Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel
telur . dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel
telur (ovum) betul betul penuh perjuangan. Dari sekitar 20-40
juta sperma yang dikeluarkan hanya sedikit yang survive dan
berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah
sedikit itu, Cuma 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur
(Mirza. 2008 dalam Walyani. E 2015: 69).
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita
membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira kira
280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu) (Kuswanti, 2014 : 209). Kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender Internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) . (Saefudin, 2009 : Walyani
2015: 69)
Jadi, kehamilan adalah fertilisasi dari spermatozoa
dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan berlangsung selama 40 minggu yang terbagi atas 3
trimester, Trimester I (0-12 minggu), trimester II ( minggu ke-
13 sampai ke-27) dan trimester III (minggu ke-28 sampai ke-
40).
b. Diagnosis Kehamilan
b) Miometrium
c) Serviks
bloody show.
e) Ovarim
f) Payudara (Breast)
colostrum
jumlah ASI
g. Kulit
2) Pembesaran Payudara
janin.
4) Konstipasi
6) Merasa lelah
7) Sakit kepala
8) Kram Perut
rahim.
9) Meludah
dengan kehamilannya.
meyakinkan dirinya.
3) Pelupa
7) Pusing
9) Perubahan kulit
persalinan.
10) Payudara
kekhawatiran
5) Libido meningkat
baru.
2) Payudara
kolostrum.
3) Konstipasi
5) Sering kencing
6) Masalah tidur
7) Varises
keturunan.
8) Kontraksi perut
(Walyani.E.2015:55)
6. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari
tempat implantasinya hal ini dapat disebabkan oleh trauma
abdomen, hipertensi, hidramnion, gemeli serta defisiensi
besi.
k. Pelayanan Antenatal
Dalam pelayanan antenatal terintegrasi, tenaga kesehatan
harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung
normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang
dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat
sehingga ibu hamil seiap untuk menjalani persalinan normal
(Nurjasmi, dkk. 2016). Dalam melakukan pemeriksaan
antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari :
a. Pengertian Antenatal Care Terpadu
Pelayanan Antenatal Terpadu adalah pelayanan antenatal
komperhensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain yang
memerlukan intervensi selama kehamilannya.
b. Tujuan Antenatal Care Terpadu
1) Tujuan umum
Setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas, sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
dan melahirkan bayi yang sehat.
2) Tujuan Khusus
a) Menyediakan pelayanan komperhensif dan
berkualitas, konseling kesehata ibu hamil,
konseling KB pasca persalinan dan pemberian
ASI
b) Menghilangkan missed opportunity pada ibu
hamil dalam mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu, komperhensif dan berkualitas
c) Mendeteksi kelainan secara dini
kelaianan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin.
d) Melakukan intervensi terhadap
kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini
mungkin.
Tabel 1.6
Standart Pelayanan Antenatal Care Terpadu
No Jenis Trimester Trimester Trimester Keterangan
pemeriksaan I II III
1. Keadaan umum √ √ √ Rutin
2. Suhu tubuh √ √ √ Rutin
3. Tekanan darah √ √ √ Rutin
4. Berat badan √ √ √ Rutin
5. LILA √ Rutin
6. TFU √ √ √ Rutin
7. Presentasi Janin √ √ √ Rutin
8. DJJ √ √ √ Rutin
9. Pemeriksaan HB √ √ Rutin
10 Golongan Darah √ Rutin
11. Protein urin * * * Atas Indikasi
12. Gula darah * * * Atas Indikasi
13. /reduksi * * * Atas Indikasi
14. Darah malaria * * * Atas indikasi
15. BTA * * * Atas Indikasi
16. Darah Sifilis * * * Atas Indikasi
17. Serologi HIV Atasi Indikasi
USG
Tabel 1.7
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Trimester Jumlah Waktu kunjungan yang
Kunjungan dianjurkan
Minimal
I 1x Sebelum minggu ke-16
II 1x Antara minggu ke 24-28
III 2x Antara minggu ke 30-38
Antara minggu ke 36-38
Sumber : Kemenkes RI (2013).
Menurut Saifuddin, dkk (2013) setiap kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan
penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk
melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Data yang harus di lengkapi pada Kunjungan Pertama
Antenatalcare antara lain :
1) Melengkapi Riwayat Medis
Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan
dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterin, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifuddin, dkk, 2013). Pada
kunjungan pertama riwayat medis ibu yang harus
dilengkapi adalah seperti tertera pada tabel dibawah ini.
Pada kunjungan berikutnya, selain memperhatikan catatan
pada kunjungan sebelumnya, tanyakan keluhan yang
dialami ibu selama kehamilan berlangsung (Kemenkes RI,
2013).
Tabel 1.8
Riwayat Medis untuk Dilengkapi pada Kunjungan Pertama
Identitas Riwayat Kehamilan
Sekarang
1. Nama 1. Hari Pertama Haid
2. Usia Terakhir
3. Nama suami (jika ada) 2. Tafsiran waktu
4. Alamat persalinan
5. No. Telepon 3. Perdarahan pervaginam
6. Tahun menikah (jika 4. Keputihan
sudah) 5. Mual dan muntah
7. Agama 6. Masalah pada kehamilan
8. Suku ini
7. Pemakaian obat dan
jamu-jamuan
8. Keluhan lainnya
Riwayat Kontrasepi Riwayat Medis Lainnya
1. Riwayat kontrasepsi 1. Penyakit jantung
dahulu 2. Hipertensi
2. Riwayat kontrasepsi 3. Diabetes melitus
terakhir sebelum 4. Hepatitis
kehamilan ini 5. HIV
6. IMS
7. Tuberkolusis
8. Alergi obat/makanan
9. Penyakit ginjal kronik
10. Talasemia dan gangguan
hematologi lainnya
11. Malaria
12. Asma
13. Epilepsi
14. Riwayat penyakit
kejiwaan
15. Riwayat operasi
16. Status imunisasi TT
17. Riwayat transfusi darah
18. Golongan darah
19. Riwayat penyakit di
keluarga
20. Riwayat kecelakaan
(trauma)
Tabel 1.10
Pemberian Vaksin Tetanus untuk Ibu yang
Sudah Pernah Diimunisasi (DPT/TT/Td)
h) Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah pasien pernah
menggunakan KB atau belum. Bila sudah tanyakan
KB apa yang pernah dipakai meliputi jenis, lama
penggunaan, serta pengaruhnya (Varney, 2010).
i) Riwayat seksual
Sebagian ibu takut berhubungan seksual dengan
suaminya karena takut akan menyakiti janinnya
(Varney, 2010).
j) Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui apakah kegiatan ibadah ibu selama
hamil terganggu atau tidak.
k) Riwayat Dukungan Sosial
Untuk mengetahui apakah kehamilan ibu didukung
oleh anggota keluarganya atau tidak, apakah ibu
senang terhadap kehamilannya tidak, bagaimana
peran ibu di masyarakat karena semakin
bertambahnya usia kehamilan akan mebuat peran ibu
di masyarakat berkurang (Varney, 2010).
l) Riwayat psikologis
Pada trimester III sebagian besar ibu merasa tidak
sabar menunggu kelahiran anaknya. Ibu merasa takut
dengan rasa sakit saat persalinan, ibu takut banyinya
tidak akan lahir secara normal dan memerlukan
tindakan dan bahaya fisik yang akan timbul selama
atau setelah persalinan (Varney, 2010).
m) Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola makan dan minum dimana pada kehamilan
trimester III membutuhkan banyak energi 300
Kkal/hari dalam makanan yang mengandung gizi
seimbang dan minum air yang cukup. Pola hygiene
yang baik menjaga kebersihan diri dengan mandi serta
pola eliminasi (Saiffudin, 2009;Varney,
2010;Mochtar, 2011).
O = Data Objektif
a) Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis, dinilai dengan
melakukan anamnesa akan menunjukan
baik jika dapat menjawab semua
pertanyaan (Manuaba,2010).
c) Antropometri
(1) Berat Badan
Tujuannya adalah mengetahui berat badan ibu
apakah mengalami kenaikan atau penurunan.
Kenaikan berat badan ibu hamil sampai akhir
kehamilan mencapai sekitar 10-14 kg (Manuaba,
2010).
(2) Tinggi Badan
Tinggi badan normal 145 cm bila kurang dari itu
dicurigai resiko panggul sempit (Saiffudin, 2009).
(3) LiLA (lingkar lengan atas)
Mencerminkan tumbuh dan perkembangan
jaringan lemak serta otot, menentukan status gizi
seorang ibu hamil. Ukuran LiLA normal minimal
23,5 cm (Depkes RI, 2010).
d) Tanda-tanda Vital
(1) Tekanan Darah : Tekanan darah normal
yaitu 120/80
mmHg(Benson, 2009).
(2) Suhu : Suhu normal tubuh yaitu
36,5-37,5 ˚C(Benson,
2009).
(3) Nadi : Frekuensi Nadi normal
untuk orang dewasa adalah
80-90x/menit
(Prawirohardjo, 2011).
(4) Pernafasan : Frekuensi pernafasan
normal orang dewasa
adalah 18-24x/menit
(Prawirohardjo, 2011).
e) Pemeriksaan Fisik
(1) Muka
Pada wajah, pipi dan leher biasanya mengalami
hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng
kehamilan atau cloasma gravidarum
(Prawirohardjo, 2011).
(2) Mata
Pada mata ibu hamil konjungtiva normal yaitu
merah muda , bila ditemukan konjungtiva pucat
mengarah pada anemia. Sklera normal berwarna
putih tidak kuning, bila ditemukan kuning
mengarah pada ikterik (Varney, 2010).
(3) Hidung
Rongga hidung bebas hambatan tidak ada
sinusitis maupun polip (Varney, 2010).
(4) Mulut
Bersih, tidak ada sekret, tidak ada
stomatitis/sariawan biasanya akan timbil epilips
(Varney, 2010).
(5) Leher
Kelenjar typoid dan getah bening ada
pembesaran tidak.
(6) Payudara
Payudara mengalami pembesaran dan
hiperpigmentasi pada areola dan putting
(Prawirohardjo, 2011).
(7) Abdomen
i) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi,
terdapat striae tidak, terdapat linea nigra
(Prawirohardjo, 2011).
ii) Pemeriksaan Leopold (Prawirohardjo,
2011)
(i) Leopold I : Tinggi fundus uteri
untuk usia kehamilan 28 minggu 3
jari diatas pusat, 32 minggu di
pertengahan pusat dan prossesus
xyphoideus(px), 36 minggu 3 jari di
bawah prossesus xyphoideus(px), 40
minggu pertengahan pusat dan
prossesus xyphoideus(px) dan teraba
bulat , lunak tidak melenting
(bokong).
(ii) Leopold II : Sisi kanan dan kiri ibu
teraba keras, memanjang seperti
papan atau teraba bagian bagian kecil
(punggung/ekstermitas tangan dan
kaki).
(iii) Leopold III : Bagian terendah janin
sudah masuk pintu atas panggul atau
belum(bulat, keras, melenting).
(iv) Leopold IV : Bagian terendah janin
apakah sudah masuk panggul
(divergen) atau belum masuk panggul
(konvergen).
iii) Auskultasi
Normalnya denyut jantung janin (DJJ) yaitu
120-160x/menit (Prawirohardjo, 2011).
(8) Ekstermitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedema
dan tidak ada varises (Prawirohardjo, 2011).
(9) Genetalia
Tidak ada varises, oedema, dan infeksi kelenjar
bartolini.
(10) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan
haemoglobin (Hb yang normal berkisar 10,5-
14,0 gr%) ultrasonografi (USG), protein urine
negatif, glukosa urin negatif (Prawirohardjo,
2011).
2) Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah
Kebidanan
a) A = Analisis
Diagnosa ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar noemnklatur
diagnosis kebidanan. Contoh penulisan diagnosa
misalnya Ny. J umur 22tahun G1P0A0 usia kehamilan
36 minggu dengan hamil normal.
b) Masalah dalam kehamilan trimester III biasanya ibu
merasa pegal-pegal , nyeri perut, kenceng-kenceng,
bengkak di kaki, sering buang air kecil (BAK),
Konstipasi/sembelit, sesak nafas, dan penurunan
libido (Walsh, 2009).
c) Kebutuhan (Pendidikan Kesehatan dan Konseling)
Tanda bahaya dan penyulit dalam kehamilan,
istirahat, makanan/nutrisi ibu, vaksin TT dan
perawatan payudara, Promosi persalinan tentang
program perencanaan penanganan dan pencegahan
komplikasi/P4K,perlengkapan yang dibutuhkan ibu
dan bayi, donor darah, keuangan, transporatasi serta
pendamping persalinan (Mochtar, 2011; Manuaba,
2010; Depkes, 2010).
B. PERSALINAN
A. Definisi Persalinan
Pesalinan normal menurut WHO (2010) adalah
persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah
pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentase
belakang kepala pada usia kehamilan (37-42 minggu)
lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi sehat.(Oktarina m dkk. 2016:2).Persalinan
adalah proses pengeluaran atau kelahiran hasil konsepsi yang
dapat hidup diluar uterus melalui vagina kedunia luar
(Sondakh, 2013:2)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap
norma apabila prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu) tanpa disertai penyulit.
Persalinan dimulai (inpartuu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis ) dan berakhir dengan lahirnya plasnta secara
lengkap.).
Dari kesimpulan di atas dapat di kemukakan bahwa
persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
cukup bulan, lahir secara spontan dengan presentasi belkang
kepala , dvisusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban dari tubuh ibu, tanpa komplikasi baik inu maupun
janin.
G. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase
aktif persalinan. Tujuan utama penggunaan partograf adalah
untuk mencapai hasil observasi dan kemajuan persalinan
dengan menilai pembukaan serviks melalui VT dan
mendeteksi dini adanya kemungkinan partus lama.partograf
ini digunakan baik pada primigravida atau multigravida.
(Fitriana Y, Nurwulandani W : 2017, h: 156)
1) Fungsi Partograf
Apabila digunakan secara tepat, partograf akan membantu
penolong persalinan untuk.
a) Mencatat kemajuan persalinan
b) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan
dan kelahiran
c) Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara
dini mengidentifikasi adanya penyulit.
2) Waktu pengisian partograf
Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat
proses persalinan telah berada dalam kala 1 fase aktif, yaitu saat
mulai terjadinya pembukaan serviks 4 sampai 10 dan berakhir
pada pemantauan kala II.
Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan
pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dicatat secara
terpisah, baik dicatatan kemajuan persalinan maupun di Buku
KIA atau Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan
waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan dalam
faselaten persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus
dicatatakan. (APN hal : 55).
3) Pengisian Lembar depan Partograf
Partograf dapat dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh
informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan
jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat obatan yang diberikan,
pemeriksaan laboatorium, keputusan klinik, dan asuhan atau
tindakan yang diberikan telah dicatat secara rinci sesuai dengan
cara pencatatan partograf. Berikut ini adalah hal hal yang dicatat
dalam partograf.
a) Informasi Tentang Ibu
Meliputi no register, Nama, Umur, G,P,A, Tanggal dan jam
kapan ibu ditangani oleh petugas.
b) Koordinasi janin
(1) DJJ (Kesehatan dan Kenyamanan Janin)
Menilai dan mencatat setiap 30 menit (lebih sering,
jika ada tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian
tersebut menunjukan waktu 30 menit, kisaran normal
DJJ tertera diantara di antara garis tebal angka 180 dan
100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila
DJJ dibawah 120 atau diatas 160. Beri tanda “●” pada
kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu titik denga
titik lainnya.
(2) Warna dan Adanya Ketuban
Warna ketuban dinilai setiap melakukan pemeriksaan
dalam, selain warna air ketuban, jika pecah. Catat temuan
dalam kontak yang sesuai di bawah lajur DJJ dan gunakan
lambang berikut.
U = ketuban utuh (belum pecah)
J = ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M = ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D = ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah
K = ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
(kering)
Mekonium dalam air ketuban selalu menunjukan gawat
janin. Apabila terdapat mekonium, pantau DJJ secar
seksama untuk mengenali tanda gawat janin (DJJ < 100
atau > 180 kali permenit) selama proses persalinan. Segera
lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan.
(3) Molase ( Penyusupan Kepala Janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa
jauh bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras
panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup
menunjukan kemungkinan adanya disproposi tulung
panggul (Cephalopelvic disproportionate) CPD. Setiap
kali melakukan
Pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin dan
catat temuan dibawah lajur air ketuban dengan
menggunakan lambang berikut ini.
(Sondakh:2013).
Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bisa
mengembangkan system alveoli. Selama dalam uterus
janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus
melalui paru-paru bayi. (Sembiring J.2017 h : 4).
d. Adaptasi Ginjal
1) Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir
disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler
glomerulus.
2) Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir
yang normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk
berespons terhadap stresor.
e. Adaptasi Hati
1) Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah
lahir , hati
2) Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial
untuk pembekuan darah.
3) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5
bulan kehidupan ekstrauterin, pada saat ini, bayi baru lahir
menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.
4) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak berkonjugasi yang
berksirkulasi, pigmen berasaal dari hemoglobin dan
dilepaskan bersamaaan dengan pemecahan sel-sel daah
merah.
5) Bilirubin tak terkonjuugasi dapat meninggalkan sistem
vaskular dan menembus jaringan ektravaskular lainnya
(misalnya : kulit, sklera, dan membran mukosa oral). Yang
mengakibatkan warna kuning yang disebut jaundice atau
ikterus .
f. Adaptasi Imun
a) Bayi baru lahir tidk dapat menembus organisme penyerang di
pintu masuk.
b) Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan
meningkatkan risikio infeksi pada bayi baru lahir.
1) Respon inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif
2) Fagositosis lambat.
3) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum
berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu.
4) Imunoglobulin A hilang hilang dari saluran pernapasan dan
perkemihan, kecuali jika bayi tersebut menyusu ASI, IgA juga
tidak terdapat dalam saluran GI.
c) Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
selama periode neonatus.
C. Penilaian APGAR
Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir dengan
menggunakan nilai APGAR. Penilaian berikutnya dilakukan pada
menit kelima dan kesepuluh. Penilaian ini untuk mengetahui apakah
bayi menderita asfiksia atau tidak.
Tabel 3.3
Penilaian Bayi dengan Metode APGAR
Scheering (ADS) 5 ml
ml.
c) Indikasi
tuberculosis.
d) Kontra indikasi:
e) Efek Samping