You are on page 1of 5

1

Analisis Laju Erosi dan Persebaran Sedimentasi DAS Citanduy


Menggunakan Geowepp
Herlina
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Email: herlina92@mail.ugm.ac.id

Abstract
Erosi dan sedimentasi terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kritis. Terdapat sejumlah
sub DAS yang kritis di wilayah DAS Citanduy sehingga perlu adanya upaya konservasi.
Meskipun DAS Citanduy berada pada daerah topografi dengan kemiringan lereng kurang dari
8%, tetapi lahan-lahan yang memiliki kemiringan lereng lebih dari 25% persentasenya juga
cukup besar dan berpotensi erosi. Geowepp (Geospatial Interface for Water Erosion
Prediction Project) merupakan model fisik simulasi kontinyu untuk menganalisis laju erosi
dan sedimentasi dengan input parameter topografi, iklim, geomorfologi dan pengelolaan
lahan. Dengan mempertimbangkan topografi yang kompleks sebagai salah satu parameternya,
hasil analisis diharapkan lebih akurat karena pada model geowepp analisis dapat diterapkan
pada setiap satuan hillslope.
Kata kunci: erosi, sedimentasi, DAS Citanduy, geowepp.

1. Pendahuluan bangunan air penunjang seperti bendungan,


waduk dengan fungsi utama menahan air
Berdasarkan Undang-Undang Dasar lebih lama di darat yang dapat membantu
Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi menyelesaikan masalah banjir, erosi,
Tanah dan Air, Konservasi Tanah dan Air sedimentasi dan kekurangan air irigasi serta
adalah upaya perlindungan, pemulihan, peningkatan suplai air baku.
peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi
Tanah pada Lahan sesuai dengan Beberapa permasalahan terkait
kemampuan dan peruntukan lahan untuk konservasi tanah dan air pada Daerah Aliran
mendukung pembangunan yang Sungai (DAS) Citanduy adalah adanya erosi
berkelanjutan dan kehidupan yang lestari. dan sedimentasi. Pada lokasi tebing di
Upaya konservasi tersebut memerlukan sejumlah titik aliran sungai Citanduy cukup
2

terjal, sehingga berpotensi besar (De Mello et al., 2016) Dari beberapa
menyebabkan longsoran tebing sungai, yang kekurangan tersebut belum mampu
pada akhirnya akan meningkatkan potensi menggambarkan alur perencanaan
sedimentasi di sungai Citanduy. Alih fungsi konservasi pada DAS yang kompleks,
lahan menjadi kawasan pemukiman dan penerapan konsep yang runtut dari skala
budidaya lahan kering yang akan regional hingga detil mengarahkan
meningkatkan nilai erosi, dan pada akhirnya penerapan pada model GeoWepp dengan
akan berpengaruh pula terhadap besaran input parameter memperhitungkan iklim,
sedimentasi. Terdapat sejumlah lahan kritis tanah, topografi, manajemen dan praktek
dan sangat kritis pada sejumlah lokasi di pengelolaan lahan (Flanagan et al.,
kawasan Catchment DAS. Meskipun 1995.pp.1.1) Model GeoWepp dianggap
sebagain besar lahan pada kawasan mampu digunakan dalam kompleksitas
catchment DAS Citanduy berada pada denga satuan anailisis hillslope yang
kemiringan lereng kurang dari 8%, tetapi menyusun DAS Citanduy dengan
lahan-lahan yang memiliki kemiringan kompleksitas ciri topografi dan sesuai
lereng lebih dari 25% persentasenya juga diterapkan untuk wilayah pertanian intensif
cukup besar dan berpotensi erosi. Sebagian (De Mello et al., 2016).
besar DAS Citanduy berada pada pusat
aktifitas penduduk, yaitu pemukiman,
pertanian dan industri. 2. Tinjauaan Pustaka

Berdasarkan parameter yang akan


Keterbatasan data dalam perhitungan digunakan, penyebab terjadinya erosi adalah
laju erosi dan adanya tuntutan konservasi interaksi kerja antara iklim, topografi,
memungkinkan penggunaan model efisien vegetasi, tanah dan manusia, model
dilakukan. Terdapat beberapa metode USLE, matematiknya sebagai berikut:
penggunaan lebih mudah dan sering E= f (i, r, v, t, m)
digunakan. Namun memiliki kekurangan e = erosi
yaitu hanya bisa menghitung besaran erosi i = iklim
dalam unit tertentu dengan ciri tanah dan r =topografi
jumlah hujan selama beberapa tahun, USLE
v =vegetasi
juga kurang sesuai diperuntukan pada unit
DAS dengan ciri topografi kompleks, model t =tanah
selanjutnya SWAT memiliki rumus yang m =manusia
memodifikasi USLE dengan menambahkan Model USDA - Water Prediction Project
debit aliran dalam perhitungan erosi. SWAT (WEPP) merepresentasikan prediksi erosi
memiliki kekurangan yaitu aspek unit baru teknologi yang didasarkan pada dasar-
analisis yang merupakan overlay dari data
dasar generasi cuaca stokastik, teori
lereng,tanah, penggunaan lahan yang relatif
batas di lapangan sulit ditemukan, teknik infiltrasi, hidrologi, fisika tanah, ilmu
SWAT dalam beberapa kasus diterapkan tanaman, hidrolika, dan mekanika erosi.
pada ciri konservasi pendekatan vegetatif Aplikasi lereng bukit atau profil model ini
3

memberikan keakuratan yang tinggi


dibandingkan teknologi prediksi erosi yang 1. Extension GeoWEPP untuk analisis laju
ada. (Flanagan et al., 1995.pp.1.1). erosi;
2. ArcGIS 10.3.1 untuk pemrosesan dan
GeoWepp merupakan generasi baru dalam
pengolahan data GIS;
teknologi prediksi erosi tanah yang 3. Notepad++ untuk menyusun format
dikembangkan dari model sebelumnya yaitu basisdata;
USLE dan RUSLE. GeoWepp memiliki 4. Microsoft Word 2010 untuk penulisan
desain untuk mengakomodasi kekurangan laporan
yang belum ada di model sebelmnya yaitu
Lokasi penelitian di sejumlah titik aliran
USLE dan RUSLE yaitu: sungai Citanduy cukup terjal, sehingga
1) Model dapat diaplikasikan pada berpotensi besar menyebabkan longsoran
lokasi kompleks dengan variasi tebing sungai, yang pada akhirnya akan
situasi dan topografi; meningkatkan potensi sedimentasi di sungai
2) Model dapat memprediksi erosi Citanduy. Lokasi pnelitian pada gambar 1
dan kejadian hujan tungggal dan berikut:
rata-rata ;

3) Model dapat mengestimasi pada


wilayah alur, hillslope atau
watershed;

4) Mengestimasi bagian desposisi


pada impoundments;
5) Mudah digunakan jika data untuk
parameter sudah lengkap. (Laflen
and Flanagan, 2013)

3. Peralatan dan Metode

Peralatan yang akan digunakan untuk


menunjang pelaksanaan penelitian ini
sampai pada tahapan penulisan laporan
terdiri atas perangkat keras dan perangkat
lunak. Penelitian ini menggunakan 1 (satu)
unit Notebook sebagai perangkat keras Gambar 1. Lokasi penenitian
pengolah data dan penulisan laporan.
Perangkat lunak yang digunakan pada Metodologi penelitian yang dilakukan secara
penelitian ini sebagai berikut : garis besar dijelaskan sebagai berikut:
4

1. Persiapan dengan mengacu pada format penulisan


Tahapan persiapan dimulai dengan baku yang ditetapkan oleh Program Studi
mempelajari bahan- bahan kepustakaan, Magister Teknik Geomatika Universitas
yang relevan yang sesuai dengan masalah Gadjah Mada, dan dikonsultasikan secara
intensif oleh dosen pembimbing yang telah
erosi, sedimentasi dan prinsip dasar ditunjuk. Diskusi dilakukan untuk membuat
GeoWePP. Berbagai sumber penelitian- penyempurnaan laporan akhir penelitian
penelitian, jurnal artikel, buku dan agar menjadi data maupun informasi yang
peraturan- peraturan juga dijadikan sebagai ilmiah dan berguna bagi semua pihak
acuan dan pertimbangan dalam persiapan
penelitian ini.
2. Pengumpulan data 4. Hasil dan Pembahasan
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan
data informasi spasial (peta). Tahapan ........................................................................
pengumpulan data dengan .....
mempertimbangkan parameter model
matematik.. Data yang akan dikumpulkan
diantaranya data kuantitatif berupa data
curah hujan harian serta suhu maksimum 5. Kesimpulan
dan minimum. Selanjutnya data geospasial
dari beberapa karakteristik penyusun setiap ........................................................................
parameter kemudian diidentifikasi data ......
geospasial apa saja yang akan dikumpulkan
diantarnya data geospasial setiap parameter
iklim, topografi, vegetasi dan tanah. Untuk 6. Daftar Pustaka
data kualitatif yaitu berupa data pengelolaan
lahan oleh dinas terkait ataupun masyarakat
sekitar wilayah studi. Flanagan, D. C. et al. (1995) ‘Chapter 01.
3. Pelaksanaan Overview of the WEPP erosion prediction
Setelah kegiatan pengumpulan data spasial model’, Water erosion prediction, (July), pp. 1–
maupun data pendukung lainnya selesai 12. Available at:
dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah
tahap pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan http://scholar.google.com/scholar?
semua data dikonversikan ke dalam database hl=en&btnG=Search&q=intitle:Overview+of+th
dan format ASCII atau txt sesuai ketentuan. e+WEPP+erosion+prediction+model.#0.
Kemudian dilakukan pengolahan pada
software untuk kemudian dilakukan Laflen, J. M. and Flanagan, D. C. (2013) ‘The
pemodelan prediksi dari parameter berupa
data dasar yang diperlukan topografi, iklim, development of U. S. soil erosion prediction and
tanah dan praktik pengelolaan lahan modeling’, International Soil and Water
4. Pelaporan Conservation Research. Elsevier Masson SAS,
Tahap ini melakukan analisis dan 1(2), pp. 1–11. doi: 10.1016/S2095-
pembahasan dari hasil tahap sebelumnya 6339(15)30034-4.
yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan
data dan tahap pengolahan data. Seluruh
pelaksanaan penelitian dari awal hingga De Mello, C. R. et al. (2016) ‘Agricultural
kesimpulan disusun dalam bentuk laporan watershed modeling: A review for hydrology
5

and soil erosion processes’, Ciencia e


Agrotecnologia, 40(1), pp. 7–25. doi:
10.1590/S1413-70542016000100001.

You might also like