You are on page 1of 8

DIABETES MELITUS

Pengertian :
Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh
faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama mempunyai karakteristik
hiperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.

Etiologi :
 Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting.
 Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta
pulau langerhans.
 Faktor predisposisi herediter, obesitas.

Gejala :
 Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah)
 Polipagi.
 Polidipsi
 Poliuri.
 Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
 Rasa kesemutan, kram otot
 Visus menurun
 Penurunan berat badan
 Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh.

Pemeriksaan penunjang :
 Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma
vena).
 Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral.
 Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP > 126
mg/dl.
 Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien Diabetes Mellitus:
 Hb
 Gas darah arteri
 Insulin darah
 Elektrolit darah
 Urinalisis
 Ultrasonografi

Penatalaksanaan:
1. Diet :
a. Penentuan gizi hitung prosentase relatif body weight
Berat badan X 100 %
Tinggi badan - 100
 Kurus = < 90% = BB x 40 – 60 kal/hari
 Normal = 90 – 110% = BB x 30 kal/hari
 Gemuk = > 110% = BB x 20 kal/hari
 Obesitas = > 120% = BB x 5 – 15 kal/hari
b. Komposisi makanan terdiri dari:
 Protein = 12 – 20% (0,8 gram/ kg BB)
 Karbohidrat = 55 – 6%
 Lemak = < 30%
2. Latihan jasmani : dianjurkan secara teratur (3 – 4x) seminggu selama 1,5 jam.
3. Penyuluhan
4. Obat-obatan
RENCANA PERAWATAN
DIABETES MELLITUS

Diagnosa
NO Tujuan/ kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan
1 Resiko kekurangan Pasien 1. Kaji riwayat mual,
volume cairan menunjukkan muntah dan pengeluaran urine
berhubungan dengan : hidrasi yang yang berlebihan.
 Diuresis osmotic adekuat. 2. Observasi tanda-
(dari hiperglikemia) Kriteria: tanda vital.
 Diare, muntah  Tanda vital 3. Observasi suhu,
Ditandai: stabil dalam warna kulit dan kelembapannya.
DS: batas normal 4. Kaji Nadi perifer,
– Merasa (TD:110/80m pengisian kapiler, turgor kulit
haus mHg- dan membran mukosa.
DO: 130/90mmHg, 5. Pantau intake dan
– Pening Nadi perifer out put cairan, catat berat jenis
katan haluaran dapat diraba) urine.
urine  Turgor kulit 6. Pertahankan
– Penuru dan pengisian masukan cairan paling sedikit
nan BB tiba-tiba kapiler baik. 2500ml/hari dalam batas
– Membr  Kadar toleransi jantung, jika
an mukosa kering, elektrolit pemasukan melalui oral sudah
turgor kulit jelek dalam batas dapat diberikan.
– Hipote normal. 7. Tingkatkan
nsi lingkungan yang dapat
– Pelamb menimbulkan rasa nyaman,
atan pengisian selimuti pasien dengan selimut
kapiler. tipis.
8. Kaji adanya
perubahan status mental/ sensori
9. Observasi adanya
perasaan kelelahan, oedema,
peningkatan BB, Nadi tidak
teratur dan adanya distensi pada
vaskuker.
10. Kolaborasi:
 Berikan
terapi cairan sesuai indikasi.
 Pasang/
pertahankan kateter urine tetap
terpasang
 Pantau hasil
pemeriksaan laboratorium.
 Penatalaksan
aan pemberian obat sesuai
indikasi.

Diagnosa
NO Tujuan/ kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan
2 Perubahan nutrisi
Pasien 1. Timba
kurang dari kebutuhan
menunjukkan : ng berat badan tiap hari atau
tubuh berhubungan
- sesuai indikasi.
dengan: Mencerna 2. Tentu
 Ketidakcukupajumlah kalori/ kan program diet dan pola
n nutrien yang
insulin makan, bandingkan dengan
(penurunan ambilan tepat. makanan yang dapat dihabiskan
dan -
penggunaan pasien.
glukosa Menunjukkan
oleh 3. Berik
jaringan tingkat energi an makanan cair yang
mengakibatkan yang biasanya. mengandung zat nutrien dan
peningkatan - elektrolit dengan segera jika
metabolisme BB stabil atau sudah dapat mentoleransi
protein/ lemak) penambahan masukan cairan melalui oral,
 Penurunan kearah yang kemudian secara bertahap
masukan diinginkan.
oral: makanan padat sesuai toleransi
anoreksia, mual, pasien.
perubahan 4. Identi
kesadaran fikasi makanan yang disukai/
 Status tidak disukai.
hipermetabolisme: 5. Libat
Pelepasan hormon kan keluarga pasien pada
stres (mis; perencanaan makan sesuai
epinefrin, kortisol, indikasi.
dan hormon 6. Obser
pertumbuhan), vasi tanda-tanda hipoglikemia,
proses infeksius. seperti perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab/ dingin,
Ditandai: denyut nadi cepat, lapar, peka
DS: rangsang, sakit kepala, pusing,
- P sempoyongan.
asien mengatakan 7. Kolab
malas makan. orasi:
DO:  Lakukan
- B pemeriksaan Gula darah.
B menurun  Pantau hasil
- T pemeriksaan laboratorium.
ampak kelelahan,  Berikan
tonus otot menurun pengobatan insulin secara
- P teratur sesuai program
orsi makan tidak pengobatan.
dihabiskan.  Lakukan
konsultasi dengan ahli diet.

3 Kerusakan integritas
kulit berhubungan
dengan
4 Resiko tinggi terhadap Setelah 1. Observasi tanda-
infeksi ( sepsis) dilakukan tanda infeksi/ peradangan
Faktor resiko: intervensi (seperti: demam, kemerahan,
 Kadar glukosa keperawatan adanya pus pada luka, sputum
tinggi pasein akan: purulen, urine warna keruh/
 Penurunan  Mengide berkabut).
fungsi leukosit. ntifikasi 2. Pertahankan tehnik
 Perubahan intervensi aseptic dan antiseptik pada
pada sirkulasi untuk prosedur invasive.
 Infeksi mencegah, 3. Berikan perawtan
ditmpat lain (mis: menurunkan kulit secara teratur, jaga kulit
saluran pernapasan risiko infeksi tetap kering dan linen tidak
sebelumnya atau  Mendem berkerut.
ISK) onstrasikan 4. Lakukan perubahan
tehnik, posisi secara periodik dan
perubahan anjurkan pasien untuk batuk
gaya hidup efektif.
untuk 5. Bantu pasien untuk
mencegah melakukan oral hygiene.
terjadinya 6. Anjurkan pasien
infeksi. untuk makan dan minum secara
adekuat
7. Kolaborasi:
 Lakukan
pemeriksaan kultur sesuai
indikasi.
 Berikan
opbat antibiotik yang sesuai.

5 Resiko tinggi terhadap Pasien akan 1.Pantau tanda viatal dan status
perubahan sensori- mempertahankan kesadaran.
perseptual tingkat mentah 2.Orientasikan kembali pasien
Faktor resiko: biasanya. sesuai kebutuhan, berikan
 Perubahan Kriteria: penjelasan singkat dan jelas.
kimia endogen;  Mengenal 3.Jadwalkan intervensi agar tidak
ketidak i dan mengganggu istirahat pasien.
seimbangan mengkompens 4.Pelihara aktivitas rutin pasien
glukosa/ insulin asi adanya sekonsisten mungkin, dorong
atau elektrolit. kerusakan untuk melakukan kegiatan
sensori sehari-hari sesuai kemampuan.
5.Evaluasi lapang pandang
penglihatan sesuai indikasi.
6.Kaji adanya keluhan parastesia,
nyeri, kehilangan sensori pada
paha/ kaki, perhatikan adanya
ulkus, daerah kemerahan tempat-
tempat tertekan, kehilangan
denyut nadi perifer.
7.Lindungi pasien dari cidera,
berikan tempat tidur yang
lembut, pelihara kehangatan
kaki/ tangan, hindari terpajan
terhadap air panas atau dingin.
8.Bantu pasien dalam ambulasi atau
perubahan posisi.
9.Kolaborasi:
 Berikan obat yang
telah ditentukan.
 Pantau hasil
pemeriksaan laboratorium.

6 Ketidakberdayaan Pasien dapat 1. Anjurkan pasien/


berhubungan dengan mengidentifikasi keluarga untuk mengungkapkan
penyakit jangka perasaan putus perasaannya tentang perawatan di
panjang/ progresif asa. RS dan penyakitnya secara
yang tidak dapat Kriteria: keseluruhan.
diobati, ditandai:  Dapat 2. Akui normalitas dari
DS: mengidentifi perasaan.
 Pasien kasi cara-cara 3. Kaji bagaimana
mengatakan tidak sehat untuk mengatasi perasaannya dimasa
bisa mengontrol menghadapi lalu. Identif.
perasaannya. perasaan. 4. Berikan pasien/
DO  Berpartisi keluarga untuk mengekspresikan
 Tampa pasi dalam perasaannya dan diskusikan cara
k apatis, menarik rencana mereka dapat membantu
diri dan marah, perawatannya sepenuhnya terhadap pasien.
marah. sendiri dan 5. Tentukan tujuan/
 Pasien secara mandiri harapan dari pasien/ keluarga.
tidak memantau mengambil 6. Kaji apakah ada
perkembangan tanggung perubahan yang berhubungan
penyakitnya. jawab untuk dengan orang terdekat.
 Tidak aktivitas 7. Anjurkan pasien
berpartisipasi perawatan untuk membuat keputusan
dalam perawatan/ diri. sehubungan dengan
pembuatan perawatannya,seperti ambulasi,
keputusan waktu beraktivitas.
8. Berikan dukungan
pada pasien/ keluarga untuk ikut
berperan serta dalam perawatan
sendiri dan beri umpan balik
positif dari usaha yang
dilakukannya.
7 Kurang pengetahuan Pasien/ keluarga 1. Bina hubungan
(kebutuhan belajar) dapat saling percaya dengan
mengenai penyakit, mengungkapkan mendengarkan enuh perhatian,
prognosis dan pemahaman dan selalu ada untuk pasien.
kebutuhan pengobatan tentang 2. Bekerja sama dengan
berhubungan dengan penyakitnya pasien dalam menyusun rencana
kurang terpajan Kriteria: tujuan belajar yang dihapkan.
dengan informasi  Malakuka 3. Kaji kesiapan pasien
Ditandai: n perubahan untuk belajar/ menerima
DS: gaya hidup informasi.
 Pasien dan 4. Diskusikan bersama
menanyakan berpartisipasi pasien tentang kadar gula darah
tentang bagaimana dalam normal dan kadar gula darah
merawat program pasien saat ini, tipe DM yang
penyakitnya. pengobatan dialami pasien, hubungan antara
 Pasien  Mengide kekurangan insulin dengan kadar
mengatakan tidak ntifi kasi gula darah yang tinggi.
mengetahui apa hubungan 5. Komplikasi penyakit
yang dilakukan tanda/ gejala yang mungkin timbul.
untuk mencegah dengan proses 6. Demonstrasikan cara
komplikasi. penyakit dan pemeriksaan gula darah dengan
menghubungk menggunakan “finger stick” dan
an gejala beri kesempatan pasien untuk
dengan faktor mendemonstrasikan kembali.
penyebab. 7. Diskusikan tentang
rencana diet.
8. Tinjau pemberian
insulin oleh pasien terhadap
peralatan yang dipakai. Berikan
kesempatan pasien untuk
mendemonstrasikan prosedur
tersebut.
9. Tekankan pentingnya
mempertahankan kadar gula
darah dalam batas normal.
10. Diskusikan faktor-
faktor yang berperan dalam
kontrol mis; latihan aerobik,
hindari rokok.
11. Identifikasi gejala
hipoglikemi mis: lemah, pusing,
lapar, peka rangsang, berkeringat
banyak, pucat, nadi cepat, tremor,
sakit kepala, perubahan status
mental dan jelaskan
penyebabnya.
12. Anjurkan untuk tidak
menggunakan obat-obatan yang
dijual bebas tanpa resep dokter.

You might also like