You are on page 1of 16

AL-QUR’AN TENTANG ANGIN, PETTIR HALILINTAR

DISUSUN OLEH:
ANDRI GUNAWAN(0701183201)
DINDA MAYANG SARI(0701181081)
MHD FAHRI PRATOMO(0701182093)

DITUJUKAN UNTUK DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH AL-QUR’AN


BAPAK YUDARWIN, S.HI, M.HI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Al-Qur’an mengenai Angin, Petir dan Halilintar.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya yang tetap istiqamah menjalankan ajarannya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Mata
Kuliah Al-Qur’an yang diberikan oleh dosen pengampuh, serta untuk menambah wawasan
serta memperluas ilmu pengetahuan mengenai Angin, Petir dan Halilintar.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan
kekhilafan. Maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Makalah untuk tugas dikemudian hari. Dan tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang ikut serta dalam membantu menyelesaikan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa universitas negri sumatera
medan

Medan,18 juni 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di
sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Angin merupakan sesuatu yang datang dari sisi allah mengikuti perintahnya,
adakalanya angin itu datang dengan membawa rahmat seperti angin yang datang dengan
membawa awan yang berisikan hujan. Dan adakalanya pula angin itu datang dengan membawa
azab seperti yang disebutkan dalam firman-nya mengenai kisa kaum Ad’
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biaasanya muncul pada musim hujan
dimana langit muncul kilatan cahaya sasaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang
beberapa saat kemudian disusul degan suara menggelegar sering disebut guruh atau geledek .
Perbedaan waktu kemunculan ini disebebkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan
kecepatan cahaya. Cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil/299.338 kilometer perdetik) bila
dibandingkan suara 7000 / 1.26 kilometer per ja,.bervariasi tergantung
temperatur.(kelembapan dan tekanan udara. Sehingga suara gemuuruh biasanya terdengar
beberapa saat setelah kalian terlihat.
BAB II
AL-QUR’AN TENTANG ANGIN, PETIR DAN HALILINTAR

2.1 Angin Menurut Pandangan Ilmiah


1. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak (berpindah) dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan lebih rendah1 atau dari daerah yang memiliki suhu/temperatur rendah ke
wilayah bersuhu tinggi. Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan perbedaan tekanan udara,
dan mengakibatkan udara terus-menerus mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila
terjadi perbedaan di antara pusat tekanan (yakni suhu atmosfer) terlalu tinggi, arus udara (yakni
angin) menjadi sangat kuat
2. Faktor terjadinya Angin Faktor
Faktor terjadinya Angin Faktor terjadinya angin ada 4 tahap diantaranya :
a. Gradien barometris Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang
jaraknya 111 km. makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

b. Letak tempat Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari pada yang jauh dari
garis khatulistiwa.

c. Tinggi tempat Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi,
gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar.
Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.

d. Waktu Di siang hari angin bergerak lebih cepat dari pada malam hari.5 Salah satu faktor
penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan yang timbul karena adanya
perbedaan suhu udara. Kuat atau lemahnya hembusan angin ditentukan oleh besarnya
kelandaian tekanan udara atau dengan kata lain kecepatan angin sebanding dengan kelandaian
tekanan udaranya. Disamping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh faktor-faktor
lain seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek .Semakin besar perbedaan tekanan udara
maka semakin besar pula kecepatan angin berhembus.
2.2 Angin Menurut Al-Qur’an
1. Pengertian Angin
Di dalam al-Qur‟an, angin disebut dengan kata rīḥ dalam bentuk mufrad dan riyāḥ dalam
bentuk jamak. Terulang di dalam al-Qur‟an sebanyak 29 kali yang tersebar di dalam 26 surah,
21 surah Makiyyah dan 5 surah Madaniyyah. Kata rīḥ dalam bentuk tunggal terulang dalam al-
Qur‟an sebanyak 19 kali sedangkan kata riyāḥ terulang dalam al-Qur‟an sebanyak 10 kali.3

Dalam bahasa Arab, secara kebahasaan, kata rīḥ diartikan sebagai udara yang berhembus segar
(nasim alhawa’), udara yang bergerak (al-hawa’ iza taharrakat), dan karunia dan kekuatan (ar-
rahmah wal-quwwah). Berkaitan dengan pengertian kata ini sebagai kekuatan atau salah satu
sumber energi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, rīḥ ṭayyibah (angin yang baik dalam Qs.
Yunus:22 sepintas lalu bagaikan hanya berbicara tentang perahu yang masih menggunakan
layar dan memerlukan angin untuk menggerakkannya. Tetapi sebenarnya, kata rīḥ juga
digunakan untuk makna kekuatan atau energi seperti firman Allah dalam QS. Al-Anfāl:46

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Angin merupakan sesuatu yang datang dari sisi allah mengikuti perintahnya, adakalanya angin
itu datang dengan membawa rahmat seperti angin yang datang dengan membawa awan yang
berisikan hujan. Dan adakalanya pula angin itu datang dengan membawa azab seperti yang
disebutkan dalam firman-nya mengenai kisa kaum Ad’

Peran besar angin ini telah berhasil diungkap oleh penelitian-penelitian ilmiah modern, bahkan
sudah dikatakan oleh ayat-ayat al-Qur’ān 14 abad silam, jauh sebelum ilmu geologi dan
meteorologi menyingkapnya. Salah satu ayat yang membahas tentang angin ialah surah Al-
Rum ayat 48:

‫اب ِب ِه‬
َ ‫ص‬َ َ ‫سفًا فَت ََرى ْال َودْقَ َي ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ََل ِل ِه ۖ فَإِذَا أ‬
َ ‫ْف َيشَا ُء َو َيجْ َعلُهُ ِك‬
َ ‫اء َكي‬ ُ ‫س‬
‫طهُ ِفي ال ه‬
ِ ‫س َم‬ ُ ‫س َحابًا فَ َي ْب‬َ ‫ير‬ ِ ‫َّللاُ الهذِي ي ُْر ِس ُل‬
ُ ‫الر َيا َح فَت ُ ِث‬ ‫ه‬
َ‫َم ْن يَشَا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه إِذَا ُه ْم يَ ْستَ ْب ِش ُرون‬

“Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal,
lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya
kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki, mereka langsung gembira.”
Surat Al-Baqarah Ayat 164

‫اء‬
ِ ‫س َم‬
‫َّللاُ ِمنَ ال ه‬ َ ‫ار َو ْالفُ ْل ِك اله ِتي تَجْ ِري فِي ْالبَحْ ِر بِ َما يَ ْنفَ ُع النه‬
‫اس َو َما أ َ ْنزَ َل ه‬ ِ ‫ف الله ْي ِل َوالنه َه‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ‫ق ال ه‬ ِ ‫إِ هن فِي خ َْل‬
ٍ ‫ض ََليَا‬
‫ت‬ ِ ‫اء َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫س َم‬ َ ‫ب ْال ُم‬
‫س هخ ِر بَيْنَ ال ه‬ ِ ‫س َحا‬ ‫الريَاحِ َوال ه‬
ِ ‫يف‬ ِ ‫ص ِر‬ ْ َ ‫ث ِفي َها ِم ْن ُك ِل دَابه ٍة َوت‬ ‫ض َب ْعدَ َم ْو ِت َها َوبَ ه‬ َ ‫ِم ْن َماءٍ فَأَحْ يَا بِ ِه ْاْل َ ْر‬
َ‫ِلقَ ْو ٍم يَ ْع ِقلُون‬

‘’ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan
dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.’’

Surah al a’raaf Ayat 57

‫ت فَأ َ ْنزَ ْلنَا بِ ِه ْال َما َء فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِ ِه ِم ْن ُك ِل‬ٍ ‫س ْقنَاهُ ِلبَلَ ٍد َم ِي‬
ُ ‫س َحابًا ثِقَ ًاًل‬ ْ ‫ي َرحْ َمتِ ِه ۖ َحت ه ٰى ِإذَا أَقَله‬
َ ‫ت‬ ِ ‫َوه َُو الهذِي ي ُْر ِس ُل‬
ْ َ‫الريَا َح بُ ْش ًرا َبيْنَ يَد‬
َ‫ت ۚ َك ٰذَلِكَ نُ ْخ ِر ُج ْال َم ْوت َٰى َل َع هل ُك ْم تَذَ هك ُرون‬ِ ‫الث ه َم َرا‬

‘’Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan
dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran’’.

Ada juga hadist yang berhubungan dengan angin

Jangan mencaci Angin

“Angin merupakan sesuatu yang datang dari sisi allah, datang dengan membawa rahmat dan
terkadang datang dengan membawa azab. Karena itu apabila kalian merasakan kedatangan
janganlah kalian mencacinya, tetapi mintalah kepada allah kebaikan yang dibawanya, dan
berlindunglah kepadanya dari keburukan yang dibawanya.’’ (H.R Bukhari melalui Abu
Hurairah r.a).

2. Macam-macam Angin dalam al-Qur‟an


Macam-macam Angin dalam al-Qur‟an Dilihat dari kekuatan dan kecepatannya Penyebutan
kata angin (rīḥ/riyāḥ) dalam al-Qur‟an ada beberapa macam sebagai berikut:
a. Ar-riyāḥ as-sākinah (angin tenang atau reda) Gerakan angin jenis ini sangat tenang sehingga
asap yang keluar dari cerobong pabrik tetap tegak jika bertemu dengan angin jenis ini, karena
kekuatannya hanya 0-1 km/jam. Oleh karena itu, angin jenis ini tidak membuat riakriak
dipermukaan air dan tidak dapat menggerakkan perahu/kapal layar, laut pun tetap tenang dan
kapal-kapal pun tetap bergeming. Sebagaimana firman Allah dalam surah asy-Syura:33

“jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, Maka jadilah kapal-kapal itu terhenti
di permukaan laut”

b. Ar-riyāḥ aṭ-ṭayyibah (angin baik/sedang) Kecepatan dan kekuatan angin jenis ini berkisar
antara 1,6 sampai dengan 40 km/jam. Jenis angin ini dapat membuat daun-daun, ranting-
ranting, dan dahan-dahan bergerak. Pada batasan kecepatan maksimalnya (40km/ jam), angin
jenis ini dapat menggerakkan pohon-pohon sehingga kapal layar dapat bergerak yang
menimbulkan rasa senang dan gembira manusia sebagaimana firman Allah swt.

“sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa
orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira
karenanya” (Qs. Yūnus : 22)

c. Ar-riyāḥ asy-syadīdah (angin keras/ribut) Kecepatan dan kekuatan angin ini berkisar antara
40-50 km/jam yang dapat mematahkan dahan-dahan pepohonan dan mengeluarkan suara angin
seperti siul. Angin jenis ini menimbulkan ombak besar di lautan yang membuat cemas mereka
yang sedang berada di dalam bahtera. Allah swt berfirman:

“tiba-tiba datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru
menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya)” (Qs. Yunus:22)

d. Ar-riyāḥ al-ḥāṣiba (angin badai) Angin ini bergerak dengan kecepatan mencapai 80 km/jam
sehingga membuat tumbang pohon-pohon, batu-batu kerikil beterbangan dan sulit untuk
melawan arah saat kita berjalan. Allah swt berfirman:

“Maka Apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian
daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil”
(Qs. Al-Isrā:68)

e. Aṣ-ṣarṣar (angin badai hebat) Angin badai ini bergerak dengan kecepatan yang mencapai 90
km/jam yang dapat menghancurkan pohonpohon besar sehingga dampak yang ditimbulkannya
lebih hebat dari pada angin badai sebelumnya, dan disertai dengan suara gemuruh yang
menakutkan. Allah swt berfirman:

“Maka Kami meniupkan angin yang Amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang
sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam
kehidupan dunia” (Qs. Fuṣṣilat : 16)

f. Al-qāṣifah (angin badai super hebat) Angin badai ini bergerak dengan kecepatan yang
mencapai 100 km/jam yang dapat menghancurkan rumahrumah dan menenggelamkan kapal-
kapal yang telah berlayar. Sebagaimana firman Allah swt:

“ Atau Apakah kamu merasa aman dari dikembalikanNya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia
meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu”
(Qs. Ai-Isrā : 69)

g. Aṣ-ṣarṣar al-‘atiyah (angin topan) Angin topan ini memiliki kekuatan kecepatan bergerak
sampai 120 km/jam yang dapat meluluhlantakkan kota dan membunuh penduduknya
sebagaimana terjadi pada kaum „Ad. Allah swt berfirman:

“Adapun kaum 'Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi
Amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan
seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)”. (Qs. Al-Hāqqah:68)

h. Al-a‘āṣir (angin topan hebat) Angin yang dahsyat ini memiliki kekuatan destruktif karena
bisa berlangsung selama beberapa minggu dan memiliki tiga cirri: kekuatan angin bisa
mencapai 500 km/jam, disertai curah hujan yang amat lebat, dan ombak laut menggunung dan
menghantam pantai. Dalam kondisi tertentu, angin topan jenis ini memiliki belalai seperti
halnya tornado dan dapat membakar benda-benda yang mengenainya.12 Inilah yang
diisyaratkan al-Qur‟an dalam surat al-Baqarah: 266

“Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah” (Qs.
AlBaqarah:266)

3. Pandangan Ahli Mufasir tentang Angin

Pandangan Ahli Mufasir tentang Angin Kata riyāḥ sendiri adalah bentuk jamak dari kata rīḥ.
Disebut demikian karena terkadang angin ini membawa ruh bersamanya. Menurut para ulama,
dalam menafsirkan kata rīḥ dan riyāḥ memiliki arti yang sama namun memiliki perbedaan
kontasi. Kata rīḥ dalam bentuk mufrad memiliki konotasi yang negative sedangkan kata riyāḥ
dalam bentuk jamak memiliki makna positif.

Dalam hal ini tidak ada perbedaan dari beberapa mufasir, ketika menafsirkan kata rīḥ dan riyāḥ.
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, tafsir Ibnu Katsir dalam memaknai kata rīḥ dan riyāḥ
adalah angin yang membawa malapetaka dan angin yang memberi kemanfaatan. Seperti dalam
Qs. Al-Isrā:69

“Atau Apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia
meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu.
dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) kami.”

Pada ayat ini rīḥ dimaknai sebagai angin topan yang memporak-porandakan segala sesuatu
dan menenggelamkan bahtera.17 Sedangkan dalam Qs. Al-Hijr:22 kata riyāḥ dalam ayat ini
angin berfungsi untuk mengawinkan partikel-partikel sehingga menurunkan hujan,
mengawinkan pohon-pohon dan tumbuhtumbuhan sehingga terbuka daun-daun dan bunga-
bunganya. 18 Menurut al-Maraghi, dalam tafsirnya ia menafsirkan kata riyāḥ Qs. Ar-Rūm:48
pada ayat tersebut dimaknai angin, angin yang berfungsi untuk menggerakkan awan sehingga
akan mengakibatkan hujan turun. Juga memaknai kata rīḥ adalah angin yang panas dan angin
yang menimbulkan awan. Qs. Ar-Rūm:51

kata rīḥ dalam ayat ini dimaknai angin panas, angin yang akan merusak tumbuhan sehingga
menjadi kering dan layu. Hal ini diperkuatkan oleh Syaikh Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya,
tafsir al- Qurthubi memaknai kata rīḥ dan riyāḥ adalah angin yang membawa bencana dan
angin yang membawa rahmat. Imam al-Qurthubi dalam menafsirkan ‫ الرياح‬ar-riyāḥ dalam
QS. Ar-rūm : 46

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai
pembawa berita gembira”

“Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang
membinasakan,”(Qs. Qs. Adzdzariyat :41)

Menurut al-Qurthubi pada ayat pertama melukiskan rahmat Allah SWT yaitu sebagai pembawa
kabar berita gembira, maka kata tersebut menggunakan bentuk jamak. Sedangkan pada ayat
kedua melukiskan azab Allah SWT yaitu pembinasaan kaum „Aad, maka kata tersebut
menggunakan bentuk tunggal. 21 Para ulama mengatakan anginlah yang menggerakkan udara
terkadang berhembus lemah lembut dan terkadang berhembus dengan keras. Jika gerakan
udara dimulai dari depan arah kiblat menuju ke belakang, maka angin ini dinamakan angin
timur. Dan jika gerakan udara dimulai dari belakang arah kiblat menuju ke depan, maka angin
ini dinamakan dengan angin barat. Jika gerakan udara dimulai dari samping kanan arah kiblat
menuju ke arah kiri, maka angin ini dinamakan dengan angin selatan. Jika gerakan udara
dimulai dari samping kiri arah kiblat menuju ke samping kanan, maka angin ini dinamakan
angin utara. Setiap angin memiliki ciri khas tersendiri, dan manfaatnya pun tergantung dengan
ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing angin tersebut. Yaitu angin timur biasanya panas
dan kering, angin barat biasanya dingin dan lembab, sedangkan angin selatan biasanya panas
dan lembab, dan angin utara biasanya dingin dan kering. Perbedaan ciri khasnya seperti
perbedaan musim pada setiap tahunnya, hal ini karena Allah SWT telah menjadikan setiap
tahunnya ada empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.

2.3 Petir dan Halilintar


1. Pengertian Petir dan Hallilintar Menurut ilmu Sains
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biaasanya muncul pada musim hujan dimana langit
muncul kilatan cahaya sasaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat
kemudian disusul degan suara menggelegar sering disebut guruh atau geledek . Perbedaan
waktu kemunculan ini disebebkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan
cahaya. Cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil/299.338 kilometer perdetik) bila
dibandingkan suara 7000 / 1.26 kilometer per ja,.bervariasi tergantung
temperatur.(kelembapan dan tekanan udara. Sehingga suara gemuuruh biasanya terdengar
beberapa saat setelah kalian terlihat.

Petir merupakan gejala alam yang kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasasa,
dimana lempeng pertama adalah awan(bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng
kedua adalah bumi(dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah
lempeng pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat(energy storager) .
petir juga dapat dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu bermuatan negatif dan awan
lain
nya bermuatan positif .

2. Pandangan Ilmuwan Mengenai Petir dan Halilintar


Para ilmuwan modern sudah banyak meneliti tentang kedahsyatan kilatan cahaya yang
dihasilkan petir. Petir bagaikan kapasitor raksasa, lempeng pertama adalah awan yang beradu
dengan lempeng kedua adalah bumi. Menurut ilmuwan, petir juga dapat terjadi dari awan ke
awan (intercloud), yaitu ketika salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan
positif. Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan
lainnya.

Surat An-Nur Ayat 43

‫اء ِم ْن ِجبَا ٍل فِي َها ِم ْن‬ ‫ف بَ ْينَهُ ث ُ هم يَجْ عَلُهُ ُركَا ًما فَت ََرى ْال َودْقَ يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ََل ِل ِه َويُن َِز ُل ِمنَ ال ه‬
ِ ‫س َم‬ ُ ‫س َحابًا ث ُ هم ي َُؤ ِل‬ ‫أَلَ ْم ت ََر أ َ هن ه‬
َ ‫َّللاَ ي ُْز ِجي‬
‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫بِ ْاْل َ ْب‬ ُ‫يَذْهَب‬ ‫بَ ْرقِ ِه‬ ‫َسنَا‬ ُ ‫يَكَاد‬ ۖ ‫يَشَا ُء‬ ‫َم ْن‬ ‫َع ْن‬ ُ‫ص ِرفُه‬
ْ َ‫َوي‬ ‫يَشَا ُء‬ ‫َم ْن‬ ‫بِ ِه‬ ِ ‫فَي‬
ُ‫ُصيب‬ ‫بَ َر ٍد‬

Terjemah Arti: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-
butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-
Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan”.

Alquran juga memaparkan bagaimana Allah SWT menggerakkan awan sebagai pemicu
terjadinya petir.

“Kedahsyatan petir juga dimaknai umat Islam sebagai bentuk tasbih dari para malaikat penjaga
langit. Sebagaimana disebut dalam Alquran,

‫شدِيدُ ْال ِم َحا ِل‬ ‫ُصيبُ ِب َها َم ْن يَشَا ُء َو ُه ْم يُ َجا ِدلُونَ فِي ه‬
َ ‫َّللاِ َوه َُو‬ ‫الر ْعد ُ ِب َح ْم ِد ِه َو ْال َم ََلئِ َكةُ ِم ْن ِخيفَتِ ِه َوي ُْر ِس ُل ال ه‬
ِ ‫ص َواعِقَ فَي‬ ‫س ِب ُح ه‬
َ ُ‫َوي‬

"Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya."
(QS ar-Ra'd [13]: 13).

3. Terjadinya Petir dan Halilintar

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan
lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus-menerus secara teratur,
dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif
akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan matan positif berkumpul
pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial atara awan dan bumi cukup besar, maka akan
terjadi pembuangan muatan negatif(elektron) dari awan kebumi dan sebaliknya untuk
mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang di lalui elektron
adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi
ledakan suara . petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada saat keadaan tersebut
udara mengandung kadarair yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih
mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan bermuatan positif, maka petir juga
bisa terkadi antara awan yang berbeda muatan. (1)

Ada tiga istilah untuk kilatan petirdan geledek yaitu ar ro’du,ash showa’iq dan al barq.
Ar ro’du adalah istilah untuk suara petir atau geledek. Sedangkan ash showa’iq dan al barq
adalah istilah untuk kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya
suara petir.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengaatakan , “Dalam hadis marfu’ (sampai kepada
Nabi shallallahu’alaihiawa sallam, pen) pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya tentang ar ro’du , lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab,

“Ar ro’du aadalah malaikat yang diberi tugas menguurus awan dan bersamanya pengoyak
dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah .”

Disebutkan dalam Makarimil Akhlaq milik Al Khoro-ithi, ‘Ali pernah ditanya


mengenai ar ro’du . Beliau menjawab, “Ar ro’ du adalah malaikat. Beliau ditanya pula
mengenai al barq. Beliau menjawab , “Al barq (kilatan petir) itu adalah pengoyak
ditangannya.” Dan dalam riwayat kain dari Ali juga,” Al barq itu adalah pengoyak dari besii
ditangannya”.”

Kemudian syaikul islam ibnu tamiyah mengatakan lagi , “ Ar ro’du adalah mashdar
(kata kerja yang di bendakan) berasal dari kata ra’ada, yar’udu ro’dan (yang berarti gemuruh
,pen). ... Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakan
(menggetarkan awan , lalu memindahkan dari satu tempat ketempat lainnya. Dan setiap
gerakan di alam inibaik yang diatas(langit,,pen)maupun di bawah (bumi,pen) adalah dari
malaikat. Suara manuasia dihasilkan dari gerakan bibir,lisan gigi,lidah, dan tenggorokan. Dari
situ,manusia bisa bertasbih kepada rabbnya, bisa mengajak kepada kebaikan dan melarang dari
kemungkaran. Oleh karena itu, ar ro’du(suara gemuruh)adalah ssuara yang membentak awan.
Dan al barq (ikatan petir) adalah kilauan air atau kilauan cahaya ,, “

‫أ َو ك َ صَ ي ِ ب ِم َن ال س َّ َم ا ِء ف ِ ي هِ ظ ُ ل ُ َم ات َو َر ع د َو ب َ ر ق ي َ ج ع َ ل ُ و َن أ َ صَ ا ب ِ ع َ هُ م ف ِ ي‬

ِ ‫ح ذ َ َر ال َم و‬
‫ت ۚ َو ّللاَّ ُ ُم ِح يط ب ِ ال ك َا ف ِ ِر ي َن‬ ِ ‫آ ذ َ ا ن ِ ِه م ِم َن ال صَّ َو ا‬
َ ِ‫ع ق‬

Arti: Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh
dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,
sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. .” (QS. Al-Baqarah:19)

Ketika menafsirkan surat al Baqarah ayat 19, As Syuthi mengatakan bahwa ar ra’du
adalah malaikat yang ditugaskan mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa ar ro’du
adalah suara maalaikat. Sedangkan al baarq (kilaan petir) adalah ikatan cahaya dari cambuk
malaikat untuk menggiring mendung.

Kesimpulan :

Ar ro’du kadang dimaknakan dengan malaikat yang di tugaskan mengatur awan. Ada pula yang
berpendpat bahwa ar ro’du(geledek) adalah suara malaikat. Sedangkan al barq atau ash
showaa’iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan menggiring mendung
.

Karena apa yang di perbuat oleh malaikat ini termasuk ranah ghoib, maka kewajiban kita
hanyalah mengimaninya saja, dan tidak boleh mengingkari.

Firman allah tentang petir.

Artinya:

“Tidaklah kamu melihat bahwa allah menggerakan awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya,kemudian menjadikannya bertidih-tindih ,maka kelihatan olehmu hujan
keluar dari cela-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu)
dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka ditimpakannya(butiran-
butiran) es itu kepada siapa yang di kehendaki-nya dan di palingkan-Nya dari siapa yang
dikehendakinya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. an-
Nur[24]:43)
Do’a Ketika Mendengar Petir

“ALLAHUMMA LAA TAQTULNAA BIGHADHABIKA WA LAA TUHLIKNAA


BI’ADZAABIKA WA ‘AAFINAA QABLA DZAALIK” (Ya allah,janganlah engkau bunuh
kami dengan kemarahanmu ,dan janganlah engkau binasakan kami dengan adzabmu dan
ampunilah kami sebelum itu). Abu Isa berkata ; hadits ini adalah hadits gharib, kami tidak
mengetahuinya kecuali dari jalur ini. “ (Hadits Tirmidzi Nomor 3372)

“Telah menceritakan kepada Malik dan Amir bin Adullah Bin Zuhair, bahwa apabila ia
mendengar petir, ia tinggalkan pembicaraan dan membaca : Maha suci zat yang di tasbihkan
oleh petir dengan memujinya dan malaikat pun bertasbih karena takut kepadanya “, kemudian
berkata : “sesungguhnya ini adalah ancaman yang hebat bagi penduduk bumi.”
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Angin adalah udara yang bergerak (berpindah) dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan lebih rendah1 atau dari daerah yang memiliki suhu/temperatur rendah ke
wilayah bersuhu tinggi

2. Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa,
dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif dan lempeng positif) dan lempeng
kedua adalah bumi (dianggap netral). Petir terjadi karena perbedaan potensial antara awan dan
bumi atau dengan awan lainnya. Sehingga muatan listrik yang berada diawan berpindah ke
awan yang lain-nya. Sebagian keluar,dan sering disebut halilintar,kilat.

3. Halilintar adalah cahaya kilat yang terjadi setelah adanya Petir

3.2. Saran

Angin, Petir dan halilintar adalah salah satu rezki ataupun azab yang diberikan oleh Allah Swt.
Maka dari itukita harus bersyukur atas nikmat yang ytelah diberikan serta memperbanyak amal
ibadah agar tidak terkena azab Allah Swt.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. M. Solahudin Agus,M.Ag. dan Agus Suyadi ,Lc.M.Ag.2009. Ulumul Hadits.


Bandung: Pustaka Setia

Drs. H. M. Kifrawi,MA.2015.Al-Hadits. Medan : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Ahsin Sakho Muhammad.2009.Ensiklopedi Kemukjizatan dalam AlQur’an dan Sunah.


Jakarta:PT. Kharisma Ilmu

Lajnah Pentasihan, Mushaf al-Qur‟an Badan Litbang dan Diklat Depatemen Agama RI.2009.
Tafsir Al-Qur’an Tematik:Pelestarian Lingkungan Hidup.Jakarta: Lajnah Pentasihan
Mushaf al-Qur‟an.

Sahabuddin dkk.2007.Ensiklopedia al-Qur’an:Kajian Kosakata.Jakarta: Lentera Hati

You might also like