You are on page 1of 7

BEDAH JURNAL: KOMPONEN DAN KAITAN ANTARKOMPONEN

(Lerbin R. Aritonang R.: Jakarta, 16 Desember 2011)

A. PENDAHULUAN

Jurnal ilmiah merupakan majalah atau terbitan berkala yang berisi laporan penelitian ilmiah, baik
penelitian teoritis maupun empiris, mengenai suatu disiplin ilmu. Terkait dengan itu, judul jurnal
mestinya mengacu pada disiplin ilmu tertentu. Makin spesifik disiplin ilmu yang tertulis pada
judul jurnal, makin berbobot.

Jurnal internasional dan berkualitas memiliki mitra bestari (peer reviewers) bereputasi. Mereka
yang akan menentukan kualitas laporan penelitian yang akan diterbitkan pada suatu jurnal
berdasarkan kompetensi keilmuan laporan tersebut.

Untuk ilmu tertentu, ada jurnal tertentu yang menjadi acuannya, yang menonjol. Untuk
pemasaran, misalnya, adalah Journal of Marketing dan Journal of Marketing Research. Untuk
Akuntansi, misalnya, adalah Journal of Accounting Research. Kualitas suatu jurnal sering juga
dinilai dari frekuensi tulisan pada jurnal itu dikutip oleh peneliti/penulis lain.

Isi buku-buku teks mengacu pada isi jurnal sehingga isi jurnal lebih kini daripada isi buku. Selain
itu, seleksi dan kritik atas tulisan di jurnal lebih ketat.

Salah satu ciri karya ilmiah, termasuk laporan penelitian yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah,
adalah ada masalah yang belum terjawab atau belum terjawab secara memadai. Dengan
demikian, jawaban yang dihasilkan melalui penelitian ilmiah atas masalah tersebut akan
menghasilkan informasi (pengetahuan) yang baru. Ciri lain karya ilmiah adalah menggunakan
metode ilmiah.

Masalah sendiri merupakan kesenjangan antara apa yang senyatanya dan apa yang seharusnya.
Masalah penelitian lazim dirumuskan dalam kalimat pertanyaan, mencakup secara tersurat
variabel-variabel dan kaitan antarvariabel serta tipe kaitan antarvariabel. Tipe kaitan itu mengacu
pada analisis (satistik yang relevan). Kalimat pertanyaan berarti membutuhkan jawaban.

Jawaban atas masalah ilmiah dapat bersifat teoritis maupun teoritis dan empiris. Jawaban teoritis
disebut hipotesis, yakni jawaban yang logis yang dihasilkan dari teori. Hipotesis disebut juga
sebagai jawaban sementara karena kebenarannya masih harus diuji, diverifikasi secara empiris.
Sifat logis dan empiris itu dikenal juga sebagai pilar ilmu. Kebenaran (pengetahuan, informasi)
yang logis dan empiris itu disebut ilmiah. Hal itu sejalan dengan positivisme dalam filsafat ilmu,
yang merupakan dasar dari penelitian kuantitatif.

Masalah penelitian jarang dituliskan pada laporan penelitian yang dilaporkan di jurnal ilmiah.
Namun demikian, kita dapat mengidentifikasi masalahnya melalui hipotesis maupun tujuan
penelitian tersebut. Dengan hanya mengubah hipotesis penelitian menjadi kalimat pertanyaan
berarti kita telah menghasilkan rumusan masalah penelitian. Hal itu dapat dimengerti karena
hipotesis sendiri merupakan jawaban teoritis atas rumusan masalah penelitian.

1
Isi laporan penelitian dapat dikelompokkan menjadi (1) masalah [dan hal lain yang terkait], (2)
jawaban teoritis atau hipotesis [dan hal lain yang terkait], serta (3) jawaban empiris [dan hal lain
yang terkait].

Laporan penelitian yang diterbitkan pada jurnal ilmiah tergolong singkat karena keterbatasan
ruang yang tersedia. Selain itu, jurnal ilmiah umumnya dimaksudkan untuk dibaca oleh para ahli
atau yang sudah terbiasa melakukan penelitian. Dengan demikian, hal-hal yang dianggap sudah
diketahui oleh para pembaca yang demikian tidak disajikan lagi pada jurnal. Namun demikian,
semua unsur utama/penting laporan penelitian yang lengkap terdapat pada laporan penelitian
yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah walaupun tidak sangat lengkap/rinci.

Satu hal yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa (hampir) semua referensi yang digunakan
pada penelitian ilmiah adalah jurnal ilmiah.

B. “BENANG MERAH” LAPORAN PENELITIAN

Untuk memudahkan pemahaman kita atas laporan penelitian yang diterbitkan pada jurnal ilmiah,
kita dapat mengidentifikasi “benang merah”-nya, yakni: Masalah/tujuan – Hipotesis – Analisis
– Kesimpulan. Komponen-komponen benang merah itu harus saling berkaitan/sesuai dan juga
konsisten, baik dari segi variabel maupun tipe keterkaitan antarvariabelnya. Tipe keterkaitan itu
dapat berupa korelasi, regresi, perbandingan, dan lain-lain.

C. KOMPONEN JURNAL

Komponen utama laporan penelitian yang lengkap dan yang diterbitkan di jurnal ilmiah adalah
sama. Komponen umum laporan penelitian dan penjelasannya disajikan berikut ini.

1. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan mengenai hal-hal utama yang ada pada laporan penelitian. Abstrak
itu dimaksudkan untuk lebih dulu dibaca oleh orang yang berminat untuk mengetahui
keseluruhan isi laporan secara umum. Melalui abstrak itu, pembaca akan dapat menentukan
apakah ia akan membaca rincian laporan itu.

Abstrak pada laporan penelitian merupakan ringkasan mengenai hal-hal penting laporan itu.
Abstrak biasanya mencakup masalah atau tujuan penelitian, metode penelitian (ciri utama
subyek, instrumen penelitian, alat analisis), hasil penelitian, kesimpulan dan saran. Di bagian
bawah abstrak lazim disertai dengan kata-kata utama kunci) yang terdapat pada suatu laporan
penelitian. Kata-kata utama itu minimal mencakup variabel-variabel yang tercakup pada
perumusan masalah suatu penelitian. Kita dapat juga mengidentifikasi kata-kata utama itu
dengan menggunakan thesaurus (kamus) yang relevan dengan disiplin ilmu yang diteliti. Contoh
abstrak dapat dipelajari pada bagian awal laporan penelitian di berbagai jurnal ilmiah. Walaupun
dibuat pada bagian laporan penelitian, abstrak lazim ditulis belakangan, yakni setelah
keseluruhan laporan penelitian dibuat.

2
Abstrak lazim ditulis dengan menggunakan satu spasi. Jika laporan penelitian ditulis dalam
bahasa Indonesia, maka abstraknya ditulis dalam bahasa Inggris. Sebaliknya, jika abtrak ditulis
dalam bahasa Inggris, maka abstraknya ditulis dalam bahasa Indonesia.

Untuk laporan penelitian yang lengkap, abtrak dibuat pada lembar tersendiri dan biasanya hanya
satu lembar. Mengenai jumlah semua kata yang terdapat pada abstrak, tidak ada patokan yang
baku. Leary (2008), misalnya, menyatakan bahwa abstrak terdiri dari 120 kata. Shaughnessy,
Zechmeister dan Zechmeister (2003) menyatakan antara 100 hingga 120 kata. Untuk disertasi,
menurut Ary, Jacobs dan Sorensen (2010), abstrak terdiri dari 500 kata atau kurang.

2. Latar Belakang

 Topik: variabel dependen


 Keberadaan topik sejak awal hingga kini: sejarah, secara sepintas
 Posisi/keberadaan topik penelitian dalam konteks yang lebih luas; telaah literatur
teori dan penelitian-penelitian yang relevan
 Alasan topiknya penting/urgen diteliti
- Hal-hal negatif yang telah dan sedang dan/atau yang akan terjadi jika tidak diteliti
- Hal-hal positif yang akan hilang atau tidak dapat dimanfaatkan: peluang

3. Identifikasi

 Tidak mesti untuk jurnal; sering tidak ditulis secara eksplisit


 Masalah-masalah yang ada mengenai topik

4. Pembatasan

 Tidak mesti untuk jurnal


 Keluasan: jumlah variabel, konteks (industri), subyek
 Kedalaman: longitudinal versus cross-section, dll.

5. Perumusan

 Tidak mesti untuk jurnal


 Yang baik: pertanyaan, variabel-variabel dan kaitan antarvariabel eksplisit serta tipe
kaitan itu mengacu pada analisis yang akan digunakan
 Jika tidak ada: lihat tujuan dan/atau hipotesis penelitian

6. Definisi (konseptual, teoritis) Variabel

 Tidak mesti untuk jurnal


 Kutipan asli, diulas dan disimpulkan sendiri; dapat dijelaskan melalui contoh
 Antardefinisi harus dikaitkan
 Kita dapat memilih langsung satu definisi disertai dengan alasan obyektif
 Diorientasikan pada kerangka pemikiran dan hipotesis

3
7. Kaitan antarvariabel

 Mencakup: teori dan hasil penelitian yang relevan


 Teori: penjelasan yang logis
 Teori tidak harus memiliki nama yang formal
 Sebagai tambahan pengetahuan kita:
- Siklus: teori – deduksi – hipotesis – riset empiris – induksi – teori
- Teori yang teruji melalui riset empiris akan makin kuat
- Teori yang tidak teruji melalui riset empiris harus diperbaiki atau diganti
 Diorientasikan pada kerangka pemikiran dan hipotesis

8. Kerangka Pemikiran

 Jarang untuk jurnal


 Berdasarkan butir 5 dan 6
 Dasar untuk merumuskan hipotesis (jawaban teoritis) atas rumusan masalah
 Penalaran peneliti sendiri sehingga tanpa referensi tertulis
 Runtut dan argumentatif

9. Hipotesis

 Jawaban sementara atas rumusan masalah


 Terkait dengan tujuan
 Kalimat pernyataan
 Isi: variabel-variabel, tipe kaitan antarvariabel, tipe kaitan mengacu pada analisis

10. Populasi dan Sampel

 Definisi populasi
 Metode dan teknik pemilihan sampel: jarang
 Ukuran sampel dan alasannya: jarang

11. Operasionalisasi

 Disebut juga sebagai: definisi operasional, ukuran (measurement), instrumen


 Instrumen
- dikembangkan sendiri
- diadopsi dengan alasan: kesesuaian subyek, koefisien validitas dan reliabilitas
 Skoring/koding: butir, dimensi (jika ada), variabel
 Rumus-rumus untuk menghasilkan variabel/dimensi: biasanya untuk rasio keuangan
 Dapat berupa data sekunder: sumber dan waktu
 Harus sesuai dengan butir 6 (definisi konseptual/teoritis variabel)

4
12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

 Subyek pengujian
 Nama analisis (dan software)
 Jenis validitas dan reliabilis
 Koefisien validitas dan reliabilitas: variabel, dimensi, butir
 Cut-off dan referensinya
 Tidak mesti untuk variabel yang dapat diukur/diobservasi secara langsung

13. Statistik Deskriptif

 Tendensi sentral: rata-rata, modus, median


 Variabilitas: rentang, deviasi standar,
 Persentase, frekuensi
 Berkaitan dengan:
- Subyek (sampel): usia, jenis kelamin, pendidikan, perusahaan, industri dan lain-
lain
- Obyek: variabel; dapat juga mencakup dimensi maupun butir/indikator

14. Hasil Analisis

 Hanya yang terkait langsung dengan hipotesis


 Kesimpulan secara statistik (signifikansi) dan tandanya (+/-, perbedaan, dll.); yang
lebih penting adalah tandanya; signifikansi statistik sering diganti dengan effect size
 Hasil tambahan: tidak selalu

15. Pembahasan

Pengkaitan antara empat komponen, yaitu (1) teori (butir 6), (2) penelitian yang relevan
(butir 6), (3) hipotesis (butir 8) dan (4) hasil analisis (butir 13).

Kesesuaian tanda/arah hipotesis dan signifikansinya.

Jika keempat komponen konsisten, sesuai, maka hasil penelitian memperkuat/memper-


luas teori maupun penelitian yang telah ada.

Jika ada yang tidak konsisten pada keempat komponen itu, peneliti harus menjelaskan
penyebabnya. Penjelasan dapat dari segi ketidaksesuaian teori yang digunakan maupun
kelemahan metode penelitian.

16. Kesimpulan

 Harus berdasarkan butir 14.


 Terkait dengan hipotesis/masalah/tujuan

5
 Kesimpulan analisis (statistik) tidak otomatis menjadi kesimpulan penelitian tapi
bergantung pada butir 14.

17. Saran

 Sering juga ditulis dengan judul “Implikasi”


 Harus operasional dan rinci; harus berdasarkan butir 14; saran tidak harus ada.
 Sasaran:
- praktisi
- pengembang ilmu (peneliti yang akan datang)
 Bentuknya: saran, implikasi

D. PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN: PENGELOMPOKAN

Semua komponen proposal maupun laporan penelitian terdapat pada laporan penelitian yang
dipublikasikan pada jurnal ilmiah.

Proposal penelitian merupakan rencana kegiatan penelitian yang mencakup kegiatan-kegiatan


yang akan dilakukan pada suatu penelitian, termasuk penjelasan secara rinci dan berurutan tiap
kegiatan itu. Proposal harus dibuat sedemikian sehingga orang lain dapat merealisasikannya
tanpa harus berkomunikasi dengan pembuat proposal itu. Proposal lazim dibuat dalam tiga bab,
yakni Pendahuluan, Landasan Teori, dan Metode Penelitian.

Laporan penelitian merupakan realisasi proposal penelitian. Penyimpangan atas proposal harus
dilaporkan serta harus dijelaskan cara mengatasi dan alasan obyektifnya; jika dimungkinkan
disertai dengan referensi pendukung penggunaan perlakuan itu. Selain tiga bab yang terdapat
pada proposal, laporan penelitian mencakup dua bab tambahan, yaitu:
- Hasil Penelitian dan Pembasan serta
- Penutup (Kesimpulan dan Saran).

Komponen Proposal, Laporan Penelitian lengkap serta Laporan Penelitian yang dipublikasikan
pada jurnal ilmiah diringkas pada tabel berikut ini.

BAB BUTIR (Lihat butir C) JURNAL


I PENDAHULUAN 1-5 Introduction
II LANDASAN TEORI 5-8 Literature review/
Research model and hypotheses/
Hypotheses development/
Conceptual framework
III METODE PENELITIAN 9-11 Method; methodology
IV HASIL PENELITIAN 12-14 [+11] Results / Results and analyses
DAN PEMBAHASAN Discussion
V KESIMPULAN DAN SARAN 15-16 Conclusion
Limitations
Future research
Implications

6
E. PENUTUP

Dari uraian sebelumnya, kita dapat mengetahui bahwa semua komponen penelitian dapat
ditemukan pada laporan penelitian yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah.

Melalui jurnal ilmiah, kita akan dapat juga mengetahui perkembangan suatu topik, termasuk
perkembangan terakhir, serta kelemahan yang perlu diketahui dan diusahakan untuk dihindari.
Selain itu, melalui jurnal ilmiah, kita dapat mempelajari metode penelitian, termasuk instrumen
dan analisis yang telah digunakan peneliti lain. Melalui jurnal, kita juga akan terhindar dari
kegiatan penjiplakan.

Masalah atau ide yang akan diteliti dapat ditemukan pada jurnal ilmiah. Kita dapat juga
mereplikasi penelitian yang telah ada asalkan disertai dengan alasan yang obyektif.

Sebagaian besar atau semua referensi yang digunakan pada penelitian adalah jurnal ilmiah. Buku
teks biasanya digunakan berkaitan dengan metode penelitian. Buku teks juga sering digunakan
untuk teori tertentu.

Melalui jurnal ilmiah, kita dapat mempelajari ketentuan-ketentuan mengenai pengutipan dan tata
cara penulisan.

REFERENSI

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, dan Chris Sorenson (2010), Introduction to research in
education. Australia: Wadworth Cengage Learning

Leary, Mark E. (2008), Introduction to behavioral research methods. Upper Saddle River, New
Jersey: Pearson Education

Shaughnessy, John J., Eugene B. Zechmeister, dan Jeanne S. Zechmeister (2003), Research
methods in psychology. Boston: McGraw-Hill

You might also like