Professional Documents
Culture Documents
2018
Rinawati
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12302
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN SOCIAL ENGAGEMENT DENGAN FUNGSI KOGNITIF
PASIEN PASCA STROKE DI RSUD Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
TESIS
Oleh
RINAWATI
137046046 / KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1
Universitas Sumatera Utara
THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL ENGAGEMENT AND
COGNITIVE FUNCTION IN POST-STROKE PATIENTS AT
RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
THESIS
By
RINAWATI
167046049 / SURGICAL MEDICAL NURSING
2
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN SOCIAL ENGAGEMENT DENGAN FUNGSI KOGNITIF
PASIEN PASCA STROKE DI RSUD Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
TESIS
Oleh
RINAWATI
137046046 / KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
3
Universitas Sumatera Utara
4
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji
Pada Tanggal 26 Juli 2018
5
Universitas Sumatera Utara
6
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis : Hubungan Social Engagement dengan Fungsi Kognitif
pada Pasien Pasca Stroke di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Nama Mahasiswa : Rinawati
Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan
Minat Studi : Keperawatan Medikal Bedah
Tahun : 2018
ABSTRAK
i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan
judul “Hubungan social engagement dengan fungsi kognitif pada pasien pasca
stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan”, disusun untuk memenuhi sebagian
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, saya ingin
Keperawatan.
2. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
3. Diah Arruum, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku sekretaris ketua program studi
4. Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked., KJ., Sp.KJ (K)., selaku dosen pembimbing
5. Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku dosen pembimbing II yang
iii
Universitas Sumatera Utara
6. Jenny Marlindawati Purba, S.Kp., MNS., Ph.D., selaku dosen penguji I yang
telah memberikan waktu, masukan, saran dan ilmunya yang sangat berharga
kepada penulis.
7. Rosina Tarigan, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB., selaku dosen penguji II yang telah
memberikan waktu, masukan, saran dan ilmunya yang sangat bermanfaat dan
8. Direktur RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan yang telah memberikan izin
10. Ovan Riyanto, SE., suami tercinta yang telah banyak sekali memberikan
11. Orang tua tercinta, Ayahanda Alm. Samsul Pili dan Ibunda Ermawati
Tanjung yang telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga kepada
penulis.
12. Untuk adik-adik tercinta, Fauzi Arafah, Ari Anto, Muhammad Rahman dan
13. Keluarga besar Yayasan STIKESSU yang telah banyak sekali memberikan
14. Teman-teman angkatan 2013, Harry Permana Wibowo, Pak Jamian Siboro,
Prodalima, Kak Pretty, Arfah dan teman angkatan 2016 (Pak Elvipson
Sinaga) serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
iv
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini dan harapan
penulis semoga tesis ini bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
profesi keperawatan.
Penulis,
Rinawati
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 43
Jenis Penelitian................................................................................. 43
Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 43
Populasi dan Sampel ....................................................................... 43
Metode Pengumpulan Data ............................................................. 45
Variabel dan Definisi Operasional .................................................. 48
Metode Pengukuran ........................................................................ 48
Metode Analisis Data ...................................................................... 49
Analisis Univariat ................................................................ 49
Analisis Bivariat .................................................................. 49
Pertimbangan Etik ........................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Koefisien Korelasi Wahyuni dan Azhar ............................... 50
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Social Engagement & Fungsi Kognitif
Pada Pasien Pasca Stroke Tahun 2017 .................................. 54
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka konsep penelitian .................................................. 42
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
x
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
merupakan suatu sindrom yang disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah
pada salah satu bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa
stroke merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan gejala berupa
gangguan fungsi otak secara fokal atau global yang dapat menimbulkan kematian
atau kelainan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali
lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran, area yang perfusinya tidak
adekuat, dan jumlah aliran darah kontra lateral (sekunder atau aksesori)
juta orang terserang stroke diseluruh dunia setiap tahunnya, sedangkan di Amerika
1
Universitas Sumatera Utara
2
berjumlah 610.000 orang dan stroke berulang 185.000 orang. Rata-rata seseorang
mengalami stroke setiap 40 detik dan mengalami kematian setiap 4 menit, dari 4
juta orang Amerika Serikat yang hidup pasca stroke, 15-30% di antaranya
menderita cacat menetap (Center for Disease Control and Prevention, 2013).
kasus stroke akan meningkat dimasa yang akan datang. Menurut WHO, Indonesia
mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari total kematian yang terjadi pada
1.236.825 orang (7%) dan untuk didaerah Sumatera Utara telah menempati
(2013) bahwa 7 dari 1000 orang di Indonesia terserang stroke. Prevalensi Stroke
1-8 kasus/100.000/tahun (Birawa & Amalia, 2015). Pada konferensi ahli saraf
lebih dari 75 persen penderita stroke akan mengalami gangguan kognif. Penelitian
orientasi, perhatian, kosentrasi, daya ingat dan bahasa serta fungsi intelektual yang
dengan fungsi otak (Lisnaini, 2012). Jadi lokasi otak yang terkena akan
kognitif pada pasien pasca stroke dapat muncul dalam bentuk ringan (Mild
kognitif dan depresi pada pasien stroke di Irina F BLU RSUP. Prof. Dr. R. D.
ringan 27%, gangguan kognitif sedang 40,5% dan tidak ada gangguan kognitif
berat.
penyakit, dan tempat tinggal (Patterson, 2008). Selain itu faktor lingkungan juga
pada individual dalam aktvitas sosial (Mor et al., 1995). Peranan social
kognitif yaitu hasil uji Chi Square diperoleh X2 = 6,830 dan p = 0,009. Penelitian
luasnya hubungan sosial dan aktivitas sosial yaitu tingkat partisipasi dalam
seperti olahraga teratur dan ketaatan berobat. Aktivitas sosial juga bisa
jaringan sosial dapat mempengaruhi pola hubungan antara fungsi kognitif dengan
kelainan patologi otak; efek modifikasi ini terutama terlihat pada fungsi semantic
faktor gaya hidup lainnya belum diteliti secara luas. Selain itu, pengetahuan
tentang dasar dari asosiasi ini masih terbatas. Salah satu alasan untuk
ketidakpastian ini adalah bahwa kedua komponen social engagement dan fungsi
kognitif merupakan konstruksi multi dimensi namun sering dinilai dengan ukuran
dimensional singkat.
stroke menggunakan tiga ukuran keterlibatan sosial yaitu ukuran jaringan sosial,
frekuensi partisipasi dalam kegiatan sosial dan tingkat persepsi dukungan sosial
mungkin berbeda dengan yang ada di negara lain, perlu diketahui apakah
penderita stroke.
Permasalahan
fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan.
Tujuan Penelitian
Hipotesis
Terdapat hubungan social engagement dengan fungsi kognitif pada pasien pasca
Manfaat Penelitian
Bagi Pendidikan
kognitif pada pasien pasca stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan.
Bagi Pasien
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Stroke
pembatasan atau terhentinya suplai darah ke otak (Price & Wilson, 2005). Stroke
adalah suatu gangguan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
Penyebab Stroke
1. Trombosis Serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan
8
Universitas Sumatera Utara
9
Tanda dan neurologis sering kali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.
2. Hemoragik
ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
otak.
3. Hipoksia Umum
hipertensi yang parah, henti jantung-paru, curah jantung yang turun akibat
aritmia.
4. Hipoksia SetempaT
Klasifikasi Stroke
1. Stroke Hemoragi
subaraknoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area
saat aktif, namun bisa juga terjadi pada saat istirahat. Kesadaran klien
umumnya menurun.
2. Stroke Nonhemoragik
serebral. Stroke ini biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru
bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
1. Kehilangan motorik
adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak
yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
untuk berbicara.
3. Gangguan persepsi
lapang pandang) dapat terjadi karena stroke dan mungkin sementara atau
permanen. Sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang
paralisis. Kepala pasien berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan
cenderung mengabaikan bahwa tempat dan ruang pada sisi tersebut. Hal
ini disebut amorfosintesis. Pada keadaan ini, pasien tidak mampu melihat
terlihat.
lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada pasien dengan
tubuh.
memori, atau intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi
umum terjadi dan mungkin diperberat oleh respon alamiah pasien terhadap
penyakit katastrofik ini. Masalah psikologik lain juga umum terjadi dan
jantung 20% saat istirahat, dan dari ruang itrakranial 10% dalam keadaan normal.
ADO merugulasi kebutuhan dari metabolik otak. ADO sangat penting untuk
ADO dapat menyebabkan suplai darah tidak adekuat. Akibat lain bisa
sel otak pada inti daerah iskemik secara mendadak, daerah inti ini dikelilingi
kognitif atau demensia. Gangguan kognitif atau demensia juga dapat terjadi pada
volume lesi yang lebih kecil jika terjadi pada area hipotalamus, talamus, batang
Tipe-tipe gangguan kognitif yang sering muncul pada pasien post stroke
sebagai respon terhadap informasi yang didapat (Blake et al, 2002). Tipe
gangguan kognitif ini, terdapat di lokasi korteks serebri dan subkortikal. Lokasi
(Safitri, 2008).
Penurunan fungsi kognitif pada pasien post stroke dapat muncul dalam
bentuk yang ringan seperti mild cognitive impairment sampai dengan kepada yang
berat seperti demensia. Tipe dan keparahan gangguan kognitif yang muncul
bermacam-macam tergantung dengan lokasi otak yang terkena dan seberapa parah
jaringan otak yang rusak (Blake et al, 2002). Fungsi kognitif yang terdistribusi
pemeriksaan yaitu tes mental standar seperti status mental mini/ mini-mental state
Penatalaksanaan Stroke
Pada tahap akut ini sasaran pengobatan yaitu menyelamatkan neuron yang
cedera agari tidak terjadi nekrosis, serta agar proses patologis lainnya yang
agartetap bersih dan bebas dari benda asing. Fungsi jantung harus tetap
dipertahankan pada tingkat yang optimal agar tidak menurunkan perfusi otak.
Kadar gula darah yang tinggi pada tahap akut, tidak diturunkan dengan
drastis. Bila pasien telah masuk dalam kondisi kegawatan dan terjadi
obatan anti edema seperti gliserol 10% dan kortikosteroid. Selain itu
Social Engagement
yang didapatkan dari jaringan sosial (Cohen & Wills, 1985). Social engagement
merujuk pada pemeliharaan hubungan sosial dan partisipasi dalam aktivitas sosial
sebagai interaksi sosial dengan lainnya dan pendekatan pada individual dan
aktivitas sosial dengan fasilitas (Mor et al., 1995). Social engagement meliputi
efektif melalui aktivitas yang mempunyai suatu komponen sosial dan dilakukan,
atau berkaitan dengan, orang lain (Maier & Klumb, 2005). Aktivitas ini meliputi
kesukarelaan, aksi sosial, dan mencapai berbagai bentuk waktu luang dengan
teman dan anggota keluarga, pemberi asuhan, mencapai waktu kerja (Maier &
Klumb, 2005). Aktivitas sosial dan dukungan sosial telah berhubungan dengan
fungsi kognitif yang lebih baik. Ada tiga hal dalam mengukur social engagement:
ukuran jaringan sosial, frekuensi partisipasi dalam aktivitas sosial, dan tingkat
lainnya dan pendekatan pada individual dan aktivitas sosial dengan fasilitas.
suatu komponen sosial dan dilakukan, atau berkaitan dengan, orang lain. Aktivitas
ini meliputi kesukarelaan, aksi sosial, dan mencapai berbagai bentuk waktu luang
dengan teman dan anggota keluarga, pemberi asuhan, mencapai waktu kerja.
Aktivitas sosial dan dukungan sosial telah berhubungan dengan fungsi kognitif
1. Jaringan Sosial
dan bentuk kualitatif dari hubungan personal seperti ukuran jaringan sosial
(Antobocci & Akiyama, 1987). Jaringan sosial yang didefinisikan terkait dengan
jumlah anak, sebaya, dan teman yang dilihat sekurang-kurangnya sekali dalam
sebulan. Jaringan sosial dinilai dari struktur dan kualitas hubungan interpersonal
sejumlah orang, paling sedikit terdiri atas tiga orang yang masing-masing
dan norma. Konsep jaringan dalam kapital sosial lebih memfokuskan pada aspek
ikatan antar simpul yang bisa berupa orang atau kelompok (organisasi). Dalam hal
ini terdapat pengertian adanya hubungan sosial yang diikat oleh adanya
kepercayaan yang mana kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh norma-
norma yang ada. Pada konsep jaringan ini, terdapat unsur kerja, yang melalui
media hubungan sosial menjadi kerja sama. Pada dasarnya jaringan sosial
sesuatu intinya, konsep jaringan dalam kapital sosial menunjuk pada semua
hubungan dengan orang atau kelompok lain yang memungkinkan kegiatan dapat
personal, antar individu dengan institusi, serta jaringan antar institusi. Sementara
dukungan dua dimensi lainnya karena kerjasama atau jaringan sosial tidak akan
2. Aktivitas Sosial
(Bassuk SS, Glass TA, Berkman LF, 1999). Aktivitas sosial merupakan suatu
tindakan dengan melibatkan pada kegiatan yang bermanfaat. Aktivitas sosial yang
rendah akan berkontribusi pada sejumlah kondisi kesehatan yang buruk seperti
kehilangan fungsi fisik, isolasi sosial, dan gejala-gejala yang berkaitan dengan
perilaku (Kang, 2012). Dengan meningkatkan waktu dalam aktivitas sosial telah
Riordan, 2006). Disamping itu juga, temuan penelitian bahwa kualitas hidup
Huntley, Brock, Ostfeld, Taylor, & Wallace, 1986) tentang jumlah anak, keluarga,
Jumlah jaringan sosial merupakan angka dari setiap individu dilihat minimal
sekali dalam sebulan, sebagai yang dijelaskan sebelumnya (Barnes, et al., 2004).
interaksi sosial (1: pergi ke restoran, acara olahraga atau bermain bingo; 2: jalan-
ibadah; Mendes de Leon, Glass, & Berkman, 2003). Orang menilai setiap
beberapa kali dalam seminggu, 3 untuk beberapa kali dalam sebulan, 2 untuk
beberapa kali dalam setahun, dan 1 untuk sekali dalam setahun atau kurang.
Setiap item akan dijumlahkan dan diratakan berdasarkan hasil total skor. Dalam
penelitian sebelumnya, skor yang lebih tinggi dalam pengukuran berkaitan dengan
tingkat sosial ekonomi yang tinggi (Wilson, Scherr, Schneider, Tang, & Bennett,
Fungsi Kognitif
Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi
waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan,
menjadi waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek
fungsi psikomotor. Malah, setiap aspek ini sendiri adalah kompleks. Bahkan,
jangka panjang dan working memory. Perhatian dapat secara selektif, terfokus,
terbagi atau terus-menerus, dan persepsi meliputi beberapa tingkatan proses untuk
mengenal objek yang didapatkan dari rangsangan indera yang berlainan (visual,
perencanaan, evaluasi, strategi berpikir, dan lain-lain. Pada sisi lain, aspek
atas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau
gembira), tingkat kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga motivasi
(Nehlig, 2010).
kesatuan, yang disebut sistem limbik. Sistem limbik terdiri dari amygdala,
(Waxman 2007). Struktur otak berikut ini merupakan bagian dari sistem
4. Girus cinguli, berperan dalam salah satu domain fungsi kognitif yaitu
atensi.
pembelajaran.
komponen asosiasi.
Sedangkan lobus otak yang berperan dalam fungsi kogniti antara lain
(Markam, 2003) :
modalitas (input visual, auditori, taktil) dari area asosiasi sekunder dan
Aspek-Aspek Kognitif
1. Orientasi
tempat dinilai dengan menanyakan negara, provinsi, kota, gedung dan lokasi
musim, bulan, hari dan tanggal. Karena perubahan waktu lebih sering
daripada tempat, maka waktu dijadikan indeks yang paling sensitif untuk
disorientasi.
2. Bahasa
1. Kelancaran
dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu metode yang dapat
2. Pemahaman
perintah tersebut.
3. Pengulangan
4. Naming
beserta bagian-bagiannya.
3. Atensi
1. Mengingat segera
kembali.
2. Konsentrasi
memusatkan perhatiannnya pada satu hal. Fungsi ini dapat dinilai dengan
dimulai dari angka 100 atau dengan memintanya mengeja kata secara
terbalik.
4. Memori
1. Memori baru
2. Memori lama
5. Fungsi Konstruksi
Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta orang tersebut untuk menyalin
6. Kalkulasi
7. Penalaran
1. Orientasi
jelaskan musim apa sekarang?” Satu point untuk jawaban yang benar.
2) Tanyakan tentang “ dapatkah kamu katakan nama rumah sakit ini?” (kota
2. Registrasi
menyebutkan nama dari 3 objek yang tidak berhubungan. Dengan jelas, dan
(0-3) tetapi ulangi 3-6 kali. Jika dia tidak secepatnya menyebutkan,
Minta pasien untuk mulai dari 100 dan hitung mundur dengan 7. Hentikan
setelah menyebutkan 5 angka (93, 86, 79, 72, 65). Skor total angka jawaban
yang benar. Jika pasien tidak dapat atau tidak melakukan, minta dia untuk
4. Pengingat kembali
Skor 0-3
5. Bahasa
Penamaan: Tujuan pada pasien jam tangan dan minta pasien menyebutkan.
Ulangi dengan pensil. Skor 0-2. Pengulangan: minta pasien untuk mengulangi
Perintah tiga tahap: berikan pasien selembar kertas kosong dan lakukan
setelah diberikan perintah. Skor 1 point pada setiap bagian yang benar.
Membaca: pada kertas kosong tertulis “Close your eyes”, tulisan yang terlihat
cukup besar untuk pasien melihat. Minta dia untuk membaca dan apa yang
Menulis: berikan pasien selembar kertas dan minta dia menuliskan suatu
kalimat. Penulis harus menulis dengan spontan. Ini harus mengandung suatu
subjek dan kata kerja dan pantas. Penulisan kata yang benar dan tanda baca tidak
dibutuhkan.
sepanjang 3 cm., dan padanya untuk menyalin dengan benar. Semua 10 sudut
harus ditunjukkan dan 2 harus terpotong pada skor 1 point. Tremor dan rotasi
adalah diabaikan. Estimasi tingkat sensori pasien, dari kewaspadaan pada kiri
kemudian dilakukan berurutan dan rutin. Disebut “mini”, karena berfokus pada
MMSE dibagi menjadi dua bagian, pertama yang respons vokal dan
orientasi, memori, dan perhatian; skor maksimum adalah 21. Tes kemampuan
bagian kedua diantaranya nama, verbal yang mengikutinya dan perintah tertulis,
menulis kalimat secara spontan, dan menyalin sebuah segi lima. Skor maksimum
adalah Sembilan. Karena membaca dan menulis di bagian kedua, pasien dengan
Keluarga
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
2010). Sedangkan menurut Ali (2010), keluarga adalah dua atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam
satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
Fungsi Keluarga
a. Fungsi Keagamaan
b. Fungsi Budaya
dipertahankan.
menerus.
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju
d. Fungsi Perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
e. Fungsi Reproduksi
dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak
f. Fungsi Sosialisasi
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan
masyarakat.
masyarakat.
sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang
g. Fungsi Ekonomi
kehidupan keluarga.
internal keluarga.
keluarga.
(Setiadi, 2008).
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua
dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar
perubahannya.
bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
peran yang bersifat mendukung anggota keluarga yang sakit. Dengan kata lain
perlu adanya sesuatu kecocokan yang baik antara kebutuhan keluarga dan
1. Dukungan Penilaian
depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat
dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap
positif.
2. Dukungan Instrumental
material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat
keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
3. Dukungan Informasional
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan
tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi
4. Dukungan Emosional
sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
semangat.
Transcultural nursing sebagai area utama keperawatan yang berfokus pada studi
perilaku.
Tujuan dari teori ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan
dalam berhubungan, struktur sosial, dan dimensi lainnya dan kemudian untuk
menemukan cara dalam memberikan kesamaan secara kultur kepada orang yang
kesehatan atau kesejahteraan, atau kematian dalam budaya yang sesuai. Tujuan
dari teori ini adalah untuk memperbaiki dan menyediakan perawatan secara kultur
pada orang merupakan hal yang menguntungkan dan berguna untuk klien,
perawatan yang secara kultural, mendasar, dan spesifik dalam memandu asuhan
konsep dan orang yang paham, sentral dan penting pada pendidikan keperawatan
dan praktik. Transcultural nursing merupakan salah satu yang paling penting,
relevan, dan kesanggupan tinggi pada area penelitian, dan praktik manusia hidup
berikutnya (Handerson, 1981). Etik berbeda dengan ras (race). Ras merupakan
bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh dan bentuk kepala. Ada tiga jenis ras
manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Budaya adalah sesuatu yang
dibiasakan dengan belajar, beserta keselurahan hasil budi dan karyanya dan
tidak ada dua budaya yang sama persis, (2) Budaya yang bersifat stabil, tetapi juga
Pengertian Transkultural
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan
pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural
praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik
adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok
lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal adalah nilai atau norma yang
diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur seperti budaya berolahraga
membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat
humanis, perawat perlu memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya terhadap 4 konsep sentral, yaitu manusia,
1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai dan norma
dimanapun dia berada. Klien yang dirawat di rumah sakit harus belajar budaya
baru, yaitu budaya rumah sakit, selain membawa budayanya sendiri. Klien secara
aktif memilih budaya dari lingkungan, termasuk perawat dan pengunjung. Klien
yang sedang dirawat belajar agar cepat pulih dan segera pulang untuk memulai
2. Kesehatan
kehidupannya yang terletak pada rentang sehat sakit (Leininger, 1984) dan
merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya
budaya yang sesuai dengan status kesehatannya dan klien harus mempelajari
lingkungannya.
3. Lingkungan
totalitas kehidupan dan budayanya baik berupa lingkungan fisik, sosial dan
simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam yang diciptakan oleh manusia
lubang), bentuk rumah daerah dingin (eskimo) dan lain-lain. Lingkungan sosial
atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas seperti keluarga, komunitas
menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat
hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan (kalung, anting, hiasan dinding, ikat
4. Keperawatan
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budaya klien.
Kerangka Konsep
hubungan sosial dan partisipasi dalam aktivitas sosial pasien pasca stroke.
Fungsi Kognitif:
Sosial Engagement:
1. Tidak ada gangguan
1. Baik
2. Ringan
2. Buruk
3. Berat
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
Jenis Penelitian
penelitian di mulai adanya persetujuan Direktur RSUD. Dr. Pirngadi kota Medan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pasca stroke yang
mengunjungi instalasi rawat jalan yaitu poliklinik unit stroke Rumah Sakit Umum
unit yang paling dasar dimana data akan dikumpulkan (Polit & Beck, 2012).
43
Universitas Sumatera Utara
44
Dimana :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance)
unit stroke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kota Pirngadi sebanyak 89 orang,
89
=
1 + 89 (0.1)²
89
=
1.89
= 47 Responden Pasien
Responden
Teknik Pasien
pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik
memilih semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan sampai
Untuk menjamin hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel
yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan
Pasca stroke ≥ 6 bulan, 6. Tinggal bersama keluarga inti, 7. Telah menikah dan
consent.
Pengumpulan data dimulai setelah proposal tesis disetujui oleh Komisi Etik
penanggung jawab ruangan dan pasien tentang tujuan dari penelitian, protokol
kognitif.
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau
kesahihan suatu instrumen. Tujuan dari Content Validity Index (CVI) adalah untuk
menilai relevansi dari setiap item terhadap apa yang akan diukur oleh peneliti.
Instrumen penelitian akan divalidasi oleh 3 ahli, satu ahli tersebut adalah dosen S2
Ilmu Sosial Budaya Dasar dari Kopertis Wilayah satu, satu orang merupakan
orang pegawai S2 Keperawatan spesialis Jiwa dari Komite Keperawatan (Etik dan
Disiplin) Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Para ahli akan diberikan
instrument ada point dengan skala 1 (tidak relevan) sampai 4 (sangat relevan).
CVI dari total instrument dengan skor CVI 0.80 atau lebih menandakan bahwa
Hasil uji dari Content Validity Index (CVI) pada expert 1 didapatkan
beberapa perbaikan yaitu pada item 1, 8, 16, 23, 24, 32, 33 dan 34. Content
Validity Index (CVI) didapat adalah 0,94. Expert 2 didapatkan perbaikan semua
disamakan. Content Validity Index (CVI) didapat adalah 1,00. Expert 3 didapatkan
beberapa perbaikan yaitu pada item 1, 12, 15 dan 19. Content Validity Index
(CVI) didapat adalah 0,91. Berdasarkan hasil uji Content Validity Index (CVI) 34
dan akurasi dari pengumpulan data oleh peneliti sendiri memastikan keandalan
penelitian dan kuesioner yang sama. Uji reliabilitas perlu diketahui bahwa yang
diuji kehandalannya hanyalah nomor penyataan yang sahih saja. Uji ini digunakan
untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
tinggi jika nilai Cronbach’s Alpha 0,80 adalah baik (Polit & Beck, 2012).
kuesioner bahwa nilai Cronbach Alpha untuk social engagement yaitu 0,90,
7, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,
Metode Pengukuran
1. Social Engagement
dari nilai gabungan (GAB): baik jika nilainya 51-100, buruk jika nilainya 1-50.
2. Fungsi Kognitif
menjadi 3, yaitu:
Analisis Data
Analisis Univariat
ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
Analisis Bivariat
dalam menggambarkan hubungan diantara dua variabel (Polit & Beck, 2012). Uji
koefisien korelasi meringkaskan besar dan arah hubngan antara dua variabel.
Sebagai statistik inferensial, uji hipotesa r tentang korelasi populasi sebagai rho.
variabel dengan skala interval atau rasio. Pearson’s r dapat digunakan pada situasi
parametrik. Nilai dalam statistik ini berada pada rentang -1.00 sampai 1.00.
korelasi Pearson dengan memenuhi beberapa asumsi yaitu memiliki skala ukur
minimal ordinal dan data harus berdistribusi normal (normalitas). Uji normalitas
dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk. Bila nilai p > 0.05 maka data berdistribusi
normal dan jika nilai p < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal (Wahyuni &
Pertimbangan Etik
Proposal yang telah dibuat dan disetujui oleh Komisi Etik Fakultas
jaminan terhadap identitas diri dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
penelitian.
HASIL PENELITIAN
engagement dengan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUD. Dr.
Pirngadi Kota Medan. Hasil tersebut berdasarkan 47 pasien pasca stroke yang
mengunjungi instalasi rawat jalan yaitu poliklinik neurologi dan Bebas Nyeri
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kota Pirngadi pada tahun 2017. Hasil
bawah Pemerintahan Kota Medan. Rumah sakit yang berada di Jalan Prof. H. M.
Yamin No. 47 Medan merupakan Rumah Sakit kelas B sekaligus rumah sakit
Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Akhirnya pada
tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan
52
Universitas Sumatera Utara
53
stroke ditunjukkan pada Tabel 4.1. Social engagement pada responden terutama
Tabel 4.1
Data yang berhubungan dengan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke
ditunjukkan pada Tabel 4.2. Mayoritas dari responden mempunyai fungsi kognitif
Tabel 4.2
dengan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke ditunjukkan pada Tabel 4.3. Dari
26 orang dengan social engagement terdapat tidak ada gangguan fungsi kognitif
sebanyak 15 orang (57,7%) dan dari 21 orang dengan social engagement buruk
Tabel 4.3
Hasil Analisis
1. Uji Normalitas
pada Tabel 4.5. Pada uji Test of Normality data social engagement maupun fungsi
kognitif mempunyai P>0,05, oleh karena nilai p>0,05, kedua kelompok data
Tabel 4.4.
Uji Normalitas Data Social Engagement dan Fungsi Kognitif pada Pasien
Pasca Stroke Tahun 2017 (n=47)
Variabel Shapiro-Wilk
Statistik df Prob
Social Engagement 0,954 47 0,064
Fungsi Kognitif 0,952 47 0,053
nilai prob=0,001 < α=0,05 artinya Ho ditolak berarti terdapat hubungan social
engagement dengan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan. Kemudian pada tabel tersebut nilai r positif yaitu r=0,509
artinya social engagement baik maka fungsi kognitif tidak ada gangguan.
Tabel 4.5.
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hubungan social engagement
dengan fungsi kognitif di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan mulai pada tanggal 17
Juli 2017 sampai dengan 04 Agustus 2017. Diperoleh 47 pasien pasca stroke
instalasi rawat jalan yaitu poliklinik unit stroke yang memenuhi kriteria.
Social Engagement Pasien Pasca Stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan
stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan dengan social engagement baik sebesar
55,5 Keadaan ini menunjukkan bahwa keadaan social engagement pada pasien
pasca stroke tergolong tidak baik, walaupun lebih banyak dengan social
engagement baik.
kegiatan sosial (aktivitas sosial). Hubungan sosial dinilai dari struktur dan kualitas
pasien pasca stroke, karena social engagement pada pasien pasca stroke dengan
buruk mencapai sebesar 44,7%. Peningkatan social engagement pada pasien pasca
56
Universitas Sumatera Utara
57
kondisi pasca stroke, mengusahakan untuk berbicara dengan teman saat sedang
dihadapi teman.
stroke, antara lain memperpanjang usia, memiliki kesehatan yang lebih baik,
yang rendah akan berkonstribusi pada sejumlah kondisi kesehatan yang buruk
seperti kehilangan fungsi fisik, isolasi sosial, dan gejala-gejala yang berkaitan
Hal ini sesuai dengan Maier dan Klumb (2005) social engagement
dipercaya lebih efektif melalui aktivitas yang mempunyai suatu komponen sosial
dan dilakukan, atau berkaitan dengan orang lain. Aktivitas ini meliputi
kesukarelaan, aksi sosial, dan mencapai berbagai bentuk waktu luang dengan
teman dan anggota keluarga, pemberi asuhan, mencapai waktu kerja. Aktivitas
sosial dan dukungan sosial telah berhubungan dengan fungsi kognitif yang lebih
baik. Ada tiga hal dalam mengukur social engagement: ukuran jaringan sosial,
frekuensi partisipasi dalam aktivitas sosial, dan tingkat dukungan sosial yang
dipersepsikan.
Menurut peneliti social engagement pada pasien pasca stroke di RSUD. Dr.
Pirngadi Kota Medan terjadi karena pasien pasca stroke kurang memiliki kemampuan
maupun lingkungan sekitarnya. Keadaan ini baiknya pasien pasca stroke agar
Fungsi Kognitif Pasien Pasca Stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan
Hasil penelitian diperoleh bahwa fungsi kognitif pada pasien pasca stroke
di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan dengan fungsi kognitif tidak gangguan hanya
mencapai sebesar 42,6%. Fungsi kognitif pasien pasca stroke di RSUD. Dr.
Pirngadi Kota Medan tergolong kurang baik, dimana pasien pasca stroke ada
mengalami gangguan ringan sebesar 38,3% dan bahkan pasien pasca stroke di
RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan ada mengalami gangguan fungsi kognitif
dengan kategori berat mencapai sebesar 19,1%. Keadaan ini menunjukkan bahwa
fungsi kognitif yang dialmi oleh pasien pasca stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota
berbahasa. Fungsi kognitif pasien pasca stroke yang baik meliputi kemampuan
melakukan evaluasi.
Pada penelitian ini fungsi kognitif pada pasien pasca stroke perlu
ditingkatkan, karena fungsi kognitif pada pasien pasca stroke ada mengalami
gangguan berat mencapai sebesar 19,1%. Peningkatan fungsi kognitif pada pasien
pasca stroke dengan pemeriksaan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke untuk
diagnosis dini dan membantu pasien dalam mengatasi tanda dan gejala dari
kesehatan pasca terkena stroke dan melakukan yang dapat mencegah terjadinya
gangguan kognitif.
salah satu komplikasi stroke yang dapat terjadi tergantung pada lokasi kerusakan
yang terkena, luas daerah infark atau perdarahan, derajat keparahan stroke
tersebut. Selain itu, faktor risiko lainnya mungkin juga dapat dikarenakan pasien
telah menjalani terapi rehabilitasi stroke atau memiliki gangguan kognitif sebelum
terserang stroke dan semakin memperburuk fungsi kognitif pasca stroke. Kelainan
kognitif yang muncul akibat dari kerusakan otak yaitu adanya kelainan persepsi,
gambaran fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau diperoleh bahwa sebagian besar pasien pasca stroke
mengalami gangguan kognitif yaitu sebesar 92,68%. Penelitian lain yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2014) yang mendapatkan hasil
Menurut peneliti fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUD. Dr.
Pirngadi Kota Medan terjadi karena salah satu komplikasi stroke yang pernah
kematian sehingga terjadi defisit otak, salah satunya fungsi kognitif. Jenis yang
paling umum dari gangguan kognitif adalah gangguan perhatian, bahasa, masalah
pasca stroke di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan dengan kategori buruk
uji korelasi pearson didapatkan hasil ada hubungan social engagement dengan
fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
dengan nilai p=0,001 < α=0,05. Mengacu pada hasil uji statistik tersebut dapat
dijelaskan bahwa pasien pasca stroke dengan social engagement yang baik maka
sebaliknya pasien pasca stroke dengan social engagement yang buruk maka akan
semakin meningkatkan fungsi kognitif dengan gangguan berat pada pasien pasca
Pada penelitian ini social engagement baik memiliki fungsi kognitif baik
sebesar 57,7%. Hal ini menunjukkan bahwa social engagement dalam bentuk
apapun berhubungan dengan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan, hal ini terjadi karena social engagement tersebut dapat
dengan kategori buruk tetapi tidak mengalami gangguan fungsi kognitif. Hal ini
stroke sehingga fungsi kognitif tetap baik. Hasil studi ini dipertegas oleh
tergantung pada lokasi kerusakan yang terkena, luas daerah infark atau
perdarahan dan derajat keparahan stroke tersebut. Adapun lokasi kerusakan terjadi
pada area otak bagian frontal. Jika lokasi kerusakan otak pada bagian yang lain
kognitif karena aktivitas tersebut juga memperbaiki kondisi kesehatan umum dan
protektif terhadap penurunan fungsi kognitif, meskipun ada juga yang tidak
interaksi sosial berhubungan dengan fungsi kognitif yaitu hasil uji Chi Square
terjadinya gangguan fungsi kognitif. Lanjut usia dengan social engagement buruk
memiliki risiko 2.093 (1.565–2.799) kali lebih besar untuk mempunyai fungsi
stroke dengan social engagement yang baik maka akan semakin meningkatkan
engagement yang buruk maka akan semakin menurunkan fungsi kognitif pada
hubungan social engagement dengan fungsi kognitif pada pasien post stroke.
Penelitian ini dilakukan dari 13 Juli 2017 sampai 19 Juli 2017. Empat puluh tujuh
Kesimpulan
artinya social engagement yang baik maka fungsi kognitif pasien pasca stroke
Saran
social engagement dengan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke. Selain itu
juga, temuan dalam penelitian ini akan memberikan informasi yang berharga bagi
64
Universitas Sumatera Utara
65
perawat dalam praktik klinis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
kognitif. Temuan ini juga memberikan bukti dalam mendukung pentingnya social
dapat mengajarkan terkait social engagement dan fungsi kognitif pada pasien
pasca stroke.
untuk membuat kegiatan kelompok statis pasien pasca stroke khususnya persiapan
American Heart Association. (2010). Heart disease & stroke statistics – 2010
Update. Dallar, Texas: American Heart Association.
Barnes, L. L., Mendes de Leon, C.F, Wilson, R.S., Bienias, J.L., & Evans, D.A.
(2007). Social resources and cognitive decline in a population of older
african americans and whites. Journal of national institutes of health. 28,
63(12). 2322-6.
Bassuk, S. S., Glass, T.A., & Berkman, L.F. (1999). Social disengagement and
incident cognitive decline in community-dwelling elderly persons. Ann
Intern Med.
Bennet, D. A., Schneider J. A., Tang Y., Arnold, S. E., & Wilson, R. S. (2006).
The effect of social networks on the relation between Alzheimer’s
disease pathology and level of cognitive function in old people: a
longitudinal cohort study Lancet Neurol.
Birawa, A. B. P., & Amalia, L. (2015). Stroke pada usia muda. Staf bagian
neurologi fakultas kedokteran universitas padjadjaran, bandung. Vol.
42, 10.
66
Universitas Sumatera Utara
67
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2013). Latent tuberculosis
infection: A guide for primary health care providers. Georgia : U.S.
Department of Health and Human Services Centers for Disease Control
and Prevention National.
Crooks, V. C., Lubben, J., Petitti, D. B., Little, D., & Chiu, V. (2008). Social
network cognitive function, and dementia incidence among elderly
women. Am J Public Health. 2008;98:1221–1227. doi:10.2105/
AJPH.2007. 115923.
Cohen, S., & Wills, T.A. (1985). Stress, social support, and the buffering
hypothesis. Pittsburgh : Department Of Psychology Carnegie Mellon
University. 98:310-57, 1985.
Dinata, C.A., Safrita, Y., & Sastri, S. (2012). Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD
Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 –31 Juni 2012. Jurnal
Kesehatan Andalas. Padang : FKUNAND.
Friedman, M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori, dan praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Herlina., (2010). Pengaruh Triterpen Total Pegangan (Centell Asiatica (L) Urban )
Terhadap Fungsi Kognitif Belajar dan Mengingat Pada Mencit Jantan
Albino (mus musculus ). JPS edisi khusus (C) Vol 10: pp 20-24.
Levasseur, M., Richard, L., Gauvin, L., Raymond, E. (2010). Inventory and
analysis of definitions of social participation found in the aging literature:
proposed taxonomy of social activities. Soc Sci Med, 71(12):2141-9.
Lewis & Harsonol. (2000). Medical Surgical Nursing Volume 1. United States
America : Elsevier Mosby.
Lewis & Harsonol. (2011). Medical surgical nursing Volume 1. United States
America : Elsevier Mosby.
Meier & Klumb. (2005). The Accelerated learning handbook. Bandung: Kaifa.
Ovina, Yulia. Riowastu, Idtrat & Yuwono. (2012). Hubungan Pola Makan, Olah
Raga dan Merokok Terhadap Prevalensi Penyakit Stroke Non
Hemoragik di RSUD Jambi. Jurnal Universitas Jambi.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing research: Generating and assessing
evidence of nursing practice. 9th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Patterson, C., Feightner, J.W., Garcia, A., Hsiung, G. Y. R., MacKnight, C. &
Sadovnick, A. D. (2008). Diagnosis and treatment of dementia: Risk
assessment and primary prevention of Alzheimer disease. CMAJ,
178(5):548-56.
Safitri. (2008). Kepatuhan Menderita DM Tipe III Ditinjau dari Lokus of Control.
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan.
Schreiner, M., & Colombet, H.H. (2005). From Urban To Rural: Lessons For
Microfinance From Argentina. Dev Policy Rev, 19(3):339–354.
Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P. & Uriarte, G.G. (1993).
Pengaturan metode penelitian. Jakarta : UI Press.
Smeltzer, Suzanne. (2006). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Alih bahasa
Agung Waluyo. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Strub, R.L. & Black, F.W. (2000). The mental status examination in neurology.
4th ed. F.A. Davis Company: Philadelphia.
Suparlan, Parsudi. (2009). Jaringan Sosial, dalam Media IKA Februari, No. 8/X,
hlm. 29-47. Jakarta: Ikatan Kekerabatan Antropologi Fakultas Sastra UI.
WHO. (2007). Global Burden of Stroke. Diakses pada Senin, 25 April 2018, dari
http://www.who.int/cardiovascular_disease/en/cvd_atlas_15_burden_stro
ke.p df.
Wilson, R.S., Bennett, D.A., Bienias, J,L., Aggarwal, N.T., Mendes De Leon,
C.F., Morris, M.C., Schneider, J.A., & Evans, D.A. (2002) .Cognitive
activity and incident AD in a population-based sample of older persons.
Neurology, 59(12):1910–4.
Zhang. (2008). Total and High-Density Lipoprotein Cholesterol and Stroke Risk.
Stroke. 43:1768-74.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Rinawati
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Juli 1981
Alamat : Jl. Rawa Gg Kumis 2 No. 36 Medan
No. Telepon / HP : 081362666431
Email : rinawati046@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan:
Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus
SD SD Al-Wasliyah Medan 1994
SMP MTs Negeri 2 Medan 1997
SMA SPK Pemda Tk.II Padang Pariaman 2000
Sarjana Keperawatan STIKESSU 2006
(S.Kep)
Pendidikan Profesi STIKESSU 2011
(Ners)
Peserta pada acara Seminar “Utilitasi Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif dalam
Riset Keperawatan dan Kesehatan” dan Workshop “Computer Assisted
Qualitative Data Analysis Software (CAQDAS)”, 07 Desember 2013,
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.
Judul Penelitian:
Peneliti :Rinawati
Indonesia
Stroke”. Penelitian ini dilakukan oleh Rinawati, Mahasiswa Magister (S2) pada
bimbingan Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked., KJ., Sp.KJ (K). Tujuan dalam
fungsi kognitif pasien pasca stroke. Jika anda setuju untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini, anda akan diberikan kuesioner dengan pertanyaan tertutup, diisi dan
akan dipublikasikan untuk sebagai data penelitian dan tidak seorangpun dapat
diri kapan pun selama dalam penelitian. Dalam penelitian ini tidak ada risiko fisik
anda ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Jika anda mempunyai pertanyaan
tentang penelitian ini, anda dapat langsung menghubungi saya melalui No. HP:
..................................
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Inisial Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan : SD DIPLOMA
SMP SARJANA
SMA
Pekerjaan : PNS IRT
Swasta Tidak Bekerja
Wiraswasta Buruh
Pensiunan dan Lain-lain
Penghasilan/bulan : < 1 Juta 2 Juta - 3 Juta
≥ 1 Juta ≥ 3 Juta
Telpon
15. Seberapa sering teman yang datang kepada anda untuk meminta saran atau
bantuan
Sekali atau dua dalam sehari
Sekali atau dua dalam seminggu
Sekali atau dua dalam sebulan
Sekali atau dua dalam setahun
kata berikut:
“tak ada jika, dan atau tetapi”
Total 1
Minta responden untuk mengikuti 3
perintah ini:
1. Peganglah selembar kertas dengan 10
tangan kananmu
2. Lipat menjadi 2 10
3. Letakkanlah di lantai 10
Total 3
Baca tulisan dibawah ini dan 10
lakukanlah tanpa mengatakannya:
“PEJAMKAN MATA ANDA”
Total 1
Tulis sebuah kalimat 30
Total 1
Total 1
TOTAL 30 320
NB:
Nilai :
1. Tidak ada gangguan, jika nilai MMSE = 24-30
2. Gangguan Ringan, jika jika nilai MMSE = 18-23
3. Gangguan Berat, jika jika nilai MMSE = 0-17