You are on page 1of 11

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD CIAWI
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
2018 – 2019
No Dokumen : No. Revisi : Halaman : RSUD CIAWI
KABUPATEN BOGOR
KABUPATEN Jl. Raya Puncak No. 479
BOGOR 00 Telp. (0251) 8240797
Fax. (0251)8242937
1 Ciawi - Bogor
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
DIREKTUR

PANDUAN
PRAKTEK
KLINIK
drg. HESTI ISWANDARI, M.Kes
PEMBINA TK I
NIP. 19630408 199212 2 001
ALUR TATALAKSANA INFEKSI
1. Penatalayanan
Penggunaan Dokter menentukan diagnosis infeksi
Antimikroba

Dokter tidak memberikan terapi antimikroba bila secara klinis tidak


ditemukan kemungkinan sumber infeksi karena mikroba patogen
• tidak memberikan terapi antimikroba bila secara klinis tidak

Dokter memberikan terapi antimikroba dalam kurun waktu 1 jam


penegakan diagnosa kerja pada pasien sepsis berat dan infeksi yang
mengancam jiwa.

 tidak memberikan terapi antimikroba bila secara klinis

Dokter melakukan pengambilan spesimen pada pasien sebagai bahan


pemeriksaan kultur dan resistensi sebelum pemberian antimikroba
terapi

Dokter melakukan order antimikroba empiris yang sesuai kepada depo


farmasi berdasarkan diagnosis dan klinis (sesuai Clinical pathway dan
penilaian Dokter Penanggung Jawab Pasien/DPJP terkait dengan
beratnya penyakit dan/atau penggunaan antimikroba sebelumnya).
Antimikroba yang digunakan adalah antimikroba kategori I , apabila
akan menggunakan antimikroba kategori II dan III menggunakan
Formulir Permintaan Antimikroba, penggunaan antimikroba kategori III
harus mendapat persetujuan Tim PPRA sesuai dengan Prosedur Program
Penatalayanan Antimikroba Restriksi dan Preotorisasi.
Petugas depo farmasi menyiapkan antimikroba empiris sesuai order dokter
Lanjutan
 tidak memberikan terapi antimikroba bila secara klinis tidak
2
Petugas depo farmasi mengkaji lama pemberian antimikroba pada order
dokter, apabila pemberian antimikroba mendekati hari ketiga, petugas
depo farmasi meminta dokter penulis resep untuk mengisi Formulir
Telaah 72 jam Antimikroba diberikan dan menyerahkannya kepada Tim

Tim PPRA melakukan evaluasi/telaah 72 jam antimikroba empiris


diberikan

Dokter menghentikan terapi antimikroba, atau melanjutkan sebagai terapi


empiris, atau mengubah rute pemberian dari intavena ke oral, atau
melakukan perubahan antimikroba menjadi terapi definitif/kombinasi
berdasarkan hasil evaluasi Tim PPRA, data kultur dan tes suseptibilitas.

Dokter mengisi Formulir Telaah 5-7 hari antimikroba diberikan.

 tidak memberikan terapi antimikroba bila secara klinis


tidak ditemukan kemungkinan sumber infeksi karena
mikroba patogen
Lanjutan
Tim PPRA melakukan evaluasi/telaah 5-7 hari antimikroba diberikan
terhadap antimikroba empiris/definitif.

3
Dokter memberikan antimikroba terapi definitif sesuai hasil kultur dan
kepekaan kuman dengan spektrum antimikroba yang lebih sempit.

Dokter memberikan antimikroba definitif berdasarkan pada efikasi


klinis untuk eradikasi bakteri sesuai diagnosis awal yang telah
dikonfirmasi. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data
mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya.

Dokter penanggung jawab pasien/apoteker dapat berkonsultasi untuk


pemberian antimikroba dengan Tim PPRA.
2. Formulir Telaah 72 Jam

4
3. Formulir Telaah 5 – 7 hari

5
4. Program Kategori I : Antimikroba yang tidak membutuhkan persetujuan Tim
Penatalayanan PPRA untuk diberikan.
Antimikroba Kategori II : Antimikroba yang boleh diresepkan atas indikasi spesifik
Restriksi Dan Yang kemudian ditinjau oleh Tim PPRA dalam kurun
Preotorisasi waktu 3 hari kerja (72 jam).
Kategori III : Antimikroba yang membutuhkan persetujuan sebelum
diberikan. Persetujuan diberikan
6 oleh Tim PPRA dengan
menggunakan Formulir Permintaan Antimikroba.

5. Penggolongan KATAGORI 1 KATAGORI 2 KATAGORI 3


Antimikroba Aminopenisilin Sefalosforin (Gen 3 & 4) Vankomisin
berdasarkan Penisilin Sefalosforin Teikoplanin
pembatasan Antipseudomonas
peresepan Sefalosforin Florokuinolon Linezolid
(Gen 1 & 2) Antipseudomonas
Kloramfenikol Flukonazol Tigesiklin
Asam Fusidat Fosfomisin Karbapenem
linkosamid Asiklovir Aminoglikosida
Makrolida Pirimetamin Fluorokuinolon (gen 4)
Metronidazol Piperacillin Tazobactam
Florokuinolon Colistin
(Gen 1 & 2)
Tetrasiklin Varikonazol
Trimetropim - Mikafungin
Sulfametoksazol
Nitofurantoin Anidulafungin
Albendazol Gansiklovir
Mupirosin
Sulfadiazin
6. Alur Program
Penatalayanan Dokter menulis order antimikroba pada Formulir Permintaan
Antimikroba Antimikroba apabila akan menggunakan antimikroba kategori III.
Restriksi Dan
Preotorisasi
7

Dokter menyerahkan Formulir Permintaan Antimikroba kepada


apoteker satelit yang ada di ruangan/depo farmasi, untuk diserahkan
kepada Tim PPRA

 tidak memberikan terapi antimikroba bila secara klinis

Dokter meminta persetujuan lewat telepon kepada Tim PPRA apabila


akan menggunakan antimikroba kategori III diluar jam kerja sesudah
mengisi Formulir Permintaan Antimikroba, selanjutnya dilakukan
persetujuan tertulis pada jam kerja.

Tim PPRA mengkaji permintaan antimikroba/masalah antimikroba


yang tertera pada Formulir Permintaan Antimikroba

Tim PPRA memberikan jawaban secara tertulis kepada dokter


penanggung jawab pasien melalui apoteker satelit/depo farmasi
7. Formulir Permintaan Antimikroba

8
8. Alur
Penatalayanan Dokter menentukan kelas operasi apakah kelas operasi bersih dan
Penggunaan bersih terkontaminasi atau operasi terkontaminasi dan kotor
Antibiotik
Profilaksis

9
Dokter/perawat menyerahkan order antibiotik profilaksis kepada
petugas depo farmasi.

Petugas depo farmasi menyiapkan antibiotik profilaksis sesuai


dengan order dokter (antibiotik profilkasis hanya diberikan oleh depo
farmasi ruang bedah).

Perawat memberikan antibiotik profilaksis kurang dari 60 menit


sebelum insisi kulit, dengan rute pemberian intravena drip.

Dokter memberikan antibiotik profilaksis dengan dosis tunggal.

Dokter memberikan dosis ulangan antibiotik profilakis apabila


operasi berlangsung lebih dari 3 jam atau perdarahan lebih dari 1500
ml pada pasien dewasa atau 25 cc/kgBB pada pasien anak. Waktu
pemberian antibiotik ulangan disesuaikan dengan waktu paruh
antibiotik profilaksis yang digunakan.
9. Formulir Permintaan Antibiotik di Kamar Operasi

1
0
1
1

You might also like