Professional Documents
Culture Documents
AKUNTANSI MUDHARABAH
Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah “Ekonomi Mikro Islam”
Dosen Pengampu:
Moh. Idil Ghufron, M.E.I
Oleh:
1. Holifatul Muhaddibah
2. Black Pink
3. Kamfret
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan transaksi Mudharabah.
2. Mengetahui bagaimana landasan hukum dalam transaksi mudharabah
3. Mengetahui bagaimana prinsip-prinsip transaksi Mudharabah.
4. Mengetahui contoh-contoh aplikasi Akuntasni Mudharabah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mudharabah
Investasi mudharabah adalah pembiyaayan yang disalurkan oleh Bank syari’ah kepada
pihak lain untuk satu usaha yang produktif. Secara bahasa Mudharabah berasal dari
kata Dharb yang artinya melakukan perjalanan yang umumnya untuk berniaga. Dalam
pengertian ini, qiradh adalah pemilik modal memotong sebagai hartanya untuk diserahkan
kepada pengelola modal, dan ia juga akan memotong hasil usahanya. Secara tekhnik, Antonio
(2001) mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
piahak pertama (sahibul maal) menyediakan modal 100%, sedang pihak yang lainnya menjadi
pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabahdibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Yahya
dkk, 2009).
Jenis-Jenis Mudharabah
Ketentuan Syar’i Mudharabah Menurut PASAK 105, kontrak mudharabah dapat dibagi
atas tiga jenis, yaitu Mudharabah Muqayyadah, mudharabah muthlaqah, mudharabah
musytrakah (Wiyono, 2005).
1. Mudharabah Muqayyadah
Merupakan akad perjanjian antara dua belah pihak yaitu Sahibul Maal danmudharib,
yang mana Sahibul Maal menyerahkan sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan
kepada mudharib untuk mengelola usaha hanya sesuai dengan prinsip syari’ah. Sahibul
Maal tidak memberi batasan usaha, waktu yang diperlukan, setartegi pemasarannya, serta
wilayah bisnis yang dilakukan.
2. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Mutlaqah adalah akad mudharabah dimana Sahibul Maal memberikan
kebebasan kepada pengelola dana (mudharib) dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah
Mutlaqah dapat disebut dengan investasi dari pemilik dana kepada bank syari’ah, dan bukan
merupakan kewajiban atau ekuitas bank syari’ah.
Bank syari’ah tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikannya apabila terjadi
kerugian atas pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai
Mudharib. Namun sebaliknya, dalam hal bank syari’ah wajib mengganti semua dana investasi
mudharabah mutlaqah. Jenis investasi Mudhrabah Mutlaqahdalam aplikasi perbankan syari’ah
dapat ditawarkan dalam bentuk tabungan dan deposito.
Merupakan akad kerjasama natara dua pihak dimana pihak pertama sebagai pemilik
dana (sahibul maal) dan pihak kesua sebagai pengelola dana (mudharib). Sahibul Maal
menginvestasikan dananya kepada Mudharib, dan memberi batasan atas penggunaan dana
yang diinvestasikannya, batasnya antara lain tentang (Ismail, 2011)
a) Tempat dan cara berinvestasi
b) Jenis investasi
c) Objek investasi
d) Jangka waktu.
3. Mudharabah Musytarakah
Mudharabah yang pengelola dananya turut menyertakan modal atau dananya dalam
kerja sama investasi.
Diawal kerjasama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal
100% dari pemilik dana, setelah berjalannya oprasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan
kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha
tersebut dan akadnya disebut Mudharabah Musytrarakah (merupakan perpaduan antara akad
Mudharabah dan akad Musyarakah).
Ketentuan bagi hasil untuk akad ini dapat dilakukan dengan 2 pendekatan (PASAK
105 par 34) yaitu:
a) Hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai nisbah yang
disepakati, selanjutnya bagi hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut
dibagi antara pengelola dana (sebagi musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi
modal masing-masing, atau
b) Hasil investasi dibagi antar pengelola dana dan pemilik dana sesui porsi modal masing-
masing, selanjutnya bagi hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut di
bagi antar pengelola dana dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. Jika
terjadi kerugian investasi, maka kerugian dibagi sesuai porsi modal para musytarik.
c. Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai karena rusak, hilang, atau
faktor lain yang bukan kelainan atau kesalahan pihak pengelola dana, penurunan nilai
tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi mudharabah.
d. Jika sebagai investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian
atau kesalahan pengelola dana, kerugian tersebut diperhitungkan ada saat bagi hasil.
Rekening Debet Kredit
Kas xxx
Kerugian investasi Mudharabah xxx
Pendapatan Bagi hasil xxx
Mudharabah
e. Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha mudharabah
diterima oleh nasabah.
f. Dalam investasi mudharabah, jika yang diberikan dalam bentuk barang (nonkas) dan barang
tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif
dalam kegiatan usaha mudharabah, kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah
investasi namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil.
g. Kelalaian atas kesalahan nasabah, antara lain, ditunjukan oleh (a) persyaratan yang
ditentukan dalam akad tidak dipenuhi; (b) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force
majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad; atau (c) hasil keputusan dari
institusi yang berwenang.
h. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh
nasabah, investasi mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.
Rekening Debet Kredit
Piutang Jatuh Tempo xxx
Investasi Mudharabah xxx
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah, dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Muhammad, Rifqi. 2008. Akuntansi Keuangan Syariah. Yogyakarta: P3EI.
Yahya, Rizaal dkk. 2009. Akutansi Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
Yulianti, Rahmani Timorita. 2008. Asas-Asas Perjanjian (Akad) dalam Hukum Kontrak Syari’ah.
Journal La_Riba, Vol. II. No. 1 Tahun 2008; 91-107.
Suwiknyo, Dwi. 2010. Pengantar Akuntansi Syariah Lengkap Dengan Kasus-Kasus Penerapan
Syariah Untuk Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiyono, Slemet. 2005. Cara Mudah Memahami Akutansi Perbankan Syari’ah. Jakarta: Grasindo.