untuk menemukan massa. Massa sebesar 6x5x4,5 cm
tampak menempel pada daerah retroperitoneum abdomen kiri bawah dan tampak mendesak
kolon. (gambar 3) Massa yang terenkapsulasi dipisahkan dari jaringan sekitar lalu di eksisi
secara keseluruhan dari retroperitoneum. Prosedur ini dilakukan tanpa penyulit dan tidak
dan berbatas tegas. Tampak area hiperseluler dan hiposeluler. Massa tumor tersusun berjaros
dan whirling. Sel tumor berinti spindle, oval, wavy, pleomorfik ringan, hiperkromatik dengan
sitoplasma eosinofilik. Tampak gambaran nuclear polisading. Mitosis sulit ditemukan dan
tampak pula area area mikrositik. Ditemukan banyak hialinasi pembuluh darah dengan latar
a b
Gambar 4. Tampak area hiposeluler (a) dan hiperseluler (b). Sel tumor berinti spindle, oval,
wavy, pleomorfik ringan, hiperkromatik. Sebagian dengan latar miksoid disertai banyak
DISKUSI
Schwannoma pada retroperitoneum jarang terjadi, dan hanya terjadi pada 1-10% dari
kejadian tumor retroperitoneum primer. Sedangkan dari seluruh kasus schwannoma, hanya
ditemukan 3% kasus schwannoma yang terjadi pada retroperitoneum, yang terdiri 0,7% jinak
dan 1,7% ganas. Retroperitoneum schwannoma biasanya berntuk solid, tumor yang
terenkapsulasi dan berasal dari region paravertebral Secara makroskopis, schwannoma terlihat
soliter, berbatas tegas, dan permukaan tumornya lembut. Retroperitoneum Schwannoma
memiliki diameter lebih besar dan memiliki kemungkinan menjadi degenerasi secara spontan
Jenis tumor ini sering terjadi pada wanita berusia 20 sampai 50 tahun dengan
perbandingan 2:3 dengan pria berbanding dengan wanita.1,6 Fleksibilitas ruang retriperitoneal
yang tinggi membuat retroperitoneum schwannoma tidak mempunyai gejala yang spesifik pada
Gejala yang paling sering muncul pada kasus ini adalah nyeri dan rasa tidak nyaman
pada perut yang sulit dilokalisasi tempat nyerinya, dan gangguan pencernaan yang tidak
spesifik. Gejala seperti inkontinensia urin dan fekal, dan neuropati jarang ditemukan.7 Gejala
lain seperti hematuria, hipertensi sekunder dan rekuren kolik renal juga pernah dilaporkan
nyeri perut yang berasal dari organ kewanitaan atau berasal dari tempat lain. Pada kasus kami,
kemungkinaan tumor dari bagian organ kewanitaan sudah disingkirkan melalui pemeriksaan
retroperitoneum lainnya. Pada kasus kami, CT scan mengidentifikasi temuannya adalah lesi
isodens yang relative homogen. MRI dapat digunakan untuk melihat tumor retroperitoneum
yang besar karena dapat memvisualisasi sumber tumor, arsitektur vaskular, dan organ lain yang
CT scan dapat bergunaka jika sampel yang diambil mengandung sel schwann yang cukup untuk
dilihat pada mikroskop. Akan tetapi, banyak literatur yang tidak merekomendasikan biopsi
Meskipun biopsi yang dipandu CT scan dapat menegakkan diagnosis preoperatif, tetapi
tidak akan merubah keputusan tindakan untuk dilakukan total eksisi pada retroperitoneum
schwannoma.3 Beberapa literatur berpendapat bahwa total eksisi (jika diperlukan, temasuk
tetapi, beberapa literatur yang lain, menganggap bahwa simple enukleasi atau partial eksisi
cukup dalam pemilihan terapi, karena transformasi malignansi dari benigna retroperitoneum
Secara histologis, schwannoma terdiri dari sel schwann dengan daerah hiperseluler dan
hiposeluler yang biasa disebut Antoni A dan Antoni B dengan diffuse positif dari protein S100.
yaitu ancient retroperotineal schwannoma. Pada kasus kami, ditemukan hiper- dan hiposeluler
(Antoni A dan Antoni B) yang disertai tanda degeneratif seperti banyak hialinisasi dan tampak
area perdarahan.8
KESIMPULAN
Retroperitoneum schwannoma merupakan kasus yang sangat jarang dan sulit untuk
histopatologi massa. Pada kasus ini kami melakukan tindakan berupa total eksisi pada massa
retroperitoneum. Walaupun prognosis dari retroperitoneum schwannoma sangat baik,
DAFTAR PUSTAKA