You are on page 1of 7

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web di SMK Kota

Surabaya
Hapsari Peni1*), Puput Wanarti2, Euis Ismayati3, Yuni Yamasari4
1
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. Email: hapsaripeni@gmail.com
2
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. Email: info@unesa.ac.id
3
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. Email: euis.ismayati@gmail.com
4
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Negeri Surabaya, Surbaya. Email: yamasari2000@yahoo.com
*) Alamat Korespondesi: Email: hapsaripeni@gmail.com

ABSTRACT
Based on preliminary studies on students SMK Kota Surabaya, facility to support the provision of e-learning
has indeed been developed, but the implementation is still not optimal. Learning is delivered still tend to use
conventional instructional media such as notes from the blackboard and media presentation software PowerPoint.
The utilization of information technology is still less effective and interactive because there are no moving images.
Especially in Physics, which basically requires understanding not only use the image but also simulation,
especially in magnetism. Simulation of magnets representing flux magnetic that can not be viewed in the real
human eye. Therefore, learning materials delivered so tend to be boring and less effective for students to
understand Physics.By implementing an instructional media-based on e-learning to the student. It was expected
to e-learning directly. The media can be easily accessed by students anywhere in the application form of
instructional media either on a PC or notebook. In addition, e-learning used responsive techniques so that e-
learning web can be accessed by mobile devices (such as smartphones) and ultimately to enhance students'
understanding of Subjects of Physics of magnetism.The research method to be used is the type of method research
and development (R & D). The population of this study was students of SMK Kota Surabaya. The sample was a
class XI student of SMK Negeri 5 Surabaya 2015-2016 school year.
Keywords: Instructional Media, E-learning, responsive web, mobile learning.

ABSTRAK
Berdasarkan pada studi pendahuluan pada siswa SMKN Kota Surabaya, fasilitas untuk mendukung
pengadaan e-learning memang telah dikembangkan, namun dalam implementasinya masih belum maksimal.
Pembelajaran yang disampaikan masih cenderung menggunakan media pembelajaran konvensional seperti
mencatat dari papan tulis dan media perangkat lunak presentasi Power Point, dalam pemanfaatan teknologi
informasi masih kurang efektif dan interaktif karena tidak ada gambar bergerak. Khususnya pada Mata Pelajaran
Fisika, yang pada dasarnya memerlukan pemahaman yang tidak hanya terpaku pada media pembelajaran yang
masih menggunakan gambar diam (non multimedia), karena pada dasarnya materi pelajaran Mata Pelajaran
Fisika tentang kemagnetan merupakan mata Pelajaran yang membutuhkan suatu simulasi alat atau magnet yang
dapat mewakili fluks pada magnet yang tidak dapat dilihat secara nyata oleh mata manusia. Oleh karena itu,
materi pembelajaran yang disampaikan jadi cenderung membosankan dan kurang efektif bagi siswa dalam
memahami materi pelajaran Mata Pelajaran Fisika tersebut. Dengan menerapkan media pembelajaran berbasis
e-learning kepada para siswa tersebut diharapkan e-learning ini secara langsung dapat diakses dengan mudah
oleh para siswa di mana saja dalam bentuk aplikasi media pembelajaran baik pada PC maupun notebook. Selain
itu, e-learning akan dibangun dengan teknik responsive web sehingga e-leaning akan bersifat mobile learning dan
bisa diakses oleh mobile device (seperti smartphone) dan pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa
pada Mata Pelajaran Fisika tentang kemagnetan. Metode penelitian yang akan digunakan adalah jenis metode
panelitian dan pengembangan (research and development (R & D)). Populasi penelitian pengembangan media
pembelajaran ini adalah siswa SMKN Kota Surabaya. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri
Kota Surabaya tahun pelajaran 2015-2016.
Kata Kunci : Media Pembelajaran, E-learning, responsive web, mobile learning.

1. PENDAHULUAN media pembelajaran akan tercapai informasi yang


Menurut Smaldino dan Russel[1], belajar adalah ditujukan kepada individu tersebut.
mengembangkan pengetahuan baru, keterampilan, dan Dengan adanya media pembelajaran, peserta didik
perilaku yang merupakan interaksi individu dengan dengan mudah memahami apa isi materi dari suatu
informasi dan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan definisi media
tidak hanya bersifat lunak, tetapi juga bersifat fisik, pembelajaran itu sendiri. Seperti yang dikemukakan
seperti jalan raya, televisi, komputer, dan lain oleh Briggs (dalam Arsyad[2]) bahwa media
sebagainya. Melihat pada definisi tersebut semakin pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
jelas bahwa belajar tidak terlepas dari sebuah interaksi isi atau materi pembelajaran, seperti: buku, film, video
antara individu dengan lingkungannya, dengan sebuah dan sebagainya. Kemudian sarana komunikasi dalam

53
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk 1.1 Media Pembelajaran
teknologi perangkat keras. Kata media berasal dari bahasa Latin dan
Dalam pelaksanaannya, Kemp & Dayton (dalam merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
Arsyad, 2013: 39) mengelompokkan media ke dalam secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòê
delapan jenis, yaitu media cetakan, media pajang, adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
overhead transparancies, rekaman audiotape, seri penerima pesan. Terdapat sedikit perbedaan yang
slide dan film strips, penyajian multi-image, rekaman dikemukakan oleh beberapa pakar pendidikan.
video dan film hidup, serta komputer. Sedangkan Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
dalam aplikasi teknologi saat ini, bahwa media yang Pendidikan (Association of Education and
mencakup hampir semua jenis media tersebut adalah Communication Technology/AECT) (dalam
implementasi dari media pembelajaran e-learning. Arsyad[2]) membatasi media sebagai segala bentuk dan
Berdasarkan pada studi pendahuluan pada siswa saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
SMKN Kota Surabaya, fasilitas untuk mendukung pesan atau informasi. Sedangkan menurut Gagne’ dan
pengadaan e-learning memang telah dikembangkan, Briggs (dalam Arsyad[2]) secara implisit mengatakan
namun dalam implementasinya masih belum bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara
maksimal. Pembelajaran yang disampaikan masih fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
cenderung menggunakan media pembelajaran pelajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
konvensional seperti mencatat dari papan tulis dan recorder, kaset, video kamera, video recorder, film,
media perangkat lunak presentasi Power Point, dalam slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
pemanfaatan teknologi informasi masih kurang efektif Media pembelajaran memiliki peran yang penting
dan interaktif karena tidak ada gambar bergerak. pada proses belajar dan mengajar itu sendiri,
Khususnya pada mata Pelajaran Fisika yang pada diantaranya ada beberapa macam kegunaan media
dasarnya memerlukan pemahaman yang tidak hanya pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang
terpaku pada media pembelajaran yang masih secara umum dijelaskan Arsyad[2] sebagai berikut: (a)
menggunakan gambar diam (non multimedia), karena memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
pada dasarnya materi pelajaran Fisika sebagian besar verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan
merupakan mata Pelajaran yang membutuhkan suatu belaka), (b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
simulasi alat contohnya magnet yang dapat mewakili daya indera, (c) penggunaan media pembelajaran
fluks pada magnet yang tidak dapat dilihat secara nyata secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
oleh mata manusia. Oleh karena itu, materi anak didik, (d) dengan sifat yang unik pada tiap siswa
pembelajaran yang disampaikan jadi cenderung ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
membosankan dan kurang efektif bagi siswa dalam yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
memahami materi pelajaran mata Pelajaran Fisika pembelajaran ditentukan sama untuk setiap siswa,
tersebut. Dengan menerapkan media pembelajaran maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana
berbasis e-learning kepada para siswa tersebut semuanya itu harus diatasi sendiri.
diharapkan e-learning ini secara langsung dapat Musfiqon[4] menyatakan bahwa para pakar media
diakses dengan mudah oleh para siswa di mana saja pembelajaran telah merumuskan kriteria-kriteria
dalam bentuk aplikasi media pembelajaran pada PC pemilihan media pembelajaran seperti berikut ini: (a)
ataupun notebook. Selain itu, e-learning yang akan kesesuaian dengan tujuan, (b) ketepatgunaan, (c)
dibangun menggunakan teknik responsive web keadaan peserta didik, (d) ketersediaan, (e)
sehingga e-leaning akan bersifat mobile learning yang keterampilan guru dan (f) mutu teknis
juga bisa diakses oleh mobile device (seperti
smartphone) dan pada akhirnya dapat meningkatkan 1.2 Macro Media Flash
pemahaman siswa pada mata Pelajaran Fisika tentang Menurut[5], Macromedia Flash adalah perangkat
kemagnetan. Definisi e-learning sendiri menurut Jaya lunak aplikasi untuk animasi yang digunakan untuk
Kumar C. Koran (dalam Hasbullah[3]) adalah sebagai Web. Dengan Macromedia Flash, web site dapat
sembarang pengajaran dan pembelajaran yang dilengkapi dengan beberapa macam animasi, sound,
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau intaraktif animasi dan lain-lain. Gambar hasil dari
internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, Macromedia Flash dapat diubah ke dalam format lain
interaksi, atau bimbingan. Saat ini semakin banyak untuk digunakan pada pembuatan desain web yang
pemrogram komputer mengembangkan perangkat tidak langsung mengadaptasi Flash. Seperti pada
lunak penyedia pembuatan aplikasi e-learning ini. perangkat lunak Adobe Flash yang memiliki fungsi
Diantaranya adalah perangkat lunak visual seperti C# sebagai penyedia pembuatan animasi berupa klip film
maupun adobe Flash (CS6) yang mempunyai yang kemudian dapat disusun dengan baik sebagai
lingkungan untuk pengembangan animasi dan lain media pembelajaran interaktif dan menarik bagi siswa.
sebagainya. Dengan perangkat lunak tersebut pendidik Dengan fitur-fitur antarmuka yang menarik, akan
dapat menggunakannya secara maksimal dalam menghasilkan format file media pembelajaran yang
menyusun konteks pelajaran yang akan diajarkan pada bersifat interaktif, di mana pada penyampaian suatu
peserta didik. materi terdapat audio visual di dalamnya, sehingga
pesan informasi yang disampaikan dapat tampil secara

54
menarik dan mudah dipahami oleh siswa atau peserta semua fenomena ini disebut sebagai variable
didik tersebut. penelitian. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel
penelitian yang akan diukur dengan menggunakan
2. METODE instrumen penelitian tersebut, diantaranya: (a) kualitas
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis media pembelajaran berbasis e-learning yang
metode panelitian dan pengembangan (research and diterapkan pada Mata Pelajaran Fisika Teknik, (b)
development (R & D)). Menurut Brog and Gall dalam efektifitas media pembelajaran berbasis e-learning
Sugiyono[6]) menyatakan bahwa penelitian dan yang diterapkan pada Mata Pelajaran Fisika Teknik
pengembangan, merupakan metode penelitian yang berdasarkan pada peningkatan hasil belajar siswa, (c)
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis e-
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan learning yang diterapkan pada Mata Pelajaran Fisika .
pembelajaran. Lebih lanjut menurut Seels & Richey
(dalam Mursid[7])menjelaskan bahwa penelitian
pengembangan merupakan studi yang sistematis
tentang perancangan, pengembangan pengevaluasian,
program pengajaran, proses dan produk yang harus
memenuhi kriterian konsistensi internal dan
keefektifan.
Tujuan dari panelitian dan pengembangan
menurut Ghufron[8] adalah menjembatani kesenjangan
antara sesuatu yang terjadi dalam penelitian
pendidikan dengan praktik pendidikan dan
menghasilkan produk penelitian yang dapat digunakan
untuk mengembangkan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara efektif. Sedangkan menurut Brog
and Gall[9] bahwa prosedur penelitian dan
pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan
utama, yaitu: pengembangan produk, menguji kualitas
dan efektifitas produk dalam mencapai tujuan. Dalam
penelitian ini akan meniliti tentang pengembangan
media pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar
efektifitas dan kelayakan media tersebut dalam proses
pembelajaran siswa SMKN Kota Surabaya penerapan
pada Mata Pelajaran Fisika tahun pelajaran 2015-
2016. Populasi penelitian pengembangan media
pembelajaran ini adalah siswa SMK Negeri Kota
Surabaya sebanyak 12 SMK Negeri. Sampel penelitian
ini adalah siswa SMK Negeri 5 Surabaya tahun
pelajaran 2015-2016.
Dengan menggunakan metode panelitian dan
pengembangan terdapat langkah-langkah yang Gambar 1. Blok Diagram Langkah-langkah Panelitian
membedakannya dengan pendekatan penelitian yang dan Pengembangan
lain. Menurut[9] terdapat 4 ciri utama panelitian dan Jadi terdapat tiga variabel penelitian sebagai dasar
pengembangan, yaitu: mempelajari hasil penelitian pembuatan metode dan instrumen yang digunakan
yang berhubungan dengan produk yang akan sebagai studi penelitian terhadap media pembelajaran
dikembangkan, mengembangkan produk hasil temuan, e-learning tersebut.
area pengujian dalam pengaturan yang di mana hal itu Menurut[10] ada dua macam kisi-kisi yang harus
akan digunakan nantinya, dan merevisinya untuk disusun oleh seorang peneliti sebelum menyusun
memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap instrumen, yaitu: kisi-kisi umum dan kisi-kisi khusus.
uji coba lapangan.dalam penelitian ini peneliti Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk
menringkas langkah-langkah tersebut menjadi lima menggambarkan semua variable yang diukur dan
langkah prosedur penelitian dan pengembangan media dilengkapi dengan semua sumber data, metode, dan
pembelajaran e-learning seperti pada gambar 1. instrumen yang mungkin dapat dipakai. Sedangkan
1. Metode dan instrumen penelitian merupakan kisi-kisi khusus merupakan kisi-kisi yang dibuat untuk
salah satu aspek terpenting dalam suatu penelitian menggambarkan rancangan butir-butir yang akan
R&D ini. Menurut[10], metode penelitian adalah cara disusun untuk suatu instrumen.
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan Berikut akan digambarkan kisi-kisi umum pada
data penelitiannya. Sedangkan instrumen menurut[6] penelitian pengembangan media pembelajaran e-
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena learning seperti yang tertera pada Tabel 1 berikut ini.
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik

55
Tabel 1. Metode & Instrumen Penelitian Gambar 2 Tampilan Halaman Utama e-Learning
Tampilan halaman utama dismartphone
Sumber diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Hal ini
No. Variabel Metode Instrumen
Data
menunjukkan bahwa e-Leaning yang dibangun
1 Kualitas - Media Angket Lembar bersifat responsive.
media pembelaja validasi
pembelajara ran e- kualitas
n berbasis learning media e-
e-learning - Dosen learning
yang penilai tersebut
diterapkan media sebagai
pada Mata - Dosen media
PelajaranFis penilai pembelajara
ika Teknik materi n berupa
angket dan
skala
bertingkat
2 Efektifitas - Media -Angket Lembar
media pembelaja -Hasil angket
pembelajara ran e- Belajar efektifitas
n berbasis learning media
e-learning - Dosen pembelajara
yang penilai n e-
diterapkan media learning
pada Mata - Dosen Hasil
PelajaranFis penilai Evaluasi
Gambar 3 Tampilan Halaman Utama yang telah
ika materi Siswa mengadopsi resposive mobile learning
Teknikberd Menu pilihan pada e-Learning yang dibangun
asarkan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Pada tampilan
pada terlihat bahwa masing-masing tingkatan kelas
peningkatan
hasil belajar menempuh 2 semester dan setiap semester terdiri dari
siswa beberapa pelajaran. Untuk prodi listrik terdapat mata
3 Respon - Media Angket Lembar pelajaran fisika teknik dan akan membahas medan
siswa pembelaja angket magnet pada pertemuan ke IX. Tampilan diperlihatkan
terhadap ran e- respon
media learning siswa pada gambar dibawah ini.
pembelajara - Guru dan terhadap
n berbasis siswa penerapan
e-learning kelas XI media e-
yang SMKN learning
diterapkan Kota tersebut
pada Mata Surabaya sebagai
PelajaranFis media
ika 1 pembelajara
n berupa
angket dan
skala
bertingkat

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Terkait dengan materi dan media pembelajaran
yang telah dibangun, maka halaman utama e-Learning
SMKN Surabaya difokuskan terhadap beberapa
SMKN yang memiliki prodi Listrik.yaitu SMKN 5. Gambar 4 Menu Pilihan Pada website
Menu pilihan ketika e-Learning diakses pada
smartphone yang diperlihatkan pada gambar dibawah
ini. Hal ini menunjukkan bahwa e-Leaning yang
dibangun bersifat responsive.

56
Gambar 5. Menu pilihan pada smartphone

Tampilan dibawah ini akan muncul ketika link


Gambar 7 Tampilan Materi pada Smartphone
materi pada pertemuan IX mata pelajaran fisika teknik
ditekan oleh user.
Tampilan dibawah ini memperlihatkan bahwa ada
forum interaksi antara guru dan siswa, ketika siswa
ingin memperjelas materi yang disampaikan oleh guru
diluar jam tatap muka.

Gambar 6 Tampilan Materi pada Wessite

Tampilan materi ketika e-Learning diakses pada 8. Tampilan forum interaktif guru dan murid
smartphone yang diperlihatkan pada gambar dibawah
ini. Hal ini menunjukkan bahwa e-Leaning yang Tampilan forum ketika e-Learning diakses pada
dibangun bersifat responsive. smartphone yang diperlihatkan pada gambar dibawah
ini. Hal ini menunjukkan bahwa e-Leaning yang
dibangun bersifat responsive.

57
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan definisi media
pembelajaran menurut Munadi[11] yaitu bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media pembelajaran e-learning
pembelajaran Fisika, materi medan magnet dan hukum
faraday mudah dipahami dan efektif untuk
pembelajaran mata pelajaran Fisika .
5. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Smaldino, Sharon E. & James D. Russel, (2011).
Instructional Teknologi and Media for Learning.
Yogyakarta: Prenada Media Group.
Gambar 9 Tampilan Forum interaktif pada
smartphone [2] Arsyad, Azhar, (2013). Media Pembelajaran.
Berdasarkan validasi kelayakan dari masing- Jakarta: Rajawali Press, hlm. 3-4, 29,
masing aspek kualitas media pembelajaran oleh ahli [3] Hasbullah, (2006). Implementasi E-Learning Dalam
materi dan ahli media, secara keseluruhan diperoleh Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi
rata-rata persentase kualitas media pembelajaran (Proceeding). SNPTE 2006. Yogyakarta:UNY, hlm.
sebesar 87,4 %. Hal ini berarti bahwa media 5.
pembelajaran e-learning berada pada kategori [4] Musfiqon, HM, (2012). Media dan Sumber
interpretasi skala penilaian kualitas sangat layak Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka, 118.
menurut penilaian pakar media. [5] Sutopo, Hadi, (2000). Macromedia Flash. [online].
Validasi media pada aspek isi materi media
mendapatkan persentase kriteria media yang sangat [6] Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
efektif. Kategori tersebut diperoleh berdasarkan tiga
Bandung: Alfabeta, hlm. 9.
belas butir pernyataan yang berkaitan tentang isi
materi media. Oleh karena itu, media yang [7] Mursid, R., (2013). “Pengembangan Model
dikembangkan termasuk dalam media yang sangat Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi
efektif digunakan sebagai media pembelajaran. Berorientasi Produksi”. Dalam Cakrawala
Pendidikan. (Th.XXXII, No.1). Medan, hlm. 30.
Dari hasil penilaian validasi secara umum pada
variabel efektifitas media pembelajaran e-learning, [8] Ghufron, Anik, (2011). “Pendekatan Penelitian dan
dapat diketahui rata-rata presentase efektifitas media Pengembangan (R&D) di Bidang Pendidikan dan
adalah 86%. Hal ini menunjukkan bahwa media Pembelajaran”. Dalam http://staff.uny.ac.id/sites/
default/files/HAND%20OUT%20MODEL%20%20R
pembelajaran e-learning berada pada kategori
%20&%20D.pdf. 26 November.
interpretasi skala penilaian sangat efektif menurut
penilaian ahli materi. [9] Borg, W. R. & Gall, M. D., (1983). Education
Berikut merupakan penjelasan hasil respon siswa research: an instrucduction (4th ed). New York:
Longman Inc.
dengan penilaian terhadap setiap aspek yang termasuk
dalam kategori penggunaan media pembelajaran [10] Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian: Suatu
berbasis e-learning pada mata pelajaran Fisika . Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 201,
Beberapa aspek tersebut diantaranya adalah format 203.
media, isi media, bahasa yang digunakan media, [11] Munadi, Yudhi, (2012). Media Pembelajaran.
kemudahan pengoperasian media, dan sikap siswa Jakarta: Gaung Persada Press.
terhadap penggunaan media pembelajaran e-learning. [12] Amri, Sofan, (2013). Pengembangan dan Model
Dari hasil penilaian validasi secara umum pada Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
variabel respon siswa terhadap media pembelajaran e- Prestasi Pustaka.
learning, dapat diketahui rata-rata presentase respon [13] Arikunto, S., (2010). Dasar-dasar Evaluasi
media adalah 84,13%. Hal ini bahwa media tersebut Pendidikan. Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
memperoleh tanggapan yang sangat baik dari siswa.
Dalam tanggapan siswa yang sangat baik, media [14] Lee, Wei-Meng, (2011). Android™ 4 Application
Development Published by John Wiley & Sons, Inc.
pembelajaran e-learning tersebut dapat disimpulkan
bahwa 84,3% siswa senang terhadap penggunaan [15] Bates, A. W., (1995). Technology, Open Learning
media pembelajaran e-learning sebagai media and Distance Education. London: Routledge.

58
[16] Clark, Ruth Colvin dan Richard E. Mayer, (2008). E-
Learning and the Science of Instruction. Thrid
edition. United States: Pfeiffer.
[17] Darwanto, (2007). Televisi Sebagai Media
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
[18] Hamalik, Oemar, (1994). Media Pendidikan.
(cetakan ke-7). Bandung: Penerbit Citra Aditya Bakti.
[19] Hendratman, Hendi, (2011). The Magic of
Macromedia Director. Bandung: Informatika.
[20] Holmes, Bryn & Gardner, J., (2006). E-Learning:
Concepts and Practice. United States : Pine Forge
Press
[21] Kamarga, Hanny, (2002). Belajar Sejarah melalui e-
learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi
Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.
[22] Koran, Jaya Kumar C., (2002). Aplikasi E-Learning
dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah
Malaysia. (8 November 2002).
[22] Kusanti, Jani. (2013). Modul Flash 8. [online].
(http://kusanti04.files.wordpress.com/2009/11/modul-
flash-8.pdf, diakses tanggal 25 Mei 2013).
[23] Nurtantio, Pulung, (2013). Kreasikan Animasi-mu
dengan Adobe Flash dalam Membuat Sistem
Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[24] Prosser, Michael & Keith Trigwell, (1999).
Understanding Learning and Teaching.
Philadelphia: Open University.
[25] Republik Indonesia, (2003). Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
[26] Rokhim, Moch, (2010). Pengembangan Media
Pembelajaran Dengan Model Computer Assisted
Instruction (CAI) Pada Materi Fisika Optik Di
Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri
Surabaya. Skripsi yang tidak dipublikasikan:
Universitas Negeri Surabaya.
[27] Sadiman, Arief S, dkk. (2010). Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Rajawali Pers.
[27] Sadiman, Arief S. dkk., (1986). Seri Pustaka
Teknologi Pendidikan No.6 Media Pendidikan.
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta : CV Rajawali.
[28] Saputro, Febrianto D., (2012). Pengembangan Media
Pembelajaran Menggunakan Model Computer
Based Instruction (Cbi) Pada Materi Fisika
Gelombang. Skripsi yang tidak dipublikasikan:
Universitas Negeri Surabaya.
[29] Setiawan, Denny, (2011). Komputer dan Media
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
[30] Sudrajat, Akhmad, (2008). Media Pembelajaran.
[online]. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/
01/12/konsep-media-pembelajaran/, diakses tanggal 4
April 2013).
[31] (http://www.oocities.org/topaz_art/course_txt/flash/
chap01.pdf, diakses tanggal 25 Mei 2013).

59

You might also like