You are on page 1of 10

Perspektif Vol. 14 No. 2 /Des 2015.

Hlm 125 - 133


ISSN: 1412-8004

MANFAAT KENAF (Hibiscus cannabinus L.) DALAM PENYERAPAN


KARBONDIOKSIDA (CO2)
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Benefits in Carbon Dioxide (CO 2) Sequestration

BUDI SANTOSO, ARINI HIDAYATI JAMIL, dan MOCH. MACHFUD


Balai PenelitianTanaman Pemanis dan Serat
Indonesian Sweetener and Fiber Crops Research Institute
Jalan Raya Karangploso Km 4 PO Box 199 Malang, Indonesia
E-mail: b_santoso111@yahoo.com

Diterima: 03 Juli 2015; Direvisi: 30 September 2015; Disetujui: 10 Oktober 2015

ABSTRAK ABSTRACT

Kenaf merupakan tanaman penghasil serat alam yang Kenaf is a natural fiber crop that have a lot of
memiliki banyak produk diversifikasi dengan nilai diversified products with high economic value and
ekonomi tinggi dan ramah lingkungan. Kontribusi environmental functions. Kenaf contribution to the
kenaf terhadap lingkungan juga dikenal melalui environment is also known through a high ability to
kemampuannya yang tinggi dalam menyerap absorb carbon dioxide. Carbon dioxide (CO2) gas is the
karbondioksida. Karbondioksida (CO2) adalah gas main anthropogenic contributor to the greenhouse
penyumbang efek rumah kaca utama yang effect. Carbon sequestration by plants became one of
sebagiannya dihasilkan secara antropogenik. the most important steps to greenhouse gases
Penyimpanan karbon oleh tanaman menjadi salah satu mitigation. The high absorption of carbon dioxide by
langkah paling penting dalam mitigasi gas rumah
kenaf affected by the high photosynthetic rate,
kaca. Tingginya absorbsi karbondioksida oleh kenaf
although kenaf belongs to the group of C3 plants.
dipengaruhi oleh laju fotosintesis yang tinggi,
Kenaf photosynthetic rate supported by high RuBP
meskipun kenaf termasuk dalam tumbuhan C3. Laju
carboxilase activity, high stomatal conductance, and
fotosintesis kenaf didukung oleh aktivitas RuBP
karboksilase, konduktansi stomata, dan hasil biomasa high plant biomass production. Kenaf photosynthetic
tanaman yang tinggi. Laju fotosintesis kenaf mencapai rate reaches 3-8 times higher than trees and other C3
3-8 kali lebih tinggi dibandingkan pohon dan tanaman plants. Based on biomass produced, kenaf ready for
C3 lainnya. Berdasarkan biomasa yang dihasilkan, harvest on 4-5 months plant age saved 2,9-12,1 tonnes
kenaf siap panen umur 4-5 bulan menyimpan 2,9-12,1 C/ha or absorb 21-89 tonnes CO 2/ha/year depending on
ton C/ha atau menyerap 21-89 ton CO2/ha/tahun the agronomic management and environmental
tergantung pada manajemen agronomi dan kondisi conditions. Nowadays, land area of kenaf in Indonesia
lingkungannya. Dengan luas lahan kenaf di Indonesia is approximately 3000 ha, therefore the absorption of
saat ini kurang lebih 3000 ha, maka serapan CO2 per CO 2 reaches about 63-267 million tonnes/year. As well
tahun mencapai 63-267 ribu ton. Selain sebagai as carbon sink in long time, some kenaf diversified
penyimpan karbon dalam waktu lama, beberapa products such as car interior and automobile
produk diversifikasi kenaf seperti interior dan components, sound absorber, and pulp and paper also
komponen mobil, peredam suara, serta pulp dan kertas contribute to reducing CO 2 emissions through savings
juga turut berkontribusi mengurangi emisi CO 2 of energy and decreasing deforestation rate and other
melalui penghematan energi, serta mengurangi laju harmful gas emissions. Development of kenaf
deforestasi dan emisi gas berbahaya lainnya. plantation is expected to help the Indonesian
Pengembangan kenaf diharapkan mampu membantu government in an effort to reducing greenhouse gas
pemerintah Indonesia dalam upaya menurunkan emisi
emissions as well as providing the raw materials of
gas rumah kaca serta menyediakan bahan baku serat
natural fiber for environmentally friendly industrial
alam untuk kebutuhan industri yang ramah
raw materials.
lingkungan.

Keywords : Hibiscus cannabinus L., carbon dioxide


Kata kunci: Kenaf, absorbsi karbondioksida
sequestration

Manfaat Kenaf dalam Penyerapan Karbondioksida (CO2) (BUDI SANTOSO et al.) 125
PENDAHULUAN Konsentrasi karbondioksida pada tahun 2013 di
atmosfer mencapai 396,0 ± 0,1 ppm, meningkat
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) merupakan sebesar 2,9 ppm dari tahun 2012. Peningkatan
salah satu tanaman penghasil serat alam tersebut merupakan peningkatan terbesar dari
terpenting di dunia. Tanaman ini berasal dari tahun ke tahun sejak 1984 dan sebesar 142%
Afrika dan banyak dibudidayakan di negara- dibanding pada zaman pra industri tahun 1750
negara berkembang. Kenaf mampu tumbuh pada (WMO, 2014).
berbagai lingkungan mulai dari lahan bonorowo Penyebab besarnya peningkatan karbon-
(lahan yang menjadi rawa saat musim hujan) dioksida adalah karena emisi karbondioksida
hingga lahan kering dengan sedikit perawatan. bersumber dari sektor-sektor yang tergolong sulit
Serat kenaf memiliki produk diversifikasi yang dikurangi laju pertumbuhan emisinya (Junaedi,
sangat banyak dan bernilai ekonomis tinggi (Saba 2008). Sumber-sumber penting emisi karbon-
et al., 2015; Sudjindro, 2012). Selain itu, kenaf juga dioksida antropogenik diantaranya pembukaan
dikenal sebagai tanaman ramah lingkungan lahan gambut (Widyati, 2011), alih fungsi tata
karena kemampuannya sebagai agensia guna lahan kehutanan, serta konsumsi bahan
bioremediasi (Wong et al., 2013; Shamsudin et al., bakar fosil untuk industri, transportasi, dan
2015), fitoremediasi (Yan, 2005; Bada dan Raji, rumah tangga yang cenderung semakin
2010; Meera dan Aqamuthu, 2012; Arbaoui et al., meningkat seiring pertumbuhan penduduk
2013), dan mampu menyerap karbondioksida (Junaedi, 2008). Sementara sumber emisi alami
dalam jumlah besar (Lam et al., 2003). karbondioksida antara lain respirasi organisme
Salah satu masalah lingkungan penting yang daratan dan perairan, baik autotrof maupun
dihadapi dunia saat ini adalah terjadinya heterotrof, dan aktivitas gunung berapi (Muňoz
pemanasan global yang disebabkan oleh efek et al., 2010) yang berperan dalam siklus karbon.
rumah kaca. Efek rumah kaca (green house effect) Diperkirakan organisme autotrof maupun
yang disebabkan oleh gas rumah kaca secara heterotrof masing-masing melepaskan 60 Pg
alami diperlukan untuk menghangatkan C/tahun (1 Pg = 1015 g) ke atmosfer (Reay dan
permukaan bumi dan mendukung kelangsungan Grace, 2007 dalam Muňoz et al., 2010)
kehidupan di dalamnya. Tanpa efek rumah kaca, Pada tahun 2007, Pemerintah Indonesia
suhu permukaan bumi berada di bawah titik mengeluarkan Rencana Aksi Nasional dalam
beku air. Namun peningkatan konsentrasi gas Menghadapi Perubahan Iklim (RAN-PI) yang
rumah kaca secara berlebihan karena aktivitas mencakup aktivitas adaptasi dan mitigasi.
manusia saat ini, menyebabkan gelombang Selanjutnya pada tahun 2009, Indonesia
pendek dari sinar matahari tidak dapat berkomitmen untuk dapat mengurangi emisi gas
dipantulkan kembali ke angkasa sehingga terjadi rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020 dalam
akumulasi panas di atmosfer bumi (IPCC, 2007). kondisi business as usual (BAU). Sektor pertanian
Akumulasi panas di atmosfer menyebabkan termasuk sektor yang paling rentan terhadap
peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi dampak perubahan iklim sekaligus menjadi
atau biasa disebut pemanasan global yang sektor penting yang dapat menjadi langkah
menyebabkan perubahan iklim di bumi. mitigasinya (DNPI, 2012).
Perubahan iklim mencakup perubahan tekanan, Sektor pertanian khususnya sub sektor
kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi perkebunan menempati posisi yang strategis
matahari yang mencapai bumi, dan tutupan dalam upaya mitigasi karbondioksida. Tanaman
awan (Setyanto, 2013). perkebunan merupakan penyedia bahan baku
Karbondioksida (CO2) adalah salah satu dari industri dan energi terbarukan, sebagai
tiga gas rumah kaca utama penyebab efek rumah komoditas ekspor yang paling banyak
kaca disamping metana (CH4) dan dinitrogen menghasilkan devisa, dan menyerap banyak
oksida (N2O) (KLH, 2010). Karbondioksida tenaga kerja. Di samping itu, tanaman
merupakan gas rumah kaca terpenting yang perkebunan menjadi agen penyerap dan
diemisikan oleh manusia/antropogenik. penyimpan karbon melalui proses fotosintesis

126 Volume 14 Nomor 2, Des 2015 : 125 - 133


a
b
Gambar 1. Hamparan kenaf di lahan bonorowo Lamongan (a) dan lahan kering sub optimal Kalimantan
Timur (b).

yang disimpan dalam biomassa tanaman dan atmosfer. Sementara bagi tanaman, CO2 diserap
karbon dalam tanah. Kenaf merupakan salah satu dan digunakan dalam reaksi fotosintesis sebagai
tanaman perkebunan yang mampu menyerap sumber karbon untuk kemudian disimpan dalam
karbondioksida dalam jumlah besar karena biomassa tanaman. Penyerapan karbon oleh
mempunyai laju fotosintesis tinggi (Lam et al., tanaman merupakan salah satu langkah penting
2003). dalam mitigasi gas rumah kaca terutama CO2.
Kenaf banyak dibudidayakan di lahan Kenaf merupakan tanaman C3 namun dengan
bonorowo (Gambar 1). Luas areal pertanaman laju asimilasi karbondioksida yang sangat tinggi
kenaf di Indonesia pernah mencapai 26.000 ha sehingga merupakan tanaman yang sangat
pada tahun 1986 karena adanya program potensial sebagai agensia penyimpan karbon
ISKARA dari pemerintah. Seiring dengan (carbon sink) dalam jumlah besar.
berakhirnya program dan semakin baiknya Tanaman C3 mengikat CO2 menggunakan
drainase di lahan bonorowo, luas lahan kenaf enzim RuBP (Ribulose-1,5-bisphosphate)
sekarang kurang lebih hanya 3000 ha yang karboksilase/oksigenase (Rubisco) yang juga
tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, mengikat O2 ketika konsentrasi CO2 rendah
dan Kalimantan. Pengembangan kenaf saat ini (Bueckert, 2013). Pada kondisi CO2 tinggi,
diarahkan pada lahan sub optimal di Jawa,
tanaman C3 akan lebih banyak mengikat CO2
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi karena telah
dari pada O2 dan berfotosintesis lebih baik
terdapat varietas-varietas unggul yang
dibanding tanaman C4. Sedangkan pada kondisi
mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap
optimum, efisiensi fotosintesis tanaman C4 lebih
genangan, kekeringan, maupun pH rendah
tinggi dan mampu menghasilkan biomasa lebih
(Sudjindro, 2012). Produksi serat kenaf di lahan
banyak dari tanaman C3 pada umumnya
bonorowo mencapai 3,0-3,5 ton/ha, sementara di
(Salisbury dan Ross, 1995). Namun tidak semua
lahan kering 2,5-3,0 ton/ha pada umur panen 4-5
bulan. tanaman C3 lebih inferior dari pada tanaman C4,
Tulisan ini bertujuan memberikan informasi salah satunya adalah kenaf (Araki et al., 2012)
potensi kontribusi kenaf dalam upaya mitigasi seperti disajikan pada Tabel 1.
pencemaran lingkungan terutama gas Tabel 1 menunjukkan bahwa laju fotosintesis
karbondioksida dan pengembangan produk kenaf paling tinggi diantara tanaman serat C3
diversifikasi kenaf yang ramah lingkungan. lainnya dan tidak inferior dibanding tanaman C4.
Laju fotosintesis kenaf hampir setara dengan
PENYERAPAN KARBONDIOKSIDA (CO2) tanaman jagung dan tebu, sementara dibanding
OLEH KENAF tanaman serat lainnya, laju fotosintesis kenaf
paling tinggi. Sifat tersebut didukung oleh
Karbondioksida (CO2) merupakan gas beberapa karakteristik fisiologis pendukung
penyumbang sebagian besar efek rumah kaca di fotosintesis kenaf. Selain itu, manajemen

Manfaat Kenaf dalam Penyerapan Karbondioksida (CO2) (BUDI SANTOSO et al,) 127
Tabel 1. Perbandingan laju fotosintesis daun tunggal kenaf, tanaman serat lainnya, dan tanaman C4
Laju Fotosintesis Daun Tunggal
Jenis
Tanaman µmol kg CO2/ha/jam Sumber
Tanaman
CO2/m /detik
2

Kenaf C3 37,75 - Cosentino et al. (2004)


- 40 Reddy dan Das (2000)
Tebu C4 37,7 - Zhao et al. (2013)
Jagung C4 20-40 - Salisbury dan Ross (1995)
Kedelai C3 25 - Da Matta et al. (2001)
Jute C3 8,98 - Sengupta dan Palit (2004)
28,62 - Islam et al. (2014)
Okra C3 - 24,6 Reddy dan Das (2000)
Rosella C3 5 - Mohamed et al. (2015)
Kapas C3 31.8 - Da Matta et al. (2001)
Agave CAM 0,6-2,4 - Salisbury dan Ross (1995)
americana

lingkungan juga turut berpengaruh terhadap laju baik, laju fotosintesis kenaf mencapai 37,75 µmol
fotosintesis. CO2/m2/detik. Sementara suhu daun berkorelasi
Reddy dan Das (2000) membandingkan laju negatif dengan laju fotosintesis. Kenaf juga
fotosintesis kenaf dan okra (Abelmoschus merupakan tanaman yang toleran terhadap
esculentus L.) yang masih dalam satu famili genangan. Pada kondisi tergenang dan tahap
Malvaceae. Berdasarkan penelitian tersebut, laju pemulihan, laju pertukaran CO2 dan konduktansi
fotosintesis kenaf sebesar 40 kg CO2/ha/jam stomata kenaf tetap tinggi (Araki et al., 2012).
sementara okra sebesar 24,6 kg CO2/ha/jam. Berdasarkan penelitian Abdul-Hamid et al.
Kenaf diketahui memiliki aktivitas RuBP (2009), dosis pemupukan kenaf diketahui
karboksilase lebih tinggi dan RuBP oksigenase mempengaruhi absorbsi karbondioksida. Dosis
lebih rendah dari pada okra. Selain itu, kenaf pemupukan mampu mempengaruhi laju
menghasilkan biomassa lebih besar dari pada fotosintesis, efisiensi penggunaan air,
okra dan terdapat korelasi positif antara konduktansi stomata, dan transpirasi tanaman.
biomassa dan laju fotosintesis. Nilai keempat kondisi tersebut berkorelasi positif
Laju fotosintesis yang tinggi pada kenaf juga dengan dosis pemupukan NPK. Namun dosis
didukung oleh konduktansi stomata yang tinggi pemupukan juga perlu diperhatikan sesuai
(Mai dan Kubota, 2009; Reddy dan Das, 2000). kebutuhan tanaman karena pupuk yang
Konduktansi stomata yang tinggi diasumsikan berlebihan, terutama nitrogen, justru akan
dapat menyerap CO2 dari atmosfer lebih tinggi mencemari lingkungan.
dan mengurangi aktivitas oksigenase (Reddy dan Jumlah karbondioksida yang diserap oleh
Das, 2000). Apabila tanaman kekurangan air dan tanaman per satuan waktu dan luas yang
suhu daun meningkat maka stomata akan lebih dipublikasi oleh para peneliti berbeda-beda.
banyak menutup sehingga mengakibatkan Perbedaan jumlah tersebut terjadi karena adanya
pengikatan CO2 dan laju fotosintesis menurun. perbedaan manajemen agronomi dan lingkungan
Penelitian Cosentino et al. (2004) menunjukkan penelitian, seperti suhu udara, intensitas cahaya,
bahwa terdapat korelasi positif antara banyaknya suplai air, ketersediaan nutrisi, kelembaban,
air yang diberikan dengan laju fotosintesis kenaf. angin, varietas, kerapatan tanaman, jenis tanah
Pemberian air 100%, 50%, 25%, dan hanya pada (Scordia et al., 2013), dan karakteristik tanaman
saat persemaian menghasilkan laju fotosintesis (Lam et al., 2003).
berturut-turut sebesar 28,4; 21,3; 17,8; dan 15,5 Dibanding tanaman kayu C3 lainnya, kenaf
µmol CO2/m2/detik. Pada kondisi pengairan yang memiliki laju fotosintesis yang sangat tinggi

128 Volume 14 Nomor 2, Des 2015 : 125 - 133


Tabel 2. Perbandingan laju fotosintesis daun tunggal kenaf dan tanaman kayu tegakan kelompok C3
Laju Fotosintesis Daun Tunggal
Tanaman Sumber
(µmol CO2/m2/detik)
Kenaf (H. cannabinus) 37,75 Cosentino et al. (2004)
Jati (T. grandis) 8,0 Saravanan (2014)
Mahoni (S. macrophylla) 12 Azevedo dan Marenco (2012)
Akasia (A. mangium dan A. auriculiformis) 9,55-12,4 Combalicer et al. (2012)
Akasia (A. crassicarpa) 3,12-13,19 Awang et al. (1998)
Eukaliptus (E. pellita) 21,62 Bristow (2008)

seperti terlihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, kenaf dapat dihitung sebesar 10,6-44,4
laju fotosintesis kenaf dapat mencapai 12 kali ton/ha/musim atau 21-89 ton CO2/ha/tahun. Jika
lebih tinggi jika dibanding A. crassicarpa, 4 kali luas lahan kenaf di Indonesia saat ini 3000 ha,
pohon jati, dan 1,7 kali Eukaliptus. Menurut maka sumbangan serapan CO2 kenaf mencapai
Martino (2012), kenaf mengabsorbsi CO2 3-8 kali 63-267 ribu ton/tahun. Pendapat lain menyatakan
lebih tinggi dari pada pohon. Pohon akasia bahwa kenaf menyerap kurang lebih 1,5 ton CO2
(Acacia mangium dan A. crassicarpa) dan eukaliptus untuk menghasilkan 1 ton berat kering kenaf
merupakan tanaman berkayu yang biasa yang berarti 30-40 ton CO2 per hektar per musim
digunakan dalam pembuatan pulp dan kertas di kenaf (IJSG, 2012). Sementara Martino (2012)
Indonesia. Saat ini serat kenaf mendapat menyatakan satu hektar kenaf dapat menyerap
perhatian untuk menggantikan serat kayu hampir 20 ton CO2 per musim.
sebagai bahan baku pulp (Mosello et al., 2010).
Dari aspek penyerapan CO2, kenaf jauh lebih MANFAAT KENAF SEBAGAI AGENSIA
unggul dari akasia dan eukaliptus karena MITIGASI KARBONDIOKSIDA
memiliki laju fotosintesis lebih tinggi dan umur
panen jauh lebih pendek. Akasia dan eukaliptus Indonesia akan terus membangun dan
dapat dipanen setelah 5-7 tahun sementara kenaf diperkirakan total emisi gas rumah kaca
hanya 4-5 bulan. mencapai 2,95 Gt CO2e (CO2 equivalent) (1 Gt = 109
Menurut Hardjana (2014), perhitungan ton) pada tahun 2020 pada kondisi BAU. Untuk
kemampuan tanaman dalam menyerap CO2 juga mencapai target pengurangan emisi 26% hingga
dapat diperoleh melalui konversi kandungan 48%, pemerintah telah mencanangkan beberapa
karbon (C) dalam biomassa tanaman dengan skenario mitigasi pada berbagai sektor,
rumus : diantaranya sektor energi, industri, kehutanan,
WCO2 = Wtc x 3,67 gambut, pertanian, dan limbah (KLH, 2010).
Ket. : WCO2 : Banyaknya CO2 yang diserap (ton) Kenaf dapat menjadi alternatif yang mudah,
Wtc : Berat total karbon tegakan/pohon murah, dan menguntungkan di Indonesia dalam
per tahun ukur (ton/ha) upaya mitigasi gas rumah kaca terutama
3,67 : Angka ekivalen/konversi unsur karbondioksida. Karbon yang telah diserap oleh
karbon (C) ke CO2 kenaf sebagian akan tersimpan dalam serat kenaf.
Serat kenaf yang diubah menjadi produk akan
Dalam satu musim, kenaf mampu menyimpan karbon (C sink) tersebut selama
menghasilkan 20-50 ton/ha biomassa basah atau bertahun-tahun sampai produk tidak dipakai dan
6-25 ton/ha biomassa kering. Jika kandungan C terdekomposisi. Akar di tanah tersimpan sebagai
tanaman kenaf sebesar 48,40% dari biomasa C organik tanah. Batang bagian dalam (core) oleh
keringnya (Saidur et al., 2011), maka berat C petani di Indonesia digunakan sebagai bahan
dalam biomassa kenaf sebesar 2,9-12,1 ton/ha. bakar memasak menggantikan minyak tanah
Oleh karena itu, banyaknya CO2 yang diserap atau LPG. Sementara sebagian C dalam biomasa

Manfaat Kenaf dalam Penyerapan Karbondioksida (CO2) (BUDI SANTOSO et al,) 129
teremisi kembali saat proses retting (penyeratan) biodegradable, berkelanjutan, dan lebih aman
oleh mikroorganisme. bagi manusia. Pengembangan produksi
Kenaf mendapat perhatian kalangan industri peredam suara dengan teknologi moderen
dalam 10 tahun terakhir karena berbagai produk juga dapat membuat proses produksi
diversifikasi yang dihasilkan kenaf. Hal tersebut menggunakan serat alam lebih ekonomis,
menunjukkan bahwa dari segi ekonomi, kenaf ramah lingkungan, dan mempunyai kualitas
memiliki prospek dan peluang cerah di masa yang sama dengan serat sintetik. Proses
depan (Sudjindro, 2012). Input produksi dan produksi menjadi ramah lingkungan karena
budidaya kenaf relatif murah dan mudah. lebih sedikit mengkonsumsi energi, lebih
Kendala utama produksi serat kenaf adalah pada sedikit mengemisikan karbon dan tanpa
saat pasca panen yaitu tingginya biaya tenaga emisi CFC (Arenas dan Crocker, 2010;
kerja untuk tebang, angkut, dan Asdrubali, 2006).
penyeratan/retting serta bau menyengat dari air 3. Mengurangi laju deforestasi
rendaman kenaf. Untuk mengatasi hal tersebut, Sebagai sumber bahan baku selulosa non
selain menghasilkan varietas unggul, sasaran kayu, serat kenaf dapat dibuat pulp dan
penelitian saat ini juga untuk menghasilkan kertas (Mosello et al., 2010) dengan kualitas
teknik retting yang efisien. pulp setara pulp dari kayu pinus, akasia, dan
Serat kenaf telah lama diketahui dan eukaliptus (Sudjindro, 2012). Penggunaan
digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kenaf sebagai bahan baku pulp dan kertas
bernilai ekonomi tinggi dan pengganti serat diharapkan dapat mengurangi penggunaan
sintetik yang dapat diperbaharui. Penggunaan kayu pohon dan laju deforestasi.
serat kenaf menjadikan produk-produk tersebut
Selain produk di atas, masing-masing bagian
ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan
kenaf juga mempunyai produk diversifikasi
manusia. Produk-produk berbahan baku kenaf
lainnya yang juga bernilai ekonomis tinggi, yaitu
secara tidak langsung juga mengurangi emisi gas
(Saba et al., 2015; Sudjindro, 2012):
rumah kaca melalui beberapa mekanisme.
Beberapa mekanisme mitigasi tidak 1. Serat : bioplastik, tali, matras, furniture,
langsung kenaf dalam mengurangi emisi gas kerajinan tangan, kain, pembungkus
karbondioksida dan gas berbahaya lainnya makanan, media produksi jamur, fiber board,
diantaranya : geotekstil, dan bumper mobil.
2. Daun : makanan, minyak esensial, pakan
1. Mengurangi berat komponen kendaraan
ternak, dan pupuk organik
Salah satu produsen mobil menggunakan
3. Biji : minyak goreng, medis
kenaf sebagai bahan campuran pembuatan
4. Core : karbon aktif, bahan konstruksi rumah,
door trim dan seat back mobil. Dengan
minyak esensial, particle board
teknologi tersebut, kendaraan diklaim
5. Biomassa tanaman : bioenergi, bahan bakar
menjadi lebih hemat bahan bakar dan lebih
memasak
rendah emisi CO2 karena door trim dan seat
Sebagai agensia bioremediasi, serat dan
back menjadi 20% lebih ringan (Anonymus,
bubuk kenaf dapat digunakan sebagai penyerap
2012a). Air cleaner case yang juga
(organic absorbent) limbah lilin pada industri
menggunakan bahan baku 40% kenaf
tekstil (Wong et al., 2013) dan penyerap
mampu mengurangi 10% berat air cleaner case
tumpahan minyak di badan air (Shamsudin et al.,
dan mengurangi emisi CO2 hingga 20%
2015). Tanaman kenaf diketahui mampu
(Anonymus, 2012b).
berfungsi sebagai agensia fitoremediasi logam
2. Menghemat energi dan tanpa emisi gas berat antara lain Cd, Zn, Cu, As, dan Fe (Yan,
berbahaya dalam proses produksi suatu 2005; Bada dan Raji, 2010; Meera dan Aqamuthu,
produk peredam suara adalah salah satu 2012; Arbaoui et al., 2013).
produk diversifikasi kenaf. Peredam suara
yang terbuat dari serat alam bersifat KESIMPULAN DAN SARAN

130 Volume 14 Nomor 2, Des 2015 : 125 - 133


In Euronoise. Tampere, Finland 30 may-1 June
Kenaf memiliki laju fotosintesis yang tinggi 2006. p1-10.
sehingga tanaman tersebut dikenal sebagai Awang, K., S. Jamahari, A.A. Zulkifli, and N.A.A.
Shukor. 1998. Growth, marcottability and
penyerap karbondioksida dalam jumlah besar.
photosynthetic rate of Acacia crassicarpa
Serapan CO2 kenaf mencapai 21-89 ton/ha untuk
provenances at Serdang, Malaysia In Recent
setiap tahunnya dengan laju fotosintesis Developments in Acacia Planting,
mencapai 3-8 kali lebih tinggi dibandingkan Proceedings of an international workshop.
pohon pada umumnya. Dengan luas lahan kenaf Hanoi, Vietnam 27-30 October 1997. p299-304.
saat ini 3000 ha, maka kontribusi serapan CO2 Azevedo, G.F.C. and R.A. Marenco. 2012. Growth and
oleh lahan kenaf di Indonesia mencapai 63-267 physiological changes in saplings of
ribu ton/tahun. C dalam serat kenaf yang dibuat Minquartia guianensis and Swietenia
produk akan tersimpan sampai produk tersebut macrophylla during acclimation to full
sunlight. Photosynthetica 50(1) : 86-94.
tidak dipakai dan terdekomposisi. Selain itu,
Bada, B. S. and K. A. Raji. 2010. Phytoremediation
produk diversifikasi kenaf juga ramah
potential of kenaf (Hibiscus cannabinus L.)
lingkungan karena mampu mengurangi grown in different soil textures and cadmium
penggunaan energi dan laju deforestasi serta concentrations. Afr. J. Environ. Sci. Technol.
emisi gas berbahaya lainnya. Pengembangan 4(5) : 250-255.
kenaf diharapkan mampu membantu pemerintah Bristow, M. 2008. Growth of eucalyptus pellita in
Indonesia dalam upaya menurunkan emisi gas mixed species and monoculture plantations.
rumah kaca sekaligus menyediakan bahan baku Theses. Southern Cross University. 120p.
serat alam untuk kebutuhan industri yang ramah Bueckert, R.A. 2013. Photosynthetic carbon fixation and
crops. Prairie Soils & Crops Journal 6 : 64-77.
lingkungan.
Combalicer, M.S., D.K. Lee, S.Y. Woo, J.O. Hyun, Y.D.
Park, Y.K. Lee, E.A. Combalicer, and E.L.
DAFTAR PUSTAKA Tolentino, Jr. 2012. Physiological characteristic
of Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth.,
Abdul-Hamid, H., M.H. Yusoff, N.A. Ab-Shukor, B. Acacia mangium Willd. and Pterocarpus indicus
Zainal, and M.H. Musa. 2009. Effect of Willd. in the La Mesa Watershed and Mt.
different fertilizer application level on growth Makiling, Philippines. Journal of Environ-
and physiology of Hibiscus cannabinus (L.) mental Science and Management (Special
(Kenaf) planted on BRIS soil. Journal of Issue 1-2012):14-28.
Agricultural Science 1(1) : 121-131. Cosentino, S.L., Riggi, E., and D’Agosta, G., 2004. Leaf
Anonymus. 2012a. http://www.toyota-boshoku.com/ photosynthesis in kenaf (Hibiscus cannabinus
global/news/120209.html. [17 Februari 2015]. L.) in response to water stress. In Proceedings
Anonymus. 2012b. http://www.toyota-boshoku.com/ of the 2nd World Biomass Conference. Roma,
global/news/120214.html. [17 Februari 2015]. Italy, 10-14 May. p374-376.
Arbaoui, S., A. Evlard, M. E. W. Mhamdi, B. Da Matta, F.M., R.A. Loos, R. Rodrigues, and R.S.
Campanella, R. Paul, and T. Bettaieb. 2013. Barros. 2001. Actual and potential
Potential of kenaf (Hibiscus cannabinus L.) and photosynthetic rates of tropical crop species.
corn (Zea mays L.) for phytoremediation of R. Bras. Fisiol. Veg. 13(1) : 24-32.
dredging sludge contamined by trace metals. Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). 2012.
Biodegradation 24(4) : 563-567. Direktori dan Informasi Adaptasi Perubahan
Araki, T., M.T.P. Nguyen, and F. Kubota. 2012. Specific Iklim : Informasi, Sinergi dan Efektifitas
feature in photosynthetic response of kenaf Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim di
plant (Hibiscus cannabinus L.) to flooding Indonesia. http://redd-indonesia.org/ images/
stress. Environ. Control. Biol. 50(2) : 127-134. abook_file/Direktori_data_informasi_adaptasi
Arenas, J. P. and M. J. Crocker. 2010. Recent trends in _perubahan_iklim.pdf. [30 Desember 2014].
porous sound-absorbing materials. GHG Protocol. 2011. Global Warming Potentials.
http://www.sandv.com/downloads/1007croc.p http://www.ghgprotocol.org /files/ghgp/tools/
df. [5 Mei 2015]. Global-Warming-Potential-Values.pdf. [1
Asdrubali, F. 2006. Survey on the acoustical properties April 2015].
on new sustainable materials for noise control.

Manfaat Kenaf dalam Penyerapan Karbondioksida (CO2) (BUDI SANTOSO et al,) 131
Hardjana, A.K. 2014. Panduan Pengukuran Karbon Reddy, A.R. and V.S.R. Das. 2000. Photosynthesis and
Tegakan Tanaman Meranti. Balai Besar kinetic characteristic of rubisco in Hibiscus
Penelitian Dipterokarpa. Samarinda. cannabinus L. Indian Journal of Experimental
IJSG (International Jute Study Group). 2012. Jute, Kenaf Biology 38(8) : 841-844.
Other Bast and Hard Fibers: Farm to Fashion. Saba, N., M.T. Paridah, M. Jawaid, K. Abdan, and N.A.
IJSG. Dhaka. 86p. Ibrahim. 2015. Potential utilization of kenaf
IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change). biomass in different applications. In K.R.
2007. Frequently Asked Question 1.3 What is Hakeem et al. (ed) Agricultural Biomass Based
the Greenhouse Effect?. https://www.ipcc.ch/ Potential Materials. Springer International
publications_and_data/ar4/wg1/en/faq-1- Publishing. Switzerland. pp 1-34.
3.html. [29 Februari 2016]. Saidur, R., E.A. Abdelaziz, A. Demirbas, M.S. Hossain,
Islam, M.K., I. Alam, M.S. Khanam, S.Y. Lee, T.R. and S. Mekhilef. 2011. A review on biomass as
Waghmode, and M.R. Huh. 2014. a fuel for boilers. Renewable and Sustainable
Accumulation and tolerance characteristic of Energy Reviews 15 : 2262-2289.
chromium in nine jute varieties (Corcorus spp. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi
and Hibiscus spp.). plant Omics Journal 7(5) : Tumbuhan Jilid 2. Penerjemah D.R. Lukman
392-402. dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung. 173p.
Junaedi, A. 2008. Kontribusi hutan sebagai rosot Saravanan, S. 2014. Gas exchange characteristics in
karbondioksida. Info Hutan 5(1) : 1-7. Tectona grandis L. clones under varying
KLH (Kementerian Lingkungan Hidup). 2010. concentrations of CO2 levels. Journal of Stress
Indonesia Second National Communication Physiology & Biochemistry 10(3) : 122-133.
Under The United Nations Framework Scordia, D., G. Testa., S.L. Cosentino. 2013. Crop
Convention on Climate Change. Jakarta. physiology in relation to agronomic
Lam, T.B.T., K. Hori, and K. Ilyama. 2003. Structural management practices. In A. Monti and E.
characteristic of cell wall of kenaf (Hibiscus Alexopoulou (ed) Kenaf: A Multi-Purpose
cannabinus L.) and fixation of carbon dioxide. Corp for Several Industrial Application,
J. Wood Sci. 49 : 255-261. Green energy and Technology. Springer-
Mai, N.T.P. and F. Kubota. 2009. Specific feature in Verlag. London. pp 17-43.
photosynthetic response of kenaf plant Setyanto, P. 2013. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan
(Hibiscus cannabinus L.) to flooding stress. J. Iklim Sektor Pertanian. Badan Litbang
Sci. Dev. 7(2) : 209-216. Pertanian Kementerian Pertanian.
Martino, J. 2012. Can a single plant solve many of our http://www.deptan.go.id/dpi/admin/pengum
problem?. http://www.collective- uman/PI_Gowa_2013_ Prihasto.pdf. [24
evolution.com/2012/07/11/can-a-single-plant- Februari 2015].
solve-many-of-our-problems/. [13 November Sengupta, G. and P. Palit. 2004. Characterization of a
2014]. lignified secondary phloem fibre-deficient
Meera M. and Aqamuthu P. 2012. Phytoextraction of mutant of jute (Corchorus capsularis). Annals of
As and Fe using Hibiscus cannabinus L. from Botany 93 : 211-220.
soil polluted with landfill leachate. Int. J. Shamsudin, R., H. Abdullah, and S.C. Sinang. 2015.
Phytoremediation 14(2): 186-199. Properties of oil sorbent material produced
Mohamed, B.B., M.B. Sarwar, S. Hassan, B. Rashid, B. from kenaf fiber. International Journal of
Aftab, and T. Husnain. 2015. Tolerance of Environmental Science and Development 6(7):
Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) genotypes to 551-554. http://www.ijesd.org/vol6/655-
drought stress at vegetative stage. CE012.pdf. [5 Mei 2015].
Advancements in Life Sciences 2(2) : 74-82. Sudjindro. 2012. Inovasi varietas unggul kenaf untuk
Mosello, A. A., J. Harun, P. M. Tahir, H. Resalati, R. pemberdayaan lahan sub optimal di
Ibrahim, S. R. F. Shamsi, and A. Z. Indonesia. Orasi Pengukuhan Profesor Riset
Mohmamed. 2010. A review of literatures Bidang Pemuliaan dan Genetika Tanaman.
related of using kenaf for pulp production IAARD Press. Jakarta. 64p.
(beating, fractionation, and recycled fiber). Widyati, E. 2011. Kajian optimasi pengelolaan lahan
Modern Applied Science 4(9) : 21-29. gambut dan isu perubahan iklim. Tekno
Muňoz, C., L. Paulino, C. Monreal, and E. Zagal. 2010. Hutan Tanaman 4(2) : 57-68.
Greenhouse gas (CO2 and N2O) emissions WMO (World Meteorological Organization). 2014. The
from soils: A review. Chilean Journal of State of greenhouse gases in the atmosphere
Agricultural Research 70(3) : 485-497. based on global observation through 2013.

132 Volume 14 Nomor 2, Des 2015 : 125 - 133


Greenhouse Gas Bulletin (10). Yan, W. 2005. Phyotoremediation of soil contaminated
http://www.wmo.int/pages/mediacentre with copper and zinc from pig waste. Thesis.
/press_releases/documents/1002_GHG_Bulleti University Putra Malaysia. 118p.
n.pdf. [24 Februari 2015]. Zhao, D., B. Glaz, and J.C. Comstock. 2013. Sugarcane
Wong, Y. C., S. H. Lim, and N. A. Atiqah. 2013. leaf photosynthesis and growth characters
Remediation of industry wastewater effluent during development of water-deficit stress.
by using kenaf as waxes absorbent. Present Crop Science 53 : 1066-1075.
Environment and Sustainable Development
7(1) : 290-295.

Manfaat Kenaf dalam Penyerapan Karbondioksida (CO2) (BUDI SANTOSO et al,) 133
134 Volume 14 Nomor 2, Des 2015 : 125 - 133

You might also like