Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Defenisi
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya.
1.2 Etiologi
a) Obesitas
b) Diet tinggi lemak dan rendah serat
c) Kurang gerak badan
1.3 Patofisiologi
1. Diabetes Tipe I
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
15
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial
(sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
keluhan klasik.
16
glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan
khusus.
termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh tentang
b) Terapi farmakologis
dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari
17
Berdasarkan keparahan penyakit, OHO dibagi menjadi 2 golongan:
glinid
1. Penghambat glukoneogenesis
mual.
a. Sulfonilurea
utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang. Untuk
keadaaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang
b. Glinid
18
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan
secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Obat ini dapat
c) Injeksi
1. Insulin
ketosis
- Ketoasidosis diabetic
d) Terapi Kombinasi
19
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah,
glukosa darah.
adalah kombinasi OHO dan insulin basal (insulin kerja menengah atau
insulin kerja panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur
(Nathan, 2009).
dengan adanya tanda dan gejala asidosis dan plasma keton(+) kuat.
peningkatan anion.
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-
2012).
Catatan:
20
3. Hipoglikemia
mg/dL
dan insulin.
BAB II
PATIENT DATABASE
21
2.1 Identitas Pasien
No RM : 00807XXX
Nama pasien : Ny. WL
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Status pasien : BPJS non PBI
Tanggal masuk : 08 Oktober 2014 Jam : 09.21
DPJP : Dr. IK
Perawat : Sr. Winda
1.1 Anamnesa
Jenis pemeriksaan
8-10-14 9-10-14 10-10-14 11-10-14
fisik
86
Nadi (x/menit) 84 89 87
22
Suhu badan (°C) 36,1
36,5 37 37
RR (x/menit)
18 20 18 18
23
Nama Obat Regimen Rute 8/10 9/10 10/10 11/10 12/10
Glunerorm 1x1 PO 6 6 6 6 6
Simarc 2 1 x 1/2 PO 24 24 24 24 24
Simvastatin 1x1 PO 24 24 24 24 24
Metformin 2x1 PO R/ 12/24 12/24 12/24 12/24
Digoxin 1x1 PO 24 6 6 6 6
Nitrokaf 2x1 PO 24 6 6 6 6
CPG
1x1 PO R/ 6 6 6 6
75 mg
Furosemid 1 x 1/2 PO R/ 6 6 6 6
ISDN 5 mg KP PO
Valium KP PO
Magalat syr 3x1 PO R/ 6/12/18 6/12/18 6/-/18
Mucosta 3x1 PO R/ 612/18 6/12/18 6/12/18 6/12/-
Prazotec 30 2x1 PO R/ 18 12/18 12/18 12/18
Rantin 2x1 Inj 12/24 12/24 12/24 12/24 12/24
Ondancetron 1x1 Inj 12 12 12 12 12
3 Tepat dosis √
4 Tepat frekuensi √
5 Tepat pemberian √
6 Duplikasi √
7 Interaksi obat √
8 Kontraindikasi √
9 Alergi
24 obat √
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien Ny.W umur 55 tahun masuk di RSIJ Cempaka Putih pada tanggal
08 Oktober 2014. Pasien datang dengan surat pengantar dari RSCM, pasien
mengeluh mual (+), muntah 3 hari, demam (-), tidak nafsu makan, nyeri ulu hati,
hiperglikemik.
25
Adapun terapi yang diberikan selama dirawat yaitu glunerorm sebagai
metformin obat golongan biguanid untuk diabetes mellitus, digoxin obat golongan
glikosida jantung untuk mengobati jika terjadi gejala jantung , Nitrokaf untuk
sebagai diuretic untuk mencegah adanya udem, magalat syr golongan antasida
untuk ulkus peptik, mucosta untuk obat ulkus selalu dikombinasi dengan
golongan PPI, prazotec golongan PPI , rantin golongan H2 bloker untuk obat
hiperglikemik pada tanggal 8 Oktober 2014 dimana glukosa darah sewaktu yaitu
525 mg/dl diatas normal (70-200 mg/dl) dan tanggal 9 glukosa darah sewaktunya
pada pukul 23.00 yaitu 512 mg/dl, dan pada pukul 17 adalah 357 mg/dl serta
pada pukul 05 yaitu 270 mg/dl. Dalam keadaan normal yaitu pada tanggal 10 dan
11 Oktober 2014.
2. Tidak tepat regimen yaitu obat magalat dan mucosta tidak diberikan, dengan
seharusnya 3x1tablet/hari
26
3. Tidak tepat pemberian yaitu pada obat prazotec dan glunerorm seharusnya
dosis terapeutik.
yang mengancam kehidupan yang disebut asidosis laktat, Hal ini dapat
lambat, nyeri otot, sesak napas, sakit perut, merasa pusing dan pingsan).
27
toksisitas. Direkomendasikan mendapatkan pemantauan terapi
darah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
adanya DRP (Drug Related Problem) berupa pemberian obat yang tidak tepat,
tidak tepat dosis, dan interaksi obat yang dapat merugikan pasien.
B. Saran
28
Kadar glukosa darah perlu dipantau secara rutin, serta dilakukan
pemeriksaan glukosa darah (puasa) dan glukosa darah (2 jam PP) setiap hari.
Diperlukan adanya interval waktu pemberian obat untuk obat-obat yang saling
berinteraksi.
DAFTAR PUSTAKA
BNF 61, 2011. Britsh National Formulary 61 March 2011 Pharmaceutical Press:
London
Dipiro, Joseph T., et. al., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach
7th Edition, McGraw Hill, New York.
Nathan, Buse, Davidson, et al. Medical Management of Hyperglycemia in Thype
2 Diabetes,: a Consensus Algorithm for Initiation and Adjustment of
Therapi. (2009). Diabetes Care 32, 193-203
29
N K. E, Wayuni, dkk, 2012. Fektifitas Biaya Penggunaan Terapi kombinasi
Insulin dan OHO pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di
RSUD Wangaya. Diakses 10 maret 2013
PERKENI. 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus
Tipe2 di Indonesia 2011. PB PERKENI. Jakarta.
Tan, Pinem, dkk, 2012. Appropriateness Of Prescribing Oral Hypoglycemic
Drugs In Diabetes Mellitus Type 2 According To Perkeni Consensus 2011 In
Outpatient Clinic Of Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung 2012.
Diakses 11 maret 2013
UK Renal Pharmacy Group, 2009, Renal Drug Handbook Third Edition, Radcliffe
publishing Oxford. New York
World Health Organization (1985). Definition and diagnosis of Diabetes Mellitus
and intermediate hyperglycemia. Geneva, Switzerland,IDF
Kasus III
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Defenisi
30
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari rahim ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu ), lahir spontan
1.2 Etiologi
uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor –
lain :
31
sebagai penenang bagi otot – otot uterus dan akan menyebabkan
turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar
dikeluarkan.
d. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
menjadi degenerasi.
e. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang
akan timbul.
f. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan :
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis
1). Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
kentara.
32
2). Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.
3). Perasaan sering – sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung
4). Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi
5). Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga
1.4 Klasifikasi
a. Persalinan kala I
Menurut azwar (2004), persalinan kala I adalah pembukaan yang
(10 cm) sampai bayi lahir. Pada primigravida berlangsung 2 jam dan pada
kuat, cepat dan lebih lama, kira – kira 2 -3 menit sekali. Kepala janin
telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot
Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air bersih,
33
melewati perineum. Setelah his istriadat sebentar, maka his akan mulai
(mochtar, 1998). Di mulai segera setelah bayi baru lahir samapi lahirnya
BAB II
PATIENT DATABASE
No RM : 00 426
Nama pasien : Ny. Sr
Umur : 33 tahun
Tinggi/BB : 155 cm/69 kg
Jenis kelamin : Wanita
Status pasien : BPJS
Tanggal masuk : 23 September 2014 Jam : 04.05
DPJP : Dr. Hm
Perawat : Fatimah, AMK
34
2.2 Anamnesa
Nadi (x/menit) 80 80 84 87
Suhu badan (°C) 36 36,5 37 36,5
Laju pernafasan (x/menit) 20 18 20 20
Tekanan darah (mmHg) 130/80 110/80 110/70 120/90 1
35
Hematologi Rutin Nilai Normal 23-9-14
Hemoglobin 11,7 – 15,5 L 10,3
Leukosit 3.60 - 11 H 15,09
Hematokrit 35 – 47 L 29
Trombosit 150 – 440 330
Eritrosit 3.80 – 5.20 L 3.36
GDS 70-200 155
Urin sewaktu Negatif Negatif
Warna urin Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Agak keruh
Leukosit 0-5 4-6/LPB
Silinder Negatif Negatif
Sel epitel (1+) Gepeng(1+)
Cristal oksalat Negatif (+) Ca. oksalat
pH 5-7 6
Darah samar (Hb) Negatif (1+)
Urobilinogen (mg/dl) 0,2 - 1 0,2
Terfacef 1 g 1x1 IV 19 19 22 22
36
Dexamethasone 1 x 12 (2 hari) IV 6 6
3 Tepat dosis √
4 Tepat frekuensi √
5 Tepat √
pemberian
6 Duplikasi √
7 Interaksi obat √
8 Kontraindikasi √
9 Alergi obat √
BAB III
37
PEMBAHASAN
Ferritrin sebagai nutrisi tambahan untuk ibu hamil dan laktasi, terutama untuk
Folamil genio sebagai multivitamin dan mineral selama masa kehamilan dan
atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), meningitis (radang selaput
selaput perut), tulang, sendi, dan jaringan lunak, pencegahan infeksi pada
nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang,
sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, dan infeksi pada pasien
operasi.
Dexamethasone digunakan sebagai glucocorticoid khususnya untuk anti
38
Berdasarkan literatur, pemberian obat kepada pasien tidak rasional karena
menimbulkan DRP (Drug Related Problem) yaitu adanya duplikasi obat yaitu
direkomendasikan dalam pemilihan obat agar tidak terjadi duplikasi obat karena
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
39
B. Saran
agar tidak diberikan obat yang mempunyai komposisi sama dalam bentuk rute
yang sama dan waktu pemberian sama karena hal tersebut dapat menyebabkan
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Iis Sinsin. (2004). Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: Alex Media.
40
Kasus IV
BAB I
1.1 Definisi
tertutup. Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/
1.2 Etiologi
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan
41
yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut (Giri Made
Kusala, 2009)
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini
disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh
perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia.
42
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
1.3 Patofisiologi
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat
buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus
kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu
abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana
kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,
yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena
menyebabkan ganggren.
1.4 Klasifikasi
43
a. Berdasarkan Letaknya :
bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan
mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul
kembali.
44
eksterna yang mudah mengecil bila pasientidur. Karena besarnya
ireponibilis.
2. Femoral
3. Umbilikal
terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara. Tipe hernia ini
terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara
45
tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah
prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak
dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini
tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka
biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bilaprosesus terbuka terus
1. Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus
keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2. Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri
46
perlekatan karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda
sumbatan usus.
penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata
berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut
1.5 Komplikasi
Hernia berulang,
47
BAB II
PATIENT DATABASE
No RM : 00849XXX
Nama pasien : Ny. SK
Umur : 59 tahun
Tinggi/BB : 153 cm/52 kg
Jenis kelamin : Wanita
Status pasien : BPJS
Tanggal masuk : 12 Oktober 2014 Jam :
13.10
DPJP : Dr. Ar
Perawat : Sr. Amina, AMK
2.2 Anamnesa
48
Pemeriksaan Pemeriksaan Laboraturium:
penunjang - RÖ Thorax
- Pemeriksaan urine lengkap
- Pemeriksaan darah lengkap
49
2.5 Penggunaan Terapi Obat
Amlodipin 1x1 PO 12 6 6 6 6
Keterangan : S = Stop
1 Tepat pasien √
2 Tepat indikasi √
3 Tepat dosis √
50
4 Tepat frekuensi √
5 Tepat pemberian √
6 Duplikasi √
7 Interaksi obat √
8 Kontraindikasi √
9 Alergi obat √
BAB III
PEMBAHASAN
rantin (ranitidine HCl) sebagai anti ulcer, novalgin (natrium metamizol) sebagai
menimbulkan DRP (Drug Related Problem) yaitu tidak tepat frekwensi pada
diberikan 1 x 1/hari.
51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
adanya DRP (Drug Related Problem) berupa tidak tepat frekwensi sehingga
B. Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
BNF 61, 2011. Britsh National Formulary 61 March 2011 Pharmaceutical Press:
London
Dipiro, Joseph T., et. al., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach
7th Edition, McGraw Hill, New York.
Kusala, Giri Made, R, Wim de Jong 2009. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2.
Jakarta : EGC
Kasus V
BAB I
PENDAHULUAN
53
1.1 Definisi
disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan
tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang
otak. Stroke atau Cerebro Vasculer Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak ( Brunner
1.2 Etiologi
c. Merokok
54
d. Riwayat keluarga dengan stroke
e. Lanjut usia
aliran darah.
perdarahan.
1.4 Klasifikasi
(Misbach, 1999).
2. Trombosis serebri
55
3. Emboli serebri
1. Perdarahan intraserebral
2. Perdarahan subarakhnoid
1.4 Patofisiologi
56
gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh
b. Stroke hemoragik
57
BAB II
PATIENT DATABASE
No RM : 00 602
Nama pasien : Ny. SN
Alamat : Jl. Aspol 0408 Bekasi Selatan
Umur : 55 tahun
Tinggi/BB : 160 cm / 90 kg
Jenis kelamin : Wanita
Status pasien : BPJS
Tanggal masuk : 17 November 2014 Jam :
16.15
DPJP : Dr. Wn
Perawat : Sr.Dia N, AMK
2.2 Anamnesa
58
- Pemeriksaan darah lengkap
59
2.5 Penggunaan Terapi Obat
3 Tepat dosis √
4 Tepat frekuensi √
5 Tepat pemberian √
6 Duplikasi √
7 Interaksi obat √
8 Kontraindikasi √
60
9 Alergi obat √
BAB III
PEMBAHASAN
Terapi yang diberikan selama dirawat yaitu episan syr sebagai terapi ulkus,
sebagai terapi tukak lambung, farmadol sebagai terapi nyeri, methycobal sebagai
vitamin, nicholin sebagai terapi stroke, vascon sebagai terapi hipotensi, farbivent
sebagai terapi hipokalemia, intrakonazol sebagai terapi antifungi untuk dada dan
terapi antipiretik.
tablet/hari
61
kejang. Direkomendasikan dalam pemberian obat diberikan interval
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
adanya DRP (Drug Related Problem) berupa tidak tepat frekwensi dan adanya
interaksi obat.
B. Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Sudart Andersen Z.J., Olsen T.S, 2008. Age and Gender Specific
Prevalence of Cardiovascular Risk Factors in 40102 Patients With First-Ever
Ischemic Stroke
Predossi, A.A., 1999. Acute Ischemic Stroke. In: Harrigan, M.R., & Deveikis, J.P.,
ed. Handbook of Cerebrovascular Disease & Neurointerventional Technique.
New York: Humana Press
BNF 61, 2011. Britsh National Formulary 61 March 2011 Pharmaceutical Press:
London
Dipiro, Joseph T., et. al., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach
7th Edition, McGraw Hill, New York
Misbach, P., Scarborough,P., Smeeton, N.C., and Allender, S., 1999. The
Incidence of All Stroke and Stroke Subtype in The United Kingdom, 1985 to
2008: A Systematic Review. BMC Public Health
63