You are on page 1of 7

a) Evolusi basisdata

File systems = Tidak ada model basisdata, OSnya adalah file sisitem itu sendiri, flat filenya
mendeskripsikan sample text, tidak ada struktur serta data diletakkan pada file itu sendiri.
Hierarchical = strukturnya seperti pohon, hubungannya seperti anak dan orangtua, jika tabel
orangtua dihapus, otomatis tabel anaknya juga terhapus, hungannya satu ke banyak.
Network = memperbaiki kelemahan yang ada pada hierarchical, satu tabel dapat memiliki banyak
orangtua, hubungannya banyak ke banyak.
Relational = Tujuan dari relational masih mengacu dari struktur hierarchical, masing2 tabel
langsung dapat diakses, dapat memasukkan kata kuncu untuk menemukan data. Sistemnya satu
paket.
Object = memberikan solusi struktur 3D, menampilan informasi sesuai SQL, ketika mencari satu
record, atribut semua record akan tampil.
Object Relational= Model database objek berkinerja sangat buruk ketika mengambil lebih dari
satu item data tunggal. Model database relasional, di sisi lain, berisi catatan data dalam tabel di
dua dimensi. Model basis data relasional disesuaikan untuk pengambilan kelompok data, tetapi
juga dapat digunakan untuk mengakses item data unik dengan cukup efisien. Model database
objek-relasional diciptakan sebagai jawaban atas kemampuan yang saling bertentangan dari
model database relasional dan objek
2. a. Tujuan spasial indexing adalah mempercepat proses pencarian data spasial (SQL) dengan
mengorganisir ruang dan obyek sehingga mempermudah dalam pencarian.
b. struktur data spasial mencoba untuk menjaga atau memelihara berbasis proximity (jarak)
kedekatan dengan mengimplementasikan data yang dekata pada ruang yang sama misalnya:
 mengelompokkan obyek yang sama dalam satu grup
 ide pokok pengindekan adalah menggunakan perkiraan
 ada 2 tipe perkiraan:
continuous approximity contoh bounding box
grid approximity lebih teratur

c. Konsep MBR (minimum bounding rectangle) adalah dengan membuat kotak yang di dalamnya
berisikan sekelompok titik2
Perhatikan bahwa kita hanya perlu dua poin untuk menggambarkan MBR, biasanya kita menggunakan
kiri bawah, dan kanan atas.
Clustering Points mengelompokkan kelompok datapointsinto ke MBRsdapat juga menangani segmen-
garis, persegi panjang, poligon, selain poin

3. Replikasi basis data adalah proses pembuatan salinan, atau replika, basis data adat ke satu atau lebih
komputer tambahan yang mungkin terletak di situs yang berbeda.
anyak organisasi memerlukan penggunaan sistem basis data yang direplikasi untuk mendukung
kebutuhan bisnis mereka:
Untuk meningkatkan kinerja sistem dengan memungkinkan pengguna di kantor satelit untuk
menggunakan replika lokal dari database daripada berkomunikasi secara langsung dengan server database
pusat.
Untuk meningkatkan ketersediaan basis data dengan memastikan bahwa data selalu dapat diakses ketika
server basis data dimatikan, misalnya, untuk pemeliharaan sistem.
* Idealnya, replikasi database harus "transparan" kepada pengguna, artinya mereka dapat menggunakan
replika seolah-olah itu adalah database master.
* Dalam praktiknya, bagaimanapun, replikasi transparan tidak mudah untuk dilaksanakan karena relatif
sulit untuk menjaga database master dan replika disinkronkan.
* Lingkungan replikasi database memerlukan server database master dan juga semua server replikasi
harus dijalankan untuk "melakukan" transaksi pada semua sistem secara bersamaan.
* Transaksi akan gagal jika salah satu dari sistem tidak tersedia pada contoh tertentu dari komitmen
transaksi.
* Berbagai metode telah diusulkan untuk mengatasi masalah ini, tetapi tidak ada satupun dari metode ini
yang tampaknya sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip transaksi basis data

Sinkronisasi basis data adalah proses membangun konsistensi data antara dua atau lebih basis data,
secara otomatis menyalin perubahan bolak-balik. Harmonisasi data dari waktu ke waktu harus dilakukan
terus menerus. Menarik data dari database sumber (master) ke tujuan (budak) adalah kasus yang paling
sepele.

CATATAN: Sinkronisasi berfungsi pada dasar batasan Kunci Utama. Struktur dbs harus mengandung
Kunci Utama atau indeks Unik atau Utama, bukan komposit.

3. Keamanan merupakan suatu proteksi terhadap pengrusakan data dan pemakaian data oleh pemakai
yang tidak punya kewenangan.
• Untuk menjaga keamanan Basis Data dgn :
• Penentuan perangkat lunak Data Base Server yang handal.
• Pemberian Otoritas kepada user mana saja yang berhak
mengakses, serta memanipulasi data-data yang ada.

Terkait erat dengan penyimpanan dan manipulasi basis data adalah konsep dan metode keamanan basis
data dan batasan integritas yang dirancang untuk melindungi data di dalam basis data agar tidak rusak,
dikompromikan, ditata ulang. * Dalam konteks manajemen basis data, keamanan mengacu pada semua
aturan dan ukuran yang diberlakukan untuk melindungi database terhadap penggunaan yang tidak sah,
dan / atau modifikasi atau penghancuran konten basis data. Sistem basis data modern biasanya
menyediakan dua bentuk keamanan data: 1.Keamanan diskresioner, juga dikenal sebagai hak istimewa,
mengontrol kemampuan pengguna untuk mengakses file data, catatan, atau bidang tertentu dalam mode
tertentu (misalnya hanya baca, baca-tulis). 2. Keamanan wajib, mengklasifikasikan pengguna dan data ke
dalam tingkat keamanan yang berbeda, dan kemudian mengimplementasikan langkah-langkah keamanan
yang sesuai untuk memungkinkan pengguna dalam tingkat keamanan tertentu untuk mengakses data pada
tingkat yang mereka boleh akses

Meskipun kendala integritas database juga dirancang untuk melindungi database, mereka adalah konsep
yang berbeda dan teknik yang berbeda digunakan untuk implementasi mereka.
* Alih-alih melindungi data dari akses yang tidak sah dan kerusakan fisik, kendala integritas diterapkan
dalam sistem basis data untuk melindungi "nilai" tidak berwujud data dengan menjaga keakuratan,
kebenaran, dan validitasnya.
Kendala integritas database ditegakkan dengan menerapkan aturan tertentu, yang disebut aturan bisnis,
yang mengatur struktur dan penggunaan data dalam database.
* Karena keakuratan, kebenaran, dan validitas data harus dipertahankan sejak saat dibuat, maka perlu
untuk menerapkan batasan integritas bahkan sebelum data dimasukkan ke dalam basis data.
* Oleh karena itu, kendala integritas selalu diidentifikasi selama proses modelling data dan, sebagai
akibatnya, mereka membentuk bagian integral dari skema database dan harus ditegakkan selama proses
pengumpulan data.
Aturan bisnis spesifik untuk aplikasi. Ini menyiratkan bahwa sistem database yang berbeda cenderung
memiliki kendala integritas yang berbeda, dan mungkin unik. * Namun, ada kendala yang umum untuk
semua database. Ini termasuk

1.Domain kendala, yang menentukan jenis nilai data seperti angka, karakter atau string, Boolean, tanggal
dan waktu, dan yang ditentukan pengguna.

2.Key dan kendala hubungan, yang mengatur penggunaan entitas kunci asprimary, sekunder dan asing
dalam tabel data.

3. Kendala integritas Atlantik, yaitu aturan tertulis yang menyatakan apa yang diizinkan dan tidak
diizinkan dalam struktur data dan manajemen data.

Transaksi basis data adalah proses yang lebih rumit daripada permintaan basis data karena kebutuhan
untuk menangani kemungkinan konflik yang disebabkan oleh transaksi bersamaan (yaitu, ketika dua atau
lebih pengguna mengakses sistem basis data dan berusaha mengubah nilai yang sama pada saat yang
sama).
* Untuk menghindari kemungkinan konflik antara pengguna yang bersamaan, transaksi basis data
dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip berikut:
a. Atomicity, yang berarti bahwa semua transaksi dieksekusi atau tidak ada (yaitu, transaksi tidak pernah
dapat diselesaikan hanya sebagian).
b.Pelestarian konsistensi, yang berarti bahwa data dalam basis data tetap, sebelum dan setelah transaksi,
dalam "keadaan konsisten" seperti yang ditentukan oleh skema basis data dan kendala serta aturan
integritas lainnya yang diterapkan pada basis data.
c.Isolation, yang mensyaratkan hasil transaksi simultan menjadi independen satu sama lain.
d.Kekuatan atau keabadian, yang berarti bahwa setelah penyelesaian transaksi, hasilnya dapat dan selalu
akan dilacak bahkan jika sistem gagal atau crash.

4. Back-up : proses secara periodik untuk mebuat duplikat dari basisdata dan melakukan logging file
(atau program) ke media penyimpanan eksternal.
• Recovery : merupakan upaya uantuk mengembalikan basis data ke keadaaan yang dianggap benar
setelah terjadinya suatu kegagalan
5. a. Secara spesifik keuntungan standarisasi database spasial antara lain:
 Quality assurance and control, merupakan standarisasi untuk memastikan konsistensi data baik
dari proses pemodelan, pengumpulan, managemen, aplikasi, dan presentasinya. Hal tersebut
membantu menjaga kualitas SDLC dari database (lihat chapter 8)
 Accountability in spatial design and implementation, merupakan standar yang menjadi tolok ukur
terkait kualitas data dan pemrosesan yang mampu dihitung dan diukur.
 Accessibility and interoperability, merupakan kemampuan data memberikan informasi yang dapat
diakses oleh user serta dapat memanfaatkan data spasial didalam sistem database pada lokasi yang
berbeda untuk menhindari duplikasi data.
 Best practice in spatial data management, merupakan standar dokumen yang menjadi informasi
umum dari data spasial dengan struktur yang sistematis dan komprehensif untuk menghindari
kehilangan informasi ketika proses pertukaran informasi antara supplier dan end users.
 Equal opportunity for all spatial data suppliers and users, standar yang berkembang untuk dapat
mengembangan data secara partisipatif atau konsesus, hal ini berguna untuk menghindari dominasi
dalam suatu pasar.
 Technological innovations, standar yang sejak dahulu telah berkembang untuk mengenali dan
memberi kode terhadap teknologi yang dipakai untuk memantau status quo pada aplikasi dan
praktis. Membantu memastikan bahwa metode pengumpulan, pengelolaan, dan penerapan data
spasial mengikuti perkembangan teknologi di cabang TI lainnya.
 Synergy and scale of economies in the use of spatial data, Standardisasi untuk membantu
meminimalkan variasi di antara set data yang berbeda dalam domain aplikasi yang sama,
menurunkan biaya interoperasi antara sistem yang berbeda, meningkatkan jumlah orang dan
aplikasi yang dapat berinteraksi satu sama lain, mengurangi kebutuhan konversi data dan
terjemahan, dan untuk bertukar informasi dan menciptakan skala ekonomi yang lebih besar dalam
menyediakan layanan.

b. Pentingnya Metadata
 Keseragaman Kumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data mengikuti suatu standard deskripsi metadata tertentu akan menghasilkan
kualitas dataset yang konsisten dan kualitas yang dapat diprediksi meskipun lokasi, waktu, dan
pengumpul data berbeda-beda. Aplikasi metadata dalam pengumpulan data berguna untuk proyek
database yang melibatkan banyak pihak di lokasi yang berbeda-beda dan mencakup beberapa tahun.
 Manajemen Data
Saat ini, manajemen data merupakan salah satu tugas yang sangat penting. Suatu organisasi tidak hanya
bertanggung jawab untuk mengumpulkan data secara cepat dengan volume data yang lebih besar, tetapi
juga perlu melakukan analisis data dengan menggunakan suatu perangkat tertentu untuk jenis yang lebih
besar yang berguna dalam pengambilan keputusan baik untuk internal maupun eksternal. Diperlukan
manajemen terhadap informasi dalam suatu metadata yang memungkinkan data managers dan database
administrator untuk mengelola data sebagai asset perusahaan. Metadata dapat membantu suatu organisasi
untuk investasi data sebagai asset dengan menjaga inegritas, memfasilitasi pertukaran, dan penjualan data
ke pengguna eksternal. Metadata yang tidak terdokumentasi dengan baik dan tidak up to date dapat
menghambat manajemen data. Sementara itu, metadata yang terdokumentasi dengan baik akan
memudahkan dalam pengelolaan sumber daya data yang besar dan kompleks.
 Penggunaan Data
Pada masa lalu, suatu pengumpul data juga merupakan pengguna data yang. Meningkatnya penggunaan
data spasial menyebaban pemisahan antara pengumpul data dari pengguna data. Dengan adanya
komersialisasi data spasial, maka muncul nilai tambah (value-added). Informasi metadata yang sesuai
standard memungkinkan mereka yang tidak terlibat dalam pengumpulan dan produksi data untuk
melakukan evaluasi kesesuaian data.
 Pemahaman Data
Data spasial merupakan abstraksi dunia nyata dengan generalisasi dan mungkin mengandung kesalahan
selama pengumpulan dan pemrosesan data. Metadata memfasilitasi pengguna untuk menjamin kualitas
data dengan memberikan informasi terkait asumsi dan Batasan yang mempengaruhi saat pengumpulan
dan pemrosesan data.Hal ini berguna bagi pengguna utamanya untuk memastikan aspek teknis dari
dataset.
 Berbagi Data
Untuk membantu pengguna dalam melakukan pencarian data spasial, metadata secara umum
menggunakan kosakata yang terkontrol dan memberikan konteks kata. Hal ini dapat menyediakan lebih
banyak ruang untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dengan tingkat kepresisian yang tinggi dan
pemanggilan ulang data secara lebih cepat.
 Pengarsipan dan Penyimpanan Data
Berkembangnya data warehouse juga meningkatkan minat dalam pengarsipan dan meningkatkan nilai
legacy data. Metadata menyediakan informasi yang diperlukan pengguna untuk menggabungkan data
spasial dari berbagai sumber dan dikumpulkan pada titik yang berbeda dan dapat menjadi acuan bagi
pengguna dalam pengambilan keputusan dan perencanaan tingkat tinggi. Metadata menyediakan sarana
untuk memvalidasi kualitas data lama. Hal ini karena data lama memiliki peranan penting dalam
penyimpanan data dan data mining. Perkembangan spatial warehouse dan penggunaan metadata untuk
mining of legacy data akan didiskusikan pada Bab 6.

6. Berbagi pakai adalah transfer DG atau IG antara dua atau lebih institusi. Ada banyak bentuk cara
berbagi pakai DG, diawali dari berbagi metadata (informasi tentang data), berbagi pakai layer DG
secara tersendiri, sampai berbagi pakai DG secara lengkap dari suatu basisdata. Ketika sebuah
institusi membagikan metadata maka memperlihatkan bahwa di institusi tersebut tersedia DG dan IG.
Hal tersebut merupakan langkah penting dalam proses berbagi pakai data DG dan IG antar institusi.
Berbagi pakai data dapat dari satu pihak kepada pihak lain, antara dua pihak, melibatkan beberapa
pihak, atau hanya sekedar merilis data secara terbuka kepada publik untuk memungkinkan data
tersebut dapat di akses dan digunakan oleh pihak lain. Prinsip‐prinsip dalam berbagi pakai data
geospasial (modifikasi GeoConnections, 2012).
 Sederhana, Aturan dan mekanisme dalam berbagi pakai data harus mudah dipahami dan
dirancang untuk dipatuhi serta berbiaya murah atau tidak memerlukan biaya.
 Tidak eksklusif, Secara umum, akses ke DG dan IG harus disediakan untuk seluas‐luasnya bagi
seluruh pengguna. Pengaturan dalam berbagi pakai DG harus terstruktur agar tidak
mengecualikan beberapa pihak karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan yang rinci dari
domain DG, kurang pahamnya penggunaan data dan teknologi yang terkait, serta
ketidakmampuannya untuk membayar.
 Wajar, Berbagi pakai DG dan IG harus dilakukan dengan persyaratan yang adil bagi semua pihak.
Istilah dalam perjanjian harus mengakui keunggulan dari kesepakatan dalam berbagi pakai DG
dan IG antara kedua pihak, yaitu penyedia DG dan IG serta pengguna DG dan IG, termasuk juga
manfaatnya bagi pihak ketiga, jika penyedia DG dan IG mendistribusikannya kepada berbagai
pihak.
 Tidak diskriminasi, Persyaratan harus diperluas secara adil kepada semua pihak untuk keperluan
yang serupa dari DG dan IG yang diperoleh. Penyedia DG dan IG harus konsisten dalam
pengaturan berbagi pakai data, sehingga penggunaan DG dan G dapat membandingkannya,
jangan sampai terjadi beberapa pengguna DG dan IG tidak dapat menerima manfaat karena DG
dan IG tidak tersedia bagi pengguna lain.
 Pengakuan dan penyebutan Pengguna DG bersama harus mengakui dan menyebut sumber data
jika menyebarkan dan/atau memadukan data dalam produk IG mereka. Ketika mendistribusikan
DG bersama atau produk yang berasal dari DG bersama, penerima harus dengan jelas
menyebutkan semua sumber DG asalnya. Hal ini dapat dicapai dengan cara
mendokumentasikan sumber data dalam metadata. Tersedianya metadata yang lengkap pada
setiap data yang ditukargunakan dan dipadukan akan memperjelas asal‐usul DG secara
berurutan dan lengkap sehingga akan membantu pengguna DG berikutnya dalam membuat
produk data/informasi turunan berikutnya.
 Transparansi, Informasi tentang pengaturan dalam berbagi pakai data dan persyaratan standar
lisensi harus dibagi kepada para pemangku kepentingan dan khalayak umum. Institusi harus
menunjukkan komitmen sepenuhnya untuk melakukan tukar guna DG secara terbuka dan
bersikap proaktif dalam mengkomunikasikan kebijakan berbagi pakai data mereka serta
menjadikan akses data kepada pengguna potensial dapat dilakukan.
 Ketepatan, Pengguna DG dan IG harus diberikan akses ke data yang dapat dibagi pakai dalam
waktu sesingkat mungkin. Perjanjian dan lisensi tentang penggunaan DG dan IG harus
dinegosiasikan dan diterbitkan secara cepat dan efisien. Penggunaan, persyaratan dan standar
disederhanakan untuk membantu proses, sertaakses data tidak ditunda lebih dari yang
diperlukan sehinggapengguna DG dan IG dapat melakukan kontrol kualitas dengan efektif.

You might also like